NovelToon NovelToon
Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Time Travel Raja Perang Memburu Istrinya

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Agen Wanita / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Novi adalah seorang wanita seorang agen mata-mata profesional sekaligus dokter jenius yang sangat ahli pengobatan dan sangat ahli membuat racun.

Meninggal ketika sedang melakukan aktivitas olahraga sambil membaca novel online setelah melakukan misi nya tadi malam. Sayangnya ia malah mati ketika sedang berolahraga.

Tak lama ia terbangun, menjadi seorang wanita bangsawan anak dari jendral di kekaisaran Dongxin, yang dipaksa menikah oleh keluarga nya kepada raja perang Liang Si Wei. Liang sangat membenci keluarga Sun karena merasa mencari dukungan dengan gelar nya sebagai salah satu pangeran sekaligus raja perang yang disayang kaisar.

Tepat setelah menikah, Novi melakukan malam pertama, ia menuliskan surat cerai dan lari. Sayangnya Liang, selalu memburu nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Faktanya

Mendengar ucapan Kaisar dan tabib, Liang Si Wei berpikir sejenak, namun ketika mendengar ucapan kakak nya, ia tak bisa menahan tekanan, “Sembarangan kakak berbicara, aku ini seorang pria!” Liang Si Wei memalingkan wajahnya.

“Hahaha, adik bukan itu maksudku. Astaga mulut ini salah berbicara padamu!”

Putra Mahkota mendekat, kali ini suaranya pelan. “Adik... katakan padaku. Apakah malam itu... malam pengantin kalian, apakah kalian sudah melakukannya?”

Liang Si Wei tak bergeming.

Namun diamnya itu adalah jawaban.

Putra Mahkota dan Kaisar saling berpandangan. Tak ada yang mengatakan apapun, namun dalam hati mereka, satu kesimpulan telah muncul. Liang Si Wei, sang Raja Perang yang dingin, angkuh, dan membenci wanita, telah tidur dengan istrinya di malam pernikahan.

Dan kini, mungkin istrinya tengah mengandung dan pergi membawa darah kekaisaran di dalam perutnya.

Kaisar mendesah panjang. “Seharusnya kau memberitahu sejak awal.”

Liang Si Wei akhirnya membuka suara. “Aku tidak yakin, Ayah. Malam itu... kami hanya... aku tidak tahu harus menjelaskannya bagaimana.” Suaranya lebih lembut dari biasanya, bahkan ada nada getir di sana, karna faktanya ia dipaksa melakukannya karena istrinya, tidak ada yang tahu selain dirinya sendiri.

Putra Mahkota menyentuh bahunya. “Jika benar istrimu sedang mengandung anakmu... maka kau harus segera menemukannya, Adik.”

Kaisar berdiri dari singgasananya. “Cari dia, Raja Liang, dia membawa keturunanmu, darah kekaisaran. Dan lebih dari itu, dia adalah istrimu.”

Liang Si Wei menunduk. Ia sendiri masih mencoba memahami semuanya. Mungkinkah... saat tubuhnya mual dan lemah beberapa hari terakhir, itu karena dirinya terhubung dengan istrinya? Mungkinkah karena ikatan itu, tubuhnya ikut merasakan apa yang dirasakan wanita itu di kejauhan?

Ia menoleh pelan ke arah jendela istana. Angin musim gugur bertiup pelan, namun hatinya terasa seperti dilempar ke medan perang yang tak dikenalnya.

Kaisar menatap putranya dengan sorot tegas namun mengandung kelembutan seorang ayah. “Baiklah, kau pergilah. Lanjutkan pencarianmu, temukan istrimu, sekaligus wanita misterius itu.”

Liang Si Wei berdiri, lalu menundukkan tubuhnya dalam-dalam. “Baik, Ayahanda.”

Dengan langkah mantap namun batin yang berkecamuk, ia berjalan meninggalkan aula utama istana.

Tanpa banyak kata, Liang Si Wei melompat ke punggung kudanya. Jubahnya berkibar tertiup angin, dan rambut panjangnya terurai lepas dari ikatannya yang biasa rapi. Sorot matanya yang tajam menatap lurus ke arah gerbang luar istana.

“Ke Istana Selatan,” perintahnya singkat. Pengawal di belakangnya buru-buru mengikuti.

Tapi Liang Si Wei tak menunggu. Ia menarik tali kekang dan menghentakkan kakinya.

“Hyaaa!”

Kuda itu melesat seperti panah, membelah halaman istana, melewati taman-taman kerajaan, dan keluar menuju jalan berkerikil yang mengarah ke kediaman pribadinya di Istana Selatan.

Langit mulai meredup ketika Liang Si Wei tiba di gerbang utama Istana Selatan, kediaman resminya sebagai Raja Perang. Tanpa banyak bicara, ia turun dari kudanya, wajahnya tampak lebih gelap dari langit yang menggantung mendung.

"Mo Ci! Mo Shi! Mo Han! Mo An!" serunya lantang.

Dalam hitungan detik, keempat orang kepercayaannya muncul dari berbagai arah, langsung berlutut di hadapannya. Tubuh mereka tegak, namun kepala tertunduk hormat.

“Kami siap menerima perintah, Yang Mulia!” seru mereka serempak.

Langkah Liang Si Wei mantap saat ia menaiki tangga aula utama kediamannya. Jubah panjangnya terseret lembut di atas lantai batu. Ia berhenti di tengah aula, membalikkan badan menatap mereka dengan mata tajam yang menyala penuh tekanan.

“Yang Mulia Kaisar, telah mengirimkan perintah padaku. Aku ingin kalian mengerahkan semua prajurit bayangan, pengintai, informan, dan mata-mata. Aku tak peduli jika harus menyisir seluruh pelosok negeri ini. Temukan dua orang.”

“Pertama,” suara Liang Si Wei menurun, namun tegas dan menusuk. “Wanita misterius di Desa Huawe. Aku ingin tahu siapa dia. Nama, latar belakang, dari mana dia datang, ke mana tujuannya. Bahkan jika dia menyamar sebagai pengemis, aku ingin mengetahuinya.”

“Apakah Yang Mulia akan menikah lagi, dengan wanita misterius itu?” pikir mereka berempat dalam hati.

“Bahkan jika dia menyamar dan menghapus jejaknya, cari pola. Ramuan yang dia buat, gaya berbicaranya, bahkan nada suaranya jika perlu. Gunakan informan di jalur medis, tabib keliling, atau pedagang ramuan. Satu pun petunjuk jangan diabaikan.”

“Siap, Yang Mulia!” seru Mo Ci mantap.

Liang Si Wei melanjutkan, suaranya kini sedikit lebih berat. “Yang kedua... cari istriku.”

Liang Si Wei menatap mereka dengan dingin. “Tak peduli ia sudah menyamar jadi siapa, bahkan jika ia mengganti wajahnya, namanya, atau berpindah ke luar perbatasan, temukan dia.”

“Gunakan kekuatan istana perang dan pengaruhku sebagai pangeran. Aku tak peduli jika harus membalik setiap batu, menyusuri lembah tergelap, atau merangkak masuk ke lubang semut sekalipun. Aku ingin mereka ditemukan. Segera.”

Mo Ci mengangguk. “Kami akan membagi tugas dan memulai malam ini juga. Mohon petunjuk terakhir, Yang Mulia.”

Liang Si Wei menarik napas dalam-dalam. “Jika kalian menemukan wanita itu terlebih dahulu, jangan langsung menyerangnya. Amati dari jauh. Jangan sampai ia merasa diincar.”

“Baik yang Mulia!” ucap Mo Shi hati-hati.

Liang Si Wei mengalihkan pandangannya ke arah langit yang mulai gelap. Suaranya terdengar pelan, tetapi mengandung badai emosi. “Jika kalian menemukan istriku. Bawa dia pulang. Bahkan jika ia menolak, bawa dia... dengan cara apa pun. Jika perlu kalian bunyikan kode itu, agar aku bisa mengetahui nya.”

“Baik, Yang Mulia!” keempat orang itu membungkuk serempak lalu menghilang bagai bayangan ke dalam gelapnya malam, melaksanakan perintah dengan loyalitas tanpa cela.

Tak lama setelah para pengawal bayangan menghilang dalam gelapnya malam, seorang Pria paruh baya dengan rambut yang diikat rapi datang tergesa dari lorong sebelah kanan. Ia mengenakan pakaian pelayan kepala berwarna abu-abu gelap, disulam dengan benang perak berbentuk lambang naga kecil di dada kirinya, lambang kediaman Raja Perang.

Ia berhenti beberapa langkah dari Liang Si Wei, lalu membungkuk dalam.

“Yang Mulia, makan malam telah disiapkan. Apakah Anda ingin makan di tempat biasa?” tanya kepala pelayan Jung Hu dengan suara rendah dan sopan.

Liang Si Wei hanya mengangguk singkat. “Di dalam saja malam ini.”

“Baik, Yang Mulia.” Jung Hu memberi isyarat kepada pelayan di belakangnya, dan segera beberapa orang mengangkat baki makanan masuk ke dalam ruang makan dalam yang hangat.

Liang Si Wei berjalan perlahan menyusuri lorong menuju ruang makan. Cahaya lentera menari-nari di dinding batu, menciptakan bayangan panjang dari tubuh jangkungnya. Wajahnya tetap tanpa ekspresi, tapi ada sedikit semburat lelah di matanya.

Ia duduk di kursi utama. Meja kayu besar di hadapannya dipenuhi berbagai hidangan, daging asap dengan saus bunga cengkeh, sup rusa hangat dengan ginseng liar, serta sepiring sayuran yang ditumis dengan minyak wijen.

Namun, tak satu pun makanan itu menarik perhatiannya. Ia mengambil sumpit, mencicipi sedikit, lalu kembali meletakkannya.

Setelah beberapa suapan, Liang Si Wei menyandarkan punggung ke sandaran kursi. “Jung Hu.”

“Ya, Yang Mulia.”

“Siapkan air hangat untuk ku mandi. Tambahkan ramuan penenang seperti biasa.”

“Segera, Yang Mulia.”

Kepala pelayan itu membungkuk dalam-dalam dan segera melangkah keluar, menginstruksikan para pelayan untuk menyiapkan air hangat di kamar utama.

1
Bunda Katrina
bagus
Hk Aak
thorrr mantep bgttt
biasanya aku bosen loh baca yang beginian eh ini malah ketagihannn
aleena
si Wei Kan bersumpah
saat itu, jika yu yu melahirkan anak ke lama harus di pundaknya

wah kira kira bakal ada kecebong baru
Moertini
sekarang anak anak sudah umur 5 th ada yang sifatnya seperti ayahnya juga ibunya apakah Raja Perang masih selalu mencari isteri dan anaknya bahagia nya andai bersatu tapi memang ayah dan ibunya menghilang kan egonya dilanjutin Thor selalu sehat
Meirina Rina
anak kelima mereka bukan pertama
Moertini
selamat sudah lahir putra putri Raja Perang apakah ayahnya akan menemukannya apa yang dilakukan andaikata putra putri nya tidak boleh diminta oleh ibunya seruuuu pastinya dilanjutin Thor
Moertini
raja perang yang diperkosa istrinya akhirnya ditinggal pergi apa kata dunia...
aleena
ku kira cuman dua
tpi 4 wow amazing
melahirkan sambil .memaki /Curse//Curse//Curse/
Moertini
bagaimana sikap raja perang selajutnya setelah diperkosa oleh isterinya 🌝🌝🌝
Moertini
asyiiik Thor aku suka bagaimana nasibnya setelah memerkosa raja Perancis dilanjutin Thor sehat selalu
Moertini
mantap Thor Novi hidup atau jiwanya masuk ketubuh putri lain dilanjutin Thor semangat
Novelholic
bagus ceritanya
Wulan Sari
ciiiiiip ceritanya bagus banget semangat 💪 salam sehat selalu ya 👍👍👍👍👍❤️🙂🙏
Nia Nara
Orang2 istana jaman dulu julid nya sama kayak ibu2 komplek pas lagi belanja sayur 😅😅
Nia Nara
Raja liang wei definisi dibuang setelah dipakai 😜😅
zena
lah matinya gitu doang😲😲
zena
huh
Miki Yovita
mantap ceritanya..biasa selalu ada perebutan kekuasaan JD udh tau aja alur ceritanya..tp ini emang mantap sih
twocafenov
jgn cepet2 ketemu ah
🍃❄️ WAHYUNINGTIYAS❄️🍃
si paling benar ya perempuan /Chuckle/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!