NovelToon NovelToon
Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Cintaku Kandas Karna Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Hani_Hany

Pacaran bertahun² bukan berarti berjodoh, begitulah yang terjadi pada Hera dan pacarnya. Penasaran? Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ☆☆☆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB TIGA PULUH

"Dia lucu sekali." batin Andika sambil senyum-senyum sendiri. Hendak melangkah pundaknya ditepuk oleh Ine. Siapa lagi kalau bukan kakaknya!

"Kakak bikin kaget saja." ujarnya menempelkan telapak tangan pada dada kirinya seolah jantungnya mau lepas.

"Kamu ini. Gimana sudah berhasil?" tanya Ine penasaran. Ine adalah kakak kandung Andika, mereka dua bersaudara. Saat ini Andika kerja di rumah sakit, dia sempat berpikir ingin bekerja di Bank, bahkan semua pekerjaan dia tekuni.

"Belum lah kak, baru kenalan doang." jawabnya sendu. "Tadi mau ku antar dia, tapi ditolak." imbuhnya.

"Ha-ha-ha kamu ditolak? Kasihan!" ledek sang kakak. Dia masih asyik tertawa di atas penderitaan sang adik.

"Bukan ditolak kak, dia sudah terlanjur pesan grab." jawab Andika membela diri. Dia tidak mau dikatakan ditolak, karena dia belum mengungkapkan perasaannya.

"Sama saja tahu!" masih dengan tawanya. Dia menganggap bahwa Andika ini lucu. Nyata-nyata ditolak masih saja mengelak. Meski bukan menembak secara langsung tapi pendekatan.

"Ish kakak ini, malah asyik tertawa." jawabnya sambil mengerucut kan bibirnya meninggalkan sang kakak yang masih tertawa.

Sesampainya di kamar mandi, Andika kesal karena tidak berhasil melakukan pendekatan pada Hera.

"Aku harus cari cara agar dia mau aku antar pulang. Nah, gimana kalau aku ditugaskan satu ruangan, itu akan sering kami bertemu!" ujarnya penuh semangat.

Apapun akan Andika lakukan untuk mendekati Hera, dia merasa jatuh cinta pada pandangan pertama. Andika keluar dari kamar mandi, dia harus memeriksa pasien selanjutnya bersama dengan dokter.

Usai melakukan pemeriksaan, Andika pulang ke rumah. Gantian dengan temannya. Saat diperjalanan, tanpa sengaja melihat Hera dengan lelaki.

"Siapa itu?" tanyanya dalam hati. Dia melihat Hera berboncengan dengan lelaki. Dia ikuti Hera hingga ke rumahnya. "Oh rumahnya disini. Siapa laki-laku tadi?" gumamnya pelan.

Andika berbalik menuju ke arah rumahnya di Kota. Rumah sakit yang mereka tempati bekerja di pinggiran kota meski tidak terlalu jauh tapi tidak seramai dalam kota.

Dilain tempat. Hera dan Udin pergi berdua ke Memart untuk membeli tepung terigu. Hera ingin pergi sendiri mengendarai motor sang kakak, tapi dilarang.

"Kak, pinjam motor dong!" ucap Hera pada Udin yang berada di teras rumah. Hera duduk didekat kakaknya, kalau ada maunya saja baru dekat-dekat.

"Mau kemana?" tanya Udin penuh selidik. Hari sudah sore sekitar pukul 17.00. Udin dan Hera sudah pulang dari kerja.

"Mau ke Memart beli tepung terigu, mau goreng pisang kak." jawab Hera jujur. Dia menunggu sang kakak untuk memberikan kunci motornya atau mengatakan dimana letak kuncinya.

Lama Hera menunggu akhirnya bersuara lagi. "Boleh gak sih?" tanyanya kesal. "Kalau gak boleh ya sudah. Pelit." imbuhnya. Hera hendak berdiri tapi ditahan oleh Udin.

"Ayo pergi sama-sama." jawabnya menyimpan ponselnya dalam saku celana. Sejak tadi, Hera ajak bicara tapi Udin sibuk dengan game nya.

"Pantas saja belum nikah-nikah, kerjanya main game terus." batin Hera masuk ke kamar mengambil dompet dan ponselnya.

Meraka pergi ke Memart berdua, ibu Ros sedang jalan-jalan sore ke rumah tetangga. Setibanya di Memart, Hera segera mengambil keperluan untukk dibeli.

Awalnya hanya ingin beli tepung terigu, sampai disana beli snack lain juga beserta minuman. "Banyak juga belanjaan kamu. Katanya hanya beli tepung!" sindir Udin saat mereka menuju kasir.

"Biarin, bukan uang kamu!" jawab Hera ketus. Usai membayar mereka pulang, disitulah Andika melihat Hera dan Udin.

Keesokan harinya Hera bangun lebih pagi, bahkan berangkat ke rumah sakit juga lebih pagi supaya tidak terlambat.

"Hai." sapa Andika. Dia masuk ke ruangan yang sama dengan Hera. Dia heran kok ada Andika disini?

"Eh, Hai juga." jawab Hera terbata. Mereka diruangan itu ada lima orang. Dua laki-laki dan tiga perempuan. Salah satunya adalah Ine, Hera, dan Andika. Yang dua orang itu teman Ine namanya Reynald dan Risma.

"Kok kamu disini?" saat mereka beruda duduk berdekatan Hera berbisik karena penasarannya. Dia melihat yang lain sedang sibuk kerja!

"Pindah. Kenapa?" tanya Andika santai, baginya mudah saja pindah karena memang rumah sakit tersebut yang mengelola atau direkturnya adalah iparnya.

"Oh." jawab Hera singkat, dia mencoba untuk paham. Mungkin memang Andika dipindahkan kesitu, di satu devisi yang sama dengannya.

Hari-hari mereka bersama, Hera makin dekat dengan Andika. Banyak hal yang Andika tanyakan tentang Hera, Hera dengan senang hati menceritakannya.

"Jadi kamu punya tiga sahabat?" tanya Andika saat dia berada di taman rumah sakit dengan Hera. Saat istirahat mereka akan berduaan berbagi cerita seperti saat ini.

"Iya. Mereka sahabatku sejak Sekolah Dasar. Namanya Hasyim, Rika dan Rudi." ujar Hera jujur, dia bangga dengan persahabatannya. Dari dulu hingga sekarang masih terjalin erat.

"Wah bagus itu. Kapan-kapan boleh dong aku dikenalin ke mereka?" tanya Andika antusias. Hera hanya mengangguk setuju. "Tapi nama kalian kayak pasangan couple. Hasyim Hera dan Rudi Rika." ujarnya lirih.

"Iya. Bahkan aku baru sadar hal ini saat kami kuliah." ucapnya sambil tersenyum membayangkan kebersamaan mereka. "Tapi aku paling dekat sama Hasyim, dia sahabatku banget." imbuhnya.

"Begitu." jawab Andika sambil manggut-manggut. Dia merasa heran dengan cerita Hera, sahabat laki-laki dan perempuan. Apakah tidak ada yang jatuh cinta? Pikirnya.

"Iya. Kami sering pergi bersama, saat dia ulang tahun kami pergi berdua. Begitu juga saat ulang tahunku. Ketika makan di luar pun kami gantian yang mentraktir." jawabnya sambil tersenyum senang.

"Jadi segitu dekatnya ya kalian?" tanya Andika lagi memastikan. Hera mengangguk membenarkan. Dia selalu tersenyum ketika membahas tentang Hasyim.

"Dia ini gak sadar ya kalau sudah menyakiti aku! Kayaknya aku perlu bertemu Hasyim deh!" batin Andika menatap Hera lekat yang tersenyum menatap ke depan. Dia memiliki tekat untuk menemui Hasyim.

Sebulan sudah Hera kerja di rumah sakit, Hera dan Andika juga makin akrab serta kompak. Tapi tetap saja Hera belum peka dengan kode yang selalu diberikan Andika. Dia selalu saja membahas tentang Hasyim ketika bersama Andika.

Begitu juga Andika yang belum berani mengungkapkan perasaannya. Suatu hari Andika memiliki kesempatan mengantar Hera pulang di sore hari.

"Kamu mau pulang?" tanya Andika melihat Hera bersiap. Dia harus berjuang demi cintanya, pikirnya.

"Iya. Sudah waktunya ganti perawat." jawabnya singkat sambil membereskan ponsel dan kertasnya ke dalam tas.

"Ayo aku antar, sekalian mau menemui temanku daerah sana." ujar Andika beralasan. Beruntungnya Hera setuju, mereka melangkah menuju parkiran dengan obrolan ringan tentang pasien.

"Kamu gak bawa motor kan?" tanya Andika menyerahkan helm untuk Hera. Dia sengaja membawa helm lebih dari satu untuk persediaan ketika Hera mau pulang dengannya.

"Gak kok. Aku masih naik grab atau ojek kesini." jawab Hera jujur. Setelah memakai helm, Hera naik ke atas motor Jupiter MX milik Andika.

Motor melaju membelah jalanan yang tidak begitu macet. Saat diperjalanan mereka ngobrol ringan tentang kesukaan Hera.

"Aku suka nasi goreng sama es teh. Rasanya mantap!" jawabnya penuh semangat. Dia suka nasi goreng karena sejak kecil ibunya sering membuatkan nasi goreng untuknya.

"Enak itu, aku mau dibuatkan nasi goreng olehmu." ucap Andika serius. Tapi Hera menanggapi dengan candaan.

"Boleh kapan-kapan, ajak sahabatku juga ya!" jawabnya antusias. Andika hanya mengangguk saja. "Belok kanan, dekat taman." ujarnya mengarahkan alamat rumahnya.

"Okey." jawab Andika singkat, anggap saja dirinya belum tahu alamatnya padahal sebelumnya telah membuntuti Hera dengan sang kakak.

1
Hani
Hera: ayo bikin acara?
Nurul Hanifah
enak makan2
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
sukses
Nurul Hanifah
berkarya sesuai dengan kemampuan, jika masih sepi pembaca maka sabar.
Nurul Hanifah
semangat update thor....
Hani
Assalamu'alaikum wr wb. Mampir yuk dikarya sederhana Hani ♡ jangan lupa like dan komen buat Hera ☆
Nurul Hanifah: selalu mampir di karya mu thor
total 1 replies
Hani
siap siap
Hani: siap kk. mksh
☆☆D☆☆♡♡B☆☆♡♡: semangat 1 iklan buat semangat nya, maaf ya cuma iklan🙏✌
total 2 replies
Nurul Hanifah
semangat berkarya thor, abaikan orang yang ingin menjatuhkan mu. buktikan jika kamu pantas menjadi pemenang nya
Nurul Hanifah
semangat update thor
Nurul Hanifah
dah baca sampai selesai sovvia?
Nurul Hanifah
Aldi kayak anak pertama donk!!!
Nurul Hanifah
Hera Hasyim dan Rika Rudi
cocok
💫0m@~ga0eL🔱
oma mampir, semngat Hani, lanjuut 💪
Hani: maaf ya Oma, aku belum sempat mampir dikarya Oma /Pray/
Hani: Terima kasih Oma, semoga suka dg karya aku.
total 2 replies
sovvia
wah lanjut terus Thor
Hani: semangat semangat hehehe
sovvia: wah bab baru nih kak
total 3 replies
sovvia
lanjut /Smile/
Hani: semangat juga Sovia berkarya
sovvia: iya kak hani /Kiss/
total 3 replies
sovvia
lanjut kak
Hani: makasih sudah jadi supporter utama /Smile//Pray/
total 1 replies
Nurul Hanifah
Sahabat laki dan perempuan akan ada yg jatuh cinta...
Nurul Hanifah: tapi dari judul saja sudah kentara thor
Hani: bener banget. lebih bagus jika kedua saling mencintai
total 2 replies
Nurul Hanifah
Keren karya baru lagi thor
sovvia
aku tunggu bab berikutnya kak
sovvia: sama kak hani
Hani: terima kasih Sovvia
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!