[Sedikit Dewasa karena mengandung unsur Liberalisme. Cerita ini juga mengandung Romance dan Action]
Dua gadis dengan wajah identik dan kepribadian berbeda dipertemukan di tengah hujan yang mengguyur Kota Roma. Demi menyelidiki hubungan di antara mereka pun bertukar tempat. Pertukaran identitas ini membawa mereka bertemu dengan Gionardo Alano mafia tampan nan kaya raya serta Dominic Acardi, teman sekolah yang menaruh rasa pada salah satu dari mereka. Cerita mereka bergulir di antara banyaknya musuh yang mencoba menyerang membuat bahagia jauh dari genggaman. Bagaimana kelanjutkan kisah mereka? Simak cerita ini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Langkah Yang Tak Bisa Ditebak
Serena berjalan di malam hari seorang diri hanya karena mendambakan makan piza double keju di restoran enak lima blok dari apartemennya. Hari ini cuaca sangat dingin makanya dia menggunakan jaket paling tebal yang dia miliki. Ibunya sibuk bekerja. Serena pindah ke Roma karena Ibunya menjadi designer pribadi aktris terkenal di Italia, makanya Ibunya menjadi lima kali lipat lebih sibuk
Dia memasuki restoran tersebut dan memesan satu loyang piza disertai soda. Sangat sempurna. Serena yakin akan menghabiskan semua makanannya kurang dari 30 menit. Serena juga mengingkan duduk manis di bar sambil menikmati segelas negroni yang ditemukan sekitar tahun 1920 . Negroni merupakan campuran dari gin, sweet vermouth, dan Campari. Lagi pula ini adalah hari libur. Sedikit mabuk tidak masalah.
Serena memasuki bangunan 2 lantai yang menjual minuman keras dan mengambil duduk di bar serta langsung memesan apa yang dia inginkan.
“Kau terlalu cantik untuk sendiri” Seorang lelaki duduk di samping Serena “Aku Pedro”
Serena sama sekali tidak berminat dengan lelaki di sebelahnya yang terlihat jauh lebih tua. “Serena” Katanya malas.
“Pesanlah semua yang kau mau aku akan membayarnya”
“Tidak perlu repot, aku hanya akan memesan segelas dan pulang” Jawab Serena, dia berusaha menolak dengan halus lelaki di sampingnya.
Pedro melemparkan senyum manis, Serena sangat cantik dan memiki mata dan tubuh indah. “Pulanglah denganku”
Tentu saja Serena tau resiko masuk ke tempat seperti ini di tengah malam, para lelaki mesum akan mencoba menggodanya “Aku tidak berminat” Katanya sambil meneguk langsung satu gelas cocktail yang dipesannya “Aku pamit”
Serena berjalan meninggalkan tempat tersebut dia tidak ingin terlibat dengan lelaki tadi. Serena menyukai ketenangan dan kesendirian tapi Pedro malah mengganggunya.
“Serena” Serena berbalik dan melihat Pedro berdiri di belakangnya bersama dua orang temannya “Seperti yang aku bilang dia sangat cantik dan seksi” Lanjutnya sambil tersenyum penuh arti.
“Serena selagi aku masih baik, kau ikutlah denganku”
“Aku tidak memiliki alasan untuk ikut denganmu. Aku tidak mengenal dan yang terpenting aku tidak tertarik dengan lelaki sepertimu” Serena menatap mereka dengan tatapan tajam dan sebuah senyum manis terulas di bibirnya.
“Jangan belagu. Berapa lelaki yang kau goda dengan tubuhmu? Jika kau mau dibayar aku mampu membayarmu”
“Aku tidak butuh uangmu” Serena membalikan tubuhnya ingin berlalu.
“Tangkap dan bawa dia” Perintah Pedro.
Serena membalikan tubuhnya dan melihat kedua orang tadi berjalan ke arahnya, ingin menangkapnya. Kedua lelaki tadi menarik kedua tangan Serena, tapi dia segera menendang kaki lelaki tadi dengan keras dan mendorongnya sampai tersungkur. Serena juga melayangkan tinju ke pipi lelaki satunya dan menyikut keras dada lelaki tadi. Serena tidak akan puas jika tidak membuat mereka tak sadarkan diri, makanya dia menginjak dada lelaki tadi dan menendang keras kepalanya. Pedro menyaksikan kedua temanya terkapar karena seorang wanita berbadan langsing.
“Bodoh” Pedro mengeluarkan pisau kecil dari sakunya dan menyerang Serena, tapi wanita itu segera menghindar dan menahan tangan Pedro yang ingin menusuknya. Pedro terus memaksakan seluruh kekuatannya untuk menusuk Serena yang terdorong beberapa Langkah ke belakang “Ini tidak harus terjadi jika kau tidak menolaku”
Serena menahan tangan Pedro dengan kedua tangannya jika tidak pisau itu pasti akan menusuk kepalanya. Serena menendang perut Pedro berkali – kali dan memukul tangannya sampai pisaunya terlepas. Serena lalu menerjang Pedro dan menghajar tubuh lelaki itu berkali – kali juga wajahnya sampai hidung dan pipinya berdarah melihat mereka sudah terkapar Serena berdiri, mengatur nafas, dan menyeka bilur keringat di wajahnya.
“Kenapa semua orang di sini selalu mencari masalah”
***
Di rumah Serena mengoleskan obat di tangannya yang memerah. Dia bersyukur akan keputusannya mempelajari teknik bela diri. Serena tahu hal seperti itu bisa saja terjadi dalam hidupnya. Dia cantik dan menggoda siapa yang tidak ingin memilikinya.
Serena menghembuskan nafas berat “Ku kira Roma akan menyenangkan” Serena mendambakan Roma yang hangat, tapi sekarang dia malah sibuk melawan mereka yang mencoba mengusiknya. Mulai dari lelaki sengak macam Gavino dan sekarang lelaki mabuk yang dia temui di bar beberapa blok dari apartemennya.
Semakin tinggi pohon semakin kencang angin menerpa. Semakin dia hebat semakin Tuhan mengujinya. Serena mati – matian tidak ingin melukai banyak orang, tapi mereka selalu mengancamnya. Ini baru minggu pertama dari kepindahannya, tapi dia sudah melalui pekan yang berat. Saat ini hanya satu keinginanya, tidur panjang.
***
Setelah menghabiskan banyak waktu untuk tidur. Sekolah dimulai kembali. Serena sedang makan siang bersama Dominic, Adrio, dan Julia. Mereka ingin berteman dengannya, jadi Serena tidak akan menolak atau membentengi diri dari niat baik mereka. Apalagi Dom ingin menjaganya dari Gavino dan Serena tau kalau tidak mungkin melawan gerombolan preman itu sendirian.
“Apa yang kau lakukan di akhir pekan?” Tanya Dominic sambil memandang Serena
“Tidur. Minggu ini sangat melelahkan”
“Kau akan menghadapi lebih buruk, Serena. Gavino pasti akan mengganggu hidupmu. Seharusnya kau tak menolongku” Kata Adrio merasa bersalah.
“Aku tidak takut, harus berapa kali kukatakan” Kata Serena dingin.
“Dari mana kau menguasai banyak teknik bela diri?” Dom penasaran, dia melihat bagaimana kuatnya Serena.
“Les” Kata Serena
“Kenapa kau memilih les bela diri?” Julia menimpali sekali pun belum pernah melihat Serena berkelahi, tapi tatapan mata gadis itu sungguh tajam dan berani.
“Karena wanita harus mampu membela diri sendiri” Serena mengalihkan pandanganya ke bawah.
“Jadi kau tidak takut dengan Gavino?” Julia tidak percaya dengan gadis di depannya. Serena cantik seperti model, Julia berpikir jika gadis ini harusnya menyukai memasak dan hidup tenang.
“Sama sekali tidak”
“Ajari aku berkelahi, Serena” Kata Adrio “Aku ingin berani melawan mereka”
“Mentalmu saja tidak ada, bagaimana bisa melawan mereka” Komentar Dominic
“Jadi, teknik bela diri apa yang kau sukai?’
“Semua, intinya aku berusaha untuk bisa berdiri di atas kakiku sendiri, aku tidak memerlukan pembelaan dari siapa pun”
Dominic bertepuk tangan, wanita seperti Serena sangat jarang dia temui. Pertama kali melihat Dom berpikir jika wanita ini adalah wanita lemah lembut yang harus dilindungi, tapi Serena lebih dari itu.
“Mereka pasti akan menyiapkan sesuatu untukmu” Julia mengingatkan. Dia sudah tau selama masa sekolah tentang bagaimana seorang Gavino. Dia berasal dari keluarga Emilio yang terkenal dengan kekuasaan dan pengaruhnya di Roma. Setidaknya lelaki itu setingkat di bawah keluarga Alano yang terkenal.
Gavino melihat Serena dari kejauhan dan menghampirinya “Ah, kau sudah memiliki teman rupanya”
“Jika kau masih berani menggangguku, temanmu akan aku jadikan target selanjutnya”
“Jika kau memang pria, mari bertanding satu lawan satu di ring” Serena memandang Gavino “Aku ingin tahu seperti apa kekuatanmu”
“Hahahah, tentu saja. Sepulang sekolah aku tunggu di halaman belakang”
“Biar aku yang melakukannya untuk Serena” Dom berdiri dan memandang Gavino yang selalu menyakiti adiknya selama ini “Dan untuk Adrio”
“Kalian berdua bisa melawanku. Tenang saja”
Gavino menabrak bahu Dom “Aku tunggu “ Katanya sambil menyentuh bahu Serena . Julia dan Adrio tercekat “Kalian benar - benar gila”
”Kau bertanding dengan orang yang tidak kau ketahui kekuatannya Serena” Kata Adrio
“Memang sekuat apa dia?” Tanya Serena.
“Cukup kuat untuk menjatuhkanmu” Jawab Adrio
Km jg semangattt