NovelToon NovelToon
Langit Dan Samudra

Langit Dan Samudra

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Anak Yatim Piatu / Beda Usia / Teman lama bertemu kembali / Pengawal / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:569
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Kisah cinta antara dua anak manusia yang di pisahkan jarak dan waktu, kehidupan yang keras dan penuh dengan manipulasi membuat mereka saling terpisah satu sama lain. Akankah Samudra dan langit akan bersatu…? Jika penasaran dengan ceritanya, baca novel ini ya…? Jangan lupa tinggalkan komentar dan like nya, karena dengan like dan komentar kalian bisa menambah semangatku untuk melanjutkan cerita selanjutnya, salam hangat…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan.

"lala... bangun kita berangkat sekarang." aku berusaha membangunkan langit yang masih nyenyak tertidur, tepat pukul tiga dini hari aku membangunkan adik cantikku ini. sebenarnya tidak tega, tapi harus aku lakukan.

Langit mulai membuka matanya, dengan wajah yang tampak masih setengah sadar aku berusaha mendudukan dia. "jam berapa ini kak, apa sudah siang  ya..." aku tersenyum menatap langit, aku sangat gemas dengan tingkah polosnya ini.

"masih pukul tiga la, kita siap siap berangkat ke kota ya..."

"kaaaak.. tapi aku masih mengantuk, bisa aku tidur satu menit lagi." aku lihat langit yang akan kembali tertidur, dengan segera aku menahan tubuhnya.

"TIDAK.. kamu bangun dan segera mandi, atau kakak tinggal, bagaimana...?"

"JANGAN KAK... iya aku mandi ,aku bangun nih, kakak tunggu aku ya..." langit segera bangun dari tempat tidur dan setengah berlari menuju ke kamar mandi, aku hanya menatapnya tanpa berkata apapun.

Melihat tas milik langit yang akan di bawa, segra aku ambil dan masukkan ke dalam mobil.

"sam, mau berangkat sekarang...?" ucap bu asih menghentikan gerakkanku, aku lihat bu asih yang berdiri di belakangku dengan membawa paper bag di tangannya.

"iya bu, karena jam delapan aku harus sudah sampai ke tempat kerja. ibu bawa apa itu...?'

bu asih menyerahkan paper bag ke arahku, dengan segera aku menerimanya.

"itu makanan untuk kamu dan langit, buat sarapan di jalan. ingat di makan, jangan di buang." ucap bu asih memperingatkan, aku dengan senang hati menerimanya.

"kak sam, aku sudah siap. kita berangkat sekarang...?"

Aku lihat penampilan langit yang sudah rapi dan cantik, dia tampak segar dengan memakai kaos kuning dan celana jeans serta tak lupa dia memakai jamper yang senada dengan kaos yang dia pakai.

"oke kita berangkat sekarang." aku segera berpamitan ke bu asih setelah menaruh paper bag yang di berikan bu asih ke atas dasbor, kami berpamitan ke bu asih yang menatap kami dengan tatapan mata sedihnya.

"bu... langit pamit ikut kak sam ya bu, nanti setelah sampai di sana langit akan segera menghubungi ibu." langit segera memeluk bu asih, aku mendengar suara isakkan tangisan dari langit dan bu asih.

Setelah langit melepaskan pelukanya dari bu asih, giliranku berpamitan ke bu asih.

"sam. ibu titip langit, jaga dia, jangan biarkan dia bersedih. ingat sekarang langit tanggung jawab kamu, karena hanya kamu yang berada dekat dengan dia."

Ucapan bu asih terdengar seperti seorang ibu yang menitipkan anaknya ke suaminya yang akan di bawa pergi dari rumahnya, akupun tersenyum sambil melihat bu asih yang kembali meneteskan air matanya.

"ibu tenang aja, aku akan jaga langit bu."

kamipun segera masuk ke dalam mobil, setelah menghidupkan mesin mobil aku segera melajukan mobilnya keluar dari halaman panti.

Jalanan yang masih tampak sepi membuat aku leluasa menambah kecepatan mobil yang aku kendarai,

"nggak tidur lagi la, perjalanan kita masih jauh hlo. mending kamu tidur, nanti kalau sudah sampai aku bangunkan kamu." langit menggelengkan kepalanya, aku tahu dia tidak akan tidur jika aku sedang mengemudikan mobil, pasti dengan alasan mau menemani aku, atau kasihan melihatku yang sendirian mengemudi.

"nggak kasian lihat kakak, masa kak sam mengemudi aku asik tidur. aku mau temenin kakak.."

aku dengan gemas mengacak rambutnya dengan gemas,dia yang kesal memukul lenganku pelan.

"lala, nanti kamu akan ketemu dengan oma eli dan kamu akan bekerja dengan beliau. tapi kakak nanti tidak bekerja di tempat oma eli, kakak bekerja di kediaman anaknya. kamu nggak apa apa kan kakak tinggal sendiri di sana, tapi kamu jangan kawatir. kakak akan sering sering mengunjungi kamu di kediaman oma."

Aku lihat langit sedikit terkejut dengan penjelasanku, tapi kemudian aku lihat dia tersenyum manis ke arahku.

"kakak tidak usah kawatir, kakak kerja saja. toh kita juga akan sering sering ketemu kan, jika kakak berkunjung ke rumah oma eli."

Tak di sangka ucapan langit terdengar seperti orang dewasa, tadinya aku sempat kawatir jika dia akan merengek dan membatalkan tidak jadi kerja di tempat oma. tapi prediksiku salah, langit dengan bijak mengatakan tidak apa apa jika ditinggal sendirian di tempat oma.

"ternyata kamu sudah besar ya la, kamu tidak seperti dulu yang selalu merengek jika kakak tinggal sendiri." aku mencubit pipi langit dengan gemas, sekali lagi dia memukul lengan ku dengan pelan.

"kak, langit sudah besar. dan langit bukan anak kecil lagi, jadi kakak nggak usah kawatir dengan langit. oke..."

Tak terasa kamipun akhirnya sampai di depan kediaman oma, dengan segera aku memasukkan mobil tersebut ke dalam garasi yang terlihat sudah terbuka. setelah mematikan mesin mobil aku sengaja turun terlebih dahulu, dengan segera aku membukakan pintu mobil untuk langit turun.

"kak, aku seperti tuan putri yang di bukakan pintunya untuk aku turun."

"kamu memang seorang tuan putri di mata kakak." bisik ku di telinga langit.

Kami segera masuk ke dalam rumah oma, aku melihat oma dengan senyum cerah menyambut kedatangan kami. tampak di pelupuk mata oma mengenang air mata yang mungkin tidak bisa dia bendung lagi karena melihat langit yang sudah berada di depannya.

"kak itu yang namanya oma eli ya...?" bisik langit yang hanya aku dan langit yang dapat mendengarnya. akupun menganguk membenarkan ucapan langit.

"selamat datang sayang, sini mendekat ke oma." dengan tiba tiba oma menarik tangan langit dan segera memeluknya dengan erat, aku hanya diam melihat pertemuan cucu dan nenek tersebut.

"kak..."

ucap langit sambil melihat ke arahku, aku tahu jika dia merasa bingung karena dengan tiba tiba yang memeluk dirinya.

Setelah oma melepaskan pelukkan nya, dia mengajak kami segera ke ruang makan. kamipun mengikuti oma. aku merasakan tangan langit yang memegang tanganku, dingin dan berkeringat aku rasakan saat tangan langit menggenggam tanganku.

Aku hanya diam dan membalas genggaman tangannya, setelah sampai di depan meja makan aku segera duduk dan langit pun melepaskan tanganku dengan segera. langit duduk di samping oma, sedangkan aku duduk di samping langit.

"kalian pasti belum sarapan, kalau begitu kita sarapan bareng ya..?"

"baik nyonya." ucapku, sedangkan langit hanya diam mengikuti apa yang aku lakukan.

"nyonya, ini langit adik saya. dia yang akan bekerja di sini, jadi saya titip adik saya untuk bekerja di sini."

oma mengangukan kepalanya setelah mendengar ucapanku.

"iya sam, akan oma jaga adik kesayanganmu ini. seperti cucu oma sendiri, dan kamu langit... apa kamu tahu apa sam sudah menjelaskan apa pekerjaan kamu nanti...?"

"belum nyonya, cuma kak sam bilang jika saya akan bekerja sebagai ART  di sini."

ucap langit menjelaskan, aku lihat oma tersenyum dia menggenggam tangan langit yang berada di atas meja.

"kamu tidak bekerja sebagai ART sayang, tapi pekerjaan kamu menemani oma kemanapun oma pergi. apa kamu mau...?"

Langit menatapku sekilas, dan mengangukan kepalanya dia tersenyum manis menatap oma. setelah menjelaskan pekerjaan langit akhirnya kami meneruskan sarapan kami.

Aku melihat jam di pergelangan tangan kiriku sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, dengan segera aku berpamitan ke oma.

"nyonya saya pamit kerja dulu, saya titip langit."

"iya sam, kamu segera berangkat. dari kemarin oma di teror terus sama angel."

aku yang mendengar jika nona angel menghubungi oma membuatku mengkerutkan alis, aku penasaran kenapa nona angel tidak menyerah setelah aku tidak menjawab pertanyaannya waktu itu.

"pasti angel pernah bertanya sesuatu ke kamu kan sam, dan kamu tidak menjawabnya. aku paham tabiat angel yang tidak akan menyerah sebelum rasa penasarannya terjawab."

akupun segera berdiri dan langsung berpamitan ke oma serta langit, saat aku akan keluar dari rumah oma. aku merasakan langit yang mengejarku dari belakang, aku menoleh dan melihat langityang berlari sambil membawa paper bag yang ada di tangannya pemberian bu asih tadi.

"kak sam, ini di makan ya nanti siang. kan sayang jika harus di buang," akupun menerima paper bag di tangan langit, dengan iseng aku mengacak rambutnya dan seperti biasa langit menepuk lenganku dengan kesal. aku tahu dia sangat kesal dengan ke isengan ku.

"kakak kerja dulu ya, kamu baik baik di sini."

setelah berpamitan ke langit aku segera menggambil,motorku dan menghidupkan mesinnya. aku melambaikan tanganku ke arah langit dan langit pun membalas dengan melambaikan tangannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!