Arjuna Gardana menghadiri acara reuni Pelita Bangsa Internasional School dengan keadaan hati yang hancur karena sang kekasih, Shakila menolak lamarannya, karena Shakila ingin mewujudkan cita-cita'nya sebagai seorang balerina terkenal dan meminta Arjuna menunggunya sampai mimpinya yang sudah di depan mata tercapai. Arjuna sangat patah hati karena ini adalah yang ketiga kali-nya Shakila menolak lamarannya.
Diacara itu Arjuna pun bertemu dengan Elsitha Putri yang ternyata juga sedang patah hati karena baru memergoki sang kekasih dengan wanita lain diacara reuni itu. Mereka pun menghabiskan malam dengan bermabuk-mabuk'an bersama dan berakhir di sebuah hotel.
Keesokan paginya, mereka pun sepakat untuk menganggap kalau malam itu hanyalah one night stand saja dan tidak perlu berhubungan lagi.
Tapi siapa sangka, ternyata Arjuna adalah bos di tempat Elsitha magang. Kesepakatan awal pun tidak berlaku dan mereka pun menjalin hubungan tanpa status yang lebih panas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Karaoke
🍁 Happy Reading 🍁
Kini Sitha dan Juna sudah selesai makan. Sesuai janji Sitha, makan malam ini Sitha yang membayar.
Selagi Sitha membayar makanan mereka, Juna pun keluar dari dalam tenda.
Saat sedang berjalan menuju mobil-nya, tak sengaja mata Juna melihat tempat karaoke milik artis ibukota yang letaknya tak jauh dari tempat mereka sekarang.
"Lihat apa?" tanya Sitha yang melihat mata Jethro seperti terfokus ke satu titik.
"Loe udah mau pulang belum?" tanya Juna.
"Kenapa?" tanya Sitha.
"Kita kesana yuk." jawab Juna sambil menunjuk tempat karaoke.
"Tempat karaoke maksud loe?" tanya Sitha dan di balas dengan anggukkan kepala oleh Juna.
"Gila loe! Gak mau akh! Inget kesepakatan awal kita!" tolak Sitha.
"Hari ini doang Sit, please temenin gue karaoke. Gue mau ngurangin sedikit beban pikiran gue. Yah.. yah.. mau yah.." rayu Juna.
"Ya udah deh, ayo. Gue juga mau luapin emosi gue lewat lagu. Tapi nanti loe jangan protes yah kalau suara gue jelek pas gue nyanyi!" jawab Sitha.
"Iya.. ayo." Mereka pun masuk ke dalam mobil. Kemudian Juna melajukan mobil-nya menuju tempat karaoke yang jaraknya sekitar dua puluh sampai tiga puluh meter dari warung makan.
Sesampainya di tempat karaoke, Juna pun memesan room VIP dan tak lupa memesan minuman dan cemilan untuk menemani mereka selama berkaroke.
Bagitu di dalam room, Juna yang pertama memilih lagu. Lagu yang pertama Juna pilih sudah pasti lagu yang melow dan galau karena sekarang Juna sedang galau.
Juna pun menyanyi dengan penuh perasaan dan nampak sangat menghayati setiap bab lirik lagu. Setelah Juna selesai bernyanyi, giliran Sitha yang memilih lagu. Sama seperti Juna, lagu pertama yang Sitha pilih adalah lagu yang melow dan galau. Sitha juga menyanyi dengan penuh pengkhayatan bahkan Sitha sampai berlinang air mata sambil bernyanyi karena sambil bernyanyi ia sambil mengingat lagi kenangan indah sampai kenangan menyakitkan bersama dengan Daniel.
Melihat Sitha menangis, Juna pun menyodorkan tissue pada Sitha.
"Udah... Udah.. ganti aja lagu-nya. Kita gak boleh sedih-sedih! Tujuan kita kesini buat seneng-seneng." ucap Juna lalu mengambil alih remote untuk memilih lagu-lagu yang riang.
"Huhuhu.. si-apa su-ruh... hiks.. loe.. ba-wa gue ke-sini! Ja-jadi nangis kan gue.. hiks.. huhuhu.." jawab Sitha sambil menangis.
"Ya tapi kan gue gak nyuruh loe nangis! Payah loe, di luar aja bar-bar di dalamnya lembek banget kayak ager-ager kebanyakan air." balas Juna mengejek.
"Si-a-lan.. hiks.. loe! PLUG.." balas Sitha sambil memukul Juna dengan bantal.
Juna hanya melirik Sitha sesaat lalu kembali fokus mencari lagu yang riang.
Lagu yang riang pun sudah Juna temukan, Juna pun mulai bernyanyi dengan gerakan-gerakan yang lucu. Sitha yang masih baper karena lagu yang tadi ia nyanyikan sampai cekikikan melihat gerakan Juna.
Melihat Sitha sudah kembali tertawa, Juna pun menarik tangan Sitha dan mereka pun menyanyi dan menari bersama.
Bukan hanya satu lagu riang yang mereka nyanyikan sambil menari, melainkan tiga lagu.
Begitu lagu ketiga selesai, Sitha yang sudah lelah pun duduk kembali di sofa. Begitu pun dengan Juna, karena Sitha duduk, Juna pun ikut-ikutan duduk.
"Capek banget, sumpah!" ucap Sitha sembari menyeruput minumannya.
"Tapi seru kan? Daripada airmata yang keluar mending keringat yang keluar!" balas Juna.
"Gue gak nyangka badan loe lentur banget, sampai bisa pargoy." ucap Sitha.
"Sialan loe!" balas Juna sembari mendorong tubuh Sitha pelan.
Karena Sitha sedang memegang gelas yang berisi sirup yang berwarna merah, jadi saat Juna mendorong tubuh Sitha, sirup yang di dalam gelas pun tumpah sedikit membasahi celana kerja Sitha yang berwarna putih.
"Aah.. loe mah! Kotor kan celana gue!" dumel Sitha.
"Sorry.. sorry.. sorry, gak sengaja." balas Juna sembari menyeka celana Sitha yang terkena tumpahan sirup.
"Ih.. jangan pegang-pegang! Modus aja loe!" omel Sitha lagi sembari menepis tangan Juna.
Juna pun berhenti membersihkan tumpahan sirup di celana Sitha dan memberikan tissue pada Sitha.
Sitha pun membersihkan tumpahan sirup di celana-nya sambil mengomel. Mendengar Sitha mengomel, Juna malah tersenyum tipis karena merasa gemas dengan Sitha.
"Kenapa loe senyum-senyum gitu! Gak jelas!" dumel Sitha saat menyadari kalau Juna sedang tersenyum melihatnya.
"Loe nge-gemesin kalau lagi ngomel gini." jawab Juna sambil matanya terus menatap Sitha.
Dan tatapan mata Juna berhasil membuat Sitha salah tingkah dan mengalihkan pandangannya kearah pintu.
Melihat keringat yang mengalir di ceruk leher Sitha, Juna pun mengambil tissue lalu menyeka keringat yang mengalir di leher Sitha. Spontan Sitha pun menoleh kembali pada Juna.
"Padahal ruangan ini dingin, kok bisa sih keringat loe kayak orang habis nge-gym." ucap Juna sembari menyeka keringat Sitha.
"Jangan pegang-pegang! Biar gue aja yang ngelap keringat gue!" lagi dan lagi Sitha menolak perhatian Juna.
Sitha pun menyeka keringatnya yang ada di leher dan wajah-nya. Saat menyeka keringat yang diwajah, ternyata tissue itu menempel tepat di bawah bibir Sitha.
Melihat itu, tanpa permisi Juna pun menarik dagu Sitha agar berhadapan dengannya lalu mendekatkan wajah-nya ke wajah Sitha.
Spontan jantung Sitha berdetak sangat kencang begitu wajah mereka hanya berjarak beberapa senti saja. Tubuh Sitha sampai tak bisa digerakkan sangking gugupnya.
Setelah mengambil tissue yang menempel di bawa bibir Sitha, tiba-tiba saja mata Juna salah fokus ke bibir Sitha yang begitu menggoda dan seolah-olah memanggil bibirnya untuk segera me-mukbang bibir Sitha.
🍁 🍁 🍁
Bersambung...