NovelToon NovelToon
Istri Dari Ketua Geng Motor

Istri Dari Ketua Geng Motor

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: Laura Putri Lestari

Air mata terus mengalir dari sepasang bola mata abu-abu yang redup itu. Di dalam kamar sempit yang terasa semakin menyesakkan, Aria meringkuk, meratapi nasib yang menjeratnya dalam belenggu takdir yang tak pernah diinginkannya. Aria, gadis polos nan culun, begitu pendiam dan penurut. Orang tuanya memaksanya untuk menikah dengan anak dari bos ayahnya, sebagai jalan keluar dari kejahatan sang ayah yang telah menggelapkan uang perusahaan. Aria tidak berani menolak, tidak berani melawan. Ia hanya bisa mengangguk, menerima nasib pahit yang seolah tak ada ujungnya.

Tanpa pernah ia duga, calon suaminya adalah Bagastya Adimanta Pratama, lelaki yang namanya selalu dibicarakan di sekolah. Bagastya, si ketua geng motor paling ditakuti se-Jakarta, pemimpin SSH yang tak kenal ampun. Wajahnya tampan, sorot matanya dingin, auranya menakutkan. Dan kini, lelaki yang dikenal kejam dan berbahaya itu akan menjadi suami dari seorang gadis culun sepertinya. Perbedaan mereka bagaikan langit dan bumi—mustahi

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laura Putri Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Duet

" Oh kamu suaminya Aria, salam kenal ya." Bagastya menganggukkan kepalanya.

"Bi Anak-anak ada di dalam semua?" Tanya Aria

"Mereka semua lagi duduk-duduk di taman belakang nak" Aria mengangguk lalu berlalu pergi ke taman belakang yang di katakan Bi mirna tadi.

Bagastya berjalan mengikuti nya sedari tadi, matanya sedari tadi melihat-lihat sekeliling panti. Langkah nya sektika berhenti ketika dirinya menumbur punggung Aria. Aria membalikkan Badannya, lalu berjalan cepat menarik tangan Bagastya keluar panti. Bagastya yang kebingungan hanya diam saat dirinya di tarik oleh Aria, mengikuti langkah gadis itu.

"Bagas kayak nya kita harus beli makanan ringan dulu" Bagastya mengerutkan dahinya bingung.

"Untuk apa?" tanya Bagastya

" Ya untuk anak-anak panti lah, Aku tadi gak jadi beli karena pergi ke sini bareng Lara. sekarang kan ada kamu jadi ayo kita ke pasar beli Snack"  tanpa membantah Bagastya membuka joknya lalu mengasi helm kepada Aria untuk gadis itu gunakan.

Aria terkaget saat Bagastya mengangkat dirinya menaikki motor, lalu baru laki-laki itu menaiki motornya. Bagastya mengendarai motor ke Arah pasar minggu yang tidak terlalu jauh dari panti.

Sesampaiya di pasar, Setelah memarkir kan motornya di tempat parkir. Bagastya dan Aria berjalan menuju tokoh Snack yang keberadaannya tidak jauh dari Pasar. Bagastya menutup hidungnya saat melewati beberapa pedagang ikan dan daging ayam. Laki-laki mengerutkan dahinya kesal saat sepatu putihnya malah terkena cipratan Air yang hitam dari jalanan.

"Kenapa harus ke pasar sih, kan bisa ke Supermarket gitu" Aria terkekeh kecil saat mendengar grutukan Daei Bagastya.

"Di pasar itu ebih murah dari pada di supermarket itu mahal." Jawab Aria

"Dih biarin juga kalo mahal, ngebayar seluruh isi supermarket juga gua sanggup"

"Dih sombong banget"  Aria dan Bagastya memasukki tokoh snack itu.

Tak lama Mereka keluar dengan Bagastya yang membawa dua buah kardus beras yang berisikan makanan ringan.

"Ini gimana mau bawa nya nanti?" tanya Bagastya saat mereka telah berada di dekat motor

"Biar aku yan tenteng dua duanya di belakang" Bagastya memberikan dua kotak kardus itu kepada Aria dan langsung di terima oleh gadis itu. Bagastya Mengangkat Aria membantu gadis itu menaikki motornya, Sedangkan Aria tidak bereaksi apa-apa karena sudah menebak apa yang akan di lakukan oleh suaminya itu.

Motor itu berjalan meninggalkan pasar, dan tak lama mereka telah tiba di Panti Asuhan. Saat ingin memasukki panti Bagastya merebut kedua kotak kardus itu dari Aria. Aria menghentikan langkahnya dan menatap suaminya itu.

"Biar mereka semua tau kalo gua yang belikan mereka Snack bukan lo" Aria menghembuskan nafasnya kasar. Mereka memasukki panti dan berjalan menuju taman belakang.

"Ria, Bagas" langkah mereka terhenti saat mendengar panggilan dari Bi Mirna.

"Iya bi kenapa?" Tanya Aria

"Kalian pulang nanti jam berapa?"

"Aria inginnya pulang abis makan malam bi. udah rindu makan malam bareng anak-anak panti." Bi mirna mengalihkan pandangan nya ke Arah Bagastya.

"Aku ngikut Aria aja bi" Bi mirna lalu menganggukkan kepalanya.

"Kalo gitu kalian ganti baju aja dulu, bibi udah minjam sama pak ilham dan bu risa baju untuk kalian, kebetulan mereka punya anak cowo dan cewe yang seumuran kalian"

"Waduh gak papa ya bi?" Tanya Aria tak enakkan

"Gak papa nak, bajunya juga pasti muat sama kalian." Aria mengaihkan pandangannya meminta pendapat Bagastya.

"Ya udah bi, kami pinjam dulu aja bajunya. gak mungkin juga kami di sini pake seragam sekolah terus" Kali ini Bagastya yang menjawab.

"Bajunya udah bibi taru di kamar yang biasa kamu pakai Aria" Aria mengangguk lalu mereka pergi ke kamar yang memang sering dia tempati di sini. dan mereka memasukki kamar itu yang berada di samping ruang kantor di panti ini.

Di kamar itu sudah terdapat dua pasang baju dan celana di atas kasur.

"Lo sering nginap di sini ?" Aria menolehkan kepalanya ke arah Bagastya.

"Gak nginap kok. biasanya kalo main di sini aku dari pagi sampe soreh baru pulang kerumah. dan biasanya aku kalo tidur siang di kamar ini" BAgastya menganggukkan kepalanya.

Aria mengambil satu buah baju dan celana pendek sepanjang bawah lutut dan memberikan nya kepada Bagastya. Aria menutup matanya dengan kedua tanganya saat melihat Bagastya membuka baju seragamnya di hadapan Aria.

Bagastya mengangkat sebelah bibirnya saat dia melihat tingkah Aria. "ngapain lo tutup mata." Bagastya mendekati Aria dan menarik tangan aria yang menutupi wajah gadis itu.

"kamu ngapain buka baju di depan aku" Tanya Aria masih mempertahankan tanganya.

"Heh, kita itu udah suami istri ngapain juga harus malu malu." Bagastya memajukan wajahnya kehadapan gadis itu saat Aria membuka kedua tanganya.

Cup...

Aria terkejut saat merasakan benda kenyal telah menempel di bibirnya. dengan cepat Aria menjauhkan wajahnya lalu menutup bibirnya.

"Kamu apa-apan sih Bagas." Bagastya menaikkan sebelah alisnya dengan masih mempertahankan posisinya.

"Lah emang kenapa, kita kan udah sah jadi gak papa dong"

"Ya kan gak di sini juga"

"emang kenapa, lo mau di rumah aja?"  Bagstya ingin mengecup sekali lagi bibir Aria tapi dengan cepat gadis itu mendorong Bagastya. Aria mengambil sepasang baju untuknya lalu membawanya keluar kamar, dia akan mengganti pakaiannya di kamar mandi saja.

Selesai berganti baju mereka berdua lalu menuju ke taman belakang sudah terdapat sekitar lima belasan anak-anak yang terlihat berusia sepuluh tahun hingga dua tahun juga ada.

"Hai anak-anak kakak datang lagi " Ucap Aria saat mereka berdua sudah mendekati posisi anak-anak.

"KAK RIAAAA...." Teriak anak-anak panti itu lalu berlari ke arah Aria dan memeluk gadis itu.

"Hua... kakak, kami rindu banget sama kakak" Ucap gadis yang di kenal bernama Intan.

"Loh, ini intan. udah besar banget adek kakak yang satu ini"

"Kakak udah dua tahun loh nggak ngunjungi kami ke panti lagi" kali ini seorang anak laki-laki yang berbicara

"Loh ini Arkan ya?. Waduh kayak nya kakak udah banyak lupa muka kalian semua. Maaf kan kakak ya gak perna main ke sini lagi, kakak itu lagi sibuk banget kemarin-kamarin jadi kakak gak pernah sempat main ke sini. Di maafkan gak Kak Ria? " Aria tersenyum gemas saat melihat Anak anak panti itu menganggukkan kepalanya kompak.

Sedangkan Bagastya sedari tadi hanya memperhatikan interaksi antara Aria dan Anak-anak panti itu, dia baru melihat sisi lain dari diri istrinya itu. Aria dengan senyum lebar dan sikap keibuan yang di tunjukkan kepada anak-anak panti sangat membuatnya terpesona. Bahkan Vanessa saja tidak menyukai anak kecil. Lamunan Bagastya buyar saat mendengar panggilan dari Aria.

"Bagas Ngapain di situ, ayo ke sini" Bagastya melihat Aria yang tenyata telah duduk di gazebo bersama anak-anak panti. Bagastya berjalan ke Gazebo lalu mendudukkan dirinya di samping Aria.

Aria melihat Anak anak panti yang menatap Bagastya dengan tatapan bingung. "Anak-anak kenalin ini suami kakak, namanya kak Bagas" Aria menyengol lengan Bagastya.

Bagastya menolehkan kepalanya menatap Aria saat gadis itu menyenggol lengannya. "Kenalin diri kamu dong, masa diam aja" Ucap Aria.

Bagastya menggaruk tengkuknya, dia tidak pernah menyangka akan ada di situasi seperti ini. Dia bahkan tidak pernah berinteraksi dengan anak kecil.

"Ha-Halo anak-anak. kenalin nama kakak Bagastya pangil aja kak Bagas" Aria terkekeh saa melihat kegugupan Bagastya.

"HALO KAK BAGAS...." sapa anak-anak itu. Aria medengus kasar saat melihat respon Bagastya yang hanya diam saja.

"Eh kak Ria sama Kak Bagas tadi bawa jajanan untuk kalian" Aria mengambil Dua buah kotak kardus dari Bagastya dan membukak nya.

"Seperti biasa ya Harus ngantri" Anak-anak panti itu menurut lalu mengantri sesuai dengan umur mereka dimana yang paling kecil akan mendapatkan snack itu duluan.

Bagastya mengerutkan dahinya saat Aria memberikan lima macam Snack kepadanya. "kamu bantu aku bagiin ya, nanti satu anak di kasih satu macam snack nya" Bagastya mengangguk menerti.

Setelah membagikan jajanan kepada anak-anak panti, terjadilah suatu keheningan antara Bagastya dan Aria, sedangkan Anak anak panti sedang menikmati jajanan mereka. Bagastya menatap sekeliling dan matanya melihat sebuah gitar yang berada di sudut gazebo itu.

"Aria itu gitar siapa?" Aria melihat Gitar yang tunjuk oleh Bagastya.

"Itu punya anak panti yang udah keluar dari sini" Bagatya mengerutkan dahinya bingung

"Keluar maksudnya?"

"Iya, mereka udah beras dan udah dapat mancari kerja sendiri. jadi mereka memilih untuk tidak tinggal di panti lagi" Bagastya mengangguk paham.

"Gua boleh minjam gitar itu" Aria mengangguk ragu.

"Kalo gak boleh juga gak papa"

"Boleh sih kayak nya, tapi aku ragu kalo gitar itu masih berfugsi"

"Masih berfungsi kok kak, Pak Ilham sering main gitar itu" Jawab seorang anak berusia sepuluh tahun yang di kenal dengan nama Farhan.

"Baik Farhan, Terima kasih ya" Bagastya mengambil gitar itu dan membawanya kedekat Aria.

"Aria ayo kita duet" Bagastya menarik Aria menduduki semen pinggiran gazebo.

"Mau nyanyi lagu apa?" Tanya Aria

"Lagunya Chaka Khan sama siti Nurhaliza yang judulnya Seluruh Cinta kak" Ucap Intan merequest lagu untuk Aria dan Bagastya nyanyikan.

"Masih kecil kok udah kenal cinta-cintaan, kamu tau dari mana lagu itu?" Omel Aria.

"Kami nonton TV malam tadi kak, Terus di TV ada yang nyanyi lagu itu, jadi kami mau melihat orang menyanyikan lagu itu secara langsung. Boleh kan kak?" kali ini yang menjawab adalah seorang anak laki-laki yang terlihat paling tua di sana.

Bagastya menganggukan kepalanya saat Aria melihat nya. "Yadah deh kalo gitu, Kak Ria sama Kak Bagas akan nyanyikan lagu itu untuk kaian"

"Horeeee....." Sorak Anak-anak panti di sana.

"Kalian hapal liriknya" Kali ini Bagastya yang menanya

"HAPAL KAK..." Jawab mereka kompak

Bagastya tersenyum senang mendengar jawaban yang kompak itu "Kalo hapal ayo nyanyi sama-sama ya"

"SIAP KAK...."

"siap?" Tanya Bagastya ke pada Aria

"Bentar ya" Bagastya mengerutkan dahinya saat melihat Aria yang berdiri dari duduknya.

Aria berjaan menghampiri seorang balita berusia dua tahun yang bernama Bella, dia menggendong Bella dan membawanya kembali menuju Bagastya lalu dia mendudukkan Bella di pangkuanya menghadap anak-anak panti.

"Ayo mulai" Bagastya mengangguk lalu memainkan gitar itu.

[Bagastya]

Menatap kepergian dirimu

Meratap menangis sedih tak tertahan

Terbayang saat bersama Lewati masa terindah

Saat kau memelukku Tuturkan cinta

[Bagastya dan Aria]

Kaulah sluruh cinta bagiku

Yang slalu menentramkan perasaanku

Dirimu akan selalu ada Di sisiku selamanya

Kau bagaikan nafas di tubuhku

Yang sanggup menghidupkan segala gerakku

Ku kan slalu memuja mu Hingga nanti kitakan bersama

[Aria]

Tak sanggup ku memikirnya lagi

Habis separuh nyawaku tangisimu

Tiada lagi bait yang indah Terdengar merdu terucap

Merayu menyanjungku Tenangkan jiwa

[Bagastya dan Aria]

Kaulah seluruh cinta bagiku

Yang slalu menentramkan perasaanku

Dirimu akan selalu ada Di sisiku selamamnya

Kau bagaikan nafas di tubuhku

Yang sanggup menghidupkan segala gerakku

Ku kan selalu memuja mu Hingga nanti kitakan bersama

[Aria]

Tiada cinta yang setulus cinta mu (cinta mu) Tiada yang sanggup gantikan dirimu

[Bagastya]

Tiada rasa seindah kasih mu Tiada yang mampu temani diriku

[Bagastya dan Aria] Huoooo......

[Bagastya dan Aria]

Kaulah seluruh cinta bagiku

Yang selalu menentramkan perasaanku

Dirimu kan selalu ada Di sisiku selamamnya

Kau bagaikan nafas di tubuhku

Yang sanggup menghidupkan sgala gerakku

Ku kan selalu memuja muHingga nanti kitakan bersama

Kau bagaikan nafas di tubuhku

Yang sanggup menghidupkan sgala gerakku

Ku kan selalu memuja mu Hingga nanti kitakan bersama

Ku kan selalu memuja mu hingga nanti kitakan bersama

Mereka semua bernyanyi dengan sangat gebira, tanpa diketahui ada seoreng gadis yang menyaksikan itu semua dari salah satu bilik kamar dengan wajah yang menggambarkan ketidak sukaan, gadis itu mengepalkan tanganya erat.

Gua kira cuma Vanessa Saingan gua, ternyata ada cewe satu ini juga. Lihat aja abis lo berdua - Ucap gadis itu tanpa ada yang mendengar.

1
JoddyRizka Permana Putra
baik
Retno Harningsih
up
Neneng Dwi Nurhayati
kak buat Aria pergi jauh dari Bagas,kasian
Nabila
jangan berharap dengan orang yang gak mengerti dengan perasaanmu aria, carilah orang yg benar benar sayang kamu , bagastya pasti akan menyesal menyakiti cewek sebaik kamu
Erma Triwiyatmi
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!