Warning!!!
ini hanya sebuah cerita kayalan belaka, bukan area bocil, jika tidak suka silahkan skip.
Tolong juga hargai karya ini dengan memberikan LIKE untuk mengapresiasi karya ini, VOTE atau GIFT sangat berharga buat kami para penulis, terima kasih sebelumnya.
-------
Berkali-kali mengalami kegagalan dalam pernikahan membuat seorang janda muda yang umurnya belum genap 24 tahun nan cantik jelita bernama Sisilia Aramita memutuskan untuk tidak akan menikah lagi seumur hidupnya. Meskipun statusnya janda namun ia masih tatap perawan.
Ia sudah bertekat, jika menemukan pria yang menurutnya tepat ia akan menyerahkan dirinya pada orang itu dan hanya akan menjalani hubungan tanpa ikatan pernikahan.
Hingga ia bertemu dengan seorang pengusaha tampan bernama Jackson Duran, yang membuat dunianya jungkir balik.
Apakah Jackson bisa merubah pendirian Sisilia untuk mau menikah kembali ataukah ia akan gagal mendapatkan cinta Sisilia.
Yuk simak bagaimana kisah mereka berdua...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jackson Duran
Di kantor pusat JD Corp, di kota New York, Jackson sedang membaca laporan-laporan yang menumpuk di meja kerjanya. Jika ia sedang serius bekerja tak ada yang boleh mengganggunya kecuali sekretaris dan juga asistennya.
Sejak peristiwa ia memergoki kekasihnya sedang bercinta dengan papanya, ia berubah menjadi dingin dan gila kerja. Waktunya ia habiskan dengan kerja, kerja dan kerja. Jika ia penat, ia akan menyuruh asistennya mencari wanita panggilan yang bisa memuaskan hasratnya.
Tok...tok...tok...
Tak lama pintu terbuka, muncullah Derry asistennya, bersama adik laki-lakinya yang bernama Jordan.
"ada apa kamu memanggilku Jack?" ucap Jordan sambil memasukkan dua tangannya ke dalam saku celananya dan berdiri di depan meja Jackson.
Jackson meletakkan penanya dan kemudian menatap adik kandungnya itu.
"aku ingin kamu menempatkan anak buahmu di rumah papa untuk mematai-matai wanita ular itu"
Satu alis Jordan terangkat "kenapa? Bukankah dia manta kekasihmu?" Jordan tak pernah mau ikut campur urusan keluarganya sejak mama mereka meninggal beberapa tahun yang lalu, dan membuat ia semakin tenggelam dalam dunia mafia yang sebelumnya sudah di pegang oleh Jackson, namun ada adiknya yang tak mau membantu daddynya mengurus perusahaan, Jackson pun menyerahkan kepemimpinan pada adiknya itu dan ia hanya berada di balik layar di dunia mafia.
"aku memiliki firasat buruk, aku tidak tahu dia memiliki rencana apa, aku hanya tak ingin daddy terluka" ucap Jackson. Mereka berdua memang menyayangi ayah mereka. Namun sejak mamanya meninggal, Johny seperti menjadi orang yang berbeda, ia tak lagi dekat dengan anak-anaknya.
"baik...ada lagi?"
"ingat buat senatural mungkin, aku tak ingin wanita ular itu menyadarinya, satu lagi...pilih salah satu anak buahmu yang paling pintar dan cerdik aku ingin menempatkannya di posisi penting perusahaan ini" ucap Jackson
"baik kakakku...aku akan melaksanakan perintahmu" Jordan terkekeh kemudian ia keluar dari ruangan kakaknya itu.
"bagaimana perkembangan anak perusahaan kita di Indonesia?" tanya Jackson sambil memyandarkan punggungnya
"sudah delapan puluh persen bos...mungkin tak sampai tiga bulan lagi akan selesai"
"aku ingin secepatnya meninggalkan negara ini, aku muak...daddy semakin lama semakin membela wanita ular itu" rahang Jackson mengeras mengingat ayahnya yang lebih membela Lara daripada berpikiran logis.
Jackson kesal karena daddynya memintanya memberi posisi penting di JD Corp. Tentu Jackson tak semudah itu mempercayai wanita yang telah menghianatinya.
"carikan aku wanita yang bisa memuaskanku, suruh ke tempat biasa" ucap Jackson beranjak dari duduknya dan pergi ke hotel miliknya.
Jackson duduk di sebuah sofa single dan menyandarkan tubuhnya. Ia menyesap wine yang berada di tangannya. Ia sedang memikirkan bagaimana caranya meninggalkan perusahaan JD corp namun ia tetap masih bisa mengendalikannya. Ia takut jika Lara akan menguasai kekayaan keluarganya, karena sekarang ayahnya sedang dimabuk cinta oleh wanita ular itu.
Tiba-tiba ketukan sepatu menggema di kamar hotel yang sengaja dibuat temaram oleh Jackson, ia tak ingin wanita panggilan yang datang bisa melihat dengan jelas wajahnya.
Wanita memakai dres mini ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya sedang berjalan melenggak-lenggok mendekat ke arahnya. Jackson hanya menatap sekilas kemudiam ia menyesap kembali wine yang ada di tangannya.
"tuan..." wanita itu mendekat ke arah Jackson dan hendak duduk di pangkuan Jackson, namun jackson menepisnya.
"lakukan tugasmu..." ucap Jackson dingin, sedangkan wanita itu terpaku ia bingung "bukankah sudah dijelaskan oleh orang suruhanku apa yang harus kamu lakukan hahhh!"
Wanita itu dengan cepat berlutut di depan Jackson "baik tuan...aku mulai sekarang.." ucap wanita itu
"cepat lakukan, puaskan aku dengan mulutmu itu!" ucap Jackson terdengar begitu kesal, ia ingin menghilangkan penatnya
Wanita itupun mulai membuka ikat pinggang milik Jackson, dan mengeluarkan benda yang akan ia puaskan itu. Wanita itu berlutut, kemudian ia meraih batang besar panjang dan berurat itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
Jackson tipe orang yang sulit dipuaskan, apalagi hanya dengan lip service. Jackson meraih rambut wanita itu dengan kasar dan menggerakkan kepala wanita itu sesuai keinginannya.
Wanita itu menangis, ia merasa kepalanya sakit karena terus-terusan ditarik oleh Jack, ia juga ingin muntah namun ia tahan, karena memang ini sudah resiko pekerjaannya dan ia pun sudah dibayar mahal dimuka oleh orang yang menyuruhnya.
Satu jam berlalu, Jack telah memuntahkan lava putihnya dan ia masih saja menggerakkan kepala wanita itu sesuka hatinya, ia masih ingin menuntaskan hasratnya.
Pikirannya sedang kacau, emosi, ia ingin menghilangkan semua rasa itu untuk sesaat. Sejak ia memergoki Lara bercinta dengan papanya ia menjadi jijik dengan wanita bahkan ia membenci wanita. Di matanya semua wanita itu sama seperti Lara yang tak pernah puas hanya dengan satu laki-laki.
Dan sejak saat itu juga, ia tak mau disentuh di beberapa bagian tubuhnya oleh wanita manapun, bahkan ia selektif dalam memilih wanita mana yang bisa memuaskan hasratnya. Hingga dua jam berlalu, akhirnya Jackson mengakhirinya.
"keluarlah..!" ucap Jack dingin. Dengan gerakan sangat cepat wanita itupun memunguti barang-barangnya dan segera pergi dari kamar itu.
Kekecewaannya pada Lara benar-benar merubah dirinya menjadi sosok yang kejam terhadap wanita. Ia yang dulunya pria romantis dan penyayang kini semua itu hilang begitu saja.
.
Sisil telah kembali ke rumah kedua orang tuanya. Meskipun berat namun ia tetap harus menjalani hari-harinya. Karena masih ada cita-cita yang ingin ia kejar.
Papanya kini tak lagi melarang dirinya untuk bekerja, namun syaratnya ia harus tetap bekerja di kota itu. Mau tak mau Sisil menerima itu. Mungkin seiring dengan berjalannya waktu papanya akan berubah pikirnya. Dan mengijinkan ia bekerja di kota lain di perusahaan yang lebih besar.
Sisil mencoba peruntungan, dengan melamar pekerjaan di sebuah hotel yang baru saja berdiri di kotanya. Ia melamar sebagai staf keuangan. Ia berharap ini adalah awal dari kesuksesan yang selalu ia impikan.
Ia bercita-cita jika dirinya telah sukses, ia akan membawa pergi mamanya dari rumah itu. Ia tak mau lagi dikekang oleh papanya. Ia ingin bebas melakukan apa yang ia suka apa yang ia mau.
Pagi ini Sisil mendapat panggilan interview di Hotel Anggrek, hotel bintang empat yang baru saja berdiri di kotanya. Sisil sangat bersemangat, ini pengalaman pertamanya menjalani tes wawancara kerja.
Dari rumah ia berdoa, agar ia diterima bekerja di sana. Sisil harus secepatnya bekerja agar ia merasa terhibur. Jika berada di rumah ia masih sering mengingat Alan. Bahkan hampir setiap malam ia masih menangisi suaminya itu.
.
.
.
B e r s a m b u n g
dan ceritanya tidak monoton