NovelToon NovelToon
Switch World

Switch World

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Tokyo Revengers / Dunia Lain / Perperangan / Anime / Fantasi Isekai
Popularitas:770
Nilai: 5
Nama Author: Mz Arip

Dari dunia nyata menuju dunia lain, sedangkan dari dunia lain menuju dunia nyata?

Itulah yang dirasakan oleh seorang berandal bernama Arip Suhardjo dan seorang Peri kegelapan bernama Sabilia Von Kurayami dimana meski mereka adalah sosok nakal, mereka berkiblat ke arah yg berlawanan setelah mereka pindah dunia! Penasaran dengan kehidupan mereka di dunia yang berbeda? Ayo ikuti terus kisah Arip dan Sabilia!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mz Arip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 - Selamat datang di Dunia baru (2)

Sabilia berjalan dari lokasi dimana Monster besar penjaga Hutan yang bernama Forastio itu berada. Ia berjalan jauh dan menjauh dari Hutan itu. Ia sama sekali tidak memikirkan atau mungkin ia lupa dengan pria yang menolongnya tadi.

"Sudah berapa lama... Aku berjalan... Dari luar hingga masuk di pertengahan Hutan ini? Apakah mereka... Akan menemukanku?" tanya Sabilia.

Sambil berjalan, Sabilia teringat akan masa keemasan Keluarga dan Kerajaannya dahulu. Ia jadi teringat masa kecilnya.

Pada masa kecilnya, Sabilia dirawat dan dididik oleh kedua orang tuanya yang merupakan seorang Raja dan Ratu dari Kerajaan yang makmur itu. Sabilia selalu dituntut oleh kedua orang tuanya untuk melawan penindasan jika terjadi, dan menegakan keadilan di Kerajaan itu serta menjadi sosok yang cinta damai hingga kapanpun.

"Ingat Sabilia, sebagai seorang Permaisuri Kerajaan, kau harus cinta damai demi Kerajaan kita. Kerajaan Kurayami, harus makmur sampai kapan pun. Apakah kau mengerti, Nak?" tanya sang Raja.

"Iya. Jadi, bagaimana cara aku menciptakan kedamaian agar Kerajaan dan Rakyat kita sejahtera?" tanya Sabilia kecil.

"Lawanlah kejahatan. Itu dia." kata Raja.

Suatu hari, ada kunjungan Raja dan Ratu dikawal oleh 4 pengawalnya ke Desa para rakyat jelata.

"Itu Raja dan Ratu beserta Permaisuri!" kata salah satu Warga.

Para Warga kemudian yang sebelumnya melakukan aktivitas masing-masing, kini mereka keluar dan menghentikan aktivitas mereka untuk menyambut Raja, Ratu, dan Sabilia sang Permaisuri. Banyak orang yang memuji Sabilia karena kecantikannya.

"Itu kan Permaisuri Sabilia si Peri Kegelapan itu kan?"

"Iya. Cantik sekali ya, semoga saja anak kita seperti itu."

Raja, Ratu, Sabilia, dan beberapa pengawal kini makan di sebuah Kedai terbesar dan ter-ramai di Desa itu. Karena tamu mereka adalah sosok penjabat, maka pada hari itu, Kedai itu dikhususkan hanya untuk mereka.

"Bagaimana, wahai Raja dan Ratu? Masakan saya enak kan?" tanya Pemilik Kedai.

"Enak banget. Terlalu enak malah. Cocok nih jadi chef pribadi saya, hahaha!" tawa Raja.

"Ish! Raja! Kamu ini apa-apaan sih?" kesal Ratu yang terlalu memuji Pemilik Kedai.

"Eh iya, Sabilia kemana ya?" tanya Ratu kemudian.

"Lagi main diluar. Bosen dia. Tenang aja, ada pengawal kok." kata Raja.

Sementara itu, karena Sabilia bosan, ia bermain di luar. Pada saat ia sedang bermain sendirian, ia bertemu dengan seorang Peri lainnya yang berterbangan mengelilingi di atas Sabilia.

"Hai Permaisuri. Jangan sendirian dong mainnya. Omong-omong, kamu ga sama Raja dan Ratu makan di dalam Kedai bersama Ibuku?" tanya anak itu.

"Bosen. Mereka lagi pada nongkrong di dalem. Yaudah aku main disini aja." kata Sabilia.

"Kenapa ga sama Pengawal? Kan bahaya loh Permaisuri cantik sepertimu tiba-tiba ada Monster nyerang, rawr~" kata anak itu yang bercanda.

"Ish apa-apaan sih. Nakutin aja." kesal Sabilia.

"Hahahahahahaa. Ahaahahahahaa....."

Setelah Peri itu tertawa, kini Peri itu fokus dan kemudian memperkenalkan dirinya sendiri.

"Omong-omong, kenalan dulu yuk. Namaku Hikari. Aku Peri Cahaya. Terima kasih ya telah berkunjung ke Kedaiku." kata Hikari dengan penuh senyum yang hangat.

"Iya, salam kenal juga. Namaku Sabilia."

Memori itu terus dikenang oleh Sabilia hingga hari ini. Pada saat ini, ia masih berjalan di tengah Hutan. Akan tetapi, ia merasa bahwa aura di Hutan itu sudah berbeda di banding Hutan yang sebelumnya. ;;

Beberapa lama kemudian, Sabilia telah keluar dari Hutan itu dalam keadaan yang memprihatinkan.

"Te-tempat apa ini? Sepertinya aku harus cari tahu mengenai tempat ini. Aku sangat asing disini." kata Sabilia.

Sabilia kini berada di tempat yang asing. Sebuah Dunia yang berbeda dari Dunia yang biasanya. Tidak ada Peri, maupun Istana. Kini hanya ada gedung, transportasi, dan sebagainya.

"Kenapa berbeda dari Dunia sebelumnya? Sebenarnya, aku berada dimana?" tanya Sabilia.

Pada saat ia berjalan, tiba-tiba Sabilia di kelilingi oleh tiga preman.

"Wih ada cewek cantik nih."

"Sayang, seneng-seneng yuk."

"Kok sendirian aja sih? Mending abang anterin pulang."

"PERGI KALIAN!" kesal Sabilia.

Akan tetapi, Sabilia malah semakin digoda oleh tiga preman itu.

"Jangan galak dong, sayang."

"Justru makin galak, makin cantik, makin imut! Three in one!"

Tiba-tiba saja, ada nenek-nenek yang mencoba menyelamatkan Sabilia.

"Heh kalian! Dasar kalian orang-orang ga bener! Jauh dari anak itu." kata Nenek.

"Eh Nenek tua peyot! Berisik lu! Gausah ikut campur!"

Sabilia yang tidak dengan Nenek itu, kemudian mencoba membantu Nenek itu. Tanpa sadar, ia mengeluarkan sebuah serangan telekinesis yang membuat tiga preman itu terlempar. Sedangkan Nenek itu, dia merasa kaget.

"A-apa ini?"

Sabilia kemudian pergi dari sana dengan tunggang langgang. Akan tetapi, karena tubuhnya sudah tidak kuat, kini ia kemudian melemah, kepalanya terasa berat, kemudian pandangannya menjadi kabur. Karena itu, Sabilia menjadi tidak fokus saat berjalan hingga ia tertabrak mobil.

"BRUK!"

Sabilia kemudian terlempar hingga tak sadarkan diri.

Beberapa jam kemudian, Sabilia perlahan-lahan mulai bangun di sebuah Gubuk kecil. Di sampingnya, ada seorang Nenek tua yang sedang menyeka sekujur tubuh Sabilia yang kotor dan penuh dengan luka. Sabilia kemudian terbangun lalu merasa takut dengan Nenek itu.

"D-DIMANA AKU? SIAPA KAMU?" takutnya.

Nenek itu mencoba menenangkan Sabilia.

"Tenang dulu, Nak. Tenang dulu. Kamu aman disini. Sebelumnya, aku telah menolongmu dan membersihkan sekujur tubuhmu. Nama kamu siapa?" tanya Nenek itu.

Sabilia mencoba mengingat-ingat tentang dirinya. Akan tetapi, entah karena benturan yang ia alami atau apa, ia tidak mengingat apa-apa.

"Aku.... Aku ga ingat apa-apa, Nek." kata Sabilia.

"Begitu ya. Kalau nama, kamu ingat namamu?" tanya Nenek.

"Engga juga." kata Sabilia.

"Hmm... Baiklah. Kalau begitu, bagaimana kalau namamu adalah Zahra?" tanya Nenek.

"Zahra?" tanya Zahra.

Nenek mengangguk.

"Sebuah nama yang indah ya, Nek. Iya namaku Zahra." kata Zahra.

"Kalau begitu, Zahra. Mau makan dulu?" tanya Nenek.

Nenek kemudian mengajak Zahra untuk makan siang. Sebuah meja meyajikan banyak sekali hidangan lezat yang masih hangat membuat calon penyantap ngiler dan tak sabar untuk memakan makanan itu lahap-lahap. Akan tetapi, Zahra dengan ragu mencoba untuk memakannya.

"Makan aja, Nak. Nenek aja makan lahap banget." kata Nenek.

Zahra kemudian mencicipi makanan itu.

"E-Enak..."

Karena terasa enak, dirinya kemudian memakan makanan itu lahap-lahap.

"Nenek seneng deh kalau kamu doyan masakan Nenek. Makan sampai habislah kalau kamu ngerasa paling laper seakan ga pernah makan selama 5 tahun, hahahaahaha!" canda Nenek.

Saat sambil makan, Nenek juga sambil bertanya mengenai kekuatan telekinesis yang ia miliki saat melawan Preman.

"Oh iya, saat kamu melindungi Nenek dari Preman, kamu punya kekuatan telekinesis. Kamu dapat dari mana?" tanya Nenek.

Zahra seketika terdiam.

"Ku-kurang tahu. Aku sebenarnya belum tahu kekuatan apa yang ku dapatkan ini." kata Zahra.

"Hmm... Nenek memang ga tahu tentang dirimu. Tapi, Nenek cuma mau kasih masukan. Kalau kamu punya kemampuan seperti itu, menurut Nenek adalah sebuah kelebihan kamu. Kamu punya kelebihan yang tidak dimiliki sama orang lain. Tapi kamu inget, jangan gunakan kekuatan telekinesis atau entah apapun itu namanya untuk hal-hal bodoh. Karena, banyak sekali orang yang menyalahgunakan kelebihan mereka untuk hal-hal bodoh yang mereka anggap memuaskan mereka. Akan tetapi, aslinya itu merugikan orang lain dan melanggar hukum. Saat ini, banyak sekali entah orang tinggi maupun apapun itu yang menyalahgunakan kekuasaan atau kemampuan atau apapun itu demi kepentingan mereka, padahal merugikan orang lain. Jadi, untuk Nak Zahra, Nenek harap kamu tidak melakukan hal bodoh dengan kekuatan telekinesis itu. Gunakanlah untuk kebaikan." kata Nenek.

"Baik Nek." kata Zahra.

Dan itulah, awal dari kehidupan Zahra di Dunia barunya. Bagaimanakah kelanjutannya?

Bersambung

1
Harbinger
keren mas R novelnya
Andra Rafiansyah: thanks kawan
total 1 replies
Kakashi Hatake
Mantap jiwa!
Andra Rafiansyah: widih ada Guru Kakashi. Ajak Narutonya dong biar ramaikan novel saya hahahha
Andra Rafiansyah: widih ada Guru Kakashi. Ajak Narutonya dong biar ramaikan novel saya hahahha
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!