NovelToon NovelToon
Aku Hanya Figuran

Aku Hanya Figuran

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Sudah Terbit / Kisah cinta ini bikin baper!
Popularitas:62.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

Aku hanya seorang figuran dalam kisah cintamu. Tapi tidak apa-apa, setidaknya Aku masih bisa melihatmu. Aku masih bisa menyukaimu sebanyak yang Aku mau. Tidak apa-apa Kamu tidak melihatku, tapi tetap ijinkan Aku untuk melihatmu. Karena keberadaanmu bagai oksigen dalam hidupku. (Khansa Aulia)

*Update Senin-Sabtu
*Minggu Libur 😁



^ErKa^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 25 - Lolos Seleksi Masuk Perguruan Tinggi

Aku memberitahu kabar itu pada ayahku. Beliau tampak sangat bersuka cita. Bulir-bulir airmata mengalir di sudut matanya. Campuran rasa bahagia dan lega.

Sesuai saran Bu Ekha, Aku mempersiapkan diriku untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi.

Aku mendaftarkan namaku sebegai peserta test. Hanya butuh surat keterangan lulus beserta pampangan nilaiku, Aku berhasil mendapat nomor ujian.

Ujian akan dilaksanakan minggu depan. Aku masih memiliki waktu enam hari untuk belajar. Aku ijin pada ayahku untuk tidak ikut beliau menarik angkot dan fokus belajar di perpustakaan daerah. Tentu saja ayahku mengabulkan permintaanku dengan senang hati.

Proses belajar dan belajar kembali kulakukan. Aku harus lolos, bagaimanapun caranya. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang ada di depan mata.

***

Akhirnya waktu SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) pun dilaksanakan. Aku mendaftar di perguruan tinggi di kotaku yang kebetulan universitas negeri. Aku tidak memilih universitas luar kota mengingat besaran biaya yang akan ku keluarkan nantinya seperti biaya kos dan makan sehari-hari.

Maka dari itu Aku tetap memilih universitas di kotaku sendiri, toh juga tak kalah bersaing dengan universitas negeri lainnya.

Aku mengalami dilema ketika harus memilih fakultas dan program studi yang akan Aku pilih.

Bisa kuliah benar-benar tidak ada dalam mimpiku di tahun ini sehingga Aku tidak begitu memikirkan jurusan apa yang akan Ku ambil.

Pada akhirnya Aku memilih Fakultas MIPA dan program studi Matematika untuk pilihan pertama, sedangkan untuk pilihan kedua Fakultas Ekonomi jurusan Akutansi. Aku tidak tahu nantinya akan menjadi apa dan bekerja dimana. Yang Aku pikirkan saat ini Aku harus bisa lolos ujian masuk agar beasiswaku bisa cair. Bila beasiswa cair, maka Aku akan bisa kuliah seperti teman-temanku yang lain.

Ujian dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama merupakan ujian TPA ( Tes Potensi Akademik) dan TBSD (Tes Bidang Studi Dasar). Sementara hari kedua merupakan tes sesuai jalur yang dipilih. Aku memilih IPA sehingga hari kedua akan menghadapi test Biologi, Fisika, Kimia dan Matematika.

Singkat cerita, dua hari bisa ku lalui ujian itu. Sekarang Aku hanya bisa menunggu keajaiban datang. Semoga Aku bisa lolos dan bisa kuliah seperti teman-temanku yang lain, amin.

***

Hari yang ditunggu pun datang. Aku buru-buru ke warnet untuk melihat hasil ujianku. Aku memasukan nomor peserta ujian dan melihat hasilnya.

Syukur alhamdulillah, Aku diterima di pilihan pertama yaitu Fakultas MIPA program studi Matematika.

Hatiku bagai melambung ke udara. Aku segera mengayuh sepedaku ke pangkalan angkot untuk memberitahu ayahku mengenai kabar itu.

Ayahku sangat bahagia. Beliau memeluk dan menggendong tubuhku serta meneriakkan namaku di antara teman-teman sesama supir angkot.

"Anakku lulus!! Anakku lulus!! Anakku akan kuliah!!" Begitu teriakan ayahku yang disambut dengan tepuk tangan teman-teman seprofesinya.

Selepas memberitahu ayahku, orang kedua yang ingin kutemui adalah Bu Ekha.

Dulu... mungkin Alex akan menjadi orang pertama yang akan kutemui, namun semua itu sudah tidak mungkin lagi. Hah, lagi-lagi Aku mengingat Alex. Kapan Aku bisa benar-benar melupakannya?

Aku tetap harus fokus!! Tinggal selangkah lagi, Aku akan berhasil menginjak bangku kuliah. Lupakan Alex barang sejenak.

Aku pergi ke sekolahku dan menemui Bu Ekha. Aku menyampaikan kabar gembira itu. Bu Ekha tampak tulus bergembira untukku. Tak henti-hentinya beliau mendoakanku.

Di tengah euforia yang seperti itu, tiba-tiba Aku teringat sesuatu. Aku ingin tahu siapa orang tua asuhku, yang rela membayar SPP, uang gedung, menebus ijazah dan uang sekolah lainnya. Aku akan menanyakan hal itu pada Bu Ekha, beliau pasti tahu orangnya.

"Bu..."

"Ada apa Khansa?"

"Selama ini Saya sekolah tidak bayar SPP, uang gedung dan lain-lain. Bahkan ijazah pun sudah bisa ditebus. Saya ingin mengenal orang tua asuh Saya Bu. Saya ingin mengucapkan terima kasih pada beliau, karena berkat beliau Saya bisa lulus dari sekolah ini tanpa memikirkan biaya apapun. Boleh Saya tahu alamat beliau Bu?"

Bu Ekha tampak tersenyum mendengar pertanyaanku. Beliau meletakan tangannya di atas meja, memandangku dengan ragu-ragu.

"Bukannya Ibu tidak mau memberitahu mengenai orang itu, tapi Ibu sudah berjanji untuk merahasiakan hal ini..."

"Kenapa Bu? Tolong beritahu Saya Bu, Saya tidak akan aneh-aneh. Saya hanya ingin berterima kasih pada beliau dan membalas kebaikan beliau suatu saat nanti. Tolong Bu, tolong beritahu Saya tentang beliau..." Aku memohon pada Bu Ekha sembari meraih tangan beliau.

Ya, Aku memang tidak akan aneh-aneh seperti meminta biaya lagi atau hal aneh lainnya. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih dan menjalin silaturahmi dengan beliau. Aku berharap suatu saat nanti bisa membalas semua kebaikan beliau.

Aku memohon dan memohon dengan suara yang menghiba-hiba, hingga akhirnya Bu Ekha luluh juga.

"Baiklah, Ibu akan kasih tahu orangnya. Tapi janji sama Ibu, Kamu tidak akan menemui orang itu dan berterima kasih padanya soalnya Ibu sudah berjanji merahasiakan identitasnya, bagaimana?"

"Iya Bu, Saya janji." Ya sudah tidak apa-apa bila tidak boleh bertemu langsung, setidaknya Aku bisa melakukan hal lainnya untuk berterima kasih.

"Kamu kenal orangnya Khans... Dia teman baikmu..."

"Hah? Teman baik? Bukannya orangtua ya Bu?" Bu Ekha tersenyum samar mendengar pertanyaanku.

"Dia sangat mengagumimu. Dia bercerita pada Ibu banyak sisi baik tentangmu. Kemandirianmu, kerajinanmu, keuletanmu, keluguanmu, semua dia ceritakan pada Ibu. Kalau tidak mengingat dia punya pacar super cantik, Ibu akan mengira dia sangat menyukaimu..."

"Hah? Apa maksud Ibu? Sa-saya tidak mengerti?" Aku menatap Bu Ekha dengan bingung.

"Dia yang membayar SPP bulananmu. Uang gedungmu. Uang buku-buku mata pelajaran dan praktikum. Menebus ijazahmu dan juga mendaftarkanmu mengikuti program beasiswa ini. Dia semua yang melakukannya."

"Dia?"

"Ya dia adalah Alex, teman baikmu."

DEG!!

Seketika pikiranku langsung kosong. Ucapan Bu Ekha tidak lagi terdengar. Otakku benar-benar ngeblank.

Alex... Alex... Alex...

Nama itu kembali terngiang-ngiang di kepalaku. Nama yang sama yang menghiasi hari-hariku selama tiga tahun ini.

Jadi Alex yang melakukan semuanya?! Membayar SPP dan yang lainnya?! Dia berbohong masalah orangtua asuh?! Alex juga yang mendaftarkannya beasiswa?! Mengapa Alex melakukannya? Bukankah Aku sudah sangat menyakitinya?!

Apa alasanmu melakukannya Al?! Aku sudah sangat jahat padamu!! Mengapa Kamu masih sangat baik padaku?! Mengapa?!

Tak terasa airmataku mengalir dengan sangat deras. Bu Ekha tampak bingung melihat perubahan emosiku.

"Khansa, Kamu baik-baik saja? Khansa? Kenapa menangis? Ibu minta maaf kalau salah bicara..." Bu Ekha menepuk-nepuk punggungku, tampak sangat bingung.

"Huuuuu... Huuuu... Hiikksss..." Aku menangis di pelukan Bu Ekha.

"Huuu... Ba-bagaimana ini Bu? Huuuu... Aku sudah jahat... Aku jahat padanya... Ke-kenapa dia masih baik padakuu? Huuuu... Ba-bagaimana Sa-saya harus minta maaf? Huuuu..." Aku menangis dan menangis. Aku benar-benar sangat menyesali perbuatanku. Andaikan waktu bisa terulang kembali, ingin Aku hapus kenangan menyakitkan itu.

"Sudah... Sudah... Kalau Kamu berbuat salah, cepat minta maaf ya. Dia sangat baik Khansa, jangan sia-siakan teman seperti dia ya..." Bu Ekha masih menepuk-nepuk punggungku sembari memberi nasihat. Aku hanya bisa menganguk-anggukan kepalaku. Tangisku masih belum reda.

Hampir setengah jam Aku berada dalam posisi itu. Menangisi kebodohanku sendiri. Andaikan Aku tidak mengikuti keinginan Diana, semua ini tidak akan terjadi. Tapi semua memang salahnya. Dia tidak boleh menyalahkan orang lain. Dia yang sepenuhnya salah!!

***

Happy Reading 😊

1
Teh Euis Tea
semakin semangat baca
akunya
Teh Euis Tea
aku ko sedih ya bacanya, lanjut thor
MommyZoy
Luar biasa
ummushaffiyah
sediiihhhhh
ummushaffiyah
aku pernah punya hp inii
Rossi Valentina
Luar biasa
Rosida maghrib
baca lagi thor kangen ka erka kapan publish novel bari di aplikasi noveltoon??
Anonymous
keren
A7lite new
duhh kalo itu sihh khansa cantikk ,kn khayalannya dia berwajah biasa,tp tetap sukaakk
Fitriana Refan Rafisqi
tetap mewek pdhal Uda 2x baca
A7lite new
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
A7lite new
Aamin
A7lite new
beneran ini cm cerita halu lhoo,tp aku nangis sesenggukan ini 😭😭😭😭
A7lite new
ini cm cerita karangan lhooo ,mn ud.th 2024 tp aqohh tetep mewek 😭😭😭
ayunia
real life banget..aku jga pernah di posisi khansa
ayunia
mampir lgi kaka..kangen alex sama khansa ..syukkak ceritamu yg selalu membekas di ingatan kak😘😘
Aiko Hiro
thor..imajinasi lu emg keren. Kena nyampe sumsum cm lwat kalimat2 itu aja gw seolah lg nnton adegan realnya/Facepalm/
Emg keren lu Thor/Ok/
Susanti
Dah lama nangkring di rakku, tapi baru kali ini berkesempatan membaca dan sepertinya menarik 💗
Ratna Asysyiffa
Luar biasa
Noviyanti Noviyanti
kereeeennn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!