NovelToon NovelToon
Aku Bukan Anak Kecil

Aku Bukan Anak Kecil

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Erlangz

Aaron, seorang duda dengan dua anak, di mintai pertolongan oleh kedua sahabatnya yang ada di depannya. Dan permintaan dua orang di depannya ini, adalah sebuah permintaan yang tidak pernah ia bayangkan seumur hidupnya.
Apakah jawaban yang akan di berikan Aaron?
Seperti apakah kehidupan Aaron setelah memberikan jawaban?
Ayo langsung saja baca ceritanya!

NOTE*
mohon dukungannya dengan menonton iklan,like dan komen sebagai dukungan untuk saya☺️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erlangz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2. keputusan Aaron

"Kami mohon, Aaron, tolong percaya pada kami, kami melakukan ini semata-mata untuk Raya agar dia tidak menderita karena

masalah kami. Bimbinglah dia, buat dia menjadi perempuan yang kuat dan dewasa, tolong nikahi dia."

Mulut Keenan merasakan pahit ketika mengatakan itu. Ia bahkan hampir ingin bersujud, jika saja tidak dicegah Aaron.

"Jika kamu mau menikahi Raya, kamu boleh menceraikannya ketika dia sudah lebih dewasa dan mandiri," ucap Keenan sambil masih memohon.

"Baiklah aku akan menikahi Raya," ucap Aaron pada akhirnya.

Tetapi, yang tidak diketahui oleh Aaron ketika setuju menikahi Raya itu artinya pernikahan dilaksanakan pada keesokan harinya. Aaron ternyata baru mengerti bahwa ternyata Keenan dan Dayana sudah menyiapkan pernikahan ini dengan sangat matang, dan ia yakin mereka sudah merencanakan ini sudah lama sebelumnya. Ketika Aaron diminta datang ke rumah Keenan, rumah itu sudah dipenuhi dekorasi sederhana, dan ada juga beberapa orang yang datang sebagai saksi, begitu juga penghulu yang sudah siap untuk menikahkan dia dengan Raya.

Keenan dan Dayana pasti tahu mau sekeras apapun Aaron menolak, dia pasti akan setuju pada akhirnya, sehingga ia merasa mereka sudah merencanakan semua dengan sebaik ini.

"Saya terima nikah dan kawinnya Rayana Putri binti Keenan Pramudya dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Aaron bahkan hanya memberikan mas kawin seadanya yang ada di dalam dompetnya yaitu,

tujuh ratus ribu rupiah.

Ucapan sah para saksi pun terdengar, doa pun dilantunkan. Setelah doa selesai kini saatnya mempelai perempuan mencium tangan suaminya yang sudah sah.

Ini sangat membuat bingung Raya, seingatnya tidak ada yang ulang tahun hari ini, tetapi kenapa rumahnya di dekorasi seperti ini.

Dan yang membuatnya lebih bingung, ia disuruh duduk di samping paman Aaron dan ayahnya ada di depan bersampingan dengan seseorang yang menurut Raya bisa ia panggil sudah kakek-kakek.

Raya benar-benar bingung dengan keadaan ini. Tubuhnya terasa panas karena harus mengenakan pakaian kebaya berwarna putih dengan bawahan batik. Rambut dan wajahnya juga di beri riasan tipis oleh ibunya, ia merasakan panas mungkin karena tidak pernah memakai make up sebelumnya.

"Raya Sayang, sekarang kamu pasangin cincin ini ke tangan paman Aaron, terus nanti kamu cium tangan sama paman Aaron, ya." Kata ibunya yang ada di belakang Raya.

Meskipun dia bingung, tetapi dia tetap melakukan apa yang di suruh ibunya.

Aaron menyodorkan tangannya pada Raya, setelah ia mendengar yang di ucapkan Dayana pada Raya. Cincin itu ternyata sangat pas di jarinya, mereka benar-benar sudah menyiapkan semuanya dengan matang.

Setelah itu Raya mencium tangan Aaron, kini giliran Aaron yang memasang cincin ke jemari Raya, lalu setelahnya dia mencium kening gadis itu.

Tindakan yang dilakukan Aaron sebelumnya membuat Raya semakin heran. Apa ini yang namanya menikah seperti yang pernah di katakan oleh ayahnya.

Dia sendiri lah yang menikah dan itu dengan paman Aaron.

Kata ibunya dulu, menikah itu hanya dilakukan oleh orang yang sudah besar dan dewasa, dan Raya merasa dia belum cukup dewasa untuk menikah.

Kenapa ayah dan ibunya begitu tega menikahkan dirinya secepat ini.

Tetapi, ketika Raya melihat wajah kedua orang tuanya yang terlihat bahagia dan tidak murung seperti kemarin atau bahkan berbulan-bulan sebelumnya, ia pun ikut tersenyum.

Raya merasa bahagia jika ayah dan ibunya senang dengan pernikahannya.

"Ayah sama ibu mau pergi kemana?" tanya Raya dengan polosnya ketika melihat Keenan dan Dayana berdiri di hadapannya.

Beberapa saat setelah pernikahan itu selesai, Keenan dan Dayana tanpa basa basi sudah menyiapkan dua koper besar dari kamar mereka, mereka akan pergi, tapi tidak ada diberitahu dan tidak ada yang tahu, kemana mereka akan pergi.

"Raya nggak diajak?" Dia kembali melontarkan pertanyaan meskipun pertanyaan sebelumnya belum dijawab.

Ia takut akan di tinggalkan oleh ayah dan ibunya.

Dayana mendekat dan membelai kepala putrinya. "Ibu kan sudah bilang kemarin ibu sama ayah mau pergi." katanya dengan lembut dan senyum menenangkannya.

"Raya mau ikut." rengekan dari nya keluar dari bibirnya, disertai air matanya yang mulai membasahi pipinya.

"Ayah sama ibu pergi Raya sama siapa?"ucap Raya.

Dayana memeluk putrinya, membiarkan putri menangis di pelukannya.

"Ibu kan sudah bilang, Raya nanti tinggal saya paman Aaron, paman Aaron pasti jagain Raya." bisik ibunya pada Raya sambil mengelus pundak putrinya itu.

"Tapi Raya maunya tinggal bareng ayah sama ibu!" Raya memeluk ibunya dengan kencang takut akan pergi jika ia melepaskannya, tubuhnya gemetar dan tangis makin banyak.

"Raya kan udah janji bakal jadi mandiri, itu artinya Raya bakal tinggal jauh sama ayah dan ibu, kamu harus tenang, paman Aaron itu orang yang baik, kok." ucap Dayana.

"Tapi ibu Raya-" ucap Raya namun di sela ibunya.

"Ingat pesan ibu, kamu harus nurut sama semua yang di ajarin sama paman Aaron,

Kamu harus patuh sama dia."

Keenan yang melihat dan mendengar tangisan putrinya tidak berani beranjak dari tempatnya, ia takut benteng ada dalam dirinya akan roboh.

Keenan memberitahu lewat tatapan matanya, meminta Aaron mengurus Raya ketika dia melihat istrinya kelelahan melepas pelukan Raya, hingga akhirnya Dayana terlepas dari pelukannya Raya.

"AYAH?!!!" Raya teriak dengan keras, tubuhnya yang dari tadi ditahan Aaron memberontak dengan hebat.

Aaron merasa kelelahan, meski tubuh Raya yang lebih mungil bagi dirinya, tetapi tenaganya sangat kuat.

"LEPASIN, RAYA MAU IKUT AYAH SAMA IBU, LEPASIN RAYA!!!!" tenaganya bertambah dan membuat pelukan Aaron terlepas.

Raya langsung lari mengejar ayah dan ibunya yang sudah menaiki mobil, dan lambat-laun mobil itu sudah semakin jauh dari Raya.

"AYAH, IBU!!!" gadis berambut panjang itu akhirnya terduduk di aspal karena sadar kaki nya tak mungkin bisa mengejar mobil orang tuanya.

Tangis Raya menjadi terisak-isak, ia mulai membisikkan ayah dan ibunya di tengah tangisannya.

Terdengar sangat menyedihkan, membuat perasaan Aaron yang berdiri dibelakangnya terasa sakit.

1
FreeFireeMaaaxx
Ditungguuuu💯💯💯💯💯
Riyan
Menarik
Duke North
Lanjut
Duke North
👍👍👍👍
Erlangga536
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!