NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26

sibuk mengerjakan tugas sekolah, akhirnya anak-anak itu tepar di lantai satu persatu tanpa membereskan buku-buku mata pelajaran mereka.

starla dan Vino yang terus-menerus berdebat namun meskipun begitu, starla tetap membantu Vino mengerjakan tugasnya. bukan hanya Vino tapi juga Leo kalau El, ia sudah pasti bisa mengerjakan tugasnya.

mereka saling bekerjasama mencari jawaban dari setiap soal yang diberikan oleh guru.

tidak terasa waktu berlalu, mereka terus saja menguap karena rasa kantuk mulai menghampiri.

Adam hanya memainkan handpone El. hantu itu asik sendiri dengan bermain game tanpa peduli pada El dan yang lainnya.

ada juga ya hantu yang doyan main game...ckckck.

karena sudah tidak dapat menahan rasa kantuknya, Vino mengambil posisi ternyaman dan langsung membaringkan tubuhnya di atas paha starla.

entah mengapa gadis itu tidak marah. ia hanya melirik sekilas ke arah Vino dan melanjutkan pekerjaannya.

"hoaaammm" Leo menguap. ia simpan pulpen dan bukunya kemudian ikut berbaring di samping El.

"udah La...?" tanya El

"udah" jawab starla merenggangkan otot-ototnya

"thanks ya udah bantuin kita" El tersenyum

"hummm"

starla mengangguk kecil kemudian ia mengangkat kepala Vino secara perlahan dan menggunakan tasnya sebagai bantal untuk Vino.

(*kalau dilihat lagi tidur gini, dia ganteng juga ya) batin starla menatap Vino yang sudah tertidur pulas

(astaga, mikir apa sih aku ini) starla menggeleng kepalanya cepat*

karena sudah terlalu mengantuk, starla langsung berbaring di samping Vino. bahkan El pun sudah ikut baring hingga akhirnya mereka semua terlelap ke alam mimpi.

"nggak ada yang mau tidur di sofa. ya udah buat aku aja" Adam melayang ke arah sofa dan masih sibuk dengan handphone El

starla menggeliat kecil. ia membuka matanya secara perlahan dan melihat langit-langit kamar.

"udah jam berapa sih" gumamnya

ia berusaha bangun namun seketika tubuhnya kaku tidak bergerak. bagaimana tidak, saat berbalik sosok laki-laki yang masih tertidur pulas berada di sampingnya. bahkan wajah mereka sangat dekat. hembusan nafas laki-laki itu sangat terasa oleh starla.

"oh astaga, jadi semalaman gue tidur sama dia" gumam starla

dengan dengkuran halus Vino masih terbuai dalam mimpinya.

gadis itu melihat jelas wajah Vino. hidung, mata bahkan bibir yang terlihat merah.

"tampan" refleks tangan starla memegang pipi Vino

sudut bibir gadis itu terangkat saat menatap wajah Vino yang bersih tanpa noda dan jerawat.

"sedang apa kamu...?" suara seseorang mengagetkan starla

gadis itu dengan cepat menarik tangannya dan ia langsung bangun. Adam duduk di sofa dengan mata yang ia sipitkan ke arah starla.

"g...g-gue nggak ngapa-ngapain" jawab starla gugup

"oh ya, terus ngapain pegang-pegang pipi. hayo ngapain ayo" Adam semakin menggoda starla

"i-itu tadi anu...eh nyumak...iya ada nyumak" jawab starla dengan salah tingkah karena kepergok. ia pura-pura menepuk nyamuk

"nyamuk kali" ejek Adam

"uugghh" Vino menggeliat dan membukanya matanya

saat membuka mata, ia bertemu tatap dengan starla. starla mengedip-ngedipkan matanya bagai lampu disko.

(dia bangun. apa dia tau apa yang aku lakuin. aaaaa malunya aku) batin starla menjerit

"kenapa lu...?" tanya Vino melihat starla memukul kepalanya

"dia lagu malu-malu meong. ia kan La" ucap Adam

"tau ah, gue mau ke kamar mandi"

starla bangkit dan buru-buru ke kamar mandi. ia sangat merukuti dirinya sendiri telah melakukan hal yang tidak masuk akan baginya. sedangkan Adam, hantu itu hanya tersenyum simpul.

"dasar wanita. udah ketahuan masih aja nggak mau ngaku" gumam Adam

setelah sholat subuh, mereka semua bergegas bergantian membersihkannya diri di kamar mandi.

mereka membawa baju sekolah karena rencananya mereka menginap di rumah Leo kemarin malam namun nyatanya mereka malah menginap di rumah sakit.

"terus, siapa yang jagain dia...?" tunjuk Leo ke arah Andri yang belum juga sadarkan diri

"ada suster dan dokter yang akan memeriksanya. ayo berangkat, nanti telat" jawab Vino

sementara di tempat lain. ayah Adnan sedang bersiap untuk pergi ke perusahaan Sanjaya grup.

"ayah yakin akan melakukan ini...?" tanya ibu Arini yang membantu memakaikan jas kepada suaminya itu

"yakin Bu. semua demi Dirga" jawab ayah Adnan

"tapi ibu masih ragu yah. ibu takut"

Ayah Adnan memegang tangan wanita yang sudah menerima dirinya dan El dengan tulus itu. ia kecup berkali-kali tangan yang mengurusnya dan juga anak-anaknya.

"ibu tidak perlu khawatir. ayah sudah berbicara kepada Zidan untuk menyembunyikan identitas keluarga kita"

"tapi tetap saja yah. ayah akan jadi sasarannya nanti. ibu tidak mau terjadi sesuatu dengan ayah. bagaimana ibu dan anak-anak nanti kalau tidak ada ayah" terlihat raut kekhawatiran di wajah wanita itu

"ayah bisa menjaga diri. percayalah" ayah Adnan mencium kening istrinya dengan lembut

"sudah waktunya ayah pergi" ayah Adnan melihat jam tangannya

"ibu antar ke depan"

ayah Adnan merangkul bahu ibu Arini dan keluar kamar. Alana sudah berangkat sejak tadi. ayah Adnan tidak sempat mengantarnya namun ia menyuruh pegawainya untuk datang menjemput Alana dan mengantarnya ke sekolah.

di depan rumah, sudah ada mobil mewah yang terparkir cantik di halaman rumah. itu adalah mobil yang akan mengantar ayah Adnan ke Sanjaya grup sesuai perintah dari Zidan.

"ayah pergi dulu"

"hati-hati" ibu Arini mencium tangan suaminya.

ayah Adnan masuk ke dalam mobil dan meninggalkan halaman rumah mereka.

(l**indungi setiap langkah suamiku ya Allah) batin ibu Arini

semua orang telah di kumpulkan di lobi sesuai perintah Zidan. karena hanya di lobi tempat yang paling luas untuk mengumpulkan para karyawan Sanjaya grup.

hari ini adalah hari dimana Zidan akan mengumumkan pimpinan baru Sanjaya grup, yang akan menggantinya sebagai direktur perusahaan besar itu.

"Sisil, semuanya sudah siap kan...?" tanya Zidan

"sudah pak. sesuai yang bapak perintahkan" jawab Sisil

"bagus. kita ke lobi sekarang" ucap Zidan

"baik"

Zidan dan Sisil sekretarisnya segera masuk ke dalam lift menuju lantai satu, tempat semua orang telah berkumpul.

di lobi, semuanya bertanya-tanya mengapa mereka di kumpulkan di tempat itu.

ting....pintu lift terbuka. Zidan melangkah dengan aura kepemimpinannya bersama Sisil yang selalu setia bersamanya. tempat untuknya telah disediakan.

di dalam mobil, ayah Adnan sedikit tegang. bagaimana tidak, kali ini ia akan memimpin perusahaan besar di kota itu. tidak pernah terfikirkan olehnya untuk menjadi seorang direktur perusahaan. selama ini posisinya hanya sebagai bos di tokonya sendiri.

"Anda tegang tuan...?" tanya Randi yang menjadi sopir ayah Adnan

"memangnya aku terlihat tegang...?" ayah Adnan bertanya balik

"penglihatan mataku seperti itu. apakah aku salah...?" ucap Randi

"iya, aku sedikit tegang. ini pertama kalinya bagiku"

"santai saja tuan. semuanya pasti akan berjalan lancar"

kereta besi itu terus membelah jalan raya. beberapa menit akhirnya mereka sampai juga di perusahaan Sanjaya grup.

Randi keluar dari mobil dan memutar untuk membukakan pintu ayah Adnan namun ternyata ayah Adnan membuka pintu mobil sendiri.

"lain kali biar aku yang membukakan pintunya tuan"

"terimakasih. tapi itu sungguh tidak perlu. hanya membuka pintu mobil itu hal mudah untukku. di tokoku, aku bahkan mengangkat gardus-gardus yang besar jika pegawaiku membutuhkan bantuanku"

"Anda sangat rendah hati"

"tidak juga"

"kalau begitu mari tuan, pak Zidan sudah menunggu Anda serta karyawan Sanjaya grup"

"kamu duluan"

"tempatku di belakang mu tuan. seorang pengawal harus berada di belakang bosnya"

"baiklah kalau kamu tidak mau duluan setidaknya berjalan lah sejajar denganku. aku tidak suka kamu berada di belakangku"

"tapi..."

"mau berjalan sejajar atau aku pulang dan kamu akan dimarahi oleh Zidan" ancam ayah Adnan

"baiklah. mari tuan"

Randi dengan terpaksa menuruti perkataan bos barunya itu.

tak...tak...tak

bunyi sepatu dari kedua orang itu mengalihkan perhatian semua orang. ayah Adnan dan Randi berjalan mendekati Zidan yang sudah menunggu mereka sejak tadi.

Zidan tersenyum senang melihat ayah Adnan. pria itu berdiri di samping Zidan sedang Randi, ia berdiri di samping Pram, dan Helmi serta Sisil.

"perhatian semuanya" Zidan memulai pembicaraannya

"hari ini aku Zidan Sanjaya memundurkan diri dari jabatan direktur perusahaan Sanjaya grup"

seketika yang tadinya hening, mulai terdengar heboh. semua orang tidak percaya bahkan tercengang dengan apa yang mereka dengar. satu sama lain saling berbisik mempertanyakan.

"dan yang akan menggantikan posisiku adalah bapak Adnan Rasyid, pria yang ada dihadapan kalian sekarang ini" lanjut Zidan

Zidan mempersilahkan kepada ayah Adnan untuk menyampaikan pesan-pesannya.

"selamat pagi semuanya. apa kabar. aku harap kabar kalian baik-baik saja. aku akan berusaha melakukan yang terbaik untuk perusahaan ini, jadi aku mohon bantuan kalian semua. semoga kita dapat bekerjasama dengan baik" ucap ayah Adnan

"kenapa pak Zidan memundurkan diri. bukankah bapak lebih pantas jadi direktur daripada pak Adnan yang jelas-jelas saja dia orang lain" ucap salah satu karyawan pria

"siapa bilang pak Adnan orang lain" timpal Zidan

"bukankah bapak sudah tidak mempunyai lagi keluarga selain Dirga keponakan bapak" lanjut karyawan itu

"kamu salah. keluargaku bukan hanya Dirga seorang"

"tapi itu yang kami ketahui"

"memangnya haruskah aku menyebutkan satu persatu keluargaku kepada mu. sepenting itukah kamu sampai harus tau seluk beluk keluarga Sanjaya" Zidan meninggikan suaranya

"pak Adnan adalah sepupuku dari pihak ibuku. tidak perlu aku jelaskan secara detail. tapi yang pasti dia baru saja datang dari suatu urusannya dan sekarang dia yang akan mengambil alih Sanjaya grup" lanjut Zidan

"mana buktinya kalau pak Adnan adalah keluarga bapak. kami tidak ingin dipimpin oleh orang luar yang tidak berpendidikan sama sekali" karyawan pria itu masih terus saja menolak

"kamu mau bukti. maka lihatlah bukti yang aku berikan. Sisil, siapkan laptop dan infokus"

"baik"

Sisil menyiapkan barang yang dibutuhkan atasannya. kini kedua barang itu telah ada di depan mereka.

Zidan segera membuka foto-foto yang ada di laptop miliknya. muncullah foto ayah Adnan dan keluarga Sanjaya grup.

foto dari Zidan masih kecil sampai pemuda itu telah dewasa semuanya ia tampilkan.

"bagaimana, apa ini masih kurang sebagai bukti kalau pak Adnan adalah bagian dari keluarga Sanjaya grup...?" tanya Zidan

tidak ada lagi yang bersuara. bahkan karyawan pria yang berkotek tadi tidak lagi komplen dan hanya diam saja.

Zidan tersenyum smirk. untung saja kenangan mereka ia abadikan di dalam laptop miliknya.

flashback

"jadi 3 hari lagi pak Adnan sudah akan di Lantik jadi direktur...?" tanya Helmi

"iya. lebih cepat lebih baik" jawab Zidan

"lalu bagaimana kalau seandainya ada karyawan yang komplen karena pak Adnan bukan keluarga Sanjaya...?" tanya Randi

" itu sudah aku atur. aku mempunyai sesuatu yang dapat dijadikan bukti"

"bukti yang bagaimana...?"

Zidan mengambil laptopnya dan memperlihatkannya foto di dalamnya.

"kamu masih menyimpan ini semua...?" tanya Helmi

"kenangan memang harus disimpan dan tidak dibuang" jawab Zidan

"darimana kamu mendapatkan sebagian foto-foto ini. ya kalau foto dirimu sudah dewasa itu mungkin memang dari handphone mu atau yang lain. tapi kalau kenangan saat kamu masih kecil, darimana kamu mendapatkannya...?" tanya Pram

"semuanya tersimpan pada kamera kesayangan mas Burhan. kamera itu sebenarnya sudah rusak namun aku serahkan kepada ahlinya *untuk memperbaikinya"

"sedia payung sebelum hujan kamu ya" ucap Randi

"tentu saja. dan pada hari itu, sudah pasti ada yang akan komplen dengan keputusan ku"

"kita sudah tau itu. dan dialah yang harus kita singkirkan karena telah menjadi mata ketiga bagi si pembunuh brengsek itu" ucap Helmi

flashback end*

"kamu, siapa namamu...?" tunjuk Zidan kepada pegawai pria itu

"a-aku.... Rolan pak" jawabnya gugup

"kamu aku pecat karena telah menghina bapak Adnan. kamu meragukan pendidikan direktur Sanjaya grup. itu, penghinaan bagi kami. kamu pikir bapak Adnan adalah orang yang bodoh dan tidak mempunyai pendidikan" Zidan berkata dengan lantang dan keras

"t-tapi pak...aku...aku minta maaf pak. tolong jangan pecat aku"

"aku tidak butuh permohonan maafmu. setelah ini selesai, silahkan tinggalkan perusahaan ini. gajimu akan tetap di kirim lewat rekening mu. aku tidak sejahat itu untuk memakan hak orang lain"

"aku mohon jangan pecat aku pak. aku tidak akan mengulanginya lagi"

Zidan tidak menghiraukan karyawan itu.

"kalian semua dengar. jika ada yang berani-beraninya menghina atau membicarakan pak Adnan, siap-siap saja aku tendang dari perusahaan ini. mengerti"

"mengerti pak" jawab mereka semua

"bagus. silahkan bubar kembali ke tempat kerja masing-masing. Pram, urus karyawan itu"

"baik bos" jawab Pram

semua karyawan bubar. Zidan membawa ayah Adnan ke ruangannya yang mulai hari ini akan menjadi ruangan ayah Adnan sendiri.

1
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!