Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akrab
Aulia dan Indira terlihat begitu dekat bahkan suasana di meja makan yang biasanya tegang karena Bagas yang tidak suka kalau ada yang berbicara di situ kini tampak mulai berubah, Bagaimana tidak berubah ketika Aulia dan Indira bersatu segala macam kecerewetan dan kebawelan langsung muncul.
Aulia terlihat begitu ingin sekali mencubit kedua pipi Indira yang sangat chubby dan juga menggemaskan baginya sebab selama ini dirinya ingin sekali memiliki anak perempuan kemudian memanggilnya Bunda, tetapi sepertinya harapannya itu harus sirna soalnya suami sementaranya itu menginginkan dirinya harus bisa memiliki anak laki-laki jadi otomatis Kalau hamil pertama anaknya perempuan ya Otomatis dirinya harus hamil lagi.
"Kamu mau makan apa biar Bunda ambilkan, ingat ya kamu itu harus makan yang banyak supaya nanti pipi kamu itu tambah kayak mirip bakpao dan itu pasti sangat menggemaskan? "tanya Aulia sambil tersenyum kepada Indira.
"ya Bunda kok gitu sih? Semua teman-teman di sekolah itu selalu mengejek Dira karena Katanya aku itu doyan makan sampainya badanku sudah seperti truk tronton, Nanti kalau aku disuruh makan banyak lagi ya ampun nanti lama-lama nggak bisa jalan loh? "sungut Indira sambil mengerucutkan bibirnya.
"Wah anak Siapa yang berani-beraninya mengatakan kamu seperti itu nanti sebentar pergi sekolah Bunda yang bakalan mengantarkan kamu supaya bisa melihat anak-anak nakal itu, supaya bisa Bunda marahin karena sudah berani-beraninya memarahi anak Bunda yang paling cantik membahana ini?"tanya Aulia membuat Davina yang dari tadi membiarkan saja interaksi keduanya langsung menghentikan makannya karena merasa tidak percaya jika benar-benar Aulia akan mengantarkan putrinya pergi sekolah.
Padahal selama ini Safira yang merupakan istri kedua dari Bagas jangankan mengurus semua kebutuhan Indira berbicara kepadanya saja tidak pernah wanita itu lakukan, maka dari itu ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Aulia barusan membuat Devina benar-benar merasa tidak percaya dengan apa yang ia dengar maka dari itu ingin sekali dirinya memastikan lagi.
"kamu sedang bercanda kan Dengan mengatakan hal tadi, soalnya tidak mungkin dong Kamu mau mengantarkan anakku dan Mas Bagas ke sekolah? pasti ada niatan tidak relakan di dalamnya jadi lebih baik tidak usah menjanjikan sesuatu yang nantinya membuat Indira yang bakalan kecewa, Aku tahu kamu juga pasti punya kesibukan lain Jadi biarlah aku yang melahirkannya jadi aku yang mengurusnya saja! "tolak Davina membuat Aulia menghembuskan nafasnya kasar karena apa yang ia katakan tadi itu letak kesalahannya di mana sampai-sampai wanita itu mencurigai dirinya yang bukan bukan seperti itu.
"mbak Ini dari tadi mendengarkan apa yang aku katakan atau tidak sih, Memangnya salah kalau aku mengantar Indira ke sekolah? Aku adalah istrinya Bagas meskipun Sebenarnya aku tidak ikhlas juga mengakui semua itu, Jadi otomatis Indira juga merupakan anakku meskipun bukan aku yang melahirkannya!"jelas Aulia yang tidak ingin membuat wanita itu salah paham karena memang selama ia datang di rumah itu setiap orang di dalamnya selalu mencurigai satu dan yang lainnya.
"tapi aku yakin kamu pasti punya kesibukan yang tidak bisa kamu tinggalkan jadi Biarkan saja Nanti dia bakalan pergi dengan sopir seperti biasa ini, Terima kasih karena kamu sudah mau memperhatikannya tetapi aku juga tidak mau merepotkan kamu yang lagi sedang program dengan Mas Bagas!"tolak Davina lagi membuat Aulia Jengah mendengar kata-kata soal program dirinya dan juga Bagas.
"Yaelah Kenapa harus menyebut hal itu di tengah meja makan seperti begini sih, apa dia tidak tahu kalau aku tidak ada niatan buat melakukan program apapun itu dengan pria aneh dan super sombong itu! "gerutu Aulia dalam hati.
"nanti aku tetap bakalan mengantar Indira ke sekolah karena sekalian mau ke rumahnya Abah sama Umi karena kami nanti searah, Jangan berpikiran yang tidak-tidak karena aku adalah Aulia bukan orang lain Jadi kalau selama ini Mbaknya trauma yaitu resikonya Mbak tapi jangan bawa-bawa aku!"tegas Aulia membuat Davina hanya menghela nafasnya kasar.
"jadi Bunda beneran nih mau antar aku ke sekolah terus bakalan menghajar habis orang-orang yang nakal itu, wah aku bakalan tunjukan kepada mereka kalau Bundaku itu superhero yang bisa menyelamatkan aku kapan saja dan juga di mana saja!"ujar Indira yang begitu antusias.
"ya tadi kan Bunda sudah ngomong biarpun ada hujan badai ataupun tsunami Bunda tetap bakalan antar kamu, jadi lebih baik kamu selesaikan sarapan kamu itu masa iya mau libas para lawan tetapi yang ada kamunya malah telat!"ledek Aulia yang tanpa menyadari jika dari tadi Bagas memperhatikan interaksinya dengan anak perempuannya itu membuat pria itu hanya bisa menghela nafasnya kasar karena merasa heran dengan sikap Indira yang biasanya sangat introvert dengan orang baru kini ini Entah mengapa malah terlihat begitu akrab seolah-olah sudah mengenal lama sosok Aulia.
"papa kok malah berdiri saja di situ memangnya belum kenalan ya sama Bunda Aulia, jadi malu-malu seperti itu dan akhirnya tidak mau turun-turun dari tangga Padahal bunda Aulia orangnya baik loh?"tanya Indira yang sebenarnya belum paham hubungan apa antara Bagas dan juga Aulia yang ia Panggil Bunda itu.
karena kemarin Davina hanya menjelaskan kalau Indira bakalan punya Bunda baru, tetapi gadis kecil itu tidak paham Bunda baru itu dalam artian apa. Padahal kalau dia sudah besar pasti paham kalau wanita yang sangat akrab dengannya itu, merupakan orang yang merupakan istri bapaknya dan sekaligus orang yang merebut Papa Dari mamanya itu.
"ah Iya Papa juga mau turun kok ke situ kamu lanjutkan saja sarapannya, Soalnya papa mau ngomong sama tante yang ada di samping kamu itu!"ujar Bagas sambil menunjuk ke arah Aulia membuat Indira mendelik kesal.
"Ih siapa sih yang bilang dia ini tantenya Indira orang dia ini Bunda aku kok, papa itu lain kali jangan salah sebut dong nanti Bunda bakalan kabur dan tidak akan pernah tinggal di sini lagi! "Sungut Indira dengan memasang wajah cemberutnya.
Bagas mengerutkan keningnya ketika mendengar omelan dari Indira itu sebab memang dirinya baru tiba di situ dan belum mendengar kisah awal Aulia dan Indira bertemu, Jadi wajar dong kalau dirinya tidak tahu sebenarnya panggilan apa yang Indira berikan untuk istri ketiganya itu.
"Eh siapa yang menyuruh kamu untuk memarahi suamiku? kamu itu masih kecil harusnya belajar tata krama dong, nanti besar jangan seperti orang-orang yang tidak punya malunya masuk ke dalam kehidupan orang lain!"Safira yang baru muncul di situ langsung pura-pura memarahi Indira Eh tapi jelasnya wanita itu memarahinya sambil sekaligus menyindir Aulia.
Indira yang tiap hari dibentak oleh Safira membuat gadis kecil itu langsung tertunduk Seraya menahan tangisnya membuat Aulia mendadak jadi emosi, tidak masalah Safira tidak menyukai dirinya tetapi jangan membawa anak kecil itu di dalam masalah mereka karena Indira jelas-jelas tidak tahu apapun.
"kamu lebih baik langsung ngomong ke aku saja jangan menyindir anak kecil ini segala dia tidak paham sama sekali apa yang kamu katakan, Lagian Kenapa sih pagi-pagi sudah sensi sekali apa semalam kekurangan jatah atau mungkin tidak dapat jatah?"Aulia sengaja mengatakan hal itu karena dirinya yakin Safira uring-uringan seperti begitu.
Bagas menatap tak percaya ke arah Aulia yang bisa-bisanya bicara sevulgar itu hanya untuk membungkam mulut Safira Agar tidak banyak berbicara lagi, hanya saja dirinya memang sedikit mendukung Apa yang dilakukan oleh Aulia karena melihat sikap istri keduanya itu yang tidak punya sopan santun kepada orang yang ada di dalam rumah.
"Apa maksud kamu mengatakan semua itu? Memangnya kamu pikir aku ingin mendengar semua omong kosong yang kamu katakan itu, aku yakin Mas Bagas pasti tidak ada niatan buat menyentuh wanita yang tidak ada satu level dengannya itu? "tanya Safira begitu percaya diri membuat Aulia ingin sekali tertawa tetapi mengingat ada Indira di situ tidak mungkin dong dirinya membicarakan hal-hal yang berbau dewasa karena Takutnya nanti anak itu bakalan terkontaminasi otaknya seperti Safira.
"Ya sudah terserah dari kamu nanti besok besok aku bakalan merekam apa yang kami lakukan biar kamu puas, tetapi untuk Sekarang aku tidak ingin mengajari anak cantik ini bau-bau kebusukan seperti kamu soalnya sayang wajah semanis ini tapi otaknya sengklek!"ujar Aulia membuat wajah seimut mungkin di hadapan Indira membuat gadis kecil itu yang tadi ketakutan dengan kehadiran Safira langsung tersenyum.
"Wah bundaku memang paling keren buktinya Mami jahat saja sampai nggak bisa ngomong lagi, Mama juga nanti lain kali melawan dong kalau Indira dimarahin seperti tadi!" Pinta Indira membuat Aulia merasa tidak tega.
"Sudah lebih baik kamu lanjutkan makan saja tidak baik mengeluh di saat sedang makan seperti begini, Kamu tahu kan peraturan yang sudah Papa tetapkan kalau saat makan tidak boleh ada pembicaraan apalagi pertengkaran!" perintah Bagas membuat Indira menganggukkan kepalanya.
"Maaf Pah!" Ujar Indira pelan membuat Aulia tidak suka dengan ajaran yang di berikan oleh Bagas itu.
"kamu bisa tidak sama anak kecil sikapnya lebih manis sedikit, lihatkan deh jadi takut dengan sikap kamu itu? "tanya Aulia yang begitu gemas dengan sikap Bagas yang menurutnya hanya Sok cool saja padahal sebenarnya aslinya itu sangat menyebalkan apalagi ketika dirinya mengingat cara pria itu yang begitu sadis.
"eh dia itu bukan suami kamu saja ya melainkan suami kami juga jadi bisa tidak kamu jangan marah-marah kepada dia terus, Memangnya kamu mau menunjukkan kalau kamu itu tidak pernah takut sama suami sendiri dan pikir bahwa kami juga bakalan takut dengan kamu?"tanya Safira tidak terima Entah mengapa wanita itu inginnya bahwa dirinya yang berhak terhadap Bagas.
"kalian ini sebenarnya bisa paham tidak yang sudah aku katakan tadi Kalau tidak usah ada pertengkaran apalagi pembicaraan yang tidak jelas seperti ini saat di meja makan, kalau memang kalian mau berdebat terus lebih baik keluar di Jalan Raya sana Dan lakukanlah aksi kalian sesuka hati yang penting Intinya jangan di rumah ini!"sarkas Bagas kasar membuat Aulia tidak terima dan memilih untuk menarik tangan Indira agar ikut dengannya.
"Ayo Nak Ikut Bunda, karena nanti kamu telat loh ke sekolahnya? "perintah Aulia dan langsung diikuti oleh Indira wanita itu bahkan tidak mempedulikan keberadaan Bagas sama sekali.
Nella yang kebetulan baru bergabung Karena Wanita itu semalam tidurnya tidak nyaman akibat migrain yang ia Derita merasa heran ketika melihat Aulia yang hendak pergi, padahal jelas-jelas wanita itu seharusnya tetap berada di samping Bagas dan tidak perlu harus berada di sampingnya Indira karena anak itu mempunyai mamanya sendiri yang bisa mengaturnya.
"loh pagi-pagi Kamu mau ke mana Sayang? Memangnya kamu sudah sarapan, tidak baik loh pergi dalam keadaan perut lapar seperti begitu?"tanya Nella penasaran.
"kita berdua tadi sudah makan dan juga sudah kenyang dan sekarang lagi sedang tidak ingin menelan makanan soalnya sudah seret di tenggorokan, kalau mama mau makan silakan lanjutkan saja Soalnya kami berdua mau pergi dan aku juga pengen mampir di rumahnya Abah sama Umi!"Bagas yang baru saja menyiapkan makanan ke dalam mulutnya tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Aulia.
"kamu kalau mau pergi kembali ke rumah orang tuamu harusnya minta izin dong sama saya sebagai suami kamu! Bukannya kamu malah bicara kepada orang lain, maksud kamu melakukan hal itu apa ya melakukan semua itu?"tanya Bagas yang benar-benar tidak menyukai sikap Aulia yang sudah seperti seorang istri pembangkang dan tidak pernah menghargai keberadaannya.
"Tadi kan kamu sudah dengar apa yang aku katakan Jadi sepertinya tidak usah mengulanginya lagi kan, lagian apa salahnya sih berkunjung ke rumah orang tuaku kecuali aku pergi ke ujung dunia Ya mungkin kamu bakalan marah?"tanya Aulia yang heran dengan penolakan yang dilakukan oleh Bagas.
"aku tidak keberatan kamu mau berkunjung ke mana saja yang penting intinya harus melalui izin ku dulu karena memang harus itu yang dilakukan seorang istri yaitu menuruti apa yang dikatakan oleh suami, bukan malah kamu menciptakan dunia kamu sendiri seolah-olah sekarang status kamu masih single dan tidak perlu harus mendengarkan perkataan orang lain!"Bagas yang berharap agar Aulia mengerti.
"Aku tahu status aku sudah punya suami dan kamu merupakan suamiku tetapi, Tolong jangan mempermasalahkan hal yang sekecil ini menjadi besar! Aku pergi juga bakalan kembali kok bukan menghilang terus di sana, Jadi jangan merasa khawatir aku juga tidak meminta uang kamu kok!"Aulia sebenarnya paham karena dirinya yang merupakan anak dari seorang pemilik pondok pesantren kemudian latihan bela diri sangat tahu apa itu yang namanya meminta izin dan menghormati seseorang.
Hanya saja Entah mengapa ketika berhadapan dengan Bagas wanita itu seperti kehilangan semangat untuk menghormatinya, maka dari itu Aulia selalu saja memasang wajah ketusnya agar pria itu sadar bahwa dirinya tidak nyaman berada di sampingnya.