NovelToon NovelToon
Selingkuhan Om Tiri

Selingkuhan Om Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat / Romansa-Tata susila
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.

Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!

Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.

Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!

Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?

Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

"Jadi Om Dave nggak mau keluar dari kamarku.?" Davina menatap kesal lantaran Dave tak menghiraukan peringatannya untuk keluar dari kamar ini.

"Kalau begitu biar aku saja yang tidur di kamar Om." Sembari menahan kekesalan, Davina beranjak untuk keluar dari kamarnya. Tapi sayangnya hanya bertahan beberapa langkah saja karna Dave membuatnya berhenti melangkah dengan ancaman.

"Coba saja kalau berani.!"

"Saya pastikan Papa mu tau semua yang sudah kamu lakukan dibelakangnya.!" Seru Dave.

Dia tak bermaksud mengancam atau membuat Davina kesal padanya, ada alasan kuat di balik ancaman itu karna tidak mau Davina mendengar suara menyesatkan dari samping kamarnya.

Apa jadinya kalau Davina sampai mendengar suara menyesatkan itu. Davina pasti akan dibuat penasaran dan ingin tau, atau yang paling parah bisa membuat seluruh tubuh panas dingin seperti yang dirasakan oleh Dave tadi.

"Om Dave mengancamku.?" Davina menatap kesal.

"Ceritakan saja pada Papa. Aku nggak takut." Dia justru menantang Dave untuk menceritakan pada Edwin.

Davina tak peduli lagi akan hal itu sekalipun Dave akan membongkarnya di depan sang Papa.

Lebih baik dia tetap keluar dari kamar ini daripada harus tidur semalaman bersama Dave.

"Sh--iitt.!!" Umpat Dave ketika melihat Davina hendak keluar dari kamar. Gadis itu benar-benar keras kepala, tak mau mendengarkan ucapkan. Padahal apa yang dia lakukan saat ini adalah demi kebaikan Davina sendiri supaya pikiran dan telinga Davina tak ternodai.

"Berhenti Davina.! Saya bilang berhenti.!!" Seru Dave. Dia sampai turun dari ranjang dan setengah berlari mencegah Davina.

"Lepasin Om,," Davina menepis pelan tangan Dave.

"Aku mau tidur di kamar lain saja. Terserah kalau Om mau tidur disini atau cerita sama Papa. Aku nggak peduli.!" Geramnya sewot.

Davina terlalu ekspresif dan cenderung blak-blakan. Dia tak bisa menyembunyikan apa yang sedang dia rasakan. Termasuk saat ini ketika dia meluapkan kekesalannya pada Dave.

"Kau ini kenapa,?! Hah.!!" Sentak Dave sembari mengguncang lengan Davina.

"Katakan kenapa.?!" Desaknya.

Dave mulai geram menghadapi sikap Davina yang tiba-tiba berubah ketus dan dingin padanya.

Padahal beberapa hari yang lalu Davina masih menunjukkan sisi manja dan ketertarikan terhadapnya.

Ya, Dave sudah tau sejak awal saat Davina mulai tertarik padanya. Gadis itu dengan jelas menunjukkan perasaan yang sebenarnya walaupun hanya dari tatapan matanya saja.

Tapi lihat sorot matanya saat ini.? Hanya ada kekesalan di dalamnya. Dan sampai detik ini Dave tidak tau apa yang membuat Davina berubah.

"Om,," Suara Davina bergetar, matanya berkaca-kaca. Rasa sesak tiba-tiba menyeruak dalam dadanya. Untuk pertama kalinya merasa sakit karna di bentak seseorang.

Mungkin karna Dave sudah masuk terlalu jauh dalam hatinya.

Davina menarik nafas dalam, berusaha menahan air matanya yang hampir luruh. Dia tak mau menangis di depan Dave.

"Memangnya apa yang salah dariku.?" Tanya Davina tegas.

Awalnya dia menatap tajam mata Dave, kemudian dia mengalihkan pandangan karna pria itu menatapnya dan bergerak mendekat.

"Tentu saja salah.! Salah karna kamu berani mengabaikan saya.!" Geram Dave. Satu tangannya mencengkram erat lengan Davina, sedangkan tangan satunya dia gunakan untuk menahan pinggang gadis itu dan menariknya agar mendekat.

Davina menelan saliva dengan susah payah. Suara amarah Dave serta jarak yang begitu tipis, membuat gadis itu menjadi gugup. Terlebih mendengar penuturan Dave yang terasa ambigu di telinganya.

Memang apa salahnya jika dia mengabaikan Dave.? Kenapa pria dingin itu terlihat sangat marah padanya hanya karna di abaikan.

"Tapi,,,

Davina tak meneruskan ucapannya lantaran bibirnya di bungkam oleh bibir Dave.

Pria itu memberikan ciuman lembut namun dalam. Menye -sapnya dengan gerakan perlahan.

Davina yang awalnya kaget dan ingin memberontak, seketika terdiam karna merasakan ada sesuatu yang berbeda dari ciuman Dave sebelumnya.

Perasaannya tak mungkin salah, hatinya bahkan bergetar karna bisa merasakannya.

Cukup lama Dave memberikan ciuman lembut itu, sampai akhirnya Davina berani membalas ciuman Dave.

Sudut bibir Dave terangkat, dia mengukir senyum tipis ketika Davina menyambut ciumannya. Hal itu membuat Dave semakin memperdalam ciuman, merengkuh pinggang Davina dan merabanya pelan.

Mereka mengakhiri ciumannya, keduanya saling menatap dengan nafas yang memburu.

Pertukaran saliva dan saling melu- mat, menyisakan sisa-sisa kenikmatan yang terasa memabukkan.

Dave menyeka sudut bibir Davina yang sedikit basah. Bibir sensual itu bakan terasa lembut saat bersentuhan dengan jemarinya.

Davina menundukkan pandangan, pipinya jadi merona mendapat sentuhan di bibir dan tatapan dalam dari Dave.

Kali ini Davina semakin yakin bahwa ada sesuatu yang dirasakan oleh Dave padanya.

"Saya nggak mengijinkan kamu tidur di kamar lain.!" Ketus Dave.

Davina melongo, secepat itu Dave kembali pada sifat aslinya. Hanya dalam hitungan detik, kucing yang imut berubah menjadi singa kelaparan.

"Jangan harap bisa keluar.!" Serunya lagi. Nada bicaranya tak mau di bantah.

Dia mengunci pintu dan menyimpannya di tempat yang tak bisa di jangkau oleh Davina.

Walaupun kesal dan tak suka dengan pemaksaan yang di lakukan oleh Dave, tapi akhirnya Davina memilih pasrah dan kembali tidur satu ranjang bersama Dave untuk kesekian kalinya.

Gadis itu tak mau memperpanjang masalah ataupun perdebatan. Davina tau semua itu hanya akan sia-sia, karna ucapan yang keluar dari mulut Dave adalah keharusan.

...****...

Davina membuka mata perlahan. Gadis cantik itu baru terbangun dari tidur nyenyaknya.

Dipeluk oleh Dave sepanjang malam, membuat Davina merasa aman dan nyaman sampai tidur pulas.

Gadis itu menoleh, menatap sisi ranjang yang sudah kosong.

"Dimana Om Dave.?" Gumamnya sembari mengedarkan pandangan kesemua sudut kamar untuk mencari keberadaan Dave yang sudah tidak ada di ranjang.

Davina lalu turun dari ranjang, dia mencari Dave di kamar mandi dan walk in closet namun pria itu tak ada di sana. Sepertinya Dave sudah keluar dari kamar, karna Davina melihat kunci yang sempat di simpan oleh Dave, kini sudah menggantung di tempat semula.

Davina lantas keluar dari kamar setelah membersihkan diri. Dia langsung pergi ke ruang makan karna memang sudah waktunya sarapan.

Dari kejauhan Davina menghentikan langkah. Dia hanya melihat Mama, Papa dan Kakaknya di ruang makan. Lalu dimana Om tirinya itu.?

"Kamu sudah bangun sayang, ayo makan,," Suara Sandra membuyarkan lamunan Davina. Dia tersenyum, lalu mengapa mereka dan bergabung di meja makan.

"Om Dave nggak ikut sarapan Mah.?" Tanya Davina. Dia sangat penasaran dengan keberadaan Dave sampai berani menanyakan Dave pada Sandra untuk mengetahuinya.

"3 jam yang lalu dia pulang." Sembari menatap arlojinya, Sandra menjawab pertanyaan Davina.

Davina terdiam. Mengingat saat ini pukul 8 pagi, itu artinya Dave sudah meninggalkan rumah sejak pukul 5. Kenapa harus pulang di pagi buta seperti itu. Davina jadi makin penasaran, tapi bukan lagi penasaran akan keberadaan Dave, melainkan penasaran tentang alasan Dave harus pulang secepat itu.

"Mungkin sekarang sudah di bandara." Sambung Sandra kemudian.

Di bandara.? Apa yang sedang dia lakukan disana.? Menjemput seorang.? Atau akan pergi ke luar negeri.?. Banyak pertanyaan yang tiba-tiba bermunculan di benak Davina.

"Di bandara.? Memangnya,,,

"Ini anak kenapa cerewet banget sih." Farrel mencubil gemas pipi Davina.

"Nggak usah kepo, mendingan makan sekarang karna aku sudah lapar."

"Keburu lemas kalau menunggu kamu selesai bicara." Tuturnya dengan nada bicara dan kebiasaannya yang suka meledek.

Davina mencebik kesal. Dia terpaksa menahan rasa penasaran karna belum tau alasan Dave pergi ke bandara.

Belum lagi pria itu tak pamit padanya. Pergi begitu saja saat dia masih tertidur pulas.

...Jangan lupa vote🙏🏻☺...

1
Visencia Alingga
Lumayan
Ratniatin Ginoga
thor itu cerita si Aditya dan aurelia kapan di upnya
Sopiah Azzahra
Lumayan
Arma Dwi
suka bgt dg karakter dave😍
pejuang rupiah😶‍🌫️
Luar biasa
Sri Noviawati
Biasa
Hesti Pramuni
diiih..yg polooss...😣😣
Mei Prw
luar biasa
Thiva ShiRegarr II
Luar biasa
mama fia
quote yg bagus Devina..
mama fia
udah baca berulang ulang..
mama fia
Kecewa
sashi kirana
Luar biasa
Christy Ling
sangat bagus
Diedie
Luar biasa
aryuu
bener gitu orang orang di club malam sebangsat itu??
aryuu
suka sama ceritanya ya cuman agak sedikit kecewa sama karakter utamanya ... polos polos murahan gitu
aryuu
ni cewe polos tapi kok ga kapok ya diselingkuhi
Nieno Pay
Luar biasa
3sna
farel gk tau gimn rsny diposisi daviana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!