Ericka Queenca Leana Putri Maheswara anak dari Erick Maheswara dan Leana Maheswara yang sering dipanggil dengan sebutan Caca yang sangat cantik dan imut. Namun, kecantikan Caca hilang begitu saja karna Caca lebih memilih berpenampilan seperti gadis nerd agar tugas yang ia dapatkan berjalan dengan mulus.
Apakah Caca bisa menyelesaikan tugas tersebut? Atau kah dirinya yang akan selesai didunia?. Yuk baca kelanjutannya.....agar tauu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon author.halu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat peringatan untuk anggota Delion
Setelah kepergian anggota GANGSTER tersebut...kini ada beberapa orang yang datang ke markas DELION dan ternyata itu adalah salah satu anggota DELION.
"Hah?!!...kok markas kita bisa kebakar gini?" Tanya salah satu anggota DELION yang ikut melihat markas tersebut.
"Lo ngga usah nanya bejirr...kita sama sama baru datang. Mending kita cari cara untuk memadamkan nya" ucap anggota yang lainnya.
"Oke..biar gue telpon boss kalau markas kita ke bakar" ucap laki laki lainnya.
Setelah itu...mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing masing yang sibuk mencari ember ataupun benda benda yang bisa digunakan untuk menampung air agar bisa memadamkan apinya.
Kini malam pun berlalu dengan di gantikan pagi hari yang begitu indah bagi mereka yang sedang berbahagia, namun bagi mereka yang tak semangat hidup akan merasakan sedih dan galau. Begitu pun dengan siswa dan siswi HIGH INTERNASIONAL SCHOOL M yang masih sibuk dengan menilai cowok cowok most wanted yang sangat ganteng dan rupawan menurut mereka, namun tidak dengan pemeran utama kita yang masih menganggap semua laki laki sama saja.
"Apa yang bakal gue lakuin setelah ini ya?" Monolog Caca yang bertanya kepada dirinya sendiri.
"Apa gue ngerjain orang aja? Tapi itu kan ngga boleh. Trus ngapain yah?" Monolog Caca yang masih berpikir. Ketika Caca sedang memikirkan apa yang ingin ia lakukan...kini dirinya terkejut karna ada yang mendobrak pintu kelas hingga suaranya memenuhi satu kelas.
Braaakkk...
Plakk...
"Aw...sakit" ucap Caca yang di tampar pipinya oleh salah satu siswa yaitu Leon.
"Sakit Lo bilang!!! Setelah apa yang Lo lakuin ke markas gue, sekarang Lo bilang sakit!!!. Manusia macam apa Lo hah!!!" Triak Leon yang sepertinya emosinya sudah sangat menggebu-gebu dan tangannya sudah mengepal kuat.
"Maksud Lo apa hah?...jangan karna markas bermasalah, Lo malah melampiaskan ke gue. Lo kira gue boneka Lo apa hah!" Ucap Caca yang sudah terpancing emosinya.
"Halah gue tau kok kalau markas gue terbakar pasti karna ulah Lo kan?. Jadi jangan sok ngga tau gitu!!!" Triak Leon lagi.
"Mana buktinya kalau emang gue pelakunya hah?" Tanya Caca yang sangat geram kepada Leon yang selalu dapat tuduhan yang tidak pernah dilakukan Caca sama sekali.
"Gue emang ngga punya bukti!! Tapi gue yakin kalau Lo yang bakar markas gue. Karna hanya Lo yang selalu cari masalah sama gue dan hanya Lo orang yang berani ngelawan gue!!!" Ucap Leon panjang lebar yang masih terbalut dalam emosi.
"Hahahah...semua juga tau kali kalau Lo itu banyak musuhnya. Apa lagi karna Lo itu tengil di jalanan. Jadi jangan sok ngga punya musuh di luar sana" ucap Caca yang semakin membuat Leon emosi.
"Ngga usah bacot Lo ya anjing!!! Kalau Lo emang pelakunya ya ngaku aja. Jangan seolah-olah Lo bukan pelakunya ya bangsat!!!" Triak Leon yang semakin menjadi jadi dan sepertinya Leon sudah bersiap siap untuk memberikan Bogeman mentah kepada Caca. Leon tak peduli jika Caca adalah seorang perempuan, karna menurut Leon selagi seseorang itu berbuat masalah kepadanya berarti orang itu harus di beri pelajaran. Mau perempuan ataupun laki-laki.
"Kalau bukan gue gimana? Kan gue dah bilang gue ngga tau. Jadi jangan asal nuduh gitu dong" ucap Caca yang tak mau di salahkan.
Bugh...
Bughh...
"Berani banget ya Lo bangsat mukul gue!!!" Triak Leon yang dapat Bogeman dari Caca. Ya, yang kena Bogeman bukanlah Caca melainkan Leon lah yang terkena.
Karna ketika Leon mengambil ancang-ancang untuk memukul Caca, Caca sudah terlebih dahulu membaca pergerakan Leon hingga dirinya bisa memukul Leon terlebih dahulu dan Leon tak berhasil memukul Leon hingga jatuh ke lantai.
"Kan Lo duluan yang mulai...yakali gue ngalah, rugi dong gue" ucap Caca santai yang berhasil memberikan Bogeman kepada Leon.
"Makanya kalau kekuatan belum seberapa jangan sok Sokan mau ngelabrak orang. Yang lebih parahnya lagi ngelabrak orang yang salah. JANGAN YA DEK YA ntar kamu nya kena pukul hahahah" ucap Caca yang meledek Leon. Setelah Caca mengatakan itu, Caca pun langsung pergi meninggalkan Leon yang sedang kesakitan di bagian perut nya.
"Apa kalian liat liat hah!!!" Triak Leon kepada seluruh siswa dan siswi yang sekelas dengan Caca.
'Awas aja Lo cupu, gue yakin gue bisa balas perbuatan Lo ini. Walaupun Lo bilang bukan Lo pelakunya tapi hati gue mengatakan kalau Lo pelakunya' batin Leon. Setelah itu dirinya pun keluar dari kelasnya Caca dan langsung pergi menuju ke UKS dengan sendirinya tanpa bantuan orang lain.
Disisi lain tepatnya dimansion Bagaskara yang di mana kini ada seorang gadis yang sedang menangis didalam kamarnya...dan juga dirinya selalu meringis karna luka yang ia dapatkan dari orang yang di anggap cinta pertamanya.
"Hikss...gue tau kok kalau gue bukan kesayangan Lo lagi setelah Laura masuk di keluarga ini hikss..." Monolog Elina. Ya gadis yang sedang mengis didalam kamar yaitu Elina, dirinya sedang meratapi nasibnya sendiri. Yang dimana Tuan Alex menghukumnya dengan cara mencambuk hingga Elina pingsan dan sekarang Elina baru saja sadar dan tak ada satupun orang yang berusaha membersihkan kan luka yang ia dapat.
Kenapa Elina bisa tau jika tak ada yang membersihkan lukanya?...karna Elina bangun bangun dengan luka yang cukup parah dan darah yang sudah mengering di sekujur tubuhnya. Walaupun dirinya sudah berada dikamar tapi tetap saja Elina merasa bahwa dirinya tak dianggap lagi oleh sang Daddy.
"Kenapa sih dunia tak adil sama gue, kenapa harus gue yang melewatin ini semua hikss.."monolog Elina yang berlinang air mata.
Tokk...tokk...tokk...
"Non..ini bi Minah. Maaf non apakah bibi boleh masuk non?" Tanya bi Minah terlebih dahulu untuk meminta izin sebelum masuk ke dalam kamar Elina.
"Masuk saja bi" jawab Elina yang berada didalam kamar.
Ceklek..
"Ya ampun non..hikss...hikss...non maafin bibi non hiks...semalam bibi mau bersihin luka non Elin hikss.., tapi kata Tuan luka non tidak boleh disentuh hikss..atau di bersihkan hikss... Itu sebabnya bibi ngga bantuin non...hikss..." Ucap bi Minah yang baru saja masuk dan langsung nangis dan meminta maaf kepada Elina.
Bi Minah adalah ART di mansion keluarga Bagaskara. Bi Minah sudah lama menjadi Art di tempat itu, sejak Elina masih dalam kandungan bi Minah sudah bekerja di mansion itu. Dan bi Minah juga lah terkadang yang mengurus semua kebutuhan Elina ketika orang tua Elina pergi bekerja ataupun pergi keluar kota. Itulah mengapa bi Minah sangat terpukul jika Elina terluka, karna Elina sudah dianggap seperti putrinya sendiri.
"Gapapa bi...Elina dah terbiasa kok di giniin, jadi bibi jangan nangis lagi ya. Lagian ini ngga terlalu sakit kok" ucap Elina dengan senyuman manisnya walaupun itu semua bohong.
"Non jangan bohong hikss...bibi tau kalau non pasti merasa sakitkan? Apalagi ini sangat parah non hikss.." ucap bi Minah yang memerhatikan setiap luka dan bekas cambuk yang ada di tangan dan bagian kaki Elina. Bekas cambukan itu sangat terlihat di tubuh Elina, karna kulit Elina yang putih dan hampir sama dengan warna susu.
"Enggak bi...Elina gapapa. Mungkin kalau bibi mau bantuin Elina ngobatin luka Elina trus bi Minah berhenti nangis pasti Elina ngga bakal merasakan sakit lagi" ucap Elina yang tetap mempertahankan senyumannya agar sang bibi tak semakin khawatir akan dirinya yang terluka.
"Iya non...bibi ngga bakal nangis lagi. Sini non bibi bersihin lukanya" ucap bi Minah yang langsung menghapus air matanya dan berhenti menangis. Bi Minah juga langsung mengambil kotak p3k.
BERSAMBUNG.....