Kisah seorang wanita yang mencari kebahagiaan setelah perceraian.
Kara Gantari seorang gadis yang menikah dengan Adi Saputro karena permintaan sang kakek disertai ancaman tidak akan mendapatkan warisan. Setahun kemudian Kara diceraikan oleh Adi karena sudah mendapatkan warisannya.
Pertemuannya dengan seorang CEO yang gesrek, pecinta dangdut, melokal luar dalam, membuat Kara pusing tujuh keliling tapi Rayden adalah pria yang sangat memuja Kara. Kehidupan keduanya pun diuji dengan tragedi.
Apakah Kara dan Rayden akan menemukan kebahagiaannya?
Cerita ini murni halu milik author
Follow Ig ku di hana_reeves_nt
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Apa Ini?
"Karaaaaaa!" teriak Rayden dari kamar yang membuat Kara nyaris menjatuhkan piring. Astaghfirullah Al Adzim. Kara segera meletakkan piring diatas meja makan.
"Nyonya, tuan Rayden kenapa itu?" tanya Bu Sumi.
"Entahlah. Saya keatas dulu Bu." Kara pun berjalan menuju lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya.
Disana tampak Rayden manyun berdiri sambil berkacak pinggang.
"Ada apa sih mas? Kok teriak-teriak?" tanya Kara kalem.
"Ini kenapa nama kontakku kamu kasih tanda bogem banyak?" Rayden menunjukkan display ponsel Kara yang menunjukkan 'Rayden 🤛🏻🤛🏻🤛🏻'.
"Lho mas kok buka ponsel aku?" tanya Kara bingung karena Rayden tidak pernah memegang ponselnya meskipun tidak dikunci.
"Tadi mas cari ponsel yang keselip dimana terus lihat ponsel kamu, maksudnya buat misscall tapi kenapa wujudnya begini?" protes Rayden kesal.
"Oh aku lupa ganti" jawab Kara santai.
"Kemana tulisan 'Rayden Darling ❤️'? Kenapa kamu hilangkan? Tega sekali kamu padaku" Rayden langsung terduduk di tempat tidur dengan gaya dramatis.
Kara hanya memutar matanya malas. Mereka memang seminggu terpisah karena Rayden sibuk memeriksa beberapa pabriknya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur sedangkan Kara sibuk dengan acara gathering. Baru hari ini mereka bertemu kembali.
"Nanti aku ganti mas. Kenapa sih suami aku jadi lebay begini?" Kara menghampiri suaminya dan memeluknya.
"Kangen squishy" gumam Rayden sambil membenamkan wajahnya di dua gundukan milik Kara.
"Iisshhhh! Ayo makan malam dulu." Kara melepaskan pelukannya.
"Nanti aku mainin squishy ya? Sekalian sama si ndul juga. Ndul kangen rumah" ucap Rayden absurd yang membuat Kara hanya bisa melengos. Keduanya pun turun menuju meja makan.
***
Rayden sedang asyik membaca majalah bisnis ketika suara pintu kamar mandi terbuka. Semenjak Kara menjadi istrinya, kamar utama Rayden sudah mengalami kemajuan dengan perubahan warna, tidak solid hitam, putih, abu-abu dan coklat.
Korden kamar sudah diganti Kata menjadi warna hijau motif bunga-bunga, nakas diberikan alas bewarna peach, sarung bantal dan seprai pun sudah banyak berganti warna.
Selama Rayden pergi seminggu ini, dia mendapatkan notifikasi dari kartu kredit yang dia berikan kepada Kara yang isinya belanja seprai, korden dan perlengkapan di kamar tidur. Kini dia melihat sentuhan feminin yang mulai menempel di kamarnya.
Kara pun berjalan menuju tempat tidur setelah melepaskan kimononya. Malam ini dia memakai daster berpotongan rendah yang memperlihatkan dua gundukan kembarnya.
"Kamu memancing aku, sayang?" tanya Rayden dengan wajah usil.
"Maaf sayang, si ndul tidak bisa nengok rumah."
"Jangan bilang kamu..." Wajah Rayden tampak shock.
Kara hanya mengangguk. "Aaarrgggghhh! Puasa berapa hari aku?"
"Lusa udah bisa kok, aku udah empat hari ini pas mas pergi, aku dapat."
Rayden lalu menyeringai. "Kamu bisa pakai cara lain kok!"
Kara langsung merinding.
***
Tak terasa kedua suami istri receh itu pun sudah sebulan menjalani biduk rumah tangga. Setiap hari tidak pernah luput dari keributan tidak jelas keduanya bahkan kedua art mereka pun sudah hapal.
"Kara Santan kesayanganku, kamu libur kan?" tanya Rayden melihat istrinya asyik membaca novel setelah mereka sarapan.
"Kenapa suamiku?" Kara meletakkan novelnya.
"Jalan-jalan ke Bandung yuk, kita menginap disana mumpung long weekend."
Kara mengangguk. "Yuk!" ucapnya semangat.
"Beresin bawaan dulu, bawa baju nggak usah banyak-banyak. Anggep saja honeymoon lagi" ujar Rayden sambil memeluk pinggang istrinya.
Kara mengangguk sembari mengambil koper dan duffle bag Bottega Veneta bewarna hitam lalu mulai memasukkan pakaian dalam dan baju tidur miliknya dan suaminya.
Baju biasa bisa beli tapi namanya pakaian dalam itu paling penting.
Rayden menelpon Jake untuk memesankan hotel di Bandung dan asistennya itu memesankan Hotel intercontinental yang berada di daerah Dago.
Usai urusan penginapan selesai, Rayden pun menghampiri Kara yang sudah siap dengan bawaannya.
"Kita berangkat sekarang yuk. Jake sudah mengurus semuanya termasuk penginapan."
"Kita menginap dimana mas?" tanya Kara.
"Intercontinental Dago."
"Nice" senyum Kara.
"Memang kamu pernah kesana?" tanya Rayden sembari membawa koper dan duffle bag lalu mengunci pintu kamarnya.
"Belum sih tapi aku kan bekerja di hotel jadi tahu lah hotel-hotel lain."
"Tapi kamu nggak pernah masuk kamar-kamar hotel tempat kamu bekerja" ledek Rayden sambil menghela Kara ke Mercedes Benz G silver miliknya.
"Nanti kalau aku masuk-masuk ke kamar malah dikira mau ngapain."
Kara pun masuk ke dalam mobil dan Rayden menyusul. Mobil silver itu pun keluar dari rumah Rayden.
"Bener juga sih" gumam Rayden.
Suara ponsel milik Kara berbunyi dan gadis itu melihat nama 'Tara' di layar.
Ada apa Tara menelpon ku? Bukankah kita sudah selesai urusan gathering.
"Ya mbak Tara?" sapa Kara yang membuat Rayden mengerenyitkan alisnya dan Kara memencet tombol loud speaker.
"Kara, kamu bisa ke hotel sekarang? Bu Sophia membutuhkan kita." Kara melirik Rayden yang menggelengkan kepalanya.
"Maaf mbak tapi saya sudah di luar kota" jawab Kara sambil melirik Rayden yang memberikan jempol.
"Bisakah kamu kembali?" Kara dan Rayden sama-sama melongo.
"Maaf mbak, tidak bisa. Kami ada acara yang tidak bisa ditinggal."
"Terserah! Kalau kamu kena SP itu salah kamu sendiri!" Tara menutup panggilannya.
Kara hanya memandang Rayden bingung.
"Telpon Sophia" perintah Rayden..
Kara pun menelpon Sophia.
"Ada apa Kara?" tanya Sophia setelah dua deringan.
"Apakah hari ini ibu memanggil saya untuk datang ke hotel?" tanya Kara.
"Ke hotel? Ngapain? Kita kan libur hari ini sampai besok. Aku saja pergi dengan Jonathan ke mall" kekeh Sophia.
Kara memandang Rayden dengan tatapan 'ada apa ini'.
Rayden hanya menatap lurus ke arah jalan. Aku harus cari tahu.
***
Yuhuuu Up Malam Yaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote n gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️