Ellen merencanakan misi besar untuk menghancurkan pernikahan Freya dan Draco.
Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PKM BAB 26 - Sisi Gelap
"Kenapa harus susah-susah membuat ramuan, kau bisa bercinta dengan nyata, bukan?" tanya Kerel lagi.
"Aku tidak mau menanggung resiko jika Freya sampai hamil," jawab Draco.
"Lantas selingkuhanmu, bukankah kau melakukannya?"
"Dia sudah memakai suntik kontrasepsi!"
Memang Ellen mengaku sudah melakukan suntik kontrasepsi pada Draco.
Setelah ramuan itu sudah selesai dibuat, Draco memasukkan dalam coat yang dia pakai kemudian dia menuju kamar Freya.
Di dalam kamar, Freya sudah mempersiapkan dirinya. Dia mandi dan memakai parfum yang bisa membuat lelaki tergoda.
Kali ini, dia mempersiapkan diri sendirian karena Agatha maupun pelayan lain tengah sibuk mengurus acara gladiator.
"Kapan Draco datang?" gumam Freya yang sudah gelisah karena Draco tak juga datang ke kamarnya.
Dan tak lama, pintu kamarnya terbuka, Draco menyembul masuk dan berjalan mendekati Freya.
"Drac... akhirnya kau datang juga!" Freya berdiri dan langsung memeluk suaminya.
Draco bergeming, dia hanya diam tanpa membalas pelukan Freya. Sampai istrinya melepas pelukan dan mengajak Draco makan malam yang sudah dia siapkan sedari tadi.
"Makanannya belum terlalu dingin," ucap Freya.
"Kau sepertinya suka sekali makan di dalam kamar," komentar Draco yang akhirnya bersuara.
"Aku selalu makan sendirian di meja makan yang luas itu jadi aku lebih nyaman seperti ini," jelas Freya.
Draco menganggukkan kepalanya. "Aku akan mengikutimu!"
Akhirnya mereka makan malam berdua di kamar Freya, tidak terlalu banyak percakapan karena jika Freya bertanya ini itu, Draco akan menjawabnya singkat jelas padat.
Draco mengeluarkan ramuan yang telah dia buat, saat Freya berdiri membereskan tempat kotor, Draco memasukkan ramuan itu di minuman Freya.
"Kau mau camilan manis?" tanya Freya ketika selesai.
Draco menggeleng, dia menepuk pahanya supaya Freya duduk di sana.
Dengan malu-malu, Freya mendekat dan duduk di paha Draco. Mungkin awalnya memang dia mempunyai tujuan tersembunyi tapi makin ke sini, Freya sudah mulai terbawa suasana.
"Setelah malam ini, berjanjilah kau akan meninggalkan simpananmu," pinta Freya.
"Akan aku pikirkan," balas Draco singkat.
Freya menjerit dalam hatinya, akhirnya dia memetik buah kesabaran yang dia tanam selama ini. Freya mengambil gelas minumannya dan minta bersulang pada Draco.
Setelah bersulang, Freya meneguk minumannya hingga tandas. Setelah ini dia harus menggoda Draco.
"Freya... my Queen!" Freya merasa Draco memanggil namanya begitu lembut sekali.
Beberapa menit berlalu, Freya merasa Draco menciumnya seraya menggendongnya untuk naik ke atas ranjang.
"Ramuan itu sudah bekerja," komentar Draco saat melihat Freya mulai berhalusinasi.
Kesempatan itu, Draco gunakan untuk mencari cincin Yvone berada. Draco mencari brankas Freya dan mencoba membuka brankas itu menggunakan tehnik khusus yang dia kuasai selama ini.
Saat brankas berhasil dibuka, Draco menemukan cincin Yvone berada dalam kotak dengan lambang serigala hitam, lambang dari kerajaan mafia De Servant.
Draco mengambil cincin itu kemudian memasang ke jari Freya yang masih dalam mode halusinasi tinggi.
"Damn you, Freya!" umpat Draco. Cincin itu ternyata memang tidak pas dengan jari Freya.
Cincin Yvone akan menemukan pemiliknya sendiri
Perkataan Ellen itu kembali terlintas di kepala Draco.
"Jadi siapa pemilik aslinya?" batin Draco geram.
Dari sini Draco sadar jika dari awal Dante dan Freya menipunya.
Walaupun begitu tapi Draco akan tetap mengikuti permainan Dante.
"Aku bahkan bisa membunuh ayahku jadi aku tidak masalah jika harus membunuh istriku sendiri," ucap Draco yang mengeluarkan sisi gelapnya.
