NovelToon NovelToon
Ku Yakin Bahagia Datang

Ku Yakin Bahagia Datang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Keluarga / Cinta Murni
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Gendhis Az-Zahra Bimantoro harus menerima takdir kematian ayahnya, Haris Bimantoro dalam sebuah kecelakaan tragis namun ternyata itu adalah awal penderitaan dalam hidupnya karena neraka yang diciptakan oleh Khalisa Azilia dan Marina Markova. Sampai satu hari ada pria Brazil yang datang untuk melamarnya menjadi istri namun tentu jalan terjal harus Gendhis lalui untuk meraih bahagianya kembali. Bagaimana akhir kisahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sikap yang Mulai Goyah

Di Lombok, sebuah pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya, Marina dan Khalisa kembali berulah. Dua wanita iblis itu, yang tak pernah puas dengan kekayaan dan kekuasaan yang mereka miliki, kini mengincar lahan warga untuk dijadikan proyek taman bermain terbesar di Asia. Mereka, dengan tanpa rasa bersalah, tertawa di atas penderitaan warga yang harus kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian mereka.

"Ini akan menjadi proyek yang luar biasa!" seru Marina, dengan nada yang penuh semangat. "Kita akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari sini!"

Betul sekali!" timpal Khalisa, dengan nada yang tidak kalah serakah. "Kita akan menjadi semakin kaya dan berkuasa!"

Mereka berdua, dengan dukungan penuh dari aparat penegak hukum dan preman bayaran, tanpa ampun menggusur lahan dan rumah warga. Empat desa yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lamanya, kini harus rata dengan tanah demi ambisi mereka. Warga yang ketakutan dan putus asa, tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa pasrah dan menyaksikan kehancuran tempat tinggal mereka.

"Kami sudah tidak punya apa-apa lagi," ratap seorang ibu, sambil memeluk erat anak-anaknya. "Kami tidak tahu harus pergi ke mana."

"Mereka benar-benar tidak punya hati nurani," gerutu seorang kakek, dengan nada yang penuh kemarahan. "Mereka lebih kejam dari binatang buas."

Marina dan Khalisa tidak menghiraukan rintihan dan kutukan warga. Mereka terus saja melakukan penggusuran dengan keji. Mereka hanya memikirkan keuntungan yang akan mereka dapatkan dari proyek taman bermain tersebut.

"Yang penting, kita mendapatkan keuntungan yang besar," kata Marina, dengan nada yang serakah. "Kita akan membangun taman bermain yang paling megah dan modern di Asia."

"Kita akan membuat semua orang iri dengan keberhasilan kita," timpal Khalisa, dengan nada yang penuh ambisi.

Setelah berhasil menggusur lahan dan rumah warga, Marina dan Khalisa langsung memulai pembangunan taman bermain. Mereka menyewa kontraktor-kontraktor ternama dan mendatangkan arsitek-arsitek terbaik untuk merancang taman bermain tersebut. Mereka ingin taman bermain ini terlihat mewah dan megah, sehingga dapat menarik minat para wisatawan dari seluruh dunia.

"Kita harus membuat taman bermain ini terlihat sempurna," kata Marina, kepada para pekerja.

"Jangan ada satu pun kekurangan."

Kita harus memastikan bahwa semua fasilitasnya lengkap dan modern," timpal Khalisa.

Para pekerja yang ketakutan dan terpaksa bekerja di bawah tekanan, hanya bisa menuruti perintah Marina dan Khalisa. Mereka tidak berani membantah atau mengeluh, karena takut akan kehilangan pekerjaan mereka.

****

Di balik layar, Stefanny terus memainkan perannya sebagai mesin propaganda keluarga. Ia dengan lihai membuat berita yang seolah-olah BM Group adalah pahlawan masyarakat, membuka lapangan pekerjaan, dan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan bangsa. Media yang ia kendalikan dengan cekatan menyajikan berita-berita yang positif tentang keluarga Bimantoro, menciptakan citra bahwa mereka adalah keluarga yang dermawan, peduli, dan sukses.

"Kita harus terus menjaga citra baik keluarga kita," kata Stefanny, kepada para karyawannya. "Kita harus membuat masyarakat percaya bahwa kita adalah orang-orang yang baik."

"Siap, Nyonya," jawab para karyawan dengan serempak.

Namun, di dalam hatinya yang paling dalam, Stefanny mulai terusik. Kebaikan yang ditunjukkan oleh Malizi, pria yang dulu sangat ia benci, perlahan mulai meruntuhkan tembok pertahanan hatinya. Ia melihat ketulusan dan kebaikan dalam diri Malizi, sesuatu yang tidak pernah ia temukan dalam keluarganya sendiri.

"Kenapa dia begitu baik padaku?" tanya Stefanny dalam hatinya. "Padahal, aku sudah menyakitinya."

Malizi, dengan sabar dan penuh kasih sayang, terus menunjukkan perhatiannya kepada Stefanny. Ia tidak pernah mengungkit masa lalu, tidak pernah menuntut apa pun darinya. Ia hanya ingin Stefanny bahagia.

"Aku tahu kamu wanita yang baik," kata Malizi, suatu hari. "Kamu hanya terjebak dalam lingkungan yang salah."

"Aku ingin kamu berubah," lanjut Malizi. "Aku ingin kamu menjadi dirimu sendiri."

Kata-kata Malizi menyentuh hati Stefanny. Ia mulai merenungkan perbuatannya selama ini. Ia mulai menyadari bahwa ia telah melakukan banyak kesalahan.

"Aku memang salah," kata Stefanny dalam hatinya. "Aku telah menjadi orang yang jahat."

Stefanny kemudian memutuskan untuk berubah. Ia ingin menjadi orang yang lebih baik. Ia ingin meninggalkan kehidupan yang penuh dengan kepura-puraan dan kebohongan.

"Aku akan mulai dari sekarang," kata Stefanny dengan nada yang penuh tekad. "Aku akan menjadi diriku sendiri."

Stefanny kemudian mulai menjauhi keluarganya. Ia tidak lagi mau terlibat dalam bisnis kotor mereka. Ia juga mulai membantu orang-orang yang membutuhkan.

"Aku ingin melakukan kebaikan," kata Stefanny "Aku ingin membuat hidupku lebih berarti."

Perubahan Stefanny tentu saja tidak disukai oleh keluarganya. Mereka marah dan kecewa dengan keputusan Stefanny

"Kamu telah mengkhianati kami!" kata Marina, dengan nada yang penuh amarah.

"Kamu akan tetap menjadi bagian dari keluarga kami lagi!" timpal Khalisa.

Namun, Stefanny tidak peduli dengan apa yang dikatakan oleh keluarganya. Ia sudah mantap dengan pilihannya. Ia ingin hidup dengan jujur dan bahagia.

****

Kekuatan sebuah propaganda memang tak bisa diremehkan. Stefanny, dengan kelihaiannya memainkan media, telah berhasil membangun citra positif bagi keluarga Bimantoro. Namun, perubahan sikapnya yang mulai goyah membuat Khalisa dan Marina geram. Mesin propaganda mereka mulai kehilangan kendali, dan celah ini bisa dimanfaatkan oleh lawan bisnis mereka.

Khalisa dan Marina, dua wanita yang haus kekuasaan, tak mau tinggal diam. Mereka melihat Stefanny sebagai ancaman bagi kerajaan bisnis mereka. Oleh karena itu, mereka meminta Prasojo, suami Stefanny, untuk turun tangan.

"Prasojo, kamu harus bertindak!" perintah Khalisa, dengan nada yang penuh amarah. "Stefanny sudah keterlaluan. Dia sudah berani mengkhianati kita!"

"Dia harus diberi pelajaran," timpal Marina, dengan nada yang tidak kalah geram. "Dia sudah merusak citra baik keluarga kita."

Prasojo, yang selama ini hanya menjadi penonton setia sepak terjang kakak dan tantenya akhirnya angkat bicara. Ia merasa geram dengan sikap Malizi yang dianggapnya telah mempengaruhi Stefanny.

"Kalian benar," kata Prasojo, dengan nada yang tegas. "Malizi si bedebah itu harus dibuat menyesal karena sudah berani mencampuri urusan keluarga kita."

Prasojo kemudian menyusun rencana untuk "memberi pelajaran" kepada Malizi. Ia tidak ingin lagi ada orang yang berani mengusik keluarganya. Ia ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa keluarga Bimantoro adalah keluarga yang berkuasa dan tidak terkalahkan.

"Kita akan buat dia menyesal seumur hidupnya," kata Prasojo, dengan nada yang penuh dendam.

"Kita akan buat dia tahu siapa kita," timpal Khalisa dan Marina, dengan nada yang tidak kalah kejam.

Prasojo kemudian melaksanakan rencananya. Ia datang ke Malizi dan membawanya ke sebuah tempat yang terpencil. Di sana, ia menyiksa Malizi dengan kejam. Ia ingin wartawan muda itu jera dan tidak pernah lagi berani memberitakan tentang kejahatan keluarganya.

"Kamu sudah membuat kesalahan besar karena berani melawan kami," kata Prasojo, sambil menampar wajah Malizi.

"Kamu akan menyesal seumur hidupmu karena sudah ikut campur urusan kami," timpal Khalisa dan Marina, dengan nada yang penuh ancaman.

Malizi hanya bisa pasrah dan menahan rasa sakit yang ia rasakan. Ia tidak berdaya menghadapi kekejaman keluarga Bimantoro. Ia hanya bisa berdoa dan berharap, suatu hari nanti, keadilan akan datang kepadanya.

1
Mika Su
sangat relate sskali
Serena Muna: terima kasih kakka
total 1 replies
Mika Su
sangat menarik sekali
Mika Su
aku kok gedeg ya liat tokohnya
Nikma: Permisi kakak Author ...

Halo kak Reader, kalau berkenan mampir juga di novel aku 'Kesayangan Tuan Sempurna' yaa..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!