NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

Tujuan Acha adalah meja paling pojok, di sana tidak pernah di tempati siapapun karena lumayan jauh untuk memesan makanan. Saat mereka bertiga melewati meja cowok populer di sekolah ini, tiba-tiba ada yang terang-terangan membicarakannya.

"Ternyata cewek aneh juga punya temen, gue kira enggak punya." Celetuk salah satu dari mereka yang bernama Gavin.

Gavin Jayandra. Sering di panggil Apin oleh teman-temannya. Cowok petakilan dan banyak bicara. Ia mengatai orang dengan sebutan aneh tapi dirinya sendiri tidak kalah aneh menurut keempat temannya. Banyak bicara omong kosong, apalagi saat menggoda murid perempuan.

"Lo gila aja punya temen, kenapa dia enggak." Sahut Bumi membuat Gavin langsung terdiam kesal.

Bumi Dylan Askara. Memiliki wajah tampan dan jarang bicara, tapi sekali bicara akan sangat pedas seperti yang baru saja terjadi. Bumi termasuk orang yang dingin, tapi masih bisa di ajak berbicara dengan baik.

"Diem kan Lo." Ledek cowok yang bernama Arkan pada Gavin.

Arkana Zavier. Memiliki sifat ramah dan murah senyum pada semua orang, mungkin karena itu ia di pilih menjadi ketua OSIS. Selain itu ia juga tidak kalah tampan dari teman-temannya. Memiliki lesung pipi membuatnya jauh lebih tampan saat tersenyum.

"Mangkanya Pin, hidup itu jangan suka ngeroasting orang." Ucap Chaziel ikut menyahuti ucapan Arkan yang sedang mengejek Gavin.

Chaziel Davindra. Namanya bagus tapi selalu di panggil Acil oleh teman-temannya. Tukang mengompori orang, apalagi jika bersangkutan dengan Gavin.

Jika Bumi adalah orang yang memiliki sifat dingin, maka Kainoa Skylar Navares jauh lebih di atasnya. Di antara mereka berlima dialah yang paling tampan, selain itu dia juga sangat irit bicara dan tidak tersentuh, kecuali saat bersama keempat sahabatnya. Meskipun begitu banyak perempuan yang mengejarnya. Apalagi dia adalah ketua tim basket sekolah, tentu saja hal itu membuat banyak perempuan berusaha mendekatinya.

Kainoa memperhatikan gadis mengenakan Hoodie hitam itu lewat ekor matanya. Di saat semua orang tidak peduli dengan gadis itu, Noa justru sangat penasaran dengan apa yang ada di balik tudung Hoodie itu. Banyak yang berbisik-bisik membicarakannya, tapi gadis itu sama sekali tidak terganggu dan terus berjalan ke bangku yang berada di pojok di ikuti dengan kedua temannya.

"Lo pada tau nggak, kalau tadi pagi tuh cewek udah bikin heboh nih sekolah?" Tanya Chaziel membuat temannya menggelengkan kepala kecuali Bumi dan Noa.

"Emangnya kenapa?" Tanya Gavin penasaran.

"Setelah setahun lebih, hari ini tuh cewek ngelepas tudung Hoodie-nya." Ucap Chaziel bercerita.

"Terus katanya rambutnya warna coklat, kaya bule-bule gitu." Lanjutnya dengan muka tidak percaya.

"Mukanya kelihatan nggak? Cantik nggak?" Tanya Gavin heboh.

"Nggak kelihatan soalnya dia pake masker." Balas Chaziel merasa kecewa.

"Yahh, penonton kecewa." Gavin yang tadi merasa heboh sekarang ikut-ikutan kecewa.

"Ehh tapi tuh cewek mau di gosipin gimanapun nggak pernah marah kayaknya." Lanjut Gavin melihat kearah meja Acha dan kedua temannya.

"Lo aja yang belum pernah liat dia marah." Balas Arkan.

"Emang Lo pernah?" Tanya Gavin.

"Lo inget Intan nggak?" Tanya Arkan balik.

"Temen OSIS Lo yang di keluarin karena bully Luna?" Tanya Gavin yang di balas anggukan oleh Arkan.

"Kok bisa? Bukannya Anya selalu jagain Luna?" Semua orang di sekolah ini tau jika Anya selalu melindungi Luna. Karena itu para murid perempuan tidak berani mencari masalah dengan Anya.

"Katanya waktu itu Luna mau ke toilet tapi karena Anya di panggil guru jadi dia di suruh nunggu sama si Anya. Mungkin si Luna udah kebelet kali, mangkanya di pergi ke toilet sendiri." Ucap Arkan mencoba menjelaskan pemikirannya.

"Ya terus apa hubungannya sama tuh cewek?" Sahut Gavin karena masih belum mengerti.

"Diem dulu bangsat! Gue belum selesai ngomong, Lo udah nyahut aja." kata Arkan kesal.

"Ya mana gue tau. Yaudah cepet lanjutin."

"Waktu itu gue nggak sengaja denger Intan sama temen-temennya ngomongin soal pembullyan itu. Intan bilang, untung aja dart arrow yang di lempar sama Acha nggak kena kepalanya." Jelas Arkan menceritakan apa yang pernah ia dengar.

"Jadi yang pake Hoodie itu namanya Acha?" Tanya Chaziel ikut penasaran membuat Arkan mengangguk.

"Jadi kesimpulannya apa? Kok gue masih nggak ngerti." Tanya Gavin lagi. Hidupnya suka ngeroasting orang tapi otaknya pas pasan membuat Arkan ingin sekali mencuci otak temannya ini.

"Secara nggak langsung dia udah nolongin cewek yang di bully." Sahut Bumi mulai kasihan pada arkan yang terlihat sangat tertekan menghadapi Gavin.

"Ohhh gitu. Tapi emang ada hubungannya dia pernah marah atau enggak?" Dan tidak tau malunya Gavin masih bertanya lagi.

"Nggak marah aja hampir bocorin pala orang, gimana kalau marah! Udahlah intinya mulut Lo di jaga jangan ngeroasting orang mulu hidup Lo!" Balas Arkan sedikit keras karena benar-benar sudah sangat kesal.

"Sehari nggak ngeroasting orang tuh rasanya hampa." Jawab Gavin tanpa dosa membuat keempat temannya merasa jengah.

"Lo ngatain Acha aneh tapi dia pinter, sedangkan Lo? Udah gila, nggak pernah waras, kalau di ajak ngomong nggak nyambung, terus goblok juga lagi." Ucap Arkan mengeluarkan unek-uneknya karena sudah sangat lelah.

Semua yang ada di sekolah ini tau jika Achassia selalu mendapatkan nilai sempurna di sekolah ini, jadi tidak heran jika Arkan mengatakan hal itu pada Gavin.

"Muka Lo adem Kan, tapi sayang mulut Lo pedes. Pasti Mak Lo dulu ngidamnya makan cabe." Balas Gavin tidak mau mengalah.

"Bodoamat!!" Balas Arkan sewot.

Chaziel sudah tertawa terbahak-bahak melihat kedua temannya yang beradu mulut, sedangkan Bumi dan Noa hanya bisa menghela nafas karena tidak tau lagi bagaimana harus menghadapi mereka.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Achassia duduk sendirian karena Anya dan Luna sedang memesan makanan untuk mereka bertiga. Karna terlalu fokus pada ponselnya, ia bahkan tidak memperhatikan kedua sahabatnya yang sudah kembali.

"Nih punya Lo." Anya menyerahkan semangkuk siomay pada Acha.

"Thanks."

"Acha lagi ngapain?" Tanya Luna yang melihat Acha sibuk dengan ponselnya.

"Izinin gue habis ini." Ucap Acha tanpa menjawab pertanyaan Luna.

"Ada kerjaan lagi?" Tanya Anya yang di balas anggukan oleh Acha.

Luna ikut mengangguk anggukkan kepalanya mengerti jika Acha saat ini sedang sibuk dengan pekerjaannya.

"Duit Lo pasti banyak kan Ca, sekali-kali ajak gue sama Luna jalan-jalan dong." kata Anya.

"Hmm."

"Beneran ya?" Anya bertanya lagi untuk memastikan.

"Iya." Balas Acha malas.

"Anya kan udah kaya, ngapain minta jalan-jalan sama Acha sih." Ucap Luna polos.

"Pake duit sendiri sama duit temen itu beda rasanya Lun."

"Emang ada rasanya ya?" Tanya Luna lagi yang di balas anggukan oleh Anya.

"Acha Acha, kalau Acha kerja biasanya di bayar berapa?" Tanya Luna penasaran

"Tergantung masalahnya." Memang benar, semua tergantung masalahnya. Jika semakin tinggi keamanan yang di minta kliennya semakin tinggi juga bayaran yang ia dapat.

"Keren sih gue bisa punya temen hacker." Sahut Anya bangga.

"Dulu aja Anya nggak suka sama Acha. Kalau bukan karena Luna, Anya nggak mungkin bisa jadi temen Acha." Ucap Luna saat mengingat bagaimana dulu Anya melarangnya berteman dengan Acha.

"Iya-iya bocah. Lagian itu kan dulu, iya nggak Ca?" Tanya Anya pada Acha.

"Hmm." Balas Acha malas, kenapa mereka banyak sekali bertanya.

"Lo berdua di cariin nyokap gue." Lanjut Acha saat mengingat pesan ibunya tadi pagi.

"Yaudah nanti Luna sama Anya main deh ke kafe Tante Vara." kata Luna.

"Boleh tuh, udah lama juga nggak ketemu sama Tante Vara." Sahut Anya. Acha hanya mengangguki ucapan mereka berdua.

Mereka bertiga melanjutkan makan siangnya. Anya dan Luna terus saja berbicara sambil makan, sedangkan Acha sesekali akan menyahuti.

Anya dan Luna memang mengetahui tentang pekerjaannya yang menjadi seorang hacker. Bahkan Isvara sama sekali tidak mengetahui hal ini. Gajinya tentu saja tidak main-main. Kebanyakan para hacker mendapatkan pendapatan yang cukup besar dari pekerjaannya. Bahkan bisa mencapai miliaran rupiah per tahunnya. Karena itu Anya meminta Acha untuk membawanya dan Luna pergi jalan-jalan.

Selesai makan ketiga gadis itu kembali ke kelas, Achassia juga ikut kembali ke kelas karena ingin mengambil laptopnya terlebih dahulu. Setelah mengambil apa yang ia butuhkan, gadis itu menghampiri kedua sahabatnya.

"Nanti kalau istirahat kedua Lo belum balik, Gue sama Luna nyusul ya?" Ucap Anya bertanya.

"Hmm, jangan lupa izinin gue."

"Siap ketua." Balas Anya dan Luna bersamaan. Acha hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!