Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.
Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Dua hari berada di rumah sakit, membuat Silvia tidak tenang. Dia meninggalkan alat komunikasinya di apartemen James. Kemudian, tidak pula membawa ATM, kartu kredit yang diberikan oleh pria itu. Silvia hanya mengandalkan uangnya sendiri dan ATM yang berasal dari tabungannya.
Selama menjadi simpanan James, Silvia memang memiliki kesempatan untuk hidup mewah. Selayaknya dulu ketika masih menjadi wanita kalangan atas, tetapi dia memilih untuk tidak melakukannya. Silvia menggunakan uang yang diberikan James untuk menyenangkan hati pria itu. Tentunya, dia pergunakan dengan baik tanpa berlebihan.
"Aku harus segera pergi dari rumah sakit ini. Apa James sama sekali tidak mencariku? Atau ini adalah keberuntungan karena dia tidak dapat menemukanku?" gumam Silvia.
Bingung menentukan tujuannya, Silvia memilih untuk tetap menuju ke terminal lalu menuju kota S. Dia merasa harus menemukan suasana baru yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Perempuan itu juga berusaha untuk melupakan James.
"Ini mbak, kontrakan yang masih kosong. Mbak bisa menempatinya saat ini," ujar Reni yang merupakan pemilik kontrakan.
"Ehm, terima kasih, Bu. Namun, sebelumnya saya ingin mengatakan kalau saya adalah seorang wanita yang telah menikah. Akan tetapi, ketika saya hamil, suami saya meninggal. Jadi, saya memutuskan untuk memulai hidup baru di kota ini," ucap Silvia berbohong dengan pemilik kontrakan.
"Saya turut berduka ya, Mbak. Saya akan memberitahukan kondisi Mbak pada Pak RT agar tidak menimbulkan pertanyaan di antara warga," balas Reni.
"Terima kasih, Bu," ucap Silvia.
Terpaksa Silvia berbohong untuk menjaga nama baiknya. Ingin dia tinggal di apartemen yang cukup memiliki privasi. Akan tetapi, dia mengurungkan niat tersebut karena satu dan lain hal.
Silvia ingin membuka sebuah usaha, dari dulu dia memiliki keinginan untuk membuka sebuah toko roti. Perempuan itu ingin mengembangkan hobinya. Dengan uang tabungan yang dimilikinya, dia berusaha untuk meraih keinginannya.
"Tenang saja, Nak. Hidup kita pasti akan terjamin, Mama yakin," ujar Silvia sambil mengelus perutnya yang masih rata.
***
Sementara itu, James menghampiri Tristan di perusahaannya. Pria itu berusaha untuk menekan emosinya. Dia mempercayai foto-foto yang menunjukkan bila Tristan telah mengkhianatinya dengan Silvia. Akan tetapi, James tidak mengkonfirmasi secara langsung karena tahu Tristan pasti berkelit tidak ingin mengaku.
"Wah, ada kepentingan apa kamu repot-repot datang ke Perusahaanku, James? Apa kamu mau pamer kalau akan menjadi seorang Ayah?" ucap Tristan menyambut kedatangan James.
"Apa maksudmu menjadi seorang Ayah?" balas James kebingungan.
"Lho, bukankah Silvia hamil? Saat aku meeting dengannya dia bahkan pingsan karena itu aku memesan kamar khusus untuknya dan mendatangkan dokter untuk memeriksa keadaannya. Dokter mengatakan kalau kemungkinan dia hamil, tapi untuk lebih jelasnya tentu harus memeriksakan diri ke dokter Obygn. Kalian sudah periksa?" ujar Tristan santai tanpa beban.
Tanpa tahu kalau ucapannya itu membuat James bagai disambar petir. Bila memang Silvia hamil, berarti perempuan itu melarikan diri darinya meskipun telah mengetahui kalau dirinya hamil. Kembali, James mengingat semua ucapannya pada Silvia.
Pria tampan itu mengatakan tidak Sudi memiliki anak dari Silvia. Bahkan, dengan jelas mengatakan akan meminta Silvia menggugurkan kandungan bila kedapatan perempuan itu sedang hamil anaknya. Tidak terkira cemasnya hati James ketika mengetahui keadaan Silvia.
"Apa anak itu adalah anakku?" tanya James dengan bodoh.
Tristan tertawa menyadari kebodohan sahabatnya, tidak mengira bila Silvia telah pergi dari sisi James. "Kau itu aneh atau bagaimana? Tentu saja itu anakmu, kau 'kan dengan bangga mengenalkan Silvia sebagai wanita yang spesial!"
"Dia telah pergi dengan bayiku! Bagaimana ini Tristan? Semua telah terjadi! Aku membuatnya pergi meninggalkanku, apa yang harus aku lakukan? Sudah aku cari ke beberapa tempat tetapi tidak menemukan jejaknya sama sekali," racau James dengan gelisah.
"Apa maksudmu dengan pergi dengan bayimu? Dia pergi meninggalkanmu saat dia tengah berbadan dua? Itu tidak mungkin, Silvia mengatakan dengan jelas akan memberitahukan padamu tentang kehamilannya. Dia ingin menyatakan cinta padamu. Apa itu tidak berjalan dengan lancar?" ucap Tristan semakin membuat James merasa bersalah.
"Apa kamu bisa menjelaskan foto-foto ini?" tanya James dengan menyodorkan beberapa foto Tristan dan Silvia ketika berada di hotel.
Kening Tristan berkerut ketika melihat beberapa lembar foto. Dalam foto itu terlihat ketika dia bertemu dengan Silvia untuk membahas proyek kerja sama antara perusahannya dengan Perusahaan Davis.
"Ini adalah ketika aku menolong Silvia yang pingsan. Apa kamu mengira aku mengkhianatimu? Tidak mungkin aku dan Silvia memiliki hubungan di belakangmu!" bantah Tristan.
"Aku sangat bodoh, bagaimana mungkin aku langsung menyimpulkan kamu mengkhianatiku! Aku tidak tahu lagi harus mencarinya di mana Tristan. Dia pergi dari hidupku..." James tampak merosot dari duduknya.
Tidak ada James yang dingin, seorang presiden direktur yang memimpin perusahaan. Yang ada hanyalah pria yang bersedih karena telah melakukan perbuatan menyakiti wanitanya.
"Si*lan kamu James! Seharusnya kamu dapat menanyakannya padaku! Tidak mungkin aku mengkhianatimu dengan menginginkan wanita yang telah menjadi milikmu. Walau sebatas simpananmu, aku tahu kamu memiliki perasaan lebih pada Silvia. Aku benar bukan? Tidak mungkin kamu bersikap seperti ini bila tidak mencintainya!" ucap Tristan dengan penuh emosi.
James memandang Tristan dengan sendu. Selama ini, dia tidak menginginkan ikatan pada seorang wanita karena khawatir akan dimanfaatkan. Karier dan posisinya di Perusahaan membuat beberapa wanita yang menjadi kekasihnya hanya memanfaatkannya. James pikir Silvia seperti itu karena mereka memiliki hubungan ketika wanita itu membutuhkan uang.
Akan tetapi, Silvia tidak seperti wanita yang mendekatinya. Dia tidak pernah meminta tas atau baju keluaran terbaru. Perempuan itu akan pasrah berapa pun uang yang diterimanya. Silvia telah merawatnya selama dua tahun ini seperti istri merawat suami. James baru menyadari betapa berartinya Silvia ketika wanita itu telah pergi dari hidupnya.
"Bagaimana ini Tristan! Dia tidak hanya membawa benihku, tetapi dia juga membawa hatiku bersamanya," racau James dengan pandangan hampa. Pria itu baru menyadari bahwa dia juga mencintai Silvia. Wanita yang selama ini selalu dia tolak dalam hatinya ternyata menempati ruang tersendiri.
***
Bersambung....
Terima kasih telah membaca.