Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26.fitnah Ibu mertua.
"Gimana ini, apa yang harus aku lakukan?" ucap Chandra merasa bingung, dan tangannya sambil menjambak rambutnya.
"Apanya yang gimana sayang?" tanya Vika merasa tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh Chandra.
"Iya kamu tahu kan, kalau Tika akan menceraikan aku."
"Emangnya kenapa kalau Tika menceraikanmu? Bukannya bagus tuh, jadi bebas tidak akan ada lagi yang menganggu kita. Lagi pula bukannya tadi istrimu sudah bilang sama kamu, kalau dia rela kamu jadi milikku," ucap Vika sambil menatap Chandra yang kini merasa kebingungan.
"Bukan itu masalah Vik, aku sudah pernah bilang sama kamu kalau aku tidak mungkin menceraikan dia soalnya keluarga Tika pernah membantu aku ketika perusahaanku hampir bangkrut. Apa kata mereka bila mengetahui masalah rumah tangga aku dan Tika yang sebenarnya." Chandra benar-benar frustasi lalu melepaskan tangannya yang menjabak rambutnya.
"Terus apa yang akan kamu lakukan sekarang hem?" tanya Vika terhadap Chandra.
"Mungkin aku harus pergi sekarang menemui Tika, dan membujuk agar Tika membatalkan perceraiannya."
"Tapi sayang-"
"Ayolah Vik, mengerti lah dengan keadaanku sekarang. Lagi pula ini juga demi kebaikan kita juga," ucap Chandra sambil memegang kedua lengan Vika, dan meminta agar Vika mengerti.
Vika pun menatap Chandra sebentar lalu berkata,"Oke baiklah."
"Terima kasih sayang. Ya sudah aku pulang dulu ya." ucap Chandra sambil mengusap lembut rambut Vika.
"Heem." Vika sambil menganggukan kepala.
Chandra pun dengan segera pergi meninggalkan Vika, lalu berjalan menuju parkiran mobil. Setelah sampai dengan segera Chandra pun masuk ke dalam mobil tersebut, dan menjalankan mobilnya pergi dari restoran tersebut.
*
*
"Makasih ya Ndrew, sudah nganterin saya sampai rumah," ucap Tika saat sudah sampai di rumah kediamannya.
"Ya sama-sama Tika. Oya jangan lupa untuk makan siang ya Tik, isi perutmu jangan biarkan tubuhmu tumbang karena telat makan. Sayangilah tubuhmu biar sehat, dan kuat biar bisa mengangkat batu besar." Canda Andrew.
"Iss apaan sih kalau bicara Ndrew, emangnya saya wonder women apa hem? Tega sekali dirimu bicara seperti itu," ucap Tika sambil menatap kesal Andrew, lalu tertawa renyah.
"Maaf Tika tadi aku cuma bercanda kok. Lagi pula dari tadi saya lihat kamu cemberut mulu. Nah kan, kalau gini cantik kelihatannya kalau tertawa meski terpaksa kan?"
"Iss apaan sih Ndrew gombal ih. Ya sudah kalau begitu saya permisi masuk dulu ya Ndrew." ucap Tika sambil menatap Andrew.
"Iya silahkan Tika." Jawab Andrew sambil tersenyum.
Tika pun dengan segera pergi meninggalkan Andrew, dan berjalan ke dalam rumahnya.
'Kasihan sekali Tika, rumah tangganya harus hancur karena kehadiran orang ketiga. Saya begitu salut sama Tika, dia mampu tegar dan sabar dalam menghadapi semua ini. Semoga saja, dia kelak mendapatkan pria yang jauh lebih baik,' gumam Andrew di dalam hati, matanya sambil menatap Tika yang kini sudah masuk ke dalam rumah.
Andrew pun dengan segera menjalankan mobilnya, dan pergi dari rumah Tika lalu berjalan menuju restoran untuk makan siang. Andrew pun di jalan sudah membujuk Tika untuk makan siang terlebih dahulu di restoran lain, tetapi Tika kekeuh menolak dan pingin pulang saja ke rumah. Mau tidak mau, Andrew pun menuruti kemauan Tika.
****
"Bagus sekali ya kamu, pulang jam segini? Emang kerja apaan sih hem? Atau jangan-jangan benar apa yang di katakan Chandra, kalau kamu kerjanya cuma sebagai pelacur!" ucap bu Lena tiba-tiba datang berjalan menuju ballroom, dan menatap tajam Tika yang kini sedang duduk di sofa.
Tika pun menatap bu Lena, di dalam hatinya kini ada rasa marah dan kesal saat mendengar ucapan Ibu mertuanya yang sangat keterlaluan. Tika pun kemudian beranjak dari sofa dan berjalan menghampiri bu Lena lalu berkata,"maksud Ibu apa berbicara begitu hah?"
"Masa kamu tidak tahu, maksud Ibu apa sih," bu Lena sambil menatap sinis Tika.
"Kenapa ya Ibu sama anak kok sama aja saja ya, sama-sama tukang fitnah!" Tika menatap tajam Ibu mertuanya.
"Kamu kalau bicara jangan sembarangan Tika! Lagi pula, Ibu tidak fitnah tapi fakta kok. Buktinya tadi kamu pulang sama laki-laki lain. Katanya berangkat kerja, masa jam segini sudah pulang sih kalau kerja di perusahaan hah? Paling juga yaitu kamu kerja -"
"Cukup Bu, Itu tidak seperti yang Ibu pikirkan!" Tika dengan segera memotong pembicaraan bu Lena,"lagi pula anak Ibu lah, si Chandra laki-laki brengsek, dan tidak punya rasa malu itu dengan seenaknya menghamili wanita yang belum sah menjadi istrinya! Haloo ... dimana harga diri si Chandra sebagai seorang suami hem?" tanya Tika dengan menantang, dan menatap tajam bu Lena.
"Kamu jangan bicara sembarangan Tika! si Chandra bukan pria brengsek yang kamu pikirkan. Kenapa sih kamu jadi bawa-bawa anakku hah? Pantesan saja si Chandra sangat membenci dirimu, ternyata begini ya sifat istrinya." bu Lena menatap tidak suka Tika.
"Ya ampun Bu kalau punya anak bersalah itu jangan di bela, tapi nasehatilah dia, biar si Chandra bisa kembali ke jalan yang benar. Sungguh aneh punya anak bersalah masih di lindungi, dan saya selalu di salahkan. Mau Ibu sebenarnya apa sih? Apa salah saya sama Ibu? Kenapa Ibu sangat membenciku, kenapa bu?" tanya Tika tiba-tiba airmatanya terjatuh membasahi pipinya.
bersambung ....