Anggita Dewi Asmara setelah kehilangan kedua orang tuanya ,kini Anggita tinggal memiliki seorang adik bernama Anjas Dwi Bagaswara adik laki laki satu satunya yang ada di dunia ini .
Namun , satu tahun yang lalu , Anjas divonis menderita jantung koroner hingga di haruskan menjalani perawatan intensif yang membutuhkan biaya ratusan juta setiap bulannya . dan Anggita tidak memiliki uang sebanyak itu , setelah keluarganya hancur dan menjadikan dirinya dan adiknya harus menjalani kehidupan yang sangat sederhana .
dan suatu hari datang seorang pria datang mengulurkan tangan padanya . dia bernama Maxsim putra Samudra , seorang presdir BIRTH AND MEETING GROUP . Yang memang sedang membutuhkan seorang istri kontrak untuk menghindari perjodohan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21 Sepertinya tidak mungkin
Di mata Maxsim Anggi adalah wanita yang sangat menyukai uang , tapi dia tidak pernah melihat Anggi pergi shopping shopping , dan dalam Vila pun ia tidak menemukan barang barang mewah yang di beli oleh Maxsim .Tentu saja hal ini membuat Maxsim bingung .
"Apa dia selama ini hanya berpura pura menyukai uang ? Atau dia menyembunyikan sesuatu yang tidak ingin orang lain tahu .
Keesokan paginya , saat Anggita terbangun . Dia diam untuk mengumpulkan nyawanya menoleh ke kanan dan ke kiri lihat sekeliling seperti orang ling lung .
"Apa aku ketiduran lagi ? Tiba tiba Anggita membulatkan matanya ia mencoba mengingat apa yang telah terjadi . Dia ingat dalam perjalan pulang bersama Maxsim kemarin , dan dia sangat mengantuk karena dalam beberapa hari bekerja lembur . Dia hanya ingin memejamkan mata sebentar saja sebelum sampai di rumah . Tapi siapa sangka dirinya malah terbangun di saat hari sudah pagi .
"Bagaimana aku bisa sampai di kamarku sendiri ,apakah dia yang menggendong aku ke kamar ." seulas senyum terbit di bibirnya ketika membayangkan dirinya di gendong oleh suami kontraknya .
Namun ekspresi itu tidak bertahan lama karena sedetik kemudian raut wajahnya menjadi gusar ketika memikirkan maxsim saat ini .
Anggita segera berlari keluar kamar menuju ke lantai bawah mencari bibi Indri . Tampak Bi Indri sedang membersihkan piring kotor di meja makan .
"Bi Indri ."
"Nyonya sudah bangun ?." sapa Bi Indri .
Namun Anggita seolah tidak mendengar sapaan itu ." Apakah Maxsim sudah pergi ? ."
" ya ,Tuan baru pergi sepuluh menit yang lalu . Apa Nyonya butuh sesuatu ?." tanya Bi Indri .
"Tidak , " jawab Anggita dan langsung kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri . Kemudian turun ke meja makan untuk sarapan .
"Bi ,apakah Maxsim menitipkan pesan atau sesuatu ." tanya Anggita .
Bi Indri yang sedang membuka tudung saji pun menahan tangannya seketika .
" Sepertinya tidak ada Nyonya , Tuan turun langsung sarapan , setelah selesai sarapan Tuan langsung berangkat ke kantor , tidak ada mengatakan apa apa."
Mendengar itu Anggita semakin cemas ." Apa dia kelihatan marah ." tanya Anggita . Karena ini kedua kalinya Anggita tertidur dalam perjalanan pulang bersama Maxsim . Sebelumnya tidak pernah terjadi , Jadi Anggita khawatir Maxsim akan marah .
"Tidak ,Tuan terlihat biasa saja , sepertinya dalam suasana hati yang terkontrol." Bibi Indri menatap lekat Wajah Anggita .
"Apa Nyonya melakukan kesalahan sehingga Nyonya bertanya seperti itu ?."
"Ha ha ha...tentu saja tidak , aku hanya khawatir dia pergi pagi pagi tanpa pesan , aku takut dia dalam suasana hati yang tidak baik baik saja " tidak mungkin bagi Anggita untuk mengatakan apa sebenarnya yang terjadi . Namun tidak dapat dipungkiri Anggita sangat bersyukur jika Maxsim tidak marah padanya .
"Bi Indri , aku berangkat ke kantor dulu ." Anggita mengambil satu lembar roti lagi roti.panggang dan dia bungkus dengan tisue .
"Hati hati di jalan Nyonya ."
"Terima kasih ,Bibi juga hati hati dalam bekerja ." ucap Anggita , pagi itu dia memakai pakaian kerja yang sangat elegan . Bloes putih dengan rokber warna Navy dengan dasi yang warna senada dengan roknya terlihat sangat elegan .dengan rambut yang di ikat rapi , sudah seperti seorang wanita yang berkarir .
Anggita segera masuk ke dalam mobilnya dan menyalakan kontak mobilnya , siap untuk menginjak pedal gas , namun tiba tiba ponselnya berdering . Dia mendapat panggilan dari Direktur Jony , dari perusahaan Birdt And Meeting .
Dua hari yang lalu mereka sudah sempat berbicara dan juga telah membuat janji untuk bertemu . Selain membahas beberapa detail tentang pekerjaan , juga untuk menerima laporan juga data yang di butuhkan .
"Baiklah , nanti di jam mendekati makan siang , sekitar jam sebelas , saya mengerti ." ucap Anggita yang kemudian menutup ponselnya . Dia menggenggam kemudi dengan kuat sambil menatap lurus ke depan .dia menghembuskan nafas beratnya .
Sesuai perjanjian kemarin , bertemu jam sembilan pagi . Tapi karena ada satu hal dan kepentingan lain . Direktur Jony terpaksa mengundur jam pertemuan mereka , maju dua jam .Itu juga bukan masalah bagi Anggita , hanya dia harus reservasi ulang waktunya .
"Sudah ! Aku harus ke kantor sekarang ." gumam Anggita.
Awalnya Anggita akan langsung menuju ke restoran Jingga karena khawatir takut akan datang terlambat . Ternyata pertemuan di undur dua jam lagi . Jadi sekarang Anggita akan ke kantor saja . Dia akan Melihat apa yang dapat dia lakukan di kantor nanti .
Saat sampai di kantor Anggita langsung masuk ke ruangan divisinya lalu duduk di kubikelnya , dia melihat para junior juniornya yang begitu sibuk sehingga tidak menyadari kehadirannya . Dia jadi penasaran dengan apa yang mereka bahas .
"Apa mereka membicarakan Maxsim lagi ." batin Anggita . Melangkah semakin dekat , Anggita semakin yakin dengan dugaannya . Mendengar mereka terus menyebut nama Maxsim membuat Anggita memutar mata jenggah .
Apa tidak ada hal lain yang lebih penting untuk di bahas ?. Kenapa setiap hari selalu membahas suaminya ." keluh Anggita yang terlihat dari ekspresi wajahnya .
"Kali ini apa lagi yang begitu menarik untuk di bahas tentang Maxsim ." batin Anggita yang juga merasa penasaran .dan diam diam ikut mengintip. Saat tahu apa yang mereka lihat ,dia tersentak hingga mulutnya terbuka lebar .
"Darimana mereka mendapatkan foto itu .? ." Anggita melihat bahwa itu foto dirinya saat membeli minuman dan akan kembali ke dalam mobil Maxsim .beruntung sekali saat itu dia berjalan dengan menunduk .hingga wajahnya tidak terambil oleh kamera .
"Eh mbak Anggi , kamu sudah datang ." sapa Selfi , saat mengetahui kehadiran Anggita . Sinta dan yang lain nya juga ikut mengangkat wajahnya menatap Anggita .
"Mbak Anggi , bukankah kamu ada janji temu dengan orang pusat Birth And Meeting group ." ucap Sinta .
"0ertemuan di undur dua jam lagi , jadi aku kembali ke kantor saja mungkin di kantor ada yang bisa di kerjakan ." jawab Anggita .
"Terus , sekarang apa yang kalian lakukan bukannya bekerja tiap hari cuma ngegosipin suami orang . Apa ingin di marahi Pak Narendra atau ingin di pecat ." tambah Anggi sambil melangkah kembali ke mejanya .
Sinta , selfi dan yang lainnya mau tidak mau segera membubarkan diri dan kembali ke kubikel masing masing .
"Sinta , tapi tidak kah kamu merasa , kalau sosok wanita ini mirip dengan Mbak Anggi ." bisik Selfi , sambil melihat secara bergantian , sosok Anggita dan foto wanita di ponselnya .
Sinta ikut memperhatikan Punggung Anggita , kemudian matanya yang penuh rasa kepo itu segera bergerak secara teratur .
"sepertinya tidak mungkin , pasti hanya kebetulan saja ." jawab Sinta yang ingin menolak jika wanita itu Anggi .
***
Sesuai jadwal ulang pertemuan Anggita pun tiba . menjelang jam sebelas siang Anggita telah sampai di restoran jingga .untuk bertemu dengan Direktur Jony untuk mengambil data dan laporan yang akan di jadikan bahan . Namun alih alih bertemu dengan Direktur Jony , tapi Direktur Jony malah mengirim sekretarisnya untuk datang .