Sistem Kekayaan Warisan Keluarga

.

.

“Felix! Jadilah chef pribadiku! Aku akan memberimu gaji yang tinggi!”

Saat ini sudah jam enam sore, seperti janjinya, Felix membuatkan puding labu dan pie labu untuk mereka. Felix membuat banyak sekalian untuk anak kos yang lain dan juga keluarga Nana. Karena itu tiga labu yang diberi ayahnya Handika sudah habis, tapi Felix sudah memesan labu lagi dan Lianna juga.

Dan itu tadi, Leon tiba-tiba ingin menjadikan Felix chef pribadinya setelah merasakan puding dan pie buatan Felix.

“Maaf, tapi.. aku masih sekolah dan juga aku janji membantu Kak Na di cafenya” jawab Felix, sambit tersenyum, dia tidak enak dengan Leon, apalagi Leon terlihat bersungguh-sungguh.

“Terima saja, kau kan tidak punya banyak uang, jika mendapat kesempatan bagus kenapa harus ditolak?” ucap Fabian, iya.. dia ikut kemari dan menghabiskan pie buatan Felix. Meski begitu dia belum mau mengakui jika Felix pandai memasak, menyebalkan sekali.

“Aku punya banyak uang kok! Dan belum butuh pekerjaan untuk saat ini” balas Felix

“Tapi nanti setelah lulus dan mencari pekerjaan, kau bisa mendatangiku.. aku serius dengan ucapanku tadi, karena aku bisa melihat talenta yang kau miliki.. kau yang mengaku amatir ini bisa menghasilkan kue yang terlihat seperti buatan profesional dan rasanya juga sangat memuaskan” kata Leon.

“Tentu Leon, aku akan memikirkannya lagi.. tapi, untuk saat ini mungkin aku akan serius dengan sekolah dulu”

Fabian tiba-tiba berdiri “Sudah ya, aku pulang dulu.. terima kasih makanannya” dia menepuk-nepuk punggung Felix sebelum mengambil potongan pie terakhir dan pergi.

“Hei!! Itu padahal bagianku..” keluh Danny

“Suruh siapa kau sibuk membaca novel?” sahut Jini

“Dia pasti sengaja untuk membalas dendam padaku!” keluh Danny lagi, dia saat ini duduk nyaman di sofa membaca novel, Jini dan Lianna juga duduk disana.

“Cafe yang kalian maksudkan itu.. apa cafe yang serius?” tanya Leon

“Entah.. itu cafenya Kak Na, aku hanya membantu, tapi mungkin...serius? aku tidak begitu mengerti maksudmu”

“Begini Lix, maksudku serius itu, apakah akan menghasilkan uang? Ataukah hanya main-main?”

“Kenapa Kak Na harus main-main?”

Leon menatap Felix dengan tatapan yang Felix tidak begitu mengerti artinya “Nana bukan orang yang serius dengan pekerjaan, dia berjiwa bebas dan senaknya sendiri, tapi dia cukup disiplin”

“Yang sopan dia lebih tua darimu bocah!” omel Lianna “Tapi aku mengerti maksudmu Leon, aku juga tidak yakin.. tapi aku akan membantu”

Leon menatap Lianna bingung “Untuk apa kau membantu?”

“Karena ada Felix disana” jawab Lianna tanpa basa-basi.

“Aku juga akan membantu... oh! Seragamnya juga hampir selesai” kata Jini

“Kau yang membuat seragamnya ya? Pokoknya kalau dibuka aku akan datang” kata Leon kemudian.

“Kau tidak ingin berinvestasi?” tiba-tiba Danny ikut mengobrol lagi

Leon mengernyitkan dahinya “Aku saja tidak yakin, untuk apa berinvestasi segala.. aku hanya tertarik dengan masakan Felix, lagipula aku tidak berharap cafenya sukses, kalau sukses aku tidak bisa membawa Felix menjadi chefku”

“Kalau begitu aku berharap cafenya sukses!” sahut Lianna

“Jangan harap kau bisa membawa Felix dari negara ini” Jini

“Memang kenapa jika aku membawanya ke

Shanghai? aku akan menjodohkannya dengan Yue” balas Leon

“Siapa yue?” tanya Felix

“Oh, kau tertarik? Dia adik kembarku... dia sangat imut, kau pasti suka” jawab Leon semangat.

“Hei! Yue milikku!” sahut Danny tidak terima.

“Aku tidak mau punya ipar berbahaya sepertimu ya!” tolak Leon

“Memang aku kenapa?” protes Danny

“Kau kejam” Jini

“Tidak punya perasaan” Lianna

“Tapi kan Danny tampan, baik dan pintar” Felix memilih membela Danny, Danny tersenyum senang “Memang hanya Felix yang mengerti dengan kualitasku”

“Kualitas apaan!” bantah Leon

“Kalian... ini udah sore lho, gak pulang?” Handika yang baru selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk datang dari lantai atas.

“Kau mengusir kami?” tanya Lianna dengan nada dingin, membuat Handika merinding seketika.

“Ng..nggak gitu Lianna..”

“Disini nyaman, ada banyak teman, makanan, dan chefnya juga ada” Leon memeluk Felix “Jadilah iparku, jadi aku bisa makan makanan enak setiap hari” tambahnya.

“Tidak bisa, Yue milikku!” Danny

“Enak aja, gak boleh!” Leon

“Kalian berisik banget, ayo pulang!” Lianna berdiri lalu menyeret Leon menjauh dari Felix, dia juga menarik Danny sekalian.

Jini juga ikut berdiri lalu menghampiri Felix “Felix.. Jini pulang dulu ya”

“Oke, hati-hati Jini.. sampai ketemu besok”

Bukannya pergi, Jini masih tetap berdiri menatap Felix, Felix juga masih memandangi wajah cantik itu dan tak mau mengalihkan pandangannya sedetikpun.

“Fe.. Felix?”

“Iy.. iya?”

Duh, tiba-tiba Felix jadi gugup dan dadanya juga berdebar-debar, ada apa ini?

Apakah ini karena Jini sangat cantik? Matanya yang besar berbinar-binar dan berkilauan, lalu bibirnya yang merah – astaga! Apa yang kau pikirkan Felix? Sadar!

“Felix tidak akan pergi kan? Tidak akan menikah dengan Yue kan?”

“Eh? Aku saja tidak mengenal dia...”

“Kalau sudah kenal, lalu Felix suka dia gimana?”

“A.. aku juga tidak tau Jini”

Bibir merah Jini mengerucut imut, membuat Felix ingin – ya ampun! Felix sadar!

GREP

Felix terkejut saat tiba-tiba Jini memeluknya “Jini?”

Setelah itu Jini melepasnya dan menunduk malu-malu “Aku pergi dulu..” Jinipun pergi dengan berlari-lari kecil menuju mobil jemputannya.

“EHEM!”

Felix yang terkejut segera berbalik, OH! Dia lupa masih ada Handika disana.

“Terima kasih sudah menjadikanku obat nyamuk ya, Lix”

“Ehehehe”

“Gak usah ketawa! Kau ini.. ku pikir tadi kau mau menci –”

“GAK denger! gak denger!” Felix yang malupun langsung pergi ke kamarnya dan menutup pintunya rapat-rapat.

Felix setelah itu berguling-guling di ranjangnya merutuki kebodohannya, bisa-bisanya dia bertingkah seperti itu tadi!

Apa memang dia menyukai Jini ya? Dia sampai ingin menci – ugh!

Lupakan Felix! Lupakan! Jauhkan pikiran-pikiran kotor dari kepalamu! Yang penting sekarang adalah sekolah. Iya.. sekolah lebih penting, jangan pikirkan hal lain. Itu bisa dipikir nanti.

Oh iya..

Felix segera menyambar ponselnya yang dari tadi ia tinggal karena sibuk membuat kue, lama-lama jika begini ia bisa membuka toko kue nanti.

Hmm.. tapi dengan kondisi yang sekarang itu bukannya tidak mungkin sih, Felix punya uang, dia tidak harus mengurusinya sendiri dan bisa menggaji orang untuk melakukannya.

Sebenarnya Felix saat ini sudah mengumpulkan banyak uang dari sistem.

Saldonya saat ini sudah mencapai 6 miliar lebih. Selain itu dia juga punya apartemen dan motor. Sebaiknya diapakan uang 6 miliar ini ya?

Saat sibuk berpikir, tanpa sadar Felix mengutak-atik ponselnya hingga menemukan info sistem yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

[sistem tidak boleh dibocorkan pada selain keluarga kandung dan orang yang tidak dapat dipercaya. Pengguna bisa memberitahu sistem pada istri dan anak, apabila ada yang berhianat, sistem akan menghapus ingatannya tentang

sistem secara otomatis, jadi keamanan pengguna bisa terjamin]

Keluarga.. hmm.

Felix jadi ingat, ia sekarang punya nama belakang.

“Ah, lebih baik aku lihat akun Aiji ku” Felixpun keluar dari aplikasi sistem dan membuka aplikasi Aiji.

Ia tidak percaya pengikutnya bertambah sangat banyak setelah dia mengupload beberapa foto, bersama Jini... bersama Handika.. bersama Danny, Handika, Jini dan Lianna.. foto puding dan pie yang dia buat.

Pengikutnya sudah sekitar 700 ribuan dan itu juga terus bertambah.

Sementara yang Felix ikuti hanya beberapa saja seperti Lianna, Jini, Danny, Handika, Leon dan Fabian. Benar, dia mengikuti Fabian baru saja tadi saat membuat pie, Felix terpaksa sebenarnya tapi ya sudah.

Tiba-tiba ada akun baru yang mengikutinya dan membuatnya tertarik karena nama akunnya adalah Yue_Zhang dia teringat dengan obrolannya dengan Leon tadi, tentang kembarannya yang bernama Yue... Dan Zhang adalah nama marganya Leon.

Nama Leon adalah Leonnard Zhang.

Dan benar saja, setelah Felix buka akun itu, ada salah satu postingannya adalah foto bersama Leon. Jadi Felix memutuskan untuk balik mengikutinya.

Yue memposting foto baru, dari lokasinya dia sepertinya sedang berada di Sydney, Australia. Dia baru melakukan photoshoot dengan seorang model lain yang terlihat sangat cantik. Model lain itu memiliki postur dan tubuh yang indah dan berambut pirang panjang yang juga

sangat indah.

Dia mirip dengan boneka karena saking cantiknya.

“Siapa ini cantik sekali..” setelah Felix lihat ada akun yang ditandai disana, diapun  terkejut dan buru-buru melihat akun model itu.

Zia_Raynold

Raynold?? Seperti nama belakang Felix..

Setelah itu Felix mengubah nama akunnya menjadi Felix_Raynold dan kemudian mengikuti pemilik akun Zia_Raynold tersebut.

Kemudian Felix memegangi dadanya yang

berdebar-debar aneh “Sabar jantungku.. belum tentu dia ada hubungannya denganku, mungkin hanya kebetulan”

.

.