Gus Sayhan My Husband

...~ happy reading ~...

Hari cepat berlalu. Setelah pagi subuh itu Zahra bener bener belajar untuk mulai menerima Gus Sayhan sebagai suaminya. Ya. Walaupun ia belum bisa memberikan apa yang sebenarnya hak suaminya.

Tapi Gus sayhan sangat sabar menunggu itu semua. Sekarang hubungan mereka telah menemukan titik terang. Dimana sekarang, Zahra selalu menyiapkan sarapan dan juga memenuhi kebutuhan suaminya.

Gus Sayhan juga selalu mengantar Zahra untuk pergi kuliah, Zahra menerima semua itu, dia tidak mau suaminya kecewa.

" Zahra masuk dulu Gus " pungkas Zahra dan bersiap untuk keluar dari mobil.

" Iya dek, semangat belajarnya" ucap Gus Sayhan sambil mengelus kepala istrinya. Itu sudah biasa ia lakukan dan dia juga tidak mendapatkan penolakan dari sang istri.

" Terimakasih Gus, assalamualaikum" pamit Zahra dan mencium tangan suaminya "

" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh " Zahra keluar dari mobil dan masuk ke area kampus. Sedangkan Gus Sayhan masih belum beranjak dari sana. Ia melihat punggung istrinya yang sudah menghilang.

" Aku akan sabar nunggu waktu dimana kening mu dan kening ku bersatu zaujatiku. "

Setelah mengatakan itu Gus Sayhan pun mulai menyalakan mobilnya dan pergi ke pesantren dan melakukan agenda yang lainnya juga.

Sedangkan di area kampus terlihat seorang gadis yang lengkap dengan pakaian yang serba hitam itu berjalan menuju kelasnya.

" Assalamualaikum calon ibu dari anak anak aku" sapa laki laki itu, siapa lagi kalau bukan Bayu, fast berat Zahra.

" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, maaf saya dulu" Jawab Zahra. Dan pergi duduk di kursinya.

" Ra kamu gak kangen gitu sama aku"

Zahra hanya diam saja, tidak menanggapi apa yang di ucapkan Bayu dan terus berjalan.

" Ra kalau orang di tanya itu  di jawab ke, buka di cuekin Kanya gini "

" Maaf bay, aku tidak bermaksud untuk tidak menjawab pertanyaan mu, kamu tahu kan apa maksud ku" Jawab Zahra sopan, dan tidak membuat laki laki di depannya ini tersinggung.

" Iya paham kok Ra, kamu gak mau zina mata, zina telinga, dan dll"

" Nih orangnya, mau di rukiyah atau gimana nya, udah di bilangin jangan ganggu sahabat saya masih aja di ganggu, mau kamu apa sih yu? " Semprot ayu ke pada Bayu.

" Yu yu yu, bay, panggil aku bay bukan yu. Suka banget ganti nama orang "

" Suka suka saya dong, ini mulut saya, so terserah saya lah"

" Astaga ini orangnya, salah minum obat kalinya, Ra kok bisa kamu tahan temenan sama dia, kalau aku sih amit amit amit"

" Siapa juga yang mau temenan sama kamu, gak Sudi saya"

" Kalian berdua cocok deh, nikah aja. " Timpal Zahra.

" Astaga amit amit Ra, "

" Idih siapa juga yang mau sama kamu amit amit, tapi kalau nikah sama kamu Ra aku siap kok"

Zahra hanya menggeleng-gelengan kepalanya. Entah lah kenapa sahabatnya ini akan berubah menjadi orang yang menyebalkan di hadapan si Bayu.

Apa mungkin mereka jodoh kali nya, Kalau mereka nikah pasti Keluarga mereka rame, rame kerena mereka bertengkar Mulu tiap hari.

Zahra menahan tawanya, ia tak bisa membayangkan akan seheboh apa jadi keluarga sahabatnya ini.

" Kamu kenapa Ra, kok senyam senyum gitu ? "

" Pasti lagi ngebayangin pas kita lagi di pelaminan kan ? "

" Pede banget kamu"

Tawa Zahra tidak bisa di tahan lagi, ia tertawa melihat perdebatan dua orang di depannya ini.

" Kalian bisa berhenti gak sih" ucap Zahra di sela-sela tawanya. " Aku tuh lagi ngebayangin kalau kalian nikah itu pasti akan bahagia, dan juga pasti heboh"  ucap Zahra tanpa dosa.

" Ra jahat banget kamu sumpah"

" Kanya saya mau aja sama kamu idih , amit amit " 

" Kalian cocok banget, semoga kalian berjodoh, aamiin "

" Mustahil " teriak calon pasutri itu serempak.

***