NovelToon NovelToon
One Night Stand With ( My-Bos)

One Night Stand With ( My-Bos)

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rha Anatasya

Balqis Azzahra Naura atau akrab di sapa Balqis, terpaksa menerima tawaran gila dari seorang pria beristri yang juga CEO di perusahaan tempat dia bekerja sebagai sekretaris. Faaris Zhafran Al-Ghifari, CEO yang diam-diam menyukai sekretaris nya sendiri, saat dia tau gadis itu butuh uang yang tak sedikit, dia memanfaatkan situasi dan membuat gadis itu tak bisa menolak tawaran nya. Tapi setelah melewati malam panas bersama, Faaris menjadi terobsesi dengan Balqis hingga membuat sekretaris nya merangkap juga menjadi pemuas nya. Tapi suatu hal yang tak terduga terjadi, Elma pergi untuk selamanya dan membuat Faaris menyesal karena telah menduakan cinta sang istri. tanpa dia tau kalau Elma dan Balqis memiliki sebuah rahasia yang membuat nya rela menjadi pemuas pria itu. Saat itu juga, Balqis selalu datang memberi semangat untuk Faaris, selalu ada saat pria itu terpuruk membuat Faaris perlahan mulai mencintai Balqis dengan tulus, bukan hanya sekedar nafsu semata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rha Anatasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

Setelah selesai dengan sesi makan siang bersama di kantin, Faaris menyeret Balqis masuk ke dalam ruangan nya.

"Ada apa lagi, Tuan?" Tanya Balqis.

"Untuk acara nanti malam, aku ingin melihat penampilan terbaik mu. Aku juga sudah menyiapkan pakaian dinas mu untuk malam ini."

"Baiklah, kalau sudah selesai saya pergi dulu. Masih ada beberapa pekerjaan yang harus saya kerjakan, sebelum anda pergi besok." Ucap Balqis.

"Pergilah Balqis." Sepeninggal Balqis, Faaris memegang kepala nya yang terasa berdenyut. Dia pusing harus membujuk Balqis agar mau mengandung anak nya dengan cara apalagi.

Balqis berkutat kembali dengan segudang pekerjaan nya, dia harus extra bekerja keras mengerjakan pekerjaan ini. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah tugas nya sebagai sekretaris yang merangkap menjadi asisten pribadi CEO itu, membuat tugas pekerjaan nya double.

"Huhh, capek juga. Belum lagi satu tugas tambahan nanti malam." Gumam Balqis menghembuskan nafas nya perlahan.

Tak terasa, hari sudah mulai petang. Faaris menunggu nya di parkiran, tumben-tumbenan menunggu nya di mobil, biasa nya juga menunggu di ambang pintu.

Balqis masuk ke dalam mobil, Pak Agus langsung mengemudikan mobil nya dengan kecepatan sedang karena jalanan cukup ramai, maklum lah waktu nya pulang kantor. Jadi jalanan sangat ramai, dan beberapa kali laju kendaraan tersendat-sendat, alias macet.

"Kita pulang tuan?"

"Acara nya jam 8 malam, jadi tak ada waktu untuk pulang dulu.

Kita ke butik dulu, lalu ke salon." Jawab Balqis datar.

"Ke salon? Untuk apa?" Tanya Balqis polos.

"Untuk mengubah penampilan mu menjadi putri raja di drama korea." Jawab Faaris, dia gemas pada sekretaris nya itu, pake tanya mau ke salon buat apa? Ya nyalon dong, ini kan bukan acara sembarangan. Tapi acara yang cukup bergengsi, karena yang hadir pasti orang-orang penting, rekan-rekan kerja seorang Leon bukan kalangan ecek-ecek. Maka dari itu, Faaris harus mendandani sekretaris nya itu habis-habisan.

Mobil berhenti di depan butik, Pak Agus yang sudah sangat mengerti tugas nya, segera turun mengambil gaun pesanan sang tuan. Dan tak lama pria paruh baya itu sudah kembali dengan sebuah paperbag besar yang dia tenteng.

"Ini gaun nya Tuan."

"Ya, terimakasih. Kita ke salon di jalan Bintaro." Ucap Faaris, membuat pria paruh baya itu mengangguk dan kembali menyalakan mesin mobil nya menjauhi butik itu.

"Balqis..."

"Iya tuan, kenapa?" Tanya Balqis, sedari tadi dia hanya melihat keluar jendela mobil, yang menyajikan pemandangan suasana jalanan kota yang padat.

"Saat aku pergi ke luar kota, ku harap kau tak bertemu dengan Vander. Pria itu terlihat mencurigakan, aku khawatir dia punya niat jahat padamu." Ucap Faaris.

"Iya tuan, lagi pula saya tak menyukai pria itu."

"Baguslah, lalu bagaimana dengan dokter itu?" Tanya Faaris lagi. Dia harus memastikan kalau Balqis juga tak menyukai dokter itu dan berjanji takkan berdekatan dengan pria itu.

"Dokter Ilham? Ada apa dengan dia memang nya, Tuan?"

"Kau tak menyadari nya kalau pria itu selalu menatap mu penuh kehangatan, Balqis!" Tegas Faaris, entah perempuan di samping nya ini tak tau atau benar-benar polos.

"Aku tak tau Tuan." Jawab Balqis.

"Pokoknya jangan dekat-dekat dengan kedua pria itu, apapun alasan nya!"

"Baik tuan Faaris yang terhormat." Jawab Balqis datar, dia kesal dengan tingkah Faaris yang menurut nya sangat mengekang. Itu tak boleh, ini juga tak boleh, dekat ini gak boleh, semua nya gak boleh, yang boleh hanya dekat dengan nya.

"Gadis pintar." Faaris mengusap lembut puncak kepala Balqis.

"Saya bukan gadis lagi, tuan sendiri yang merenggut kegadisan saya." Ketus Balqis, lengkap dengan mata nya yang mendelik sebal.

"Ahhh ya, saya lupa. Nanti malam juga saya akan melakukan nya lagi, tak sabar ingin mendengar desahan mu yang memabukkan." Celetuk Faaris, membuat Balqis melotot.

"Diamlah, jangan lupa ada pak Agus disini."

"Memang nya kenapa? Dia bisa menutup telinga nya."

"Iya, tapi dia tetap dengar Tuan. Jadi sebaiknya anda juga menutup mulut anda itu dari pembahasan penuh kemesuman." Faaris tertawa mendengar ucapan Balqis, dia merangkul pundak Balqis dan menciumi kepala perempuan itu.

"Tuan, geli.."

"Apa nya yang geli? Cuma cium-cium dikit, belum ke tahap yang lebih vulgar." Jawab Faaris, membuat Balqis refleks memukul lengan Faaris cukup keras.

"Ini pertama kali nya kamu berani memukul saya Balqis."

"Maaf tuan, maaf. Saya tak sengaja, itu refleks karena Tuan bertingkah menyebalkan."

"Saya seperti ini hanya pada orang tertentu, dulu pada Elma . Tapi saat ini, pada kamu Balqis."

"Kenapa berubah?" Tanya Balqis.

"Sejak aku tau Elma menduakan aku, aku berubah. Tak ada kehangatan lagi dalam pernikahan kami, Balqis. Hingga puncaknya, saat dia pamitan untuk melihat bisnis nya di luar kota, aku bernekat menyusul nya. Tapi apa kamu tahu apa yang aku lihat, dia sedang bermain gila dengan pria lain. Aku kecewa Balqis, jadi cinta ku padanya sudah memudar seiring berjalan nya waktu." Jelas Faaris, Balqis melihat ekspresi sendu pria itu, membuat nya tak tega melihat pria yang biasa nya menyebalkan itu, kini terlihat rapuh.

"Yang sabar tuan.."

"Aku selalu sabar Balqis, dan ini balasan dari kesabaran ku selama ini, aku mendapatkan mu Balqis." Jawab Faaris, dia memeluk Balqis dan menenggelamkan kepala nya di dada kenyal Balqis, menduselkan wajah nya disana. Gunung kembar yang sangat menggemaskan menurut Faaris, kenyal dan sangat nikmat saat dia mengulum puncak nya.

"Ini kenyal banget, Yang."

"Tolong jangan panggil aku dengan sebutan seperti itu, Tuan!"

"Kenapa? Aku yang berkuasa disini, aku bebas memanggil mu apapun itu." Jawab Faaris.

"Baiklah, terserah anda saja."

Faaris kembali memeluk Balqis dan memberikan remasan-remasan lembut di dada kenyal Balqis, membuat perempuan itu bergerak karena geli. Pria itu sangat mesum, dan semaunya sendiri.

Mobil berhenti di depan salon, Balqis dan Faaris turun dengan tangan yang saling bertautan.

"Miss, tolong buat dia secantik mungkin sampai tak ada yang mampu menyaingi kecantikan nya." Ucap Faaris dengan suara datar nya.

"Siap Tuan, saya jamin anda akan pangling melihat Nona manis ini nanti." Jawab nya, sambil tersenyum ramah.

"Mari Nona, silahkan duduk." Balqis menurut dan duduk di kursi rias dengan lampu-lampu yang menerangi wajah nya.

"Maaf Nona, ini akan sedikit perih. Wajah Nona kasar sekali, kita harus memberi nya scrub terlebih dulu."

"Baik Miss, lakukan saja yang terbaik." Jawab Balqis, dia akan pasrah saja saat MUA itu melakukan apapun pada wajah nya.

Tangan lentik nya mulai melakukan tugas nya sebagai perias profesional, dengan hati-hati dia mengaplikasikan beberapa alat make up yang entah apa saja, Balqis tak tau dan tak pernah memakai kosmetik sebanyak ini.

Faaris fokus pada ponsel nya, dia mengutak atik nya entah apa. Tapi dari pada bosan menunggu Balqis di make over dia lebih memilih bermain bersama ponsel canggih nya.

"Tuan, apa Nona ingin di sulap seperti ala artis-artis Bollywood yang glamor?" Tanya MUA itu, membuat Faaris mendongak.

"Tidak, Balqis ku sudah cantik. Tipis-tipis saja, jangan merusak kealamian nya." Jawab Faaris, membuat perias itu mengangguk dan segera melakukan tugas nya dengan baik.

Setelah hampir satu jam menunggu, Balqis sudah selesai dia berjalan anggun menggunakan gaun yang di pilih Faaris kemarin sore.

Perempuan itu nampak sangat cantik dengan make up sederhana, rambut yang di gerai yang di catok bergelombang, membuat nya semakin terlihat cantik.

"Tuan.." Balqis memanggil Faaris, membuat pria yang sedang memainkan ponsel nya itu segera mendongak. Dia menganga melihat Balqis yang terlihat sangat berbeda, sangat cantik nyaris sempurna.

"Tuan, apa anda baik-baik saja? Heii.." Balqis melambaikan tangan nya di depan wajah Faaris, membuat pria itu sadar dari keterkejutan nya melihat sosok Balqis yang nampak cantik, bahkan ini terlihat seperti bukan Balqis. Cantik maksimal, padahal hanya di poles sedikit make up, tapi perubahan nya begitu luar biasa.

"Kamu Balqis kan?"

"Iya Tuan, saya Balqis, sekretaris sekaligus assisten pribadi Anda." Jawab Balqis, membuat MUA yang masih berdiri disana mengulum senyum nya, melihat kelucuan antara bos dan sekretaris itu.

"Kamu terlihat cantik Balqis, tak seperti biasanya. Aku pangling melihat mu," Jawab Faaris, lalu membelai wajah Balqis yang halus itu.

"Aku puas dengan hasil make up nya, berapa pun aku bayar."

"Terimakasih kalau anda puas Tuan." Jawab nya, Faaris mengulurkan sebuah kartu hitam tanpa limit dari dompet nya untuk membayar hasil kerja keras nya itu.

Tak lama, perias itu datang dan mengembalikan kartu itu pada Faaris.

"Terimakasih Tuan Faaris, sudah mempercayai salon kami untuk orang spesial anda."

"Ya, tak salah aku memilih salon mu. Hasil nya memuaskan."

Jawab Faaris, wajah nya super datar seperti biasa jika bukan pada Balqis, pria itu memang berwajah datar seperti tembok.

Faaris menarik tangan Balqis agar menggandeng lengan nya, terpaksa lah Balqis menurut dan menggandeng lengan pria itu. Masuk kembali ke dalam mobil dan duduk nyaman di bangku belakang.

"Kau sungguh cantik Balqis, aku bisa ileran."

"Diamlah tuan, jangan menggombal." Ucap Balqis sambil menepuk pelan lengan Faaris.

Mobil melaju menjauhi salon ke sebuah gedung yang sudah menjadi lokasi acara resepsi terbesar itu akan di laksanakan. Karpet merah membentang mewah dari luar gedung hingga ke dalam nya.

Balqis dan Faaris berjalan pelan dengan Balqis yang menggandeng lengan Faaris, kamera menyorot mereka hingga membuat Balqis yang tak terbiasa menjadi pusing. Belum masuk saja dia sudah merasa pusing, entahlah bagaimana di dalam. Semoga saja tak ada blitz kamera yang membuat mata nya pusing.

"Are you okay, Balqis?" Tanya Faaris, menghentikan sejenak langkah nya.

"Yes, i'm oke." Jawab Balqis, setelah yakin kalau Balqis baik-baik saja, kedua nya pun melanjutkan langkah mereka lagi.

Ternyata di dalam lebih mengejutkan lagi, hanya saja tak begitu banyak wartawan yang bisa masuk, hanya ada beberapa saja yang terlihat mengabadikan moment sakral pengusaha terkenal itu.

"Kita ke pelaminan dulu ya, setelah itu kita duduk." Balqis menganggukan kepala nya, dia sedikit mengangkat dress nya karena kesulitan berjalan, belum lagi sendal yang memiliki hak yang cukup tinggi, itu sangat menyulitkan nya. Biasanya Balqis hanya memakai sendal degan hak tahu.

"Kenapa Balqis?"

"Sulit Tuan, gaun nya terlalu panjang dan sendal ini hak nya terlalu tinggi." Jawab Balqis pelan.

"Bisa di paksakan sedikit, hanya menaiki sedikit tangga."

"Bisa tuan." Jawab Balqis. Dia mengikuti Faaris yang berjalan ke sisi pelaminan yang terdapat beberapa anak tangga.

"Ohh tuan Faaris, anda datang.." Sapa Leon yang di sambut baik oleh Faaris, mereka adalah rekan kerja yang punya hubungan baik, meskipun di luar pekerjaan.

"Tentu saja aku datang Leon, selamat atas pernikahan dan kehamilan istri mu." Ucap Faaris, dia melihat istri Zen yang berdiri dengan senyuman manis nya. Terlihat mungil, apa dia mampu menandingi kekuatan seorang Leon di ranjang.

"Heehh, jangan menatap istri ku seperti itu Faaris." Peringat Leon, membuat Faaris salah tingkah.

"Maafkan aku Leon , sungguh aku tak punya niat apapun."

"Tak masalah Faaris, silahkan menikmati hidangan yang ada. Maaf, hanya seadanya."

"Janganlah merendah tuan, ini pesta yang sangat besar dan mewah." Ucap Faaris memuji klien bisnis nya itu.

"Berasa aku lebih tua dari mu, Faaris." Ucap Leon sambil menepuk bahu Faaris.

"Aku turun dulu ya,"

"Ya, terimakasih sudah datang."

"Selamat atas kehamilan anda Nona Zevanya." Ucap Balqis ramah. vanya pun menyambut nya dengan ramah juga.

"Terimakasih kak Balqis." Jawab vanya sambil tersenyum. Balqis mengangguk dan turun dari pelaminan dengan di bantu Faaris.

"Mereka pasangan yang serasi ya, Dad."

"Husshh, jaga bicaramu Baby. Faaris sudah punya istri dan Balqis hanya sekretaris nya." Ucap Leon , membuat Vanya menganga. Dia menyangka kalau Balqis adalah istri Faaris, mengingat kalau mereka terlihat sangat mesra.

Balqis dan Faaris memilih kursi untuk duduk, Balqis mencomot kue dari piring kecil yang menjadi hidangan untuk para tamu, membuat Faaris geleng-geleng. Sudah di buat seanggun mungkin, ehh sikap nya gak hilang.

"Enak, Yang?" Tanya Faaris pada Balqis yang sedang makan kue coklat.

"Enak kok, cuma satu kok kurang ya." Jawab Balqis sambil cengengesan.

"Sadar diri, ini di pesta orang Balqis."

"Iya tuan, maaf saya lancang."

"Tak apa-apa, aku akan mengambilkan nya untukmu. Mau makan berat? Disana banyak makanan, ikut? Tawar Faaris.

"Tuan saja, kaki saya sakit Tuan."

"Baiklah, tunggu disini sebentar, aku takkan lama." Ucap Faaris, lalu pergi mengambil makanan untuk dirinya dan Balqis. Tapi sepeninggal Faaris, ada beberapa pria yang datang dan duduk satu meja dengan Balqis. Mereka menatap Balqis penuh minat, membuat Balqis merasa risih karena mereka menatap Balqis, lebih tepat nya menatap tubuh nya.

"Sendirian saja Nona?" Tanya salah satu dari mereka. Balqis hanya tersenyum kaku sebagai jawaban.

"Datang kesini bersama siapa Nona?"

"Tuan Faaris." Jawab Riana singkat, sungguh dia merasa tak nyaman dengan tatapan mesum para pria tua bangka itu.

"Tuan Faaris? Ahh tak mungkin, istrinya kan lumpuh. Kau tak mungkin istri siri nya kan? Atau simpanan pria itu, Nona?" Tanya nya ngelunjak, bahkan salah satu dari mereka mulai kurang ajar dengan menyentuh wajah Balqis. Balqis refleks memalingkan wajah nya dan berdiri, tapi tangan mereka lebih dulu mencekal tangan Balqis.

"Mau kemana Nona Manis, disini saja bersama kami. Kami juga butuh hiburan disini," Balqis berusaha melepas cekalan tangan pria itu, tapi genggaman nya terlalu kuat membuat Balqis merasa kesakitan.

"Duduk lah dengan tenang, kami hanya ingin di temani. Tak lebih,"

"Cihh, saya tak sudi. Saya bukan wanita panggilan yang harus menemani para pria tua bangka seperti kalian, lepaskan aku atau tuan Faaris akan murka?"

Ancam Balqis, dia mulai berani memakai nama Faaris untuk mengancam orang lain.

Tapi bukan nya takut, mereka malah tertawa meremehkan ancaman Balqis.

"Kalau iya pun kau datang bersama nya, lalu kemana dia sekarang? Pasti dia meninggalkan mu sendirian kan?"

"Aku disini, lepaskan Balqis ku!" Tegas Faaris yang berdiri tegap dengan sorot mata penuh kebencian. Pria itu melepaskan cekalan nya pada tangan Balqis, membuat Balqis berlari dan bersembunyi di balik punggung Faaris.

"Tuan Faaris.." Sapa mereka sok ramah.

"Apa kalian tak malu menunjukan kualitas murah kalian di pesta orang lain?" Tanya Faaris.

"Terlebih perempuan yang kalian remehkan adalah Balqis ku, Dia milikku." Ucap Faaris lantang, membuat pusat perhatian mengarah pada nya.

Balqis mengeratkan pegangan tangan nya di jas Faaris, dia benar-benar takut. Terlebih dia merasa sudah di lecehkan oleh pria-pria itu.

"Apa kalian belum tau kalau ini Balqis?"

"Maaf tuan, bukankah anda sudah punya istri? Apa dia semacam istri siri, atau simpanan?" Tanya salah satu pria paruh baya itu dengan berani, membuat Faaris emosi.

Dia berjalan mendekati pria itu, mencengkeram kerah kemeja pria itu dan melayangkan tinjuan keras tepat di rahang nya, membuat pria itu tersungkur sambil meringis.

"Berani sekali kau mengatai Balqis ku seperti itu! Kau bosan hidup, mari aku akhiri sekarang juga!" Ucap Faaris, api kemarahan telah menguasai pria itu, wajah nya merah padam karena kemarahan nya.

"Kau juga yang sudah menyentuh Balqis ku, Kan?"

Faaris menarik tangan pria itu, memelintir nya ke belakang hingga membuat pria itu berteriak kesakitan.

"Ada apa ini?" tanya Leon yang datang setelah melihat ada keributan di pesta nya.

Faaris menatap Leon , lalu melepaskan pelintiran tangan nya. Lalu mengusap tangan nya, seolah menyentuh pria itu adalah kotoran yang harus di bersihkan.

"Maaf merusak pesta anda Tuan Leon , tapi pria itu berani melecehkan Balqis . Itu tak sopan dan bukan kah itu harus di beri pelajaran?" Tanya Faaris.

"Benarkah? Astaga, kenapa kau membuat rusuh di pesta ku hmm?"

"Baim, blacklist semua perusahaan nya, jangan biarkan ada yang bekerja sama dengan orang-orang yang tak bisa menghormati wanita seperti mereka!" Tegas Leon .

"Baik tuan, saya mengerti."

Jawab Baim . Pria tampan berlesung pipit di kedua pipi nya itu adalah asisten kepercayaan Leon , sekaligus suami dari sahabat istrinya, Hanifa.

"Tuan, tolong jangan begini. Kami mohon."

"Memohon bagai pengemis, menjijikan." Ucap Faaris. Tapi tiba-tiba saja, semua perhatian orang-orang itu beralih saat mendengar sesuatu yang terjatuh.

Brukk...

"Balqis.." Panggil Faaris dengan panik, dia melihat Riana terjatuh tak sadarkan diri. Belum lagi darah segar yang mengalir dari kedua kaki nya.

"Faaris, cepat bawa Balqis ke rumah sakit."

"Iya Leon , sekali lagi aku minta maaf karena sudah merusak pesta mu." Ucap Faaris merasa tak enak karena sudah membuat kekacauan di pesta Leon

Faaris menggendong Balqis ala bridal style dan berlari membawa perempuan itu, darah seger menetes sepanjang jalan nya, membuat petugas kebersihan harus bekerja extra.

"Ohh semoga Balqis baik-baik saja!" Gumam Leon .

"Maaf atas ketidaknyamanan nya, silahkan lanjutkan pesta nya."

"Aku menyesal sudah mengundang kalian berempat!" Ketus Leon lalu pergi dari ke empat pria pembuat masalah itu. Kalau saja mereka tak melakukan hal semacam itu pada Balqis, ini semua pasti takkan terjadi..

Di mobil, Faaris di landa kepanikan setengah mati. Dia terus mendesak Pak Agus untuk mempercepat laju mobil nya. Padahal ini sudah kecepatan paling tinggi.

Sesampai nya di rumah sakit, Faaris kembali menggendong Balqis dan membaringkan nya di brankar dorong khusus pasien dan segera di tangani oleh dokter.

"Maaf tuan, sebaiknya anda menunggu disini."

"Tapi, Balqis..."

"Kami akan menangani nya secepat mungkin Tuan."

"Cepatlah." Faaris akhirnya mengalah dan memilih duduk di kursi tunggu, pria itu mengusap wajah nya dengan kasar. Sebenarnya ada apa dengan Balqis, hingga bisa pendarahan sebanyak itu.

Hampir setengah jam berlalu, Dokter pun keluar dari ruangan itu, membuat Faaris langsung berdiri dan menanyakan keadaan Balqis.

"Bagaimana keadaan Balqis, dok?" Tanya Faaris.

"Nona Balqis mengalami pendarahan hebat, kandungan nya terpaksa harus kami angkat."

"Kandungan? Balqis hamil?" Tanya Faaris.

"Anda tidak tau? Nona Balqis hamil 3 minggu, Tuan. Tapi sepertinya Nona Balqis terlalu kelelahan dan banyak pikiran, stress berlebih membuat kandungan nya tak dapat bertahan. Kami terpaksa harus mengangkat nya." Jelas dokter itu, membuat Faaris tak tau harus berkata apa atau berekspresi seperti apa.

"Apa Balqis masih bisa mengandung?"

"Tentu bisa Tuan, rahim nya baik-baik saja. Hanya saya sarankan sebaiknya Nona di beri jarak terlebih dahulu, saya sarankan agar Nona beristirahat total seminggu kedepan." Saran dokter itu, membuat Faaris hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau begitu saya permisi Tuan, Nona Balqis sudah bisa di jenguk setelah kami pindahkan ke ruang rawat."

"Baik dok, terimakasih." Jawab Faaris lesu. Dia kembali duduk di kursi tunggu sambil menutup wajah nya dengan kedua tangan. Dia sangat marah saat tau Balqis hamil tapi dirinya tak tau apapun, tunggu! Apa perempuan itu tau kalau dirinya sedang mengandung?

"Balqis, maafkan aku!" Gumam Faaris, dia sudah lama mendambakan seorang anak dari rahim Balqis. Tapi saat mendapatkan nya, dia malah kehilangan nya bahkan sebelum dia tau ada kehidupan lain di perut sekretaris nya itu.

Faaris mengacak rambut nya frustasi, dia tak menyangka akan mendapat kenyataan yang membuat hati nya begitu sesak. Pria itu meneteskan air mata nya, ini kedua kali nya dia meneteskan air mata nya setelah kedua orang tua nya tiada.

Ternyata kehilangan sesuatu itu sesakit ini? Dia baru merasakan nya lagi setelah penderitaan pilu 20 tahun lalu, saat kehilangan ibu, ayah, dan adik yang bahkan belum lahir.

"Ya tuhan, inikah karma ku karena sudah menduakan kepercayaan Elma?" Gumam Faaris.

"Tuan.."

"Pak Agus , kalau anda lelah silahkan pulang pak." Ucap Faaris lirih.

"Tuan jangan merasa sendiri, anda bisa bercerita pada saya."

"Kau pernah merasakan kehilangan?"

"Pernah tuan, anak saya hilang berminggu-minggu dan saat di temukan dia sudah tak bernyawa. Ada apa tuan?"

"Apa saya salah jika mengharapkan seorang anak dari rahim perempuan lain yang bukan istri saya? Tapi setelah mendapatkan nya, aku malah menyia-nyiakan nya."

"Maksud anda?" Tanya Pak Agus .

"Riana keguguran Pak, dia hamil 3 minggu." Jawab Faaris, membuat Pak Agus cukup terkejut mengetahui fakta kalau bos nya sudah menghamili sekretaris nya sendiri.

"Salah atau benar itu tergantung pada anda Tuan, anda sudah dewasa dan pastinya sudah tau hal yang salah atau benar. Tapi saya cukup menyayangkan dengan peristiwa ini, anda sudah lama ingin punya anak."

"Iya Pak, aku sudah lama menginginkan nya. Elma tak mungkin memberikan aku keturunan karena kondisi nya, tapi Balqis bisa!" Jawab Faaris lagi, nada suara nya terdengar lebih pelan dari tadi.

"Terimakasih sudah mau mendengarkan aku pak, anda bisa pulang. Saya akan menunggui Balqis disini, jangan bilang pada Elma atau siapapun di rumah."

"Baik pak, saya mengerti." Jawab Pak Agus , pria paruh baya itu pun pergi meninggalkan Faaris sendirian, larut dalam kesedihan yang tak berkesudahan.

****

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!