NovelToon NovelToon
Dibuang Sersan Dipinang CEO

Dibuang Sersan Dipinang CEO

Status: tamat
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ayah Darurat / CEO / Tamat
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.

Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.

Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.

CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.

Beberapa waktu kemudian, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Ke Dokter Kandungan

Aisyah memandangi Alby dengan tatapan heran. Wajah atasannya itu tampak cemberut.

"Ada apa, Pak? Apa ada masalah?" tanya Aisyah. Dia melihat pria itu menghampiri karyawan yang lainnya. Aisyah berpikir ada masalah yang sedang dihadapi.

"Aku paling tak suka dengan karyawan yang sukanya menggosip, apa lagi yang dibicarakan teman sendiri!" seru Alby dengan wajah masih kesal.

Dahi Aisyah berkerut mendengar itu. Jadi Alby mendatangi karyawan tadi karena mendengar mereka bergosip, tapi kenapa dia tak mendengar apa pun, tanya Aisyah dalam hatinya.

"Bapak tau dari mana mereka suka menggosip? Aku tak mendengar apa pun," ujar Aisyah.

Alby tampak menarik napas dalam. Dia pernah mendengar sekali saat keluar dari ruangan mereka juga sedang bergosip. Saat itu Alby tak mendengar betul siapa yang mereka bicarakan. Tadi juga sebenarnya dia hanya ingin mengatakan sesuatu pada Luna dan tak sengaja akhirnya mendengar apa yang mereka obrolkan.

"Kebetulan tadi pas aku dekat mereka, aku mendengar semuanya. Mereka tak menyadari kehadiranku karena sedang serius menjelekan orang," jawab Alby dengan nada masih ketus karena masih kesal.

"Biarkan aja, Pak. Jika orang membicarakan mu di belakangmu, kemungkinan besar kamu ada di depan mereka. Kalau aku sih biarin aja. Bicarakan saja aku sesuka mu asal aku tak tahu," ucap Aisyah.

"Memang lebih baik begitu, karena kita hanya punya dua tangan. Tak akan bisa menutupi semua mulut mereka, tapi dua tangan itu bisa untuk menutupi kedua telinga agar tak mendengar omongan mereka," balas Alby.

Mereka memutuskan untuk segera makan siang. Tak peduli lagi apa yang dilakukan Luna dan kawan-kawannya. Sesekali Aisyah melihat Luna melirik ke arahnya. Sehingga wanita itu yakin yang di bicarakan mereka adalah dirinya.

"Sore nanti kamu jadi periksa kandungan?" tanya Alby sambil menyantap hidangan.

"Jadi, Pak," jawab Aisyah.

"Aisyah, sudah berulang kali aku katakan, jika hanya ada kita berdua, jangan panggil Bapak. Panggil nama saja, atau panggil dengan sebutan lain, Mas, Abang atau Kakak. Berasa tua banget dipanggil Bapak," ujar Alby.

"Bapak itu atasanku, tak sopan rasanya kalau hanya panggil nama," balas Aisyah.

Aisyah tersenyum dan mengangguk, tapi dia masih merasa sedikit tidak nyaman dengan permintaan Alby. "Baiklah, Pak ... maksudku, Mas Alby," ucap Aisyah dengan suara yang lembut.

Alby tersenyum dan membalas pandangan Aisyah. "Kalau begitu terdengar lebih enak, Aisyah," jawab Alby.

Mereka berdua melanjutkan makan siang mereka, sambil sesekali berbicara tentang pekerjaan atau hal-hal lain. Aisyah merasa sedikit lebih nyaman dengan Alby, tapi dia masih merasa penasaran tentang apa yang dibicarakan oleh Luna dan kawan-kawannya.

Setelah selesai makan siang, Alby dan Aisyah kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Aisyah merasa sedikit lebih siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi, berkat dukungan dari Alby.

**

Sore harinya, seperti biasa Alby menemani Aisyah periksa ke dokter kandungan. Sudah sering dia menolak, tapi atasannya itu tetap ngotot untuk mengantarnya.

Satu jam barulah mereka sampai di rumah sakit itu. Jalanan sore yang macet membuat perjalanan terasa jauh, padahal sebenernya cukup dekat.

Aisyah duduk di ruang tunggu di klinik kandungan, telapak tangannya menyentuh perutnya yang mulai menonjol. Suara alat musik yang lembut mengalun dari sudut ruangan, mencoba memberikan suasana tenang bagi para ibu hamil yang cemas menunggu giliran. Di sampingnya, Alby, duduk menemani.

Beberapa saat menunggu akhirnya tiba giliran Aisyah. Perawat memanggil namanya. Aisyah melangkah masuk diikuti oleh Alby.

"Selamat Sore, Pak, Bu. Silakan duduk," ucap Dokter Maya.

Aisyah dan Alby duduk di depan Dokter Maya, yang tersenyum ramah dan mempersilakan mereka untuk memulai pemeriksaan. Dokter Maya memeriksa data Aisyah dan mulai bertanya tentang kondisi kandungannya.

"Baiklah, Aisyah. Berdasarkan data yang aku lihat, kamu sudah memasuki usia kandungan sekitar 5 bulan. Bagaimana kondisi kamu selama ini? Apakah ada keluhan atau masalah?" tanya Dokter Maya dengan suara yang hangat.

Aisyah memandang Alby sejenak sebelum menjawab. "Saya merasa baik-baik saja, Dokter. Hanya saja perut saya sudah mulai besar dan saya sering merasa cepat lelah," jawab Aisyah dengan suara yang lembut.

Dokter Maya mengangguk dan membuat beberapa catatan di data Aisyah. "Baiklah, kita akan melakukan pemeriksaan USG untuk memantau kondisi janin. Silakan berbaring di tempat tidur," kata Dokter Maya dengan suara yang profesional.

Aisyah berbaring di tempat tidur dan Alby tetap duduk. Sebenarnya dia ingin ikut, tapi pasti tak sopan. Aisyah juga pasti tak nyaman karena perutnya akan terlihat.

"Lihat, Aisyah. Janin kamu terlihat sehat dan normal. Ukuran dan perkembangan janin sesuai dengan usia kandungan," kata Dokter Maya dengan suara yang hangat.

Aisyah tersenyum mendengar dokter menjelaskan keadaannya dan janin. Dia bersyukur karena memilih mempertahankan janinnya.

Setelah dokter merasa cukup, dia meminta Aisyah kembali duduk di tempat semula.

"Kenapa Bapak Alby tak masuk. Apa tak ingin melihat kondisi bayinya?" tanya Dokter Maya dengan suara yang ramah.

Alby dan Aisyah saling pandang. Saat wanita itu ingin menjawab, atasannya langsung mencegah.

"Tak apa, Dok. Saya dengar dari Aisyah saja perkembangannya nanti," jawab Alby. Aisyah memandangi pria itu dengan tatapan heran. Kenapa atasannya itu menjawab begitu, seolah dia membiarkan dokter salah paham. Mengira dia adalah ayah dari anaknya.

Setelah dokter memberikan resep vitamin, mereka pamit. Keduanya keluar dari ruang pemeriksaan, dengan Aisyah yang masih memandang Alby dengan tatapan heran. "Kenapa Mas Alby tidak menjelaskan kepada Dokter Maya bahwa Mas bukan ayah dari anak'ku?" tanya Aisyah dengan masih terus menatap Alby.

Alby tersenyum dan mengangkat bahu. "Tidak apa-apa, Aisyah. Biarkan saja. Tidak perlu dijelaskan," jawab Alby dengan suara yang santai.

Aisyah memandang Alby dengan tatapan yang lebih dalam. "Tapi, bukankah itu bisa menimbulkan kesalahpahaman?" tanya Aisyah lagi dengan suara yang penasaran.

Alby menggelengkan kepala. "Tidak perlu khawatir, Aisyah. Aku hanya ingin membantu kamu sebagai atasan dan teman. Tidak ada maksud lain," jawab Alby dengan suara yang hangat.

"Mas, aku jadi tak enak kalau terus merepotkan kamu begini. Apa lagi kalau ada yang mengira kita memiliki hubungan. Takutnya akan membuat nama baik kamu jelek," ujar Aisyah dengan suara pelan.

Aisyah takut ada yang melihat mereka ke dokter kandungan dan mengira mereka ada hubungan. Dan yang lebih parahnya, takut nanti ada yang mengira kalau dia hamil anaknya Alby.

"Kalau begitu, agar mereka tak salah paham bagaimana kalau kita menikah saja, Aisyah," cicit Alby.

Aisyah terkejut hingga langkah kakinya terhenti mendengar ucapan pria itu.

1
Iis Setya
dih miaa mia kamu takut kehilangan tp kamu sendiri yg cari masalah..kamu yg korek" masalalu ammar tp kamu sdri yg urung"an ,,, harusnya kamu cukup diam setelah tahu tentang aisyah dan anaknya toh aisyah dah bahagia dgn klg barunya...dasar mia ga jelas jd org
Reni Sianturi
mertua gila hormat
Reni Sianturi
bagus
Deyan🤓
bagus critanya. semga sllu sukses thor☺
Mama Reni: Aamiin, makasih ya 😘
total 1 replies
Tita Sibungsu Baping
sebenarnya yg bersalah bukan Mia atu Ammar apalagi Aisyah.tapi Mak Lampir emaknya Ammar dia yg salah.yg seharusnya minta maaf itu Mak Lampir sama Aisyah KRNA ulah Mak Lampir Aisyah sama Ammar pisah
Dewi Habibah
bagus ceritanya
Mama Reni: Makasih 😘😘
total 1 replies
Sujini
dia yg cari perkara, orang dah tenang" fi usik, ya gt lah
Lena Sari
hmmm...rmh enak punya istri dokter Ammar?itukan yg ibumu mau.
LENY
Alhamdulillah semua bahagia
LENY
SMG MIA HAMIL
LENY
TERHARU SYUKURLAH AMMAR JG SADAR SMG BAHAGIA DGN MIA DAN BISA PUNYA ANAK😥😥🙏
LENY
KASIHAN MIA SMG KAMU BISA HAMIL JG MIA 😥
LENY
ITU AKIBAT TINGKAH KAMU SENDIRI AMMAR. ALBY DILAWAN😅
LENY
BENAR MIA BUAT APA DIPERTAHANKAN SUAMI MACAM AMMAR😥
LENY
KL AISYAH INGATAN MASA LALU KE AMMAR JD SEBEL APA KURANG CINTA ALBY.
LENY
MASA LALU ALBY TERNYATA HAMPIR SAMA DGN AISYAH🙈
LENY
YG AMBISI DAN NGOTOT ITU BU RIDA AMMAR NYA GAK TEGAS LAKI2 MUNAFIK. KASIHAN MIA
LENY
KASIHAN MIA YA KOK AKU LBH SIMPATI SAMA MIA KASIHAN PUNYA SUAMI AMMAR
LENY
AISYAH INI KADANG KELIHATAN GOYAH DAN LEMAH DIDEPAN AMMAR AYO TUNJUKKAN KEMESRAAN DAN KEBAHAGIANMU AISYAH JGN KRN SEDIKIT KATA2 AMMAR SDH KAYAK GOYAH LEMAH. HRSNYA TUNJUKKAN DGN TEGAS BAHWA KAMU SDH BAHAGIA JGN ALBY AJA YG DOMINAN.
LENY
KL AISYAH MSH TERKENANG AMMAR MAH KEBANGETAN.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!