Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DITO MULAI CURIGA
Begitu Antonio menampakkan diri, Anindita segera membuang muka. Jijik sekali rasanya melihat pria itu lagi.
Berbeda reaksi dengan Lindu dan Yunita, Mereka memilih untuk keluar guna memberikan ruang bagi Antonio dan Anindita. Bagaimana pun bayi dalam kandungan putri nya harus memiliki status yang jelas.
" Sayang... " Antonio menarik tangan Anindita dalam genggamannya, namun Anindita menolak.
" Sayang, jangan begini dong... Aku minta maaf, aku khilaf " Sudah rencana dari awal jika Antonio akan melakukan apapun supaya Anindita kembali padanya. Bagi Antonio, Anindita adalah satu aset yang paling berharga.
" Sayang..." Antonio kembali menggenggam tangan Anindita, kali ini dia tidak membiarkan tangan itu terlepas meskipun Anindita berusaha menariknya.
" Lepas !!" Tegas Anindita, Antonio menggeleng.
" Aku tidak akan melepaskanmu sayang sebelum kamu memaafkan aku"
Anindita melirik tajam, muak rasanya melihat tampang pengkhianat itu.
" Apakah tindakan mu patut untuk dimaafkan ?"
" Aku janji !" Antonio cepat mengangkat dua jarinya.
" Aku bersumpah tidak akan pernah mengulang perbuatan terkutuk itu"
Ekspresi wajah Antonio begitu meyakinkan, Yah!! Dia rela bertaubat asalkan Anindita kembali padanya. Keberadaan Anindita disisi Antonio adalah anugerah terbesar.
Sebenci apapun, Anindita masih mencintai Antonio. Apalagi dalam perutnya ada janin buah cinta mereka. Perlahan Anindita meraba perutnya yang masih rata.
Antonio menggenggam pasti tangan Anindita untuk meyakinkan sang gadis.
" Kalau kau serius dengan janji mu, Maka segeralah menikahi ku" Akhirnya Anindita memutuskan sesuatu yang besar untuk masa depan nya.
Senyum bahagia tersungging di bibir Antonio, ia cepat mencium tangan Anindita berkali-kali kemudian memeluknya erat.
" Terimakasih sayang, Aku akan menunaikan permintaan mu!!! Secepatnya !!!" Tegas Antonio penuh sukacita.
Lindu dan Yunita yang sibuk menguping di luar, akhirnya bisa tersenyum lega. Nama baik keluarga Lesmana bisa terselamatkan, begitu pula dari kemurkaan Tuan Lesmana.
Kebetulan Dika datang, Ia mengangkat kepalanya sebagai kode untuk bertanya ada apa gerangan kedua orang tuanya senyam-senyum ?
" Antonio datang " Jawab Yunita dengan suara pelan, takut Anindita tahu jika ada yang menguping.
Dika tersenyum lega, Dia tahu Antonio akan memperjuangkan adiknya.
" Sepertinya Anin memaafkan Antonio, Dia meminta supaya segera dinikahi " Lanjut Yunita, Dika mengangguk setuju. Hanya itu jalan satu-satunya untuk melindungi nama baik keluarga Lesmana.
***
Bosan sekali diam di satu ruangan tanpa melakukan apapun. Dara jungkir balik bertukar posisi karena saking bosannya.
Sedangkan Dito sejak tadi sangat sibuk di belakang meja.
Di luar ruangan, nampak seorang wanita cantik tengah membenarkan pakaian nya dan sedikit menambah gincu di bibir.
Dia adalah Indah, sang sekretaris Dito. Tak perduli di ruangan itu ada Dara, Indah tetap melancarkan aksinya untuk menggoda Dito seperti biasanya.
Karena ia tahu jika Dara hanya seorang istri yang tidak dianggap. Sedangkan Dito hanya memiliki hubungan spesial dengan Sintia, namun sudah beredar kabar jika saat ini Dito sudah memutuskan hubungan dengan Sintia. Kabar itu diperkuat dengan ditarik nya semua investasi keluarga Lesmana.
TOK TOK TOK
Dito dan Dara hampir bersamaan mengangkat kepalanya ke arah pintu.
" Masuk!!! " Seru Dito.
Indah mendorong daun pintu lalu tersenyum ramah saat pandangan matanya bertemu dengan Dito. Sayangnya Dito justru membuang muka.
Dara menjeling tajam perempuan yang baru saja muncul, kedua alisnya berkerut. Menatap penuh gerakan seksi si Indah, melenggak lenggok bagaikan seorang model profesional.
" Bos... " Indah menyapa , ia sengaja mengeluarkan suara manja menggoda.
" Ini laporan yang Bos minta kemarin " Indah menyodorkan sebuah berkas dalam map ke depan meja.
" Taruh disitu" Perintah Dito , Pria itu sangat serius mengerjakan pekerjaannya tanpa terpengaruh oleh godaan Indah.
Sang sekretaris melakukan perintah dari si Bos, namun dia tidak langsung pergi. Justru meringsek ke belakang punggung Dito dan tanpa disuruh melakukan pijatan lembut di bahu Dito.
" Boooos... Indah pijitin ya, biar nggak pegal"
Dito melirik Indah dengan ekor matanya, Dara yang sedang berada di posisi kepala menjuntai di kursi serta kaki menyender ke dinding, langsung jungkir balik.
" Eh eh perempuan !!" Seru Dara, ia menuding wajah Indah lalu mendekat.
" Apa-apaan ini ?!!"
Dara menjauhkan tangan Indah dari punggung Dito. Kemudian ia berdiri di belakang Dito guna melindungi.
" Hus hus" Dara melambaikan tangannya mengusir Indah. Membuat Dito tersenyum geli. Entahlah,,, Ada rasa bahagia jika Dara posesif seperti ini.
Indah mati kutu, dirinya berharap Dito membelanya. Tapi sayang, pria itu tak bergeming. Mau tak mau Indah terpaksa keluar dari ruang kerja Dito.
" Idih senyum-senyum... Suka ya sama cewek gatel??" Sindir Dara.
Dito geleng-geleng kepala sembari melanjutkan pekerjaannya.
Dara mencebikkan bibir lalu duduk di kursi depan Dito.
" Aku laper nih... " Rengek Dara seperti anak kecil, ia mengusap perutnya yang sudah keroncongan.
" Kamu mau makan apa ?" Tanya Dito tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari laptop serta lembaran kertas diatas meja.
" Ayam, daging, pokoknya yang enak-enak lah" Jawab Dara bersemangat.
Ketikan jari Dito terhenti, ia baru menyadari jika Dara memang berbeda. Meskipun dia tidak pernah memperdulikan istrinya itu sejak mereka menikah. Tapi Dito tahu Dara adalah perempuan sederhana yang tidak begitu menyukai daging. Justru Dara lebih dominan makan lalapan sayur.
" Ayo cepat kita pergi makan " Gertak Dara.
" Sebentar "
Dito mengambil ponselnya lalu mengetik pesanan makanan.
Anjani yang tidak mengerti apapun mengenai benda canggih itu hanya melongo penasaran.
" Apa itu ?"
Sekali lagi Dito mematung, ini hal kedua yang membuktikan jika di depan nya bukanlah Dara. Bola mata Dito terangkat, menatap lekat perempuan di depannya.
Namun Dara justru membalas tatapan Dito dengan bingung.
" Kenapa kamu menatap ku begitu ?"
Dito tak menjawab, ia juga tidak tahu bagaimana cara penyampaian kalimat mengenai kecurigaan nya ? Langsung to the points, Dito tidak memiliki bukti kongkret. Lagi pula untuk saat ini, Dito sangat membutuhkan kemampuan Dara.
" Kok dia diam seperti itu ? Sangat mencurigakan... Kenapa sih aku tidak bisa membaca pikirannya ?"
Tanpa sengaja suara Anjani menggema dalam sanubari Dara. Dito mendengar nya, tapi kali ini dia diam saja.
" UPS..."
Dara menakup mulut nya sendiri, baru ia ingat jika Dito mampu mendengar suara hati nya. Namun anehnya pria itu sangat tenang.
" Apa barusan dia mendengar suara ku?"
Dito melanjutkan order makan siang untuk Dara, Dan ia bersikap seperti tidak mendengar suara Anjani dalam sanubari Dara.
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara