Ayunda menerima kekurangan suaminya hanya bekerja bengkel saja. Walaupun kehidupan mereka pas-pasan.
Ayunda sangat sabar menghadapi sikap suaminya selalu menurut kepada ibu dan kakak iparnya juga.
Sanggupkah Ayunda bertahan menghadapi sikap keluarga suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Niat Baik
"He'hem, ibu-ibu sekalian. Besok datang yah acara akad nikah anak saya,". Kata bu Sari. Dia mengundang para ibu-ibu tetangga disekitarnya di saat semua orang sedang berkumpul merumpi di sore hari.
"Wah, selamat yah bu. Akhirnya Ambar,nikah juga dapat calon mantu kaya lagi,". Ucap salah satu ibu di sana.
"Selamat yah bu,bakalan jadi orang terpandang kan Johan,anak juragan sapi terkenal,". Timpal yang lainnya.
"Makasih lo, ibu-ibu sekalian.jadi tersandung aku,besok datang yah,aku mau ke tempat Ayunda,". Ujar bu Sari. Ia melenggangkan kakinya pergi Kerumah Ayunda.
"silahkan bu,". sahut yang lain.
Tak luput juga Hendri, mengikuti sang ibu untuk pergi kerumah Ayunda. terlihat. mereja berdua berbisik-bisik.
"Bu,liat deh Hendri,ikut juga,". Bu Sumi, memberitahu yang lain.
"Aku yakin deh,bu sari. Bakalan ngungkit anaknya rujuk lagi,". Timpal yang lain
"Pastilah, secarakan Ayunda. Udah sukses lagi,". Gumam yang lain.
Sesampai di rumah Ayunda. Mereka berdua memanggil dari luar. Ayunda,bergegas keluar dari kamar yang baru saja selesai acara mandi habis pulang dari kerjaan.
Ehh,buset. Udah datang aja mereka,batin Ayunda.
"Eh,ayo masuk bu,dan mas Hendri,". Ucap Ayunda,dan mempersilahkan masuk.
Ia pun pamit ke dapur untuk membuat minuman.
"Besar yah rumah kamu,adem,". Ucap sang mantan mertua menyusul Ayunda,dari dapur.
Wah,banyak banget Ayunda, memiliki koleksi tas branded dan gelang jam pasti mahal ini,batin bu Sari. Saat melihat lemari kaca yang penuh dengan tas-tas branded dan gelang jam mahal.
Ck,panas gak tu liat tas-tas branded dan gelang jam tangan wanita mahal,batin Ayunda. Ia tersenyum melihat tingkah laku sang mantan mertua.
"Banyak banget yu, koleksi tas sama jam tanganmu, bagus-bagus lagi pasti mahal,". Ucap bu Sari. pasti cocok kalau semua ini aku yang makai,jadi gak sabar memiliki semuanya biar bisa pamer kesemua ibu-ibu.sekalian mereka kepanasan udah julid aku dulu, batin bu sari
Yah,jelas lah mahal aku membeli sendiri secara gajihku gak di makan sama ibu lagi, batin Ayunda. "Ahh,harganya masih murah kok. Di dalam kamar masih banyak,". Sekalian aja aku buat dia lebih panas,batin Ayunda.
"itu pasti,kan gajih kamu pasti besar. Semua apa yang kamu mau pasti terkabulkan buktinya bisa beli mobil,bahkan cincin di jarimu itu pasti mahal,". Ucap Bu Sari. Mengikuti langkah kaki Ayunda,ia masih celingukan melihat sekeliling ruangan
mereka pun menuju ruang tamu yang di sana ada Hendri. Ia sedang menikmati nonton televisi.
"Diminum bu,mas. Cemilannya cuman ini, soalnya jarang beli makanan. Biasanya makan diluar saja,". Alasannya.
"Gak papa,ini pun enak. Pastilah kamu makan diluar terus kan kamu capek kerja,". Sahut bu sari.
"Iya,buat apa masak. Mending beli uangmu kan banyak yu,". Timpal Hendri.
"Iya, ngomong-ngomong ada apa yah,". Tanya Ayunda.
"Ibu mau mengundang mu kalau besok acara akad nikah Ambar. Kamu datang yah,". Kata bu Sari.
"Iya bu, selamat yah buat kak Ambar. Udah nikah aja mana anak juragan sapi lagi,". Puji Ayunda.
"Iya nak Ayu. Ambar, Sangat beruntung bisa mendapatkan suami seperti Johan, sekarang Johan,juga mau seperti ayahnya,".
"Wah,bagus dong bu. Berarti Johan, rajin bekerja pasti Ambar, sangat enak kalau dapat suami yang bekerja keras,". Sindir Ayunda. Ia pun melirik ke arah Hendri.
"Iya nak, laki-laki harus rajin bekerja keras,untuk anak dan istrinya sendiri,". Tanpa sadar sang ibu malah melawan perkataan Ayunda.
"Ibu, apa-apaan sih dan kamu yu, sengaja yah nyindir aku,". Decak Hendri. Entah kenapa ibunya juga ikut-ikutan menyindir anaknya.
"Apa sih kamu Hend,". Sahut sang ibu.
Ayunda,hanya cengengesan melihat mereka berdua saling melotot.
"nak Ayunda. Ibu punya niat baik sama kamu,". Ucap bu Sari.
Nah, tiba-tiba perasaan ku jadi gak enak ni. "niat baik apa bu,". Tanya Ayunda.
"Begini, bagaimana kamu dan Hendri, rujuk. Mumpung besok akad nikah Ambar,biar kita langsung bikin acara syukuran karena kalian sudah bersama lagi,". Ujar bu Sari, tengah senyum merekah.
"Iya yu. Mas mau rujuk sama kamu,mas nyesal sudah menalak kamu dulu.sampai saat ini aku masih sayang sama kamu yu,". Lirihnya
Tuhkan sudah aku duga, batin Ayunda. "Tapi,aku gak bisa mas,bu,". Jawabnya
"Kenapa Yu,kita membangun rumah tangga lagi. Aku janji bakalan setia sama kamu,".
"iya nak, berilah kesempatan buat Hendri,". mohon bu sari
"aku bakalan menurut apa katamu yu,". kata Hendri.
"Termasuk kamu cari uang mas dan kerja, jangan nganggur lagi bahkan tidak mengharapkan bengkel kamu yang sepi itu,dan aku juga berhenti bekerja kamu juga harus membayar kredit mobil dan yang lainnya. Bagaimana mas, kamu mau,". Rasain aku kerjain kamu mas,batin ayunda.
Sejenak Hendri,terdiam hening.
"Lo, kenapa kamu berhenti yu,untuk bekerja. Sayang lo gajihnya lumayan besar,". Sahut bu sari.
"Bukankah ibu dulu tak bekerja karena ada suami yang menafkahi,aku juga berpikir begitu bu,". Ck,bilang saja mau menikmati uang dan harta-harta ku,batin Ayunda.
Sial,kalau begitu percuma saja aku rujuk kalau Ayunda,gak kerja lagi mana harus bayar cicilan mobil,batin Hendri . "Apa yang di katakan ibu tu benar yu,". Kata Hendri.
"katanya mau menuruti apa kataku. Bukannya kemarin mas,udah punya pacar juga,". Tanya Ayunda.
Tau darimana Ayunda,kalau Hendri udah punya pacar, batin bu Sari
"aku,aku sudah memutusi nya yu,". Jawab Hendri. Tentu saja dia berbohong agar Ayunda,tak lagi membahas.
Deriing
Ponsel Hendri, sang ibu dan Ayunda. Menoleh ke arah Hendri. Terlihat gelabakan saat melihat siapa menelpon namun ia tak mengangkatnya.
"Kenapa gak di angkat mas,atau itu pacar mas. Jangan-jangan kamu lagi berbohong sama aku,". Ayunda, menyipitkan bola matanya. ia menaruh rasa curiga.
"Mungkin dia tak terima aku putusin makanya menelponku. Gak penting juga yu,kita lanjutkan membahas rujuk,". Elak Hendri.
"Iya yu, mungkin pacarnya Hendri,masih sayang kepadanya. Makanya dia menelpon anakku,". Sahut bu Sari
Kalian kira aku percaya,batin Ayunda.
"Bagaimana mau gak rujuk sama aku,". Pintanya lagi
"Yah, asalkan perkataanku tadi kamu terima mas, bagaimana,". Tantang Ayunda.
"yakin kamu mau berhenti bekerja yu,sayang banget tau mana kerja di kantor,". ucap bu sari.
"mas Hendri,juga kerja bu pasti cukuplah buat memberikan aku nafkah sehari-hari dan jangan lupa bayar cicilan mobil,". ujar Ayunda.
Hendri, menoleh ke arah ibunya. Mungkin dia meminta jawaban,dia juga bingung harus berbuat apa.
menurut harus yang betul.