di kota pemalang, tepatnya jalan sudirman terdapat sebuah toko boneka yang terlihat sangat biasa. pemiliknya seorang pemuda bernama sugi, semua orang menaruh hormat kepadanya, karena kesaktianya tiada tanding, segala macam ilmu hitam tidak berpengaruh padanya, ucapanya seperti mantra itu sendiri, segala jenis pusaka tidak berani menunjukan kadigdayaanya di depan sugi. para orang orang sakti yang menunjukan kesaktianya hanya di anggap orang gila di matanya. namun sugi sendiri tidak menyadari bahwa dia adalah orang sakti.
"kenapa kalian berlutut padaku...?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berbicara dengan dua wanita cantik
"Ayo isna kita minta nasi goreng yang di buat koki itu, aku tidak sabar melihat bagaimana rupa koki yang mampu membuat nasi goreng seharum ini..!"
"Baiklah, ayo nona..!"
Adinda dan isna kemudian berjalan ke bau harum nasi goreng yang di buat. Adinda terus membayangkan bagaimana rupa koki yang mampu membuat nasi goreng seharum ini, adinda membayangkan koki itu mirip Jimmy Lin.
Tetapi bayangan harapan adinda menghilang atau lenyap seketika, ketika adinda dan isna sudah sampai di dapur, dan melihat sugi sedang mengaduk ngaduk nasi goreng dengan membelakangi mereka.
"Kenapa rupa kokinya, lebih mirip tukang pasang keramik..?" Bisik adinda pada isna.
"Nona kita harus sopan! Jaga bicara nona, walaupun rupa koki itu mirip tukang cas aki..! Tetapi dia juga manusia kita jangan sampai menyakiti persaannya.." bisik isna.
Nampak adinda mengangguk angguk.
Sugi yang mendengar bisik bisik berbalik, sugi benar benar gugup baru kali ini dia berbicara dengan wanita wanita cantik. Sugi merasa gugup dan menggaruk kepalanya
"Ha... halo..., selamat pagi..." ucap sugi
Adinda dan isna kemudian maju menghampiri sugi.
"Halo selamat pagi..!" Ucap adinda dan isna sambil tersenyum.
"Aduh...!! Diabetes.." ucap sugi dalam hati.
"Terimakasih sudah menolong kami.." ucap isna.
Sugi kembali menggaruk kepalanya. "Sama sama.."
Krik... krik.. krik...
Suasana hening sesaat. "Ah kalian belum makan kan, silahkan duduk.."
Adinda dan isna kemudian duduk. Sugi menyiapkan nasi goreng buatanya. Tidak lama kemudian nasi goreng sugi di hidangkan pada adinda dan isna.
"Silahkan di makan..., maaf kalau ga enak.."
"Terimakasih, seharusnya kami yang meminta maaf sudah merepotkan.." ucap adinda.
Adinda dan isna kemudian memakan nasi goreng buatan sugi. Mata mereka membulat sempurna, baru kali ini mereka merasakan nasi goreng seenak ini.
"i.. ini en... enak.." ucap adinda.
"Tidak ku sangka, walaupun rupa koki ini seperti calo bus. tetapi masakanya bisa seenak ini.." batin isna.
"Masakanmu enak... Emmm siapa namamu...?" Tanya adinda.
"Namaku sugi terimakasih sudah menyukai masakanku.." ucap sugi. Sugi merasa sangat senang tidak sia sia ia berlatih memasak selama ini, masakanya ternyata di hargai Oleh orang orang kaya ini.
"Namaku adinda dan ini isna.. ngomong ngomong ini ada di mana yah..?"
"Kalian makan saja dulu bicaranya nanti.."
"Oke.."
Dengan semangat adinda dan isna memakan nasi goreng sugi seperti orang kelaparan, bahkan mereka sampai menambah. Sugi benar benar senang saat ini, baru kali ini usaha dia di hargai oleh orang lain selain neneknya.
Setelah beberapa piring nasi goreng akhirnya adinda dan isna berhenti makan. nampak mereka memegangi perut mereka akibat kekenyangan.
Sugi kemudian ikut duduk. "Kalian memang suka nasi goreng..?"
"Tidak, cuman baru kali ini aku merasakan nasi goreng seenak buatanmu mas sugi. Apa mas sugi ini koki..?" Tanya adinda.
"Ahhh.., saya bukan koki, saya cuman penjual boneka biasa.." ucap sugi.
Nampak isna memegangi tengkuknya yang merasa merinding, entah kenapa ketika sugi mengatakan "cuman penjual boneka biasa" ia merasakan hawa dingin beberapa detik, kemudian langsung menghilang.
"Ada apa ini...?" Gumam isna.
"Emm mas sugi, ini ada di mana yah..?" Tanya isna.
"Ini ada di jalan sudirman, kalian kecelakaan di depan tokoku maaf saya ga bawa kalian kerumah sakit, karena tidak ada warga yang membantu karena waktu itu jalan sepi, terpaksa saya bawa kalian masuk ke toko saya. tenang aja saya ga macam macam sama mba.."
"Saya percaya, mas sugi.."
"Apa mba adinda suka sama boneka panda itu..?"
"Ahhh iya mas sugi, berapa harganya saya mau beli.."
"Harganya 125k mba.."
"Okey nanti bayarnya yah mas, kalau saya udah mau pulang.."
"Iya mba ga masalah..."
"Yes...!! Akhirnya ada yang beli boneka boneka ga berguna itu..." gumam sugi.
Isna memandangi sekitar dapur sugi, nampak tangan putih beningnya menopang dagu lancipnya.
"Tunggu dulu, Ciri ciri yang di katakan tugimen tentang tuan sakti tidak terkalahkan itu sangat mirip dengan mas sugi ini... toko bonekanya paling berbeda dari toko lain, di toko ini bukan cuman boneka yang di jual, tetapi juga menjual senjata tajam dan tadi aku merasakan hawa dingin sesaat. tugimen juga bilang tuan sakti itu terlihat polos.. apa benar mas sugi tuan sakti tidak terkalahkan itu.."
Isna memandangi sugi yang sedang mengupil. Fikiran isna langsung di tepis mentah mentah begitu melihat muka ngeselin Sugi.
"Ku rasa bukan mas sugi.. mukanya dia sama sekali tidak mencerminkan seorang tuan sakti.. lebih mencerminkan tukang Servis ac.." batin isna.
"Tapi tidak ada salahnya aku bertanya tentang kaeros, aku akan melihat bagaimana ekspreksi dari mas sugi ini..!"
"Emmm, mas sugi..!" Panggil isna.
Sugi langsung memandang isna.
"Kami di sini itu sebenarnya mencari seseorang, mas sugi kan orang sini, apa mas sugi kenal dengan orang yang bernama kaeros...?"
"Kita lihat bagaiman ekspreksinya..!" Gumam isna.
"Keratos..!!! Kalian mencari keratos di pemalang. Keratos itu cuman karakter di game God of War.." ucap sugi.
"Kaeros..!!! Bukan keratos..!!" Teriak isna.
"Kaeros..?? Aku baru pertama kali mendengar nama itu..!"
Isna menghembuskan nafas secara kasar. "Aku terlalu berharap, mana mungkin mas sugi ini tuan sakti tidak terkalahkan yang di maksud oleh tugimen, dia tidak lebih hanya Bujang yang suka bermain PS.." gumam isna.
"Sudahlah isna, mas sugi tidak mungkin kenal dengan kaeros..!"
"Emm, mas sugi masakan mas sugi enak banget. Gimana kalau mas sugi jadi kepala koki di rumahkku.." tanya adinda.
Sugi langsung menghirup udara dalam dalam dugaanya benar, orang orang ini adalah orang kaya buktinya dari ucapan adinda.
"Untung saja tadi malam aku tidak bertindak cabul..!" Gumam sugi.
"Maaf, mba adinda tapi saya harus menjaga toko ini. Toko ini sudah amanat dari nenek saya."
"Yah..! padahal masakan mas sugi enak loh.."
***
Sementara itu di kediaman tuan dawih.
Tutt...!! Tutt..!! Tuttt..!! Nampak dawih sedang menelphone seseorang.
"Bajingan..! apa yang terjadi pada dirman..!" Ucap dawih.
Tok..!! Tok..!!
"Masuk..!"
wanita muda berjas langsung masuk ke ruangan dawih. "Lapor tuan dawih, keberadaan terakhir dari tuan dirman berada di pemalang.."
"Pemalang...! Apa keturunan kaeros tinggal di pemalang dan dirman sudah di bunuh oleh keturunan kaeros."
"Bukan tuan dawih, saya curiga kehilang Tuan dirman ada sangkut pautnya Dengan keluarga cokrodinoto.."
"Kenapa kau berfikir seperti itu..?"
Wanita muda berjas itu membuka ponselnya. "Lihat ini tuan.." wanita muda itu memperlihatkan pertarungan antara dirman melawan isna di depan cafe north coast coffe pemalang.
Tuan dawih melihat vidio tersebut. "Bajingan kalian keluarga cokrodinoto...!!! Kalian apakan dirman..!!!" Gumam dawih dengan tangan mengepal.
Klo di hutan ada boneka harimau ama siluman kapal yg td dilepas ama Sugi. Maaf klo aku sok tau😁.