Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~
Setelah menemui kekasih pujaannya siang tadi, kini akhirnya Jo pulang ke rumah besar keluarganya yang ditempati sang Mommy. Saat masuk ke rumah, Jo langsung ikut duduk bersama Mommy-nya yang tengah bersantai di ruang keluarga.
"Tidak biasanya pulang ke rumah ini," Mommy Alice menutup majalahnya, lalu menatap sang putra. "Ada yang ingin kau sampaikan?"
"Aku akan menikah dalam waktu dekat, Mom." ucap Jonathan semangat.
"Benarkah? Terima kasih, Tuhan." Mommy Alice bahagia tak terkira mendapat kabar ini dari putranya. "Lalu bagaimana, kalian sudah membicarakan kapan kalian akan menikah 'kan?" tanya Mommy Alice lebih jelas.
"Dia menyerahkan semuanya padaku, Mom. Jadi hanya tinggal dari Mommy saja, kapan kira-kira bisa membahas pernikahanku dan Sherin secara kekeluargaan dengan keluarganya."
"Hm, kalau begitu katakan pada Sherin bahwa Mommy akan datang ke sana besok malam untuk membahas pernikahan kalian lebih lanjut."
"Aku pasti memberitahunya, Mom."
...•••***•••...
Makan malam antara dua keluarga akhirnya benar-benar terjadi. Ya, seperti yang Mommy Alice katakan sebelumnya bahwa ia akan mendatangi kediaman Sherin pada malam berikutnya, maka tepat pada malam ini akhirnya Mommy Alice benar-benar datang berkunjung ke rumah calon besannya. Di meja makan kediaman keluarga Bintara itu telah diisi oleh Sherin dan kedua orang tuanya, serta Nyonya Alice, Jonathan dan Paulus.
"Ngomong-ngomong tentang pernikahan, jadi kira-kira berapa persen saham yang akan putriku dapatkan setelah menjadi bagian dari keluarga Fox nanti?" tanya Papa Liam.
Sherin tertunduk, menyembunyikan wajahnya sebab ia malu pada Jonathan dan Mommy-nya. Bagaimana tidak, Papanya secara terang-terangan membicarakan bagian harta, padahal dirinya dan Jonathan 'pun belum resmi menikah.
Nyonya Alice bahkan sampai menghentikan suapannya dan menatap tajam pada laki-laki paruh baya yang merupakan ayah Sherin itu. "Saham? Haruskah kita membahas hal-hal seperti ini sekarang? Bukankah seharusnya yang kita bahas malam ini adalah waktu yang baik untuk melangsungkan pernikahan."
"Ahh Nyonya, maaf kalau saya salah bicara. Tetapi, menurut saya kita harus membicarakan semua hal secara terperinci agar tidak terjadi masalah suatu saat nanti diantara kita. Iya 'kan?" Seakan tiada malu, Papa Liam kembali berbicara dengan yakin.
"Jadi, apakah pernikahan ini kau niatkan untuk menukar putrimu dengan saham, begitu?" tanya Nyonya Alice telak.
"Tentu tidak, Nyonya. Dia adalah putri saya satu-satunya, saya tentu tidak mungkin menukarnya dengan apapun, apalagi jika hanya dengan saham."
Nyonya Alice menatap Sherin yang masih tertunduk malu. Nyonya Alice kemudian berdehem pelan dan melirik Paulus. "Atur pembagian harta untuk keluarga Bintara setelah Jonathan dan Sherin melakukan pemberkatan." perintah Nyonya Alice.
"Siap, Nyonya besar."
Setelah membicarakan hal-hal tidak penting itu, akhirnya pembahasan mereka mulai merujuk pada hal-hal serius seperti kesepakatan tanggal baik untuk melangsungkan pemberkatan. Setelah mendapat kesepakatan bersama, akhirnya Nyonya Alice, Jo dan Paulus pamit undur diri untuk pergi.
...•••***•••...
Setelah kesepakatan antara keluarga Jo dan Sherin malam itu, akhirnya terjadi kesepakatan bahwa pernikahan Sherin dan Jo akan dilangsungkan satu minggu lagi. Ya, secepat itu memang. Sebab, mereka hanya akan melakukan pemberkatan di gereja, sedangkan untuk wedding party, mereka akan membuat acara terpisah nantinya. Oleh karena itulah, Paulus dan Zahra menjadi orang paling sibuk untuk mengurus segala keperluan untuk pernikahan Tuan Muda mereka.
"Tuan Muda, saya sudah mendapat rekomendasi desainer terbaik untuk pembuatan baju untuk pemberkatan anda dan Nona Sherin. Beliau telah dinobatkan menjadi desainer terbaik tahun ini, dan saya yakin anda dan Nona Sherin tidak akan kecewa memakai jasanya." jelas Zahra.
"Hm, good." angguk Jo.
"Oh iya, Tuan Muda. Saya juga sudah menyiapkan apa yang anda minta." Kali ini giliran Paulus yang angkat bicara. Ia mengeluarkan Ipad miliknya, lalu menunjukkan pada sang tuan muda. "Ini adalah foto beberapa rumah, sesuai dengan kriteria yang anda minta."
Jo melihat satu persatu desain rumah yang Paulus tunjukkan. "Kirimkan semua gambarnya padaku, aku akan meminta persetujuan calon istriku untuk menentukan pilihan." Jo mengembalikan Ipad milik Paulus.
"Baik, Tuan Muda." jawab Paulus.
"Oh iya, Sekretaris Ara." panggil Jo.
"Saya, Tuan Muda."
"Aku secara langsung memintamu untuk datang ke acara pemberkatan pernikahanku nanti dan aku harap kau bisa datang. Sekaligus aku juga ingin memberikan ini untukmu," Jo mengeluarkan amplop dari saku jasnya.
"Apa ini, Tuan Muda?"
"Sedikit tip untuk kerja keras anda dalam mengatur acara pernikahanku."
"Tapi, Tuan Muda ini—"
"Paulus juga sudah mendapatkan bagiannya. Anggap saja ini ucapan terima kasihku pada kalian berdua. Ambillah." Jo kembali menyodorkan amplop tebal itu pada Zahra.
"Terima kasih, Tuan Muda."
...****************...
Siap-siap, beberapa bab lagi pernikahan Jo dan Sherin berlangsung.
See you next part, guys!
dah nunggu lama banget
serasa sebentar baca 1 bab
jangan digantung,