" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak bisa
Setelah selesai solat. ustadz Sulaiman mengambil dua Al Qur'an dan membaca Al Qur'an bersama isterinya Walaupun Zahra tidak mau tapi dia tetap memaksa nya. bahkan ustadz Sulaiman tidak segan-segan meninggikan suara pada istrinya jika dia tidak mau mendengar.
Setelah selesai baca Al Qur'an Zahra langsung naik ke ranjang ustadz Sulaiman dan merebahkan Tubuh nya di sana. "Kenapa dapat suami Ustadz sih.." Oceh Zahra berbaring membelakangi Suami nya dengan cemberut. karena sudah hampir pukul sebelas malam baru dia menyuruh isterinya berhenti baca Al Qur'an. Sulaiman memang sengaja melakukan itu pada Zahra.
"Allah melaknat seorang istri yang tidur membelakangi suami nya, apal lagi dalam keadaan Marah" Kata Sulaiman menegur isteri nya. ustadz Sulaiman benar benar ingin Mengajari Zahra bagaimana Cara nya untuk menjadi seorang istri yang sesungguhnya.
Zahra menarik nafas dalam. dia juga tau apa yang di katakan suaminya itu benar. hanya saja dia kadang tidak bisa mengontrol dirinya.
Zahra membalikkan tubuhnya menghadap pada suaminya, sedikit mendekati Ustadz Sulaiman " Pak ustadz. apa pak ustadz sudah tidur " Tanya Zahra yang melihat suaminya menutup kedua bola matanya.
"Belum Zahra... Ada apa" tanya Sulaiman tanpa membuka kedua bola matanya.
" Bagaimana jika aku pindah kampus saja... aku belajar di tempat pak ustadz mengajar " kata Zahra menoel Noel pipi suaminya.
" Tidak bisa Zahra... kampus tempat ku mengajar memiliki peraturan yang sangat ketat. di sana tidak di Benar kan seorang dosen berhubungan dengan mahasiswa atau mahasiswi. jika sampai itu terjadi, maka Dosen tersebut akan di keluarkan " Kata Sulaiman melihat sekilas pada istrinya kemudian kembali menutup matanya.
"Masak sih....." kata Zahra tidak percaya pada ucapan suaminya.
"Berapa jam waktu mu tadi mengaji Zahra "Tanya Ustadz Sulaiman
Zahra kesal mendengar pertanyaan suaminya. " dua Jam pak ustadz" jawab Zahra sedikit kesal.
"Jika kau masih saja mengoceh dan tidak ingin tidur. aku akan menambah beberapa surah lagi keesokan harinya " Kata Ustadz Sulaiman tidak main-main pada Zahra.
Zahra membolakan kedua matanya." Baik lah. aku tidur "Kata Zahra cepat dan menutup kedua bola matanya.
Ustadz Sulaiman menarik satu sudut bibirnya saat Zahra buru buru menutup kedua bola matanya memaksa untuk tidur.
,,,,,,,,
Beberapa hari berlalu akhirnya mereka berdua akan kembali beraktivitas seperti biasanya.
Zahra masih di kamar dan bersiap siap untuk ke kampus. Ustadz Sulaiman berkutat di dapur membuat sarapan untuk mereka berdua. selama beberapa hari menikah. dia la yang berperan seperti istri menyediakan makanan untuk mereka berdua.
Tapi Sulaiman sama sekali tidak keberatan. dia yakin. suatu hari nanti Zahra pasti berubah.
Zahra menghampiri Sulaiman yang duduk di meja makan menunggunya.
"Kemari " Kata Ustadz Sulaiman memanggil istrinya mendekat padanya.
Zahra menyerjit. tapi dia tetap mendekati suaminya tanpa protes.
Ustadz Sulaiman menyentuh pinggang Zahra seperti mengecek sesuatu."Apa kau tidak memakai lagi baju tidak jelas di dalam gamis mu itu. jika iya, segara naik ke atas dan ganti pakaian mu" ujar Sulaiman penuh selidik melihat Zahra.
"Tidak pak ustadz... tadi Uda di cek. tidak ada kan" Jawab Zahra.
"Hm. Makan lah" kata ustadz Sulaiman mengangguk kemudian menggigit roti tawar yang sudah dia taruh selai Kacang.
Zahra menarik roti dari tangan suaminya lalu langsung memakan roti suaminya yang sudah ada bekas gigitannya.
"Aku yang ini saja... malas mau taruh selai sendiri " kata Zahra menghabiskan roti suaminya kemudian meminum susu yang suaminya sedia kan.
Sulaiman masih diam melihat istrinya yang sangat malas walau hanya tinggal menyimpan selai di roti milik nya." buruan pak ustadz. aku mau cepat. " Kata Zahra.
"Ya sudah. ayo" Sulaiman berdiri dari duduknya Melangkah keluar tanpa menyambung sarapannya lagi.
Zahra yang melihat Ustadz Sulaiman belum Sarapan. buru buru mengambil tempat kemudian mengambil dua roti dan menaruh selai memasukkan ke dalam tempat. berlari mengikuti suaminya dari belakang. dia sengaja membungkus sarapan untuk suaminya.