Dibuang Sersan Dipinang CEO

Dibuang Sersan Dipinang CEO

Bab 1. Memutuskan Hubungan

Aisyah mematut dirinya di cermin. Hari ini dia akan makan malam dengan kekasih hatinya. Gadis itu ingin menanyakan tentang persiapan pertunangan mereka.

Ammar, sang kekasih berjanji akan menikahinya setelah dia berpangkat Sersan. Dan itu telah dia raih sejak enam bulan lalu. Seharusnya mereka telah menikah. Apa lagi hubungan mereka sudah terlalu jauh.

"Sebentar lagi aku akan menyandang gelar sebagai nyonya Ammar. Kami tak harus melakukan hal terlarang lagi," ucap Aisyah dalam hatinya.

Seminggu yang lalu, lagi-lagi mereka melakukan hubungan suami istri. Ammar selalu berkata jika dia akan bertanggung jawab dengan menikahi gadis itu.

Setelah merasa pantas, gadis itu bersiap-siap menunggu jemputan pria itu. Ammar baru saja membeli mobil. Walau hanya mobil second. Sebagai calon istrinya, Aisyah membantu dengan memberikan uang tabungannya sebanyak lima puluh juta.

Aisyah mengambil gawai miliknya dari dalam tas dan mencoba menghubungi sang kekasih. Beberapa kali mencoba, barulah tersambung.

"Ammar, kenapa belum juga menjemput'ku?" tanya Aisyah begitu telepon genggamnya tersambung.

Ammar yang berada di seberang sana tidak juga menjawab pertanyaan Aisyah. Dia menarik napas dalam, sepertinya sedang mencari alasan yang tepat agar bisa mengatakan kalau dia tak bisa menjemputnya.

"Maaf, Aisyah. Aku sekalian mengantar Mama. Apa kamu bisa datang sendiri ke kafe itu?" tanya Ammar dengan suara pelan. Sepertinya agak ragu untuk mengatakan itu.

"Kalau begitu, tak apa. Aku pakai taksi saja," jawab Aisyah.

"Sekali lagi maaf ya, Aisyah," ucap Ammar.

"Tak apa, Ammar. Jangan merasa sungkan begitu," balas Aisyah.

Walau dia membantu dengan menambah lima puluh juta untuk membeli mobil tersebut, tapi Aisyah tak mau memaksa Ammar agar menjemput dan mengantar kemana dia pergi. Gadis itu dapat memahami kesibukan sang kekasih.

Pasti banyak yang bertanya dari mana Aisyah mendapatkan uang. Setelah kepergian kedua orang tuanya, dia menjual salah satu rumah peninggalan mereka. Ayahnya meninggal lima tahun lalu dan menyusul sang ibu dua tahun kemudian.

Aisyah sendiri belum memiliki pekerjaan tetap. Dia baru saja di wisuda. Pendapatannya selama ini berasal dari hasil dia menulis novel online di beberapa platform. Dia juga memiliki usaha penjualan kosmetik secara online.

Aisyah lalu menekan nomor taksi. Setelah melakukan pemesanan, dia menutup pintu rumah dan menunggu di teras. Gadis itu tak memiliki mobil, hanya ada motor sebagai transportasi kemana pun dia pergi.

Taksi datang sekitar sepuluh menit kemudian. Aisyah langsung masuk dan meminta supir menuju kafe yang dia tuju.

Setengah jam kemudian, Aisyah telah sampai di tempat tujuan. Gadis itu keluar dari taksi setelah membayarnya. Dia masuk ke dalam kafe dan langsung menuju ruang VIP, seperti janjinya dengan Ammar.

Ammar ternyata telah menunggu. Kekasihnya itu sedang memainkan gawai, sehingga tak menyadari kedatangan Aisyah.

Aisyah sengaja berjalan pelan menuju kekasihnya. Dia ingin mengejutkan pria itu. Saat dia ingin melakukan hal itu, dia melihat Ammar sedang chat dengan seseorang yang foto Profil-nya jelas-jelas seorang gadis.

"Lagi chat dengan siapa? Serius banget," ucap Aisyah dengan nada sedikit ketus karena rasa cemburu.

Ammar tampak terkejut. Dia langsung menghentikan kegiatannya. Tersenyum ke arah gadis itu.

"Kamu lagi chat siapa sih?" Aisyah kembali mengajukan pertanyaan. Dia penasaran siapa yang membuat calon suaminya itu jadi fokus begitu, sehingga tak menyadari kehadirannya.

"Duduklah ...," perintah Ammar.

Aisyah memilih duduk di seberang pria itu. Dia masih marah karena pria itu tak mengatakan siapa yang dia chat.

"Kamu mau pesan apa?" tanya Ammar.

"Terserah saja," jawab Aisyah.

"Tak ada makanan yang namanya terserah. Kamu tinggal bilang saja maunya apa, jangan ada kata terserah. Aku tak tau!" seru Ammar dengan nada ketus.

Dahi Aisyah tampak berkerut memandangi pria itu. Sepertinya dia kesal. Hal itu membuat dia jadi keheranan. Yang seharusnya marah itu dirinya, kenapa jadi Ammar, tanya gadis itu dalam hatinya.

"Kenapa kamu jadi emosi?" tanya Aisyah heran.

Ammar tampak menarik napas dalam. Dia sepertinya baru sadar dengan ucapannya.

"Maaf, aku hanya lagi banyak pikiran. Aku hanya ingin kamu segera memesan makanan, takut kamu nya lapar," ucap Ammar.

"Kalau begitu, aku pesan makanan dulu," ucap Aisyah.

Aisyah lalu memanggil pelayan kafe, dan memesan makanan kesukaannya. Namun, di dalam hatinya masih saja berpikir. Melihat wajah kekasihnya itu yang seperti tertekan.

"Kamu sudah pesan makanan?" tanya Aisyah.

Ammar menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Dia lalu menarik napas dalam, dan membuangnya. Itu dilakukan berulang kali. Dalam diam Aisyah melirik, dia heran melihat kekasihnya yang tampak sangat gugup.

"Kamu sebenarnya ada masalah apa?" tanya Aisyah. Dia menatap sang kekasih dengan tatapan yang penuh cinta. "Dari tadi aku memperhatikan kamu, tampak sangat gugup."

"Kita bicarakan setelah makan aja, Aisyah," balas Ammar.

Ammar melihat pelayan membawa pesanan makanan mereka sehingga menunda obrolan. Aisyah semakin melihat sikap pria itu yang agak berbeda, tapi dia tak mau mendesak agar bicara. Lebih baik tunggu setelah makan seperti yang dia katakan tadi.

Mereka makan dalam diam. Tak ada yang bersuara. Aisyah yang memang lapar, menyantap makanan hingga habis tak tersisa, berbeda dengan Ammar, pria itu belum juga menyentuh makanannya.

Setelah selesai makan, Aisyah yang melihat Ammar masih belum menyentuh makanannya, akhirnya bertanya juga. Dia semakin penasaran dengan sang kekasih.

"Ammar, sebenarnya ada masalah apa? Kenapa kamu seperti banyak pikiran?" tanya Aisyah sekali lagi.

Ammar meletakan sendok makan ke piring. Dia memandangi wajah Aisyah dengan tatapan sendu.

"Aisyah, sebelumnya aku minta maaf jika apa yang akan aku katakan ini akan membuat kamu marah, terluka dan kecewa. Tapi satu yang perlu kamu ingat, jika aku tak pernah bermaksud begini. Namun, keadaan yang membuat aku mengambil keputusan ini," ucap Ammar.

Aisyah memandang Ammar dengan tatapan yang penuh penasaran dan sedikit khawatir. "Apa yang kamu maksudkan, Ammar? Apa yang terjadi?" tanya Aisyah dengan suara yang sedikit gugup. Entah mengapa pikirannya menjadi tak enak.

Ammar menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Aisyah, aku rasa kita perlu berbicara tentang masa depan kita. Aku telah memikirkan banyak hal, dan aku merasa bahwa kita perlu membuat keputusan yang tepat untuk diri kita sendiri."

Aisyah merasa hatinya semakin berdebar-debar mendengar kata-kata Ammar. Dia tidak tahu apa yang akan Ammar katakan selanjutnya, tapi dia merasa bahwa sesuatu yang besar akan terjadi. "Apa yang kamu ingin katakan, Ammar? Tolong jelaskan apa yang terjadi," kata Aisyah dengan suara yang penuh harap.

"Aisyah, aku ... aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya. Tapi aku rasa kita perlu berbicara tentang hubungan kita. Aku tak bisa meneruskan rencana pertunangan kita. Aku ingin kita mengakhiri semua," ucap Ammar.

Sendok yang sedang di pegang Aisyah terjatuh. Dia tak mempercayai pendengarannya. Pasti semua tak benar, ucap gadis itu dalam hatinya.

Terpopuler

Comments

Reni

Reni

wowwwww luar biasa ya amar mokondo habis manis sepah dibuang disesap madunya diporotin hartanya habis tu dihempas layaknya sampah ckckkkkk
miris banget
disini belajar ya nakdis nakdis diluar sana jaga diri sebaik mungkin laki itu manis dimulut doang jng mau sebelum sah terucap didepan penghulu dan ortu mu
jadilah wanita mahal dan bermartabat

2025-07-28

3

Rahma Inayah

Rahma Inayah

eank bner ngomg nya si amar.setlh madu manis nya kau renggut dan uang 50.juta km trm utk beli mobil stlh byk pengorbanan asya km campakkan dasr lelaki pecundang mau lepas tanggung jwb .jika di laporkan ke satuan bs di pidana km

2025-07-28

2

Syarifah Komsiyah

Syarifah Komsiyah

kalau kegadisan aisyah yg sdh kau ambil tak mungkin bisa kau kembalikan, tapi setidaknya uang lima puluh jutanya aisyah kau balikinlah.

2025-07-28

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Memutuskan Hubungan
2 Bab 2. Hubungan Berakhir
3 Bab 3. Bertemu dengan Orang Tua Ammar
4 Bab 4. Memutuskan Pergi
5 Bab 5. Meninggalkan Kota Kelahiran
6 Bab 6. Bertemu Kembali
7 Bab 7. Tempat Tinggal Baru
8 Bab 8. Cincin Pertunangan
9 Bab 9. Maaf Pak Alby
10 Bab 10. Minum Kopi Segelas Berdua
11 Bab 11. Akad Nikah
12 Bab 12. Salah Sebut Nama
13 Bab 13. Tuhan, Bantu Aku Untuk Melupakannya
14 Bab 14. Makan Siang
15 Bab 15. Ada apa denganku?
16 Bab 16. Positif Hamil
17 Bab 17. Nama Yang Kau Sebut
18 Bab 18. Di Apartemen Alby
19 Bab 19. Salah Sebut Lagi
20 Bab 20. Sarapan Buatan Alby
21 Bab 21. Apakah Masa Lalu selalu jadi pemenang?
22 Bab 22. Makan Siang Di Rumah Alby
23 Bab 23. Bulan Madu Yang Gagal
24 Bab 24. Mia dan Aisyah
25 Bab 25. Ke Dokter Kandungan
26 Bab 26. Cinta Karena Kasihan
27 Bab 27. Penampilan Baru
28 Bab 28. Menikah Siri
29 Bab 29. Lamaran Diterima
30 Bab 30. Sah
31 Bab 31. Bukan Donatur
32 Bab 32. Sarapan Pagi yang Istimewa
33 Bab 33. Pegangan Hidup
34 Bab 34. Berbohong
35 Bab 35. Menantu Yang Mama Inginkan
36 Bab 36. Aisyah vs Luna
37 Bab 37. Menuju Kota B
38 Bab 38. Bertemu Masa Lalu
39 Bab 39. Ke Makam Ayah dan Ibu
40 Bab 40. Persalinan
41 Bab 41. Zavier Putra Adiwangsa
42 Bab 42. Mirip Ammar
43 Bab 43. Menyiapkan Sarapan Pagi
44 Bab 44. Siapa Aisyah?
45 Bab 45. Tasyakuran Aqiqah Zavier
46 Bab 46. Di Taman
47 Bab 47. Mengetahui Kebenarannya
48 Bab 48. Mengganti Dokter
49 Bab 49. Dokter Reni
50 Bab 50. Apa Maksudmu, Mia?
51 Bab 51. Apa Benar Aisyah Hamil Anakku?
52 Bab 52. Jalan-Jalan Pertama Zavier
53 Bab 53. Bertemu Dokter Mia
54 Bab 54. Mengatakan Siapa Mia
55 Bab 55. Akhirnya Buka Puasa
56 Bab 56. Menjemput Ibu
57 Bab 57. Rencana Ibu
58 Bab 58. Apa Benar Suami Aisyah Seorang CEO?
59 Bab 59. Jejak yang Mulai Terungkap
60 Bab 60. Kejutan Ulang Tahun Aisyah
61 Bab 61. Dia Milikku
62 Bab 62. Luka Hati Mia
63 Bab 63. Pertemuan Alby dan Ammar
64 Bab 64. Alby vs Ammar
65 Bab 65. Masa Lalu Alby
66 Bab 66. Bayangan Masa Lalu
67 Bab 67. Mengatakan Kebenaran
68 Bab 68. Telepon Dari Ammar
69 Bab 69. Janji Bertemu Ammar
70 Bab 70. Bertemu Ammar
71 Bab 71. Ancaman Ammar
72 Bab 72. Pertengkaran Ammar dan Mia
73 Bab 73. Membujuk Mia
74 Bab 74. Menghadap Komandan
75 Bab 75. Hari Yang Berbeda
76 Bab 76. Positif Hamil
77 Bab 77. Pertengkaran Ammar dan Mia
78 Bab 78. Bertemu Aisyah
Episodes

Updated 78 Episodes

1
Bab 1. Memutuskan Hubungan
2
Bab 2. Hubungan Berakhir
3
Bab 3. Bertemu dengan Orang Tua Ammar
4
Bab 4. Memutuskan Pergi
5
Bab 5. Meninggalkan Kota Kelahiran
6
Bab 6. Bertemu Kembali
7
Bab 7. Tempat Tinggal Baru
8
Bab 8. Cincin Pertunangan
9
Bab 9. Maaf Pak Alby
10
Bab 10. Minum Kopi Segelas Berdua
11
Bab 11. Akad Nikah
12
Bab 12. Salah Sebut Nama
13
Bab 13. Tuhan, Bantu Aku Untuk Melupakannya
14
Bab 14. Makan Siang
15
Bab 15. Ada apa denganku?
16
Bab 16. Positif Hamil
17
Bab 17. Nama Yang Kau Sebut
18
Bab 18. Di Apartemen Alby
19
Bab 19. Salah Sebut Lagi
20
Bab 20. Sarapan Buatan Alby
21
Bab 21. Apakah Masa Lalu selalu jadi pemenang?
22
Bab 22. Makan Siang Di Rumah Alby
23
Bab 23. Bulan Madu Yang Gagal
24
Bab 24. Mia dan Aisyah
25
Bab 25. Ke Dokter Kandungan
26
Bab 26. Cinta Karena Kasihan
27
Bab 27. Penampilan Baru
28
Bab 28. Menikah Siri
29
Bab 29. Lamaran Diterima
30
Bab 30. Sah
31
Bab 31. Bukan Donatur
32
Bab 32. Sarapan Pagi yang Istimewa
33
Bab 33. Pegangan Hidup
34
Bab 34. Berbohong
35
Bab 35. Menantu Yang Mama Inginkan
36
Bab 36. Aisyah vs Luna
37
Bab 37. Menuju Kota B
38
Bab 38. Bertemu Masa Lalu
39
Bab 39. Ke Makam Ayah dan Ibu
40
Bab 40. Persalinan
41
Bab 41. Zavier Putra Adiwangsa
42
Bab 42. Mirip Ammar
43
Bab 43. Menyiapkan Sarapan Pagi
44
Bab 44. Siapa Aisyah?
45
Bab 45. Tasyakuran Aqiqah Zavier
46
Bab 46. Di Taman
47
Bab 47. Mengetahui Kebenarannya
48
Bab 48. Mengganti Dokter
49
Bab 49. Dokter Reni
50
Bab 50. Apa Maksudmu, Mia?
51
Bab 51. Apa Benar Aisyah Hamil Anakku?
52
Bab 52. Jalan-Jalan Pertama Zavier
53
Bab 53. Bertemu Dokter Mia
54
Bab 54. Mengatakan Siapa Mia
55
Bab 55. Akhirnya Buka Puasa
56
Bab 56. Menjemput Ibu
57
Bab 57. Rencana Ibu
58
Bab 58. Apa Benar Suami Aisyah Seorang CEO?
59
Bab 59. Jejak yang Mulai Terungkap
60
Bab 60. Kejutan Ulang Tahun Aisyah
61
Bab 61. Dia Milikku
62
Bab 62. Luka Hati Mia
63
Bab 63. Pertemuan Alby dan Ammar
64
Bab 64. Alby vs Ammar
65
Bab 65. Masa Lalu Alby
66
Bab 66. Bayangan Masa Lalu
67
Bab 67. Mengatakan Kebenaran
68
Bab 68. Telepon Dari Ammar
69
Bab 69. Janji Bertemu Ammar
70
Bab 70. Bertemu Ammar
71
Bab 71. Ancaman Ammar
72
Bab 72. Pertengkaran Ammar dan Mia
73
Bab 73. Membujuk Mia
74
Bab 74. Menghadap Komandan
75
Bab 75. Hari Yang Berbeda
76
Bab 76. Positif Hamil
77
Bab 77. Pertengkaran Ammar dan Mia
78
Bab 78. Bertemu Aisyah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!