Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Julia dengan telaten dan penuh perhatian menyuapi buah-buahan potong pada Ale. Sebelum itu, Julia lebih dulu menyiapkan sarapan di piring Hendry. Mengambilkan nasi dan beberapa lauk kesukaan Hendry. Julia juga tetap duduk di ruang makan bersama Ale untuk menemani Hendry sarapan. Sedangkan dia sendiri hanya meminum body slim dan memakan buah-buahan bersama Ale untuk sarapan.
Hendry sesekali melirik Julia yang duduk di depannya bersama Ale. Lagi-lagi rasa bersalah muncul kembali setelah melihat sikap Julia yang semakin peka dan perhatian pada keluarga kecil mereka. Hendry merasa sangat berdosa karna telah mengkhianati pernikahan dan kesetiaan Julia padanya selama 5 tahun pernikahan.
Lalu bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Bella sekarang.? Di sisi lain Hendry ingin berhenti dan tetap setia pada Julia, namun Hendry juga tidak tega mencampakkan Bella begitu saja setelah dia merenggut kesuciannya.
Mungkin jika bukan dia pria pertama yang meniduri Bella, Hendry tidak akan ragu untuk mengakhiri hubungan terlarangnya tersebut karna bukan dia yang merenggut kesucian Bella, jadi tidak perlu mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Tapi pada kenyataannya Bella masih suci sebelum disentuh oleh Hendry. Itu sebabnya Hendry merasa perlu bertanggungjawab dan tidak bisa meninggalkan Bella begitu saja kecuali Bella setuju mengakhiri hubungan mereka.
"Sayang, nanti sore kamu sibuk tidak.?" Tanya Julia setelah menyuapkan potongan buah naga ke mulut Ale.
Suara Julia membuyarkan lamunan Hendry. Pria itu mencoba bersikap biasa.
"Tidak tau, nanti aku cek email dulu. Ada apa.?" Hendry tampak penasaran karna Julia tidak bertanya seperti itu padanya.
Bella tiba-tiba masuk ke ruang makan, kedatangan Bella langsung membuat Hendry dan Julia menoleh bersamaan ke arahnya. Namun Julia hanya menoleh sekilas, lalu kembali menatap Hendry.
"Aku ingin mengajak Ale ke playground. Kita pergi bersama ya kalau kamu tidak sibuk." Sahut Julia antusias.
Hendry yang sedang mengikuti pergerakan Bella, terpaksa menatap Julia untuk menanggapi ucapannya.
"Maaf Kak, aku mau ambil sarapan." Bella datang ke meja makan dengan membawa piring di tangannya. Bella pura-pura acuh pada Hendry, bahkan tidak menatap ke arahnya sedikitpun.
"Hem." Julia berdehem ketus dan tidak memperdulikan keberadaan Bella.
"Sayang, bagaimana.? Bisa tidak.?" Julia kembali memastikan karna Hendry masih bungkam.
Tanpa merasa curiga sedikitpun, Julia tidak tau kalau sebenarnya Hendry sengaja menunda jawabannya untuk menjaga perasaan Bella yang masih ada di sana.
Bukannya menjawab, Hendry diam-diam menatap Bella saat Julia sedang sibuk dengan Ale.
Bella yang merasa diperhatikan, balik menatap Hendry seraya mengulas senyum manis padanya. Posisinya yang berada di samping Julia, membuat Bella bisa leluasa melempar senyum pada Hendry tanpa takut di lihat oleh Julia.
Bella langsung pergi dari sana karna sudah mengambil sarapan. Barulah Hendry bisa menjawab dan menanggapi lebih jauh percakapannya dengan Julia.
Nyatanya Hendry berusaha keras untuk tidak menyinggung perasaan Bella. Jadi tidak mungkin kalau Hendry bisa mengakhiri hubungannya dengan Bella begitu saja, meski Hendry memiliki banyak pertimbangan untuk kembali setia pada Julia.
...******...
Sore itu Hendry menuruti permintaan Julia untuk pergi ke playground bersama Ale. Sebenarnya ada sedikit pekerjaan yang masih harus Hendry selesaikan, tapi dia ingin melihat sejauh mana perubahan sikap Julia. Jadi Hendry menyempatkan waktu untuk pergi bersama.
Kini mereka sudah sampai di rumah setelah puas bermain bersama Ale dan makan malam di luar. Raut wajah Hendry tampak cerah, dia kembali merasakan kebahagiaan yang dulu sempat hilang. Julia benar-benar berbeda, istrinya itu sedang mencoba menjadi ibu yang baik untuk Ale. Hendry bisa merasakannya sendiri dari kalau Julia sungguh-sungguh berubah walaupun belum ada pembicaraan tentang itu sebelumnya.
Hendry juga tidak berniat mencari tau penyebab Julia berubah, apalagi bertanya langsung padanya. Hendry cukup bersyukur atas perubahan yang terjadi dalam diri Julia.
"Sayang, aku gantikan popok Ale dulu di kamarnya. Tolong kamu panggilkan Bella untuk menjaga Ale disini." Pinta Julia sembari berjalan menuju kamar Ale. Hendry menjawab dengan deheman saja, lalu pergi ke kamar Bella.
Hendry mengetuk pintu beberapa kali. Tak lama Bella membukakan pintu dan langsung tersenyum lebar pada Hendry.
"Mas sudah pulang. Apa Ale tidur.?" Bella langsung melontarkan pertanyaan di saat Hendry sedang memperhatikan penampilannya.
Bella yang melihat kemana tatapan mata Hendry, seketika tangannya reflek menutup dada.
"Aku tadi sudah bersiap mau tidur, jadi pakai baju seperti ini." Jelas Bella seraya menyengir kuda.
Bella memakai baju tidur model dress selutut dengan tali spaghetti dan memperlihatkan bagian dadanya yang menonjol.
"Julia meminta tolong kamu untuk menjaga Ale di kamar Ale. Kamu ganti baju dulu sebelum keluar." Pinta Hendry. Tidak ada reaksi apapun lagi setelah itu.
Bella jadi merasa ada yang berbeda dari sikap Hendry dan cara bicaranya.
"Mas,," Bella menahan tangan Hendry karna melihat Hendry yang sepertinya akan beranjak dari sana.
"Aku kangen," Rengek Bella dengan wajah cemberut.
Bella diam-diam menarik tangan Hendry agar masuk ke kamarnya. Pria itu tidak menolak, tapi hanya diam saja.
Bella menutup pintunya setelah berhasil membawa Hendry masuk, lalu menghambur ke pelukan Hendry.
"Besok malam temani aku tidur ya.?" Pinta Bella dengan nada bicaranya yang manja. Dia sudah melepaskan pelukannya dan memindahkan kedua tangan di leher Hendry.
Hendry yang awalnya ragu untuk merespon, lama-lama tidak tahan juga melihat tingkah Bella dan raut wajahnya yang menggemaskan.
Bagaimana bisa Hendry mengabaikan wanita berusia 22 tahun itu.
"Kamu benar-benar nakal.!" Tegas Hendry main-main. Dia mencubit gemas hidung Bella dan mencium singkat bibirnya.
Bella terkekeh senang, dia ikut mencium sekilas bibir Hendry.
"Mas Hendry sangat tampan." Puji Bella, sorot matanya penuh kekaguman pada wajah Hendry yang memang sangat tampan.
"Kamu semakin pintar menggoda." Hendry mengacak gemas pucuk kepala Bella.
"Julia menunggu kamu di kamar Ale, jangan sampai dia curiga." Ujarnya.
Bella mengangguk paham sembari menyingkirkan tangannya dari leher Hendry. Wanita itu membukakan pintu kamar dan menyuruh Hendry keluar.
"Ingat, ganti bajunya dulu." Hendry masih sempat mengingatkan sebelum keluar dari kamar Bella.
"Baik, aku akan ganti baju." Bella melambaikan tangannya pada Hendry, lalu menutup pintunya.
"Sepertinya aku harus bertindak cepat sebelum Mas Hendry sadar dan kembali memperbaiki hubungan dengan Kak Julia. Karna dasarnya dia bukan pria yang bisa berbuat jahat." Bella bergumam sendiri dengan kekhawatiran yang mulai menyelimuti.
Seharian melihat interaksi Hendry dan Julia, Bella bisa merasakan keduanya baik-baik saja. Jadi Bella sedikit khawatir, takut balas dendamnya pada Julia tidak berhasil. Sedangkan dia sudah memberikan semuanya pada Hendry.
padahal dia jahat, udah ngebunuh emaknya bella juga...
situ sehat julia 🙄