NovelToon NovelToon
Ninja'S Storm

Ninja'S Storm

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:142
Nilai: 5
Nama Author: After Future

Pohon Neraka Dunia terbelah, membebaskan miliaran jiwa pendosa ke dunia para ninja. Sementara itu di gunung yang berada di bawah kekuasaan Klan Naga Badai, tetua Klan Naga Badai memilih prajurit muda untuk mewarisi gulungan Dewa Badai dan Dewa Bayangan.

Inilah kisah Ren yang memulai perjalanan panjangnya menguasai peninggalan-peninggalan Dewa kuno serta pertempuran tanpa akhir melawan jiwa-jiwa yang terbebas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon After Future, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 10: Alvien dan Zenin

Tap! Tap! Tap!

Ren mendaki sampai ke puncak. Kini dia berdiri di tempat yang sama dengan si sosok hitam. Zenin pun turun dari punggung Ren.

“Aku tidak akan memberikan pertanyaan klise seperti ‘siapa kau?’ karena aku akan langsung menghabisimu,” ucap Ren percaya diri.

Sosok manusia petir itu membuka tudungnya. Rambut merah yang sama dengan Ren. Pupilnya berwarna merah, agak keemasan di tengahnya. Sosok itu terus membuka pakaiannya hingga terlihat lekuk tubuhnya yang cukup untuk membuat pria mana pun bertekuk lutut pada keindahannya.

Ren tidak begitu mengerti, tetapi dia merasakan sesuatu yang aneh dari ninja itu. Wajahnya yang sangat mirip dengan Ren Ren yang asli.

“Sudah lama tidak bertemu kau jadi tidak mengenali kakakmu?” ucap ninja itu sambil memasang raut wajah sedih.

Ren terhenyak. Sejak kapan Ren Ren punya kakak? Bukannya dia yatim piatu yang dipungut Miku Mika di awal cerita, lalu dipungut lagi oleh tangan kanan ketua klan? Tidak mungkin. Wanita ini pasti berbohong. Ya pasti. Ren coba meyakinkan diri di tengah rasa kebingungan yang ekstrem.

“Maaf kak, tapi aku sudah lama tidak melihat kakak. Ditambah lagi kita dipertemukan dalam situasi seperti ini, akan jauh lebih bijaksana jika kita gencatan senjata terlebih dahulu, lalu bertemu lagi di tempat yang lebih baik.” Ren mencoba keluar dari situasi tersebut tanpa berkelahi, tapi apa tanggapan ninja itu? Dia tertawa.

“Ren yang sekarang sudah jago yapping ya, hahahahahahaa.”

“Apa katamu nona?”

“Dengar ya Ren. Aku akan membawamu dan buah persik 1000 tahun. Mulai sekarang kau akan tinggal denganku, itulah yang akan terjadi,” terang wanita itu.

Alvien saja tidak tahu nama kakak Ren, bagaimana bisa dia mengikutinya.

\=\=\=

Wanita ini bernama Ren Renka. Kakak kandung Ren Ren yang hilang 2 tahun sebelum kisah TCONN asli dimulai. Di cerita asli TCONN dia meninggal di sarang bandit ketika perang antara ninja dan iblis pecah. Awalnya dia bersembunyi di sarang para bandit. Namun suatu hari dia kelaparan dan memutuskan pergi berburu. Sayang seribu sayang, kelinci yang berusaha dia tangkap ternyata adalah jebakan yang dibuat salah satu anggota 7 Dosa Besar.

\=\=\=\=\=\=

“Kau punya kakak Ren? Perempuan pula, baru tahu aku.”

“Sepertinya punya.” Alvien yang sekarang tidak tahu menahu perihal ini gara-gara Ren Ren tidak pernah disebutkan memiliki seorang kakak.

Kenapa Ren Ren tidak pernah mengingat kakaknya? Apakah terjadi sesuatu diantara mereka? Masa bodoh, yang penting aku harus melewatinya dengan aman agar cakraku tidak lekas habis.

“Begini saja kakak. Bisakah kakak membantuku keluar dari sini, kalau sudah selesai aku akan membawa kakak ke akademi ninja. Kita bisa melanjutkan hidup di gunung Naga Badai,” Ren berusaha bernegosiasi.

Renka batu ingin Ren ikut dengannya. Ren juga sama batunya, ingin Renka yang cantik tinggal bersamanya di gunung Naga Badai. Karena tiada kesepakatan, keduanya pun saling serang.

Renka sangat kagum pada jutsu listrik adiknya, bahkan saking kagumnya Renka menganggap adiknya adalah pengguna listrik terkuat di akademi, yang padahal kenyataannya tidak demikian.

Ren menginjak bahu Renka, disusul oleh Zenin yang menusuk Renka menggunakan kunainya namun Zenin ragu karena Ren memintanya tidak membunuh Renka.

Alhasil Zenin membalik kunainya dan memukul Renka dengan gagang kunainya saja. Namun yang terjadi berikutnya benar-benar diluar perkiraan Ren dan Zenin.

Dengan spontan, Renka mendorong kunai itu hingga bagian tajamnya menembus perut Zenin.

Menyadari rahimnya dalam bahaya, Zenin segera melompat mundur. Darah segar mengalir dari pusarnya. Zenin lega karena kunainya tidak mengenai ruang pribadinya.

“Ze—zenin ... Kau tidak apa-apa?”

Zenin menggeleng lemah, “Maaf aku tidak bisa mengabulkan permintaanmu untuk jangan membunuhnya. Kalau seperti ini terus, justru akulah yang akan terbunuh,” keluh Zenin, tapi dia tidak marah pada Ren. Sebaliknya, Zenin memperlihatkan senyum semanis gula saat Ren menghampiri dan mengecek kondisinya.

Luka di perut Zenin memiliki kedalaman 0,8 sentimeter.

Renka bertanya, “Apa kalian menyerah?” nada suaranya sangat sombong.

Ren membalas dengan marah, “Kakak, kau menyakiti temanku. Apa kau tahu apa yang akan terjadi kalau tadi serangan itu menembus perutnya lebih dalam? Dia akan mati, begitu juga dengan kakak.”

“Hah, kenapa aku juga mati?” Renka bertanya sambil memiringkan kepalanya.

Siapapun yang punya jutsu pembaca pikiran pasti akan kena mental jika membaca pikiran Alvien saat ini. Kata murka tidak cukup untuk menggambarkan seberapa marahnya Ren saat ini.

“Aku tidak akan memaafkan kau karena sudah menyakiti temanku! Sekalipun kau adalah kakakku—“

Ren mengangkat tinju tangan kanannya.

“Apa lagi yang mau kau lakukan?” tanya Renka.

Selang beberapa detik kemudian, Ren dan Zenin tiba-tiba menghilang dari pandangan mata. Sadar dirinya telah tertipu, Renka segera pergi dari sana dengan emosi meluap-luap.

“Aku bodoh, harusnya aku langsung menangkapnya. Sekarang semuanya jadi serba rumit!”

\=\=\=\=

Ren berjalan pelan sambil menggotong tubuh Zenin dan buah persik yang ukurannya nyaris sebesar kepalan tangan orang dewasa.

“Maafkan aku Zenin, aku tidak bermaksud membuatmu terluka seperti ini. Harusnya tadi, aku biarkan saja kamu melukai kakak.” Ucao Ren dengan penuh penyesalan.

Ren segera memasuki goa di dekat mereka lalu merebahkan Zenin di atas batu yang berbentuk rata, cocok untuk dijadikan tempat tidur. Oh ya, sebelum merebahkan Zenin disitu, Ren terlebih dahulu melapisi atasnya dengan daun-daun hijau agar sahabatnya tidak sakit saat rebahan disitu.

“Bagaimana ini! Aku tidak punya bahan herbal untuk mengobati luka Zenin. Semuanya jatuh saat berlari.”

Ren menarik rambutnya sendiri. Akhirnya daripada berdiam diri Ren memutuskan memancing ikan untuk memberi makan perutnya.

Zenin juga tidak mau diam saja. Setelah Ren membalut lukanya dengan daun dan baju, gadis itu segera mengambil tas kecilnya dan menyusul Ren ke sungai kecil di tengah hutan.

“Ren, sudah dapat ikan?”

“Belum Ze—Zenin!!!”

“Uhh, jangan berteriak seperti itu, aku tidak apa-apa,” Zenin menggosok telinganya dengan sedikit sebal.

Tanpa menggubris Ren yang terus protes, Zenin duduk di sebelah Ren. Gadis itu mengambil seutas tali yang digunakan Ren untuk memancing lalu mengikatkan tali itu di rambutnya dan kita pun mendapatkan Zenin mode Twin Tail.

“Bagaimana, menggemaskan tidak?” tanya Zenin dengan wajah diimut-imutkan.

“Imut sih, tapi kalau kau sebentar lagi mati apa gunanya,” cetus Ren sembarangan.

“Hei! Siapa yang mau mati? Kunai kakakmu tidak cukup untuk menghabisiku, Zenin yang hebat,” ucap Zenin dengan penekanan di akhir kalimat. “Sebenarnya aku kaget melihat sikapmu yang tiba-tiba jadi sangat baik. Apa sikapmu menjadi lebih baik karena khawatir tidak bisa bertemu denganku lagi saat kita dikirim ke perbatasan?” tanya Zenin. Dia tersenyum jahil.

“Huss, jangan sembarangan bicara. Kau dan aku akan melalui semua ini dengan selamat! Aku jamin hal itu.”

Zenin bertanya lagi, “Mengapa kau sangat peduli padaku, Ren?”

“....”

Ren bungkam. Di matanya Zenin adalah tipenya. Karena itulah, Ren berharap Zenin mau menjadi istrinya suatu hari nanti. Terlepas dari fakta kalau Ren Ren yang asli seharusnya menikah dengan wanita dari luar wilayah para ninja. Bukan hanya itu, di kisah aslinya, Ren Ren akan memiliki Harem. Dia akan mempunyai 4 wanita di sisinya. Salah satunya adalah iblis betina yang membelot dari kelompoknya.

Inilah sisi gelap Ren Ren. Dia seorang playboy. Berbeda dengan Alvien. Meskipun dalam kehidupan sehari-hari, Alvien jauh lebih dingin dari Ren, Alvien merupakan pria yang setia.

“Hei, kenapa kau sangat peduli padaku akhir-akhir ini?” Tanya Zenin lagi. Tidak sabar menunggu jawaban Ren, Zenin pun menyusup ke pelukan Ren, sesuatu yang sudah sering dia lakukan ke sahabatnya tapi di situasi seperti saat ini malah membuat Ren berdebar kencang.

“Aku peduli padamu karena kita adalah sahabat. Masa begitu saja tidak mengerti.” Jawab Ren dengan nada ngegas.

“Hanya sahabat nih? Kau tidak mau lanjut ke jenjang pertemanan yang berikutnya?”

Ren mencoba berpikir positif, siapa tahu Zenin ingin mereka menjadi saudara. Pasti dia ingin menjalin tali persaudaraan denganku. Haha, aku bodoh sempat berpikir Zenin menyukaiku. Zenin itu berperilaku seperti laki-laki untuk melupakan trauma masa lalunya. Bahasa gampang dia itu ‘tomboy’. Tidak mungkin cewek tomboy sepertinya jatuh cinta pada pria.

Ren, kau polos sekali.

Zenin masih menunggu. Wajahnya sudah merah padam dari tadi. Dia tidak akan mampu dan tidak akan mau memberikan kode lagi jika Ren tidak paham juga.

“Dasar idiot! Aku suka padamu sebagai wanita! Aku ingin kau menjadi priaku! Masa begitu saja tidak paham sih!!”

Langit seakan menjatuhkan petir ke kepala Ren. Saking syoknya, Ren sampai tidak tahu harus berkata apa.

“Zenin—aku tidak bisa menerima perasaanmu karena... “

“Karena apa?” tanya Zenin.

Ren/Alvien tidak bisa menceritakan kejadian yang sebenarnya pada Zenin. Fakta kalau dia adalah seorang penyintas, manusia dari dunia lain.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!