NovelToon NovelToon
Dibuang Sersan Dipinang CEO

Dibuang Sersan Dipinang CEO

Status: tamat
Genre:CEO / Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ayah Darurat / Tamat
Popularitas:422k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.

Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.

Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.

CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.

Beberapa waktu kemudian, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Ke Dokter Kandungan

Aisyah memandangi Alby dengan tatapan heran. Wajah atasannya itu tampak cemberut.

"Ada apa, Pak? Apa ada masalah?" tanya Aisyah. Dia melihat pria itu menghampiri karyawan yang lainnya. Aisyah berpikir ada masalah yang sedang dihadapi.

"Aku paling tak suka dengan karyawan yang sukanya menggosip, apa lagi yang dibicarakan teman sendiri!" seru Alby dengan wajah masih kesal.

Dahi Aisyah berkerut mendengar itu. Jadi Alby mendatangi karyawan tadi karena mendengar mereka bergosip, tapi kenapa dia tak mendengar apa pun, tanya Aisyah dalam hatinya.

"Bapak tau dari mana mereka suka menggosip? Aku tak mendengar apa pun," ujar Aisyah.

Alby tampak menarik napas dalam. Dia pernah mendengar sekali saat keluar dari ruangan mereka juga sedang bergosip. Saat itu Alby tak mendengar betul siapa yang mereka bicarakan. Tadi juga sebenarnya dia hanya ingin mengatakan sesuatu pada Luna dan tak sengaja akhirnya mendengar apa yang mereka obrolkan.

"Kebetulan tadi pas aku dekat mereka, aku mendengar semuanya. Mereka tak menyadari kehadiranku karena sedang serius menjelekan orang," jawab Alby dengan nada masih ketus karena masih kesal.

"Biarkan aja, Pak. Jika orang membicarakan mu di belakangmu, kemungkinan besar kamu ada di depan mereka. Kalau aku sih biarin aja. Bicarakan saja aku sesuka mu asal aku tak tahu," ucap Aisyah.

"Memang lebih baik begitu, karena kita hanya punya dua tangan. Tak akan bisa menutupi semua mulut mereka, tapi dua tangan itu bisa untuk menutupi kedua telinga agar tak mendengar omongan mereka," balas Alby.

Mereka memutuskan untuk segera makan siang. Tak peduli lagi apa yang dilakukan Luna dan kawan-kawannya. Sesekali Aisyah melihat Luna melirik ke arahnya. Sehingga wanita itu yakin yang di bicarakan mereka adalah dirinya.

"Sore nanti kamu jadi periksa kandungan?" tanya Alby sambil menyantap hidangan.

"Jadi, Pak," jawab Aisyah.

"Aisyah, sudah berulang kali aku katakan, jika hanya ada kita berdua, jangan panggil Bapak. Panggil nama saja, atau panggil dengan sebutan lain, Mas, Abang atau Kakak. Berasa tua banget dipanggil Bapak," ujar Alby.

"Bapak itu atasanku, tak sopan rasanya kalau hanya panggil nama," balas Aisyah.

Aisyah tersenyum dan mengangguk, tapi dia masih merasa sedikit tidak nyaman dengan permintaan Alby. "Baiklah, Pak ... maksudku, Mas Alby," ucap Aisyah dengan suara yang lembut.

Alby tersenyum dan membalas pandangan Aisyah. "Kalau begitu terdengar lebih enak, Aisyah," jawab Alby.

Mereka berdua melanjutkan makan siang mereka, sambil sesekali berbicara tentang pekerjaan atau hal-hal lain. Aisyah merasa sedikit lebih nyaman dengan Alby, tapi dia masih merasa penasaran tentang apa yang dibicarakan oleh Luna dan kawan-kawannya.

Setelah selesai makan siang, Alby dan Aisyah kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Aisyah merasa sedikit lebih siap untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi, berkat dukungan dari Alby.

**

Sore harinya, seperti biasa Alby menemani Aisyah periksa ke dokter kandungan. Sudah sering dia menolak, tapi atasannya itu tetap ngotot untuk mengantarnya.

Satu jam barulah mereka sampai di rumah sakit itu. Jalanan sore yang macet membuat perjalanan terasa jauh, padahal sebenernya cukup dekat.

Aisyah duduk di ruang tunggu di klinik kandungan, telapak tangannya menyentuh perutnya yang mulai menonjol. Suara alat musik yang lembut mengalun dari sudut ruangan, mencoba memberikan suasana tenang bagi para ibu hamil yang cemas menunggu giliran. Di sampingnya, Alby, duduk menemani.

Beberapa saat menunggu akhirnya tiba giliran Aisyah. Perawat memanggil namanya. Aisyah melangkah masuk diikuti oleh Alby.

"Selamat Sore, Pak, Bu. Silakan duduk," ucap Dokter Maya.

Aisyah dan Alby duduk di depan Dokter Maya, yang tersenyum ramah dan mempersilakan mereka untuk memulai pemeriksaan. Dokter Maya memeriksa data Aisyah dan mulai bertanya tentang kondisi kandungannya.

"Baiklah, Aisyah. Berdasarkan data yang aku lihat, kamu sudah memasuki usia kandungan sekitar 5 bulan. Bagaimana kondisi kamu selama ini? Apakah ada keluhan atau masalah?" tanya Dokter Maya dengan suara yang hangat.

Aisyah memandang Alby sejenak sebelum menjawab. "Saya merasa baik-baik saja, Dokter. Hanya saja perut saya sudah mulai besar dan saya sering merasa cepat lelah," jawab Aisyah dengan suara yang lembut.

Dokter Maya mengangguk dan membuat beberapa catatan di data Aisyah. "Baiklah, kita akan melakukan pemeriksaan USG untuk memantau kondisi janin. Silakan berbaring di tempat tidur," kata Dokter Maya dengan suara yang profesional.

Aisyah berbaring di tempat tidur dan Alby tetap duduk. Sebenarnya dia ingin ikut, tapi pasti tak sopan. Aisyah juga pasti tak nyaman karena perutnya akan terlihat.

"Lihat, Aisyah. Janin kamu terlihat sehat dan normal. Ukuran dan perkembangan janin sesuai dengan usia kandungan," kata Dokter Maya dengan suara yang hangat.

Aisyah tersenyum mendengar dokter menjelaskan keadaannya dan janin. Dia bersyukur karena memilih mempertahankan janinnya.

Setelah dokter merasa cukup, dia meminta Aisyah kembali duduk di tempat semula.

"Kenapa Bapak Alby tak masuk. Apa tak ingin melihat kondisi bayinya?" tanya Dokter Maya dengan suara yang ramah.

Alby dan Aisyah saling pandang. Saat wanita itu ingin menjawab, atasannya langsung mencegah.

"Tak apa, Dok. Saya dengar dari Aisyah saja perkembangannya nanti," jawab Alby. Aisyah memandangi pria itu dengan tatapan heran. Kenapa atasannya itu menjawab begitu, seolah dia membiarkan dokter salah paham. Mengira dia adalah ayah dari anaknya.

Setelah dokter memberikan resep vitamin, mereka pamit. Keduanya keluar dari ruang pemeriksaan, dengan Aisyah yang masih memandang Alby dengan tatapan heran. "Kenapa Mas Alby tidak menjelaskan kepada Dokter Maya bahwa Mas bukan ayah dari anak'ku?" tanya Aisyah dengan masih terus menatap Alby.

Alby tersenyum dan mengangkat bahu. "Tidak apa-apa, Aisyah. Biarkan saja. Tidak perlu dijelaskan," jawab Alby dengan suara yang santai.

Aisyah memandang Alby dengan tatapan yang lebih dalam. "Tapi, bukankah itu bisa menimbulkan kesalahpahaman?" tanya Aisyah lagi dengan suara yang penasaran.

Alby menggelengkan kepala. "Tidak perlu khawatir, Aisyah. Aku hanya ingin membantu kamu sebagai atasan dan teman. Tidak ada maksud lain," jawab Alby dengan suara yang hangat.

"Mas, aku jadi tak enak kalau terus merepotkan kamu begini. Apa lagi kalau ada yang mengira kita memiliki hubungan. Takutnya akan membuat nama baik kamu jelek," ujar Aisyah dengan suara pelan.

Aisyah takut ada yang melihat mereka ke dokter kandungan dan mengira mereka ada hubungan. Dan yang lebih parahnya, takut nanti ada yang mengira kalau dia hamil anaknya Alby.

"Kalau begitu, agar mereka tak salah paham bagaimana kalau kita menikah saja, Aisyah," cicit Alby.

Aisyah terkejut hingga langkah kakinya terhenti mendengar ucapan pria itu.

1
Hafifah Hafifah
si Mia mulai curiga nih lw anaknya aisyah itu adalah anaknya ammar
❤️Rizka Aulia ❤️
waduuh dokter anak nya dr Mia
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah..smg kalian trs bahagia
bibuk duo nan
Ammar x bukan Alby yg berbicara pada diri sendiri. typo thor
bibuk duo nan
dan kamu sadar tidak Bu Rida semua berawal dr ke egoisan mu.
bibuk duo nan
kok saat Alby berusia dua tahun Thor 🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ngakak aku thor bacanya, zavier x thor, typo bertebaran dimana-mana Thor,
bibuk duo nan
emang dasar ini si ibu Rida ya,
bibuk duo nan
apakah itu? jd penasaran sama kisah masa lalu Alby
bibuk duo nan
disini aku jd kasian terhadap Mia yg seperti korban ke egoisan pihak orang tua terutama ibu Rida. mungkin klo Mia tau Ammar punya kekasih yg sangat dicintai oleh Ammar akan mundur dan TDK menerima perjodohan
Mama Reni
nanti di revisi. makasih
bibuk duo nan
berhubungan badan dengan Aisyah x bukan Mia, maaf 🙏 thor typo bertebaran dimana-mana mohon koreksi lebih teliti lg, ceritamu bagus Thor semangat 💪
❤️Rizka Aulia ❤️
mas Alby ngajak Aisyah menikah seperti ngajak beli bakso😄
bibuk duo nan
emang Ammar jabatan nya apa thor kok jam 10-an baru berangkat, setahuku abdi negara berangkat pagi deh semuanya apel pagi apalagi yg tentara
Bun cie
karya nya bagus..ttg konflik percintaan yg terhalang restu ortu..akhirnya happy ending dengan pasangan masing2.
disampaikan dengan gaya bahasa yg baik.
triims kak author ..sehat sukses selali🙏💐
Mama Reni: 😍😍😍😍😍😍
total 1 replies
❤️Rizka Aulia ❤️
mia salah memilih Amar orang yg blm move on sama masa lalunya
❤️Rizka Aulia ❤️
untungnya saat Aisyah lagi punya masalah ini ada bos Alby yg perhatian .
❤️Rizka Aulia ❤️
Aisyah hamil ini baru juga bahagia bisa kerja
bibuk duo nan
typo membaringkan bukan membandingkan
bibuk duo nan
typo thor bagiku mungkin kan Amar yg berbicara sendiri didepan cermin
bibuk duo nan: sama² tetap semangat 💪 thor
total 2 replies
❤️Rizka Aulia ❤️
untuk sementara masalah selesai tapi di lain waktu pasti Amar bikin kesalahan lagi krn dy blm move on sama masa lalunya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!