Menjadi wanita simpanan pria beristri, bukalah pilihan hidup bagi Vivian. namun dia bisa apa? cuma ini jalan satu-satunya agar bisa mendapatkan uang dalam waktu cepat, demi kesembuhan sang ibu tercinta.
"Oke, Viv. selama kamu menjadi wanita simpananku, kamu dilarang untuk jatuh cinta apalagi hamil. jika kamu melanggar kesepakatan kita, maka kamu harus pergi tanpa mendapatkan apa-apa dariku, karena cuma istri sahku yang berhak untuk melahirkan calon penerus Davison."
"Oke, aku terima dengan senang hati syarat darimu, tuan." Viv tersenyum merasa syarat yang diberikan cukup mudah.
Seiring berjalannya waktu, cinta tumbuh dihati mereka. meskipun tidak terucap namun David berusaha untuk terus melindungi Viv, dari niat jahat ibu tirinya yang ingin menguasai harta warisan atas nama Viv.
Bahkan karena kecerobohannya, Viv hamil dan jatuh cinta pada Dav, hingga melanggar kesepakatan.
Bagaimanakah kisah cinta mereka selanjutnya? apakah Viv pergi tanpa membawa apa-apa atau sebaliknya?"😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesepian tanpamu
"Aku pusing, baru saja kita menikmati warisan Bramantyo. Sekarang datang lagi laporan yang tidak mengenakan tuntutan dari para investor." Sarah dan Marina bertambah panik, beda dengan Jack yang terlihat tenang sibuk dengan ponsel ditangannya.
"Kumpulkan semua, siang ini juga kita adakan rapat internal. Pastikan juga pengawasan dan security bagian gudang ikut bertanggung jawab." perintah Sarah merasa gagal . Sebagai pimpinan yang dipercaya dan bekerjasama dengan perusahaan lain.
"Baiklah kak."
***
Ditempat lain, Edward tersenyum puas. Begitu mendapatkan kiriman video, kali ini usahanya berhasil. Bahkan gudang stok penyimpanannya penuh. setelah anak buahnya berhasil bekerjasama dengan orang-orang yang sengaja diselundupkan untuk bekerja di perusahaan Bramantyo.
"Ini baru permulaan, aku pastikan juga semua pihak yang bekerjasama akan mundur. perusahaan akan merugi, Perlahan namun pasti, semua akan berpindah tangan kembali menjadi milikmu, Viv." gumam Edward yang selama ini diam-diam membatu, karena dia tahu pergerakan David yang sangat pelan dan masih setengah-setengah dalam membantu Viv. Sehingga dia terlebih dahulu bertindak cepat demi menyelematkan adik sepupunya dari jerat David.
***
Ditempat lain ponsel yang terletak di atas meja membuyarkan aktivitas David. yang masih sibuk memeriksa beberapa laporan yang berhasil didapatkan oleh asisten Nick.
"Mami? tumben menghubungiku, apa Bella sudah mengadukan yang macam-macam setelah makan malam barusan?" David ragu untuk mengangkat panggilan tersebut, Namun deringan kedua kembali bergema.
"Halo mam!"
"Dasar anak nakal, kenapa kamu lama sekali menjawab panggilan dariku?" suara Este terdengar kesal.
"Maaf mi, tadi aku lagi sibuk banget."
"Sibuk terus alasanmu, kapan kamu bakal menjenguk kami yang sudah seminggu lebih dirumah utama?"
"Astaga, jadi mami dan papi sudah kembali. Kenapa baru sekarang memberitahuku?"
"Rencananya, mami mau memberikan kejutan untukmu. Sekalian makan malam bareng keluarga Bella. Tapi mami akhirnya beruban pikiran sehingga semua rencana yang sudah disusun rapi gagal total." jawab Este.
"Ha...ha... syukurlah, akhirnya mami sadar dan tidak menjodohkan aku lagi." jawab David lega.
"Bukanya tidak jadi, tapi sekarang mami sudah punya calon menantu yang jauh lebih baik dari pada Bella." tersenyum bangga membayangkan wajah Vivian, dia yakin jika calon menantu pilihnya kali ini tidak bakal ditolak lagi oleh putra kesayangannya itu.
"Sudahlah mi, aku capek dijodohkan terus. Lagian semua perempuan itu sama, awalnya ngaku cinta tapi ujung-ujungnya selingkuh juga. Saat ini aku ingin fokus berbisnis." tolak David yang masih trauma dengan adanya pernikahan dan penghianatan yang dilakukan Marina dan sahabat baiknya Jack.
"Pilihan mami tidak pernah salah Dav, tunggu saja saatnya tiba mami akan pertemukan kalian berdua."
"Terserah mami."
"David, pulanglah nak. kami sangat merindukanmu." pinta Este.
"Iya mi, aku akan segera pulang."
Malam ini, mau tidak mau akhirnya David pulang kerumah kedua orang tuanya. Meninggalkan Viv yang saat ini dilanda resah dan gelisah tidur dikediaman pribadi David seorang diri.
"Maafkan aku Viv, malam ini terpaksa meninggalkanmu dan semoga saja kamu tidak menunggu kepulanganku." bathin David, meskipun semula dia juga sudah berpesan pada Viv untuk tidak menunggunya.
Dalam ruangan kamar yang luas, Viv tidak bisa memejamkan matanya.
"Apakah malam ini Dav benar-benar akan menghabiskan malam bersama Bella? Aaahhh kenapa pikiranku selalu kesana!" umpat Viv yang susah payah untuk tidak memikirkan hubungannya.
"Sebaiknya aku keruang baca saja, sapa tahu nemu buku yang cocok." gumam Viv melangkah memasuki ruangan khusus, yang dipenuhi berbagai macam buku bacaan.
"Novel? Sejak kapan tuan Dav menyukai bacaan seperti ini?" Viv membolak-balik novel tersebut, setelah itu mulai membaca.
Vivian yang mulai terhanyut, akan cerita dalam novel mulai melupakan kesendirian dan kesunyian yang semula dirasakannya.
Sebuah buku novel yang bertemakan kisah cinta yang romantis, merupakan hadiah dari Mikhaela sepupu David yang masih menetap tinggal di London.
Malam semakin larut, tanpa sadar Viv tertidur meringkuk di sofa yang terdapat diruang baca, sambil memeluk novel.
Dia tidak mengetahui, jika seseorang yang tengah diharapkan kehadirannya. Baru saja sampai dirumah, karena Dav sama sekali tidak bisa tidur tanpa ada Viv disampingnya.
Begitu sampai dikamar, Dav tidak menemukan keberadaan Viv. Padahal Grace mengatakan jika dia sudah mengantarkan Viv pulang sejak sore.
"Viv kamu dimana?"
Rasa cemas melanda Dav, mencari kekamar mandi, balkon tempat Viv sering menghabiskan waktu dan yang terakhir dapur namun semua kosong.