Pertemuan tidak sengaja antara Claire dan Sean di sebuah hotel membuat mereka memiliki hubungan rumit. Pertemuan singkatnya dengan Claire meninggalkan kesan buruk di mata Sean.
Suatu hari mereka dipertemukan kembali dalam sebuah perjodohan. Sean harus menerima perjodohan yang diatur oleh kakeknya dengan gadis desa yang miskin tanpa bisa menolaknya. Tanpa Sean dan ibunya tahu bahwa sebenarnya Claire berasal dari keluarga konglomerat.
"Suatu hari nanti kau akan menyesal karena sudah memperlakukan aku seperti ini." -Claire
"Claire, sebentar lagi, Sean akan membuangmu." -Helena
"Kau adalah istriku, jangan pernah lupa itu." -Sean
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penolakan Dari Sean
Ketika Sean baru saja membuka pintu utama, terdengar suara lantang dari belakang. "Sean, berhenti. Mau kau bawa ke mana Claire?"
Sean dan Claire menoleh ke belakang setelah berhenti. Dia melihat Ibu Sean dan kakeknya berjalan ke arahnya. "Kenapa kau menarik Claire keluar? Ingin mengusirnya dari sini?"
Sean mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan kakeknya. "Kakek mengenal wanita ini?" tanya Sean sambil menatap ke arah Claire sebentar.
"Lepaskan tanganmu. Kau menyakitinya." Kakek Sam memukul tangan Sean yang tidak juga mau melepaskan tangan Claire dengan tongkatnya hingga terlepas.
"Kakek, kau harus menjelaskan padaku, bagaimana bisa wanita ini ada di kamarku?" Sean terlihat marah saat melihat kakeknya seperti sangat melindungi Claire.
"Kita bicara di dalam." Kakek Sam kemudian menatap Claire. "Ayo Claire, jangan takut, ada kakek." Kakek Sam mengajak Claire untuk masuk lebih dulu meninggalkan Sean dan ibunya yang terlihat sedang menatap bingung pada kakek Sam dan Claire.
Setelah semua berkumpul di ruang makan, Sean langsung menatap ke arah kakeknya. "Sekarang jelaskan padaku, siapa yang memperbolehkan gadis tidak jelas ini tidur di kamarku?"
Gadis apa dia bilang? Tidak jelas? Rasanya ingin aku sumpal mulutnya dengan sampah agar tidak bicara sembarang tentangku.
"Kakek yang menyuruhnya untuk menempati kamarmu. Lagi pula, kau bilang akan pulang hari ini, jadi kakek memintanya untuk tidur di kamarmu tadi malam," terang Kakek Sam.
"Kakek, bukankah kau tahu kalau aku tidak suka ada orang lain yang memasuki kamarku, apalagi sampai tidur di ranjangku? Apa kakek sengaja mengirimnya agar dia bisa menggodaku?"
Menggoda katanya? Dia terlalu percaya diri. Meskipun kau tampan, tapi menurutku kau tidak ada apa-apanya dengan Wild.
Kakek Sam terlihat tersenyum dan menanggapi protes cucunya dengan santai. "Kau salah paham, biar kakek jelaskan."
Kakek Sam beralih menatap Claire, "perkenalkan, dia adalah Claire. Gadis yang akan kakek jodohkan denganmu. Dia yang akan menjadi istrimu kelak," ungkap Kakek Sam dengan senyuman lebarnya.
Meskipun terkejut, Sean terlihat tidak merubah wajah datarnya. Hanya alisnya saja yang sempat terangkat sebelah. Itu pun hanya sebentar hingga orang lain tidak menyadarinya.
"Kakek, jangan bercanda. Aku bahkan tidak mengenal wanita ini. Bagaimana bisa aku menikah dengannya?" sahut Sean setelah melirik tanpa minat pada Claire.
"Ayah, bagaimana bisa kau dengan mudahnya menjodohkan Sean dengan gadis ini tanpa berbicara denganku dan Sean? Apalagi gadis ini...." Kate tidak bisa melanjutkan ucapan karena takut menyinggung perasaan ayah mertuanya.
"Bukankah aku sudah pernah bilang akan menjodohkan Sean dengan cucu dari teman lamaku?" Sorot mata Kakek Sam tidak menimbulkan gejolak apapun meskipun mendapatkan protes dari cucu dan menantunya.
"Iyaa, tapi aku tidak menyangka kalau gadis yang akan dijodohkan dengan Sean adalah gadis dari desa yang bahkan kami tidak mengenal asal usulnya."
Claire memang sengaja berpenampilan biasa dan sangat sederhana layaknya gadis desa agar tidak ada yang curiga terhadapnya.
"Dia adalah cucu dari teman lamaku. Kau tidak perlu meragukan identitasnya. Dia berasal dari keluarga baik-baik. Dia hidup sebatang kara di desa, sebab itu aku membawanya untuk tinggal bersama kita sampai pesta pernikahan tiba."
Kakek Sam berdeham sekali lalu menoleh pada Sean. "Kalian akan menikah 2 minggu lagi dan mulai sekarang Claire akan tinggal di sini agar kalian bisa lebih mengenal satu sama lain."
"Aku tidak mau menikah dengannya dan aku juga tidak berniat untuk mengenalnya," ucap Sean dengan tegas dengan sorot mata tajam.
Kakek Sam bersandar di punggung kursi menatap santai cucunya. "Kakek tidak butuh persetujuanmu, suka tidak suka kau harus menikah dengannya. Jika kau tetap tidak mau, maka, kau bisa menyerahkan hak warismu pada Felix. Kakek rasa dia pasti akan menerimanya dengan senang hati."
Meskipun kakek Sam mengatakannya dengan santai, tapi Sean tahu kalau kakeknya berkata sungguh-sungguh.
"Aku tidak mau menikah dengan gadis ini. Jika hanya pernikahan yang Kakek inginkan, aku akan mencari calonku sendiri dan segera menikah."
"Tidak ada gadis lain. Kalau kau ingin hak warismu, kau harus menikah dengannya, jika tidak, lupakan saja," ucap Kakek Sam setengah memaksa.
"Sean, turuti saja keinginan Kakekmu. Lagi pula, cinta bisa datang seiring berjalannya waktu. Sepertinya, Claire gadis yang baik." Ibu Sean akhirnya angkat bicara setelah cukup lama terdiam. Dia tidak mau kalau sampe hal waris anaknya dicabut oleh mertuanya.
"Aku tidak mau," tolak Sean dengan tegas.
"Kakek beri kamu waktu untuk berpikir ulang dan mulai sekarang dia akan bekerja di perusahaanmu jadi ajari dia baik-baik."
Sean menatap kakeknya dengan sorot mata dingin kemudian tertawa sinis. "Wanita ini, baru saja menginjakkan kaki di rumah ini, tapi dia sudah berani menaiki ranjangku, wanita murahan seperti ini, Kakek ingin aku menikahinya?"
Kakek Sam menyiram wajah Sean dengan air putih dingin dengan wajah emosi. Tindakan kakek Sam membuat semua yang ada di meja makan terkejut. "Sean, jangan ucapanmu. Aku tidak pernah mengajarimu untuk berbicara kotor seperti itu. Berani sekali kau menilai rendah Claire yang bahkan kau tidak tahu apa-apa tentangnya."
"Ayaah, tenanglah," ucap Ibu Sean sambil menatap kakek Sam.
Sean hanya diam dengan sorot mata lebih dingin. Dia menatap kakeknya dengan berani tanpa menyeka wajahnya yang sudah basah.
"Kakeklah yang tidak tahu apa-apa tentangnya. Dia bukanlah gadis lugu seperti yang Kakek pikirkan. Dia hanya wanita murahan yang memiliki motif tertentu."
Claire hanya diam. Dia tidak berniat untuk menjelaskan lebih detail karena menurutnya itu percuma saja. Claire bahkan tidak ingat sama sekali apakah dia sungguh sudah melakukannya dengan Sean pada malam itu.
"Dasar cucu kurang ajar! Bagaimana bisa kau mengucapkan kata-kata sampah dari mulutmu. Claire bukanlah gadis murahan seperti yang kau bicarakan, kakek mengenalnya dengan baik."
Kakek Sam terlihat sangat marah setelah mendengar tuduhan Sean terhadap Claire.
"Aku tidak peduli dengannya dan aku juga tidak mau menikah dengannya." Setelah berbicara, Sean pergi meninggalkan ruang makan tanpa sarapan terlebih dahulu.
"Dasar anak kurang ajar, mau kemana kau? Kakek belum selesai bicara."
Ibu Sean berdiri menghampiri mertuanya untuk menenangkannya. "Ayah, sudahlah, jangan dilanjutkan lagi. Biarkan Sean tenang dulu. Dia pasti syok karena tiba-tiba mendapatkan berita yang mengejutkan."
Kakek Sam mendengus. "Aku tidak butuh cucu yang tidak mau menuruti ucapanku. Katakan padanya, jika dia tidak juga mau menikah dengan Claire, lebih baik keluar dari keluarga Louris," ucap Kakek Sean dengan wajah marah.
"Ayah, jangan seperti itu. Bagaimana pun Sean adalah satu-satunya penerusmu. Bagaimana kalau dia benar-benar pergi?" ucap Ibu Sean dengan nada lembut.
"Dasar anak keras kepala! Dia sama kerasnya dengan ayahnya. Aku mencarikannya jodoh gadis yang baik, tapi dia malah tidak menghargainya sama sekali."
Kakek Sean nampak kesal melihat tingkah cucunya yang tidak mau mendengarkan ucapannya.
Sedari tadi, Claire hanya diam sambil menonton perdebatan keluarga itu. Dalam diam dia menertawakan dirinya. Dicampakkan oleh kekasih lalu harus menikah dengan pria arogan, dingin dan angkuh seperti itu. Apakah ayahnya sudah gila menjodohkannya dengan pria seperti itu?
Seharusnya aku tidak menyetujui pernikahan ini dari awal.
Bersambung....
suka semua watak2 dalm novel ini... perannya
clair biar d tindas tp tidak lemah.happy ending.
semoga terus succes berkarya thor