NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta Berondong

Terjebak Cinta Berondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:17.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Savira tidak sengaja bertemu dengan seorang pemuda. Dia menolongnya sampai membiarkan dia tinggal di rumahnya. Namun, seiring waktu berjalan, dia merasakan hal berbeda dengan pemuda ini. Hingga benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya.

Namun, mengetahui jika pemuda yang dia tolong ternyata bukanlah orang biasa. Dia adalah seorang pewaris utama dari Perusahaan besar tempatnya bekerja.

Bagaimana setelah ini? Savira hanya merasa dibohongi oleh pemuda itu. Apa dia akan memaafkannya? Atau mungkin segala rintangan akan membuat dia menyerah begitu saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Beneran Jatuh Cinta?!

Bayi laki-laki yang lahir beberapa jam lalu, terlihat sangat menggemaskan. Savira terus berada di dekat box bayi untuk melihatnya. Bayi yang mungil dan menggemaskan itu, sungguh membuatnya sangat senang. Garis wajahnya benar-benar mirip dengan wajah mendiang Kakkanya.

"Kak, sepertinya dia ingin asi" ucap Savira sambil menoleh pada Kak Mena yang berada di ranjang pasien.

"Kamu bawa kesini, Dek"

Savira mengangguk, dia menggendong bayi itu dan membawanya pada Kak Mena. Melihat bayi mungil itu meminum asi dari Ibunya dengan lahap, Savira hanya terus memperhatikan bayi itu karena senang saja melihatnya.

"Kita kapan pulang Dek? Kenapa juga bawa Kakak ke Rumah Sakit ini? Biayanya pasti mahal"

Savira tersenyum saja, mencoba menenangkan Kak Mena. Karena sebenarnya dia juga masih bertanya-tanya berapa uang yang harus dia bayarkan pada Rumah Sakit.

"Kakak tunggu dulu disini. Aku akan pergi ke Administrasi untuk bayar"

"Kamu ada uang Dek?"

Savira tersenyum dan mengangguk saja pada Kakaknya. Setidaknya dia bisa meminjam pada pihak Perusahaan jika memang uangnya tidak cukup. Savira berjalan menuju Administrasi.

"Kemana Shandy ya? Dari tadi belum kelihatan lagi"

Savira menghela nafas pelan, terlihat senyuman yang manis di wajahnya. Ketika mengingat pemuda itu, maka dia tidak pernah tidak tersenyum. Sekarang dia seolah memang sudah lebih senang bersama Shandy. Kenyamanan itu menjadi ketergantungan untuknya.

Savira menanyakan biaya persalinan Kak Mena pada petugas Administrasi disana. Dia sudah memegang kartu ATM nya untuk pembayaran.

"Untuk biaya persalinan atas nama Nona Mena, sudah dibayar lunas"

Savira begitu terkejut dengan ucapan petugas itu. "Mbak, bisa di cek kembali? Saya belum membayarnya. Kak Mena, yang datang tadi pagi untuk melahirkan"

"Iya, sudah di bayar lunas. Saya sudah periksa kembali"

Savira masih tidak percaya, kebingungan sendiri. Pantas saja belum ada petugas Rumah Sakit yang datang ke ruang rawat Kak Mena dan menanyakan administrasi jika semuanya sudah terbayar lunas.

"Siapa yang membayarnya, Mbak? Atas nama siapa?" tanya Savira, masih belum mengerti bagaimana bisa biaya persalinan Kak Mena sudah lunas begitu saja. Sementara dia belum membayar sepeser pun.

"Atas nama..."

"Kak, kamu disini?"

Savira langsung menoleh dan melihat Shandy yang berlari ke arahnya. "Lo habis darimana Shan?"

Shandy menunjukan dua minuman kopi yang berada di tangannya. "Beli minum dari depan. Ayo ke ruangan Kak Mena, aku belum lihat jelas wajah bayinya. Pasti sangat menggemaskan"

Savira menahan tangan Shandy yang ingin menariknya. "Tunggu dulu Shan, gue harus lurusin ini dulu. Biaya persalinan Kak Mena sudah ada yang bayar lunas, kan gue belum bayar apapun dari tadi"

Shandy terdiam sejenak, dia menatap petugas rumah sakit yang terlihat kebingungan. Shandy menatapnya dengan tajam, berharap petugas itu bisa mengerti arti tatapannya itu.

"Ah, tadi Gilang yang bayar. Aku sengaja minjam uangnya dan minta dia untuk bayar. Lagian biayanya juga dikurangi karena Gilang 'kan cucu dari pemilik rumah sakit juga"

Savira semakin dibuat kaget dengan ucapan Shandy barusan. Bagaimana bisa pria itu meminjam uang pada temannya. Padahal jelas sekali jika Savira saja baru pertama kali bertemu dengan temannya itu.

"Shan, kenapa lo lakuin ini? Pokoknya gue perlu bicara sama lo" ucap Savira yang menarik tangan Shandy untuk pergi dari sana.

Petugas Administrasi masih kebingungan dengan pertikaian di depannya ini. "Tuan Muda ini aneh, bukannya dia yang meminta biayanya dihanguskan. Tapi malah bilang Tuan Gilang yang bayar. Orang kaya memang berbeda ya cara mainnya"

*

Savira membawa Shandy ke lorong rumah sakit yang sedikit sepi. Ingin membicarakan masalah ini dengan serius.

"Maksudnya gimana si Shan? Gue gak mau berhutang sama siapapun itu. Gue bakal bayar biayanya, berapa yang Gilang bayar untuk biaya persalinan Kak Mena?"

Shandy memegang bahu Savira, menatapnya lembut. Menenangkan gadis ini yang terlihat sangat kesal sekarang. "Tenang dulu. Udah gue bilang biaya rumah sakitnya cuma di bayar setengahnya saja, karena Gilang adalah cucu pemilik rumah sakit ini. Dan aku yang akan bertanggung jawab membayar pada Gilang. Kamu tenang saja, tidak perlu memikirkan apapun"

Savira langsung menggeleng cepat, mana mungkin dia membiarkan orang lain terlibat dalam hal seperti ini. Karena seharusnya dia yang bertanggung jawab sebagai keluarga Kak Mena.

"Gak bisa Shan, gue harus bayar semuanya sama teman lo itu. Gue gak mau sampai nyusahin lo"

"Enggak, kamu gak nyusahin apa-apa. Lagian Gilang mengizinkan aku pinjam uangnya, dan dia juga tidak butuh cepat uang itu. Jadi aku bisa membayarnya dengan menyicil. Anggap saja ini sebagai ucapan terima kasih aku sama kalian karena sudah menolongku"

Savira ingin berkata lagi, namun tiba-tiba sesuatu yang hangat dan kenyal menempel di bibirnya. Savira langsung terbelalak kaget ketika dia sadar apa yang sedang terjadi, Shandy sedang menciumnya.

Apa ini? Kenapa gue malah diam? Ayo tolak dan dorong tubuhnya.

Suara hatinya memerintah untuk mendorong tubuh Shandy dan menolak ciuman ini. Tapi reaksi tubuhnya benar-benar tidak sesuai. Lihatlah bagaimana tangannya yang malah memegang tangan Shandy, membuat pria itu mulai memberikan lu*matan lembut. Dan perlahan Savira membalas ciuman itu.

Brak..

Suara itu membuat keduanya langsung melepaskan tautan bibir mereka. Melihat seorang pekerja kebersihan sedang membawa alat pel. Entah dia melihat atau tidak adegan itu, namun Shandy langsung menarik tangan Savira untuk pergi dari sana.

Savira menatap tangannya yang di genggam oleh Shandy. Sebelah tangannya memegang bibirnya sendiri dengan tersenyum tipis. Entah kenapa hatinya malah terasa bahagia.

Sampai di depan ruang rawat Kak Mena, mereka berhenti. Saling menghindari pandangan karena merasa malu juga dengan apa yang baru saja dilakukan.

"Em, ka-kalo gitu gue masuk duluan" ucap Savira.

Shandy hanya mengangguk saja, setelah Savira masuk ke dalam ruangannya. Dia langsung terduduk di kursi tunggu dengan menutup wajah dengan kedua tangannya. Bayangan saat dia menciumnya, benar-benar masih terekam jelas dalam ingatan.

"Ah, gue gak bisa menahannya. Dia benar-benar berhasil membuat gue tergila-gila padanya. Sial, gue beneran jatuh cinta"

Shandy mengacak rambutnya, dia memegang kembali bibirnya. Langsung tersenyum mengingat ciuman yang baru saja terjadi.

"Dia begitu manis ketika terlihat malu seperti itu"

Tanpa sadar, selama hampir satu bulan dia tinggal bersama Savira dan hatinya mulai jatuh sejatuh-jatuhnya pada gadis itu. Dan Shandy tidak bisa menghindari itu, karena ternyata memang hatinya benar-benar mencintainya.

"Gue gak bisa untuk bersama dengannya dulu, harus menyelesaikan semuanya. Karena pasti akan menjadi masalah lebih besar ketika dia tahu identitas gue yang sebenarnya"

Shandy merapikan kembali rambutnya, lalu dia berjalan masuk ke dalam ruangan. Melihat Savira yang masih mencoba untuk menghindari pandangan, wajah merah gadis itu membuat Shandy gemas sendiri.

Ah, sial. Gue gak bisa lihat wajah menggemaskannya itu.

Kak Mena yang melihat tingkah aneh dari kedua sejoli ini. Mengerutkan kening bingung, sampai dia mulai menyadari sesuatu dan Kak Mena hanya tersenyum saja. Ikut senang jika benar Savira menemukan pria yang baik dan juga bisa menjaganya.

Bersambung

1
Masfaah Emah
ada yg cembokur tuh.....
Nur Adam
lnjur
Masfaah Emah
Alhamdulillah akhirnya lancar jga operasi nya tinggal menunggu sehat nya aja,👍💪😘
Masfaah Emah
smoga operasi nya lancar tidak kurang satu apapun, 🤲nanti bisa cepat ngelamar Savira 👍💪
Masfaah Emah
semoga pengobatan nya berhasil dan berjalan lancar🤲 semangat Sandy demi Savira,💪😘
Nur Adam
lnjir
Nourisna
mencintai dan dicintai secara ugal² an , terkadang iri liat shandy dan savira 🤭😁, semoga sehat smpe akhir hayat shandy nya 🤲🤲
Masfaah Emah
semangat Sandy 💪demi cinta kalian smoga bersatu sampai menua🤲
Pujiyati Astuti
semoga tak terjadi apa² saat Shandy operasi diluar negri dan mereka akan bersatu
sunshine wings
Yeay 👏👏👏👏👏
Semangat Shandy 💪💪💪💪💪
Nur Adam
lnjut
Masfaah Emah
ya udah nikah kan aja dlu nanti jdi bisa slalu bersama dan ga bisa terpisahkan lgi
Masfaah Emah
smoga Savira bisa memaafkan Erlangga dan bisa menerima Sandy kembali n smoga Sandy mau berobat dan cepat sembuh 🤲
Pujiyati Astuti
pawangnya Shandy sudah datang jadi pasti akan nurut kalau disuruh sama Savira untuk berobat
Nanik Arifin
udah, nikahkan aj Shandy dg Savira. biar Shandy cangkok jantung di LN dengan didampingi Savira
Pujiyati Astuti: setuju kak biar mereka berdua tak terpisahkan lagi
total 1 replies
Masfaah Emah
pasti kak Mena n Savira kaget karena yg nabrak kakak nya adalah Erlangga kakak nya Sandy yg suka pesen ketring k kak Mena ..
Pujiyati Astuti
semoga Savira mau ikut bersama Gilang buat ketemu sama Sandy dan Savira juga bisa menyakinkan Sandy agar mau berobat untuk mengobati sakitnya

lanjut ya kak tetap semangat
Pujiyati Astuti
apa yang akan terjadi jika savira dan kak Mena tahu kalau yang nabrak suami dan kak mereka adalah Erlangga yang suka memesan makanan sama kak Mena
Nanik Arifin
ayo Vir, temui Shandy. saat ini kamulah nyawa Shandy. kamu menjauh, nyawa Shandy juga jauh dr raganya. kamu juga g bisa jauh dr Shandy kan ?
Berdamailah dg keadaan. Bantu Mena menerima garis Tuhan, bukan malah SPT itu
Ikhlaskan yg terjadi. bangun masa depan yg lebih baik tuk dirimu, keponakanmu bahkan mungkin juga tuk Kakak Iparmu. bisa jadi jodoh Mena dg Ganang hanya 1 th, jodohnya sampai justru bersama Langga. bukankah Mena kenal baik dg Erlangga pelanggan cateringnya ?
Nur Adam
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!