NovelToon NovelToon
Bahu Bakoh

Bahu Bakoh

Status: tamat
Genre:Tamat / Romansa
Popularitas:3.1M
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Sebuah cerita perjuangan hidup seorang ayah yang tinggal berdua dengan putrinya. Meski datang berbagai cobaan, selalu kekurangan, dan keadaan ekonomi yang jauh dari kata cukup, tapi keduanya saling menguatkan.

Mereka berusaha bangkit dari keadaan yang tidak baik-baik saja. Ejekan dan gunjingan kerap kali mereka dapatkan.

Apakah mereka bisa bertahan dengan semua ujian? Atau menyerah adalah kata terakhir yang akan diucapkan?
Temukan jawabannya di sini.

❤️ POKOKNYA JANGAN PLAGIAT GAESS, DOSA! MEMBAJAK KARYA ORANG LAIN ITU KRIMINAL LHO! SESUATU YANG DICIPTAKAN SENDIRI DAN DISUKAI ORANG MESKI BEBERAPA BIJI KEDELAI YANG MEMFAVORITKAN, ITU JAUH LEBIH BAIK DARI PADA KARYA JUTAAN FOLLOWER TAPI HASIL JIPLAKAN!❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16. Tetangga yang Lucu

Selalu pertahankan kewarasan, meski sebenarnya sudah tidak tertolong. _Shella SGG vip.

***

Sehabis sholat isya, Ayu memberanikan diri mengetuk rumah Dinda. Tadi sore dia lihat bu Vera pergi. Itu sebabnya dia berani melangkahkan kakinya ke pekarangan rumah Dinda.

"Ayuuu.. masuk Yu, sini sini.. Kok kamu tumben mau main ke sini Yu." Sambut Dinda gembira. Ayu tak pernah berkunjung ke rumahnya, meski bertetangga mereka hanya bertemu saat berada di sekolah saja.

"Emmm.. Enggak Din, aku di sini aja ya... Din, ini buat kamu. Aku enggak bagiin ini di sekolah kayak yang lain, soalnya aku pikir pasti enggak akan cukup untuk satu kelas." Ayu menyerahkan setengah bagian kue ulang tahunnya untuk Dinda.

"Kamu ulang tahun Yu? Selamat ya.. Dan makasih kuenya. Besok aku bawain kamu kado ya."

Keduanya mengobrol sebentar di teras rumah Dinda, lalu Ayu pamit pulang karena Teguh memanggilnya. Akan sangat marah ibunya Dinda nanti kalau tahu Ayu menginjakkan kaki di rumahnya.

"Yu.. Jangan jualan es lagi. Bapak tahu lho kamu diam-diam masih jualan." Mata Ayu membulat, tentu saja dia kaget. Bapaknya tahu jika dia masih jualan, tahu dari mana?

"Pak.. Maaf.. Ayu hanya ingin bantu bapak.." Ucap Ayu pelan.

"Yu, bapak pengen kamu menikmati masa bermain mu, masa sekolahmu, tanpa terganggu masalah yang harusnya tidak kamu pikirkan. Lagi pula, badanmu itu kecil.. Nanti malah makin kurus kalau harus keliling kampung jual es. Udah ya.. Ini larangan dan juga peringatan buat Ayu. Di jalan itu rame motor, mobil juga kendaraan besar lain. Jangan karena bapak, kamu malah membahayakan diri kamu sendiri. Katanya sayang sama bapak.. kalau sayang ya harus nurut. Ngerti Yu?" Teguh melihat Ayu yang mengangguk sambil menunduk.

"Bapak mulai besok kerja di toko roti yang kamu makan itu." Lanjut Teguh langsung mendapat tatapan tak percaya dari Ayu.

"Waaah bapak kerja jadi tukang roti? Senengnya pak.. Bisa makan roti ini setiap hari dong pak. Asyiik" Celoteh polos Ayu.

"Hahaha.. Ya bukan jadi tukang roti Yu, bapak jadi supir. Dan kamu ini kok lucu, mana boleh makan roti itu setiap hari. Rotinya kan dijual Yu dan kalau mau makan ya harus beli. Harga rotinya itu, yang dari tadi kamu colak-colek coklatnya itu.. Setara harga beras lima belas kilo.".

Ayu melongo. Sedang Teguh tertawa lepas melihat ekspresi anaknya.

Pagi itu suara gaduh sudah terdengar di rumah Dinda. Tak terlalu penasaran, baginya semua yang keluar dari mulut Vera juga tak penting untuknya. Teguh bersiap mengantar anaknya sekolah hanya melihat dari atas sepeda yang akan di kayuhnya.

"Yu.. Pintunya itu ditutup dulu. Rumah kita memang enggak bagus tapi enggak lucu juga kalau nanti kamu pulang dapet banyak kukis tembelek ayam di rumah karena kamu lupa nutup pintu." Ayu langsung tertawa mendengar guyonan bapaknya.

"Heeeeeh!! Berhenti dulu! Sini kamu, siniiii! Siapa yang nyuruh kamu ngasih makanan sisa buat anakku? Berani-beraninya kamu ya? Anakku dari semalem enggak berhenti muntah karena makan makanan sampah dari kamu! Kalau anakku sampai kenapa-napa aku laporin kamu ke polisi! Enggak anak enggak bapak sama-sama turunan setan! Bisanya bikin orang susah aja. Kelian hidup aja udah susah, ngapain ngajakin orang lain ikutan susah hah??? Kalau di ajak bicara itu ngomong, jangan diem kayak patung lumutan gitu!!"

Pecah amarah Vera saat melihat Teguh dan Ayu akan berangkat ke sekolah. Ayu melihat ke arah bapaknya yang turun dari sepeda.

"Ada apa?" Dua kata itu makin memerahkan wajah Vera.

"Ada apa??? Tanya anakmu yang go_blok itu, dia kasih apa kedalam roti enggak higenis yang terus dikasihkan ke Dinda sampai Dinda muntah-mutah terus dari semalem. Kurang ajar ya kamu!" Bentak Vera sambil terus melotot ke arah Ayu.

"Pak.. Ayu semalem cuma ngasih kue ke Dinda kok pak. Ayu enggak kasih apa-apa ke kue itu.. Ayu jujur pak. Ayu enggak bohong." Ayu menatap mantap tanpa ketakutan dalam dirinya saat mengucapkan pembelaannya.

"Iya bapak percaya Yu." Teguh mengusap punggung Ayu pelan. "Udah biar bapak aja yang ngomong sama ibunya Dinda, kamu diem aja ya nduk. Kalau perlu, kamu tunggu bapak di depan sana saja. Nanti bapak susul." Ayu menuruti perintah bapaknya.

"Heeeh mau pergi kemana itu anak setan? Aku belum selesai ngomong, kamu-"

"Yang kamu bilang anak setan itu anakku. Dan aku enggak terima seenaknya saja kamu panggil dia seperti itu. Ini masih pagi. Ayam saja masih malas berkokok, kenapa kamu malah nyinden pagi-pagi?"

Teguh memotong perkataan Vera. Akibatnya Vera membelalakkan mata, membuat matanya lebih besar dan bulat seperti peran antagonis di tipi-tipi.

"Mana Dinda? Dia sakit? Kue yang kamu bilang makanan sampah dan enggak higenis, itu aku beli dari toko kue terkenal di kota ini. Kamu bisa kena pasal berlapis perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik kalau menuduh tanpa bukti. Di rumahku masih ada sisa kue yang sama dengan yang di makan Dinda. Kalau pun kue itu bikin sakit, pasti enggak hanya Dinda yang sakit tapi Ayu dan aku juga. Tapi, nyatanya kami baik-baik aja." Lanjut Teguh santai.

"Hahaha Kamu bisa beli kue di toko terkenal Shela S n G itu? Mana mungkin!! Duit dari mana kamu, buat makan daging aja nunggu hari raya kurban. Enggak usah halu kamu. Dan kalau kamu sama anakmu enggak sakit, bisa aja karena kelian udah terbiasa makan makanan basi! Diiiiin Dindaaaaaaa mana kue yang semalem di kasih si Ayu itu, bawa ke sini buruan!" Teriak Vera dari luar rumah.

"Mah... Dinda itu muntah bukan karena kue dari Ayu, mamah ini bikin malu deh. Kan mamah masak opor ayamnya belum mateng, di paha ayamnya itu masih ada darahnya. Ya Dinda muntah lah mah.. Paklek," Terang Dinda masih memakai piyamanya. Dia menunduk hormat pada Teguh dan kembali ke dalam rumah.

Vera yang gelagapan karena anaknya tidak bisa diajak bekerja sama jadi uring-uringan sendiri. Dia mendengus kasar dan mengikuti Dinda masuk ke dalam rumah.

Teguh menyaksikan semua itu hanya mengedipkan mata tanpa memberi banyak tanggapan berarti. Memang punya tetangga dengan emosi mudah meluap-luap seperti Vera ini harus selalu banyak beristighfar. Harus tenang dan jangan sampai terpancing emosi, karena pasti akan malu sendiri jika terjadi keributan di pagi hari seperti sekarang ini.

"Bapak menang apa kalah?" Tanya Ayu cekikikan. Teguh ikut memperlihatkan deretan giginya mendengar ucapan Ayu.

"Seperti biasa.." Teguh mengacak pelan rambut Ayu. Ayu tertawa setelahnya.

1
Kaif Ĝazala
Luar biasa
Dfe: 🙏 terimakasih
total 1 replies
Nik momRiz&Ga
nyebelin nyuyok,,, 😁😁😁
Nik momRiz&Ga
thor km bener2 the best,,,
Nik momRiz&Ga
thor,,, cerita apa sih ini? knp bawang nya banyak bget,,, 😭
Nik momRiz&Ga
🥺🥺
Nik momRiz&Ga
😢🥺😢🥺,, ayu,,,
Irma Minul
Luar biasa
Diana Puji Astuti
sediihhh
Diana Puji Astuti
wkwkwk... othor
Diana Puji Astuti
wkwkwk...othor
Diana Puji Astuti
ceritanya bagus banget Thor...
Diana Puji Astuti
keren
Diana Puji Astuti: bagus banget ceritanya Thor..Dr awal mewek bacanya...mesem baca Komen othor..mewek lg...
total 1 replies
Dy
Luar biasa
Arista Putri
Luar biasa
Basriaty Ny Syahril Ginting
😭😭😭😭😭
Sativa Kyu
👍👍👍
Phoenix
mau mencet 5 bintang..tapi pas jari nggak sengaja nyentuh di tengah yang kuning bs 2 atau 3 atau 4 dan tidak bisa dikoreksi lagi jd 5..
mgkn noveltoon bs memperbaiki ini..
Dfe: Sudah saya hapus. Silahkan lanjutkan membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak di karya saya. Terimakasih 🙏
total 1 replies
Awin Sandika
Wah cukuplah 5 tahun 6 bulan tapi itu disertai sangsi sosial bukan hnya dikurung biasa
Awin Sandika
jadi teringat almarhum istriku
Zha Fian
cerita nya bagus banget... gaya penulisan nya juga rapi daan bener² enak dibaca...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!