NovelToon NovelToon
Once Again

Once Again

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:658
Nilai: 5
Nama Author: Mesta Suntana

Tampan, kaya, pintar, karismatik mendarah daging pada diri Lumi. Kehidupan Lumi begitu sempurna yang membuat orang-orang iri pada kehidupannya.

Hingga suatu hari Lumi mengalami kecelakaan yang membuat hidupnya berada ditengah garis sial atau beruntung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mesta Suntana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 14 - The Real Darkness

Dia berjalan begitu cepat dan kasar. Para pelayan mulai saling melirik. Mereka enggan untuk mendekatinya. Tubuhnya berguncang begitu hebat. Amarah melingkupi dirinya dalam kekecewaan. Hentakan hak sepatu terdengar keras hingga Dia memasuki ruang pribadinya. Tas itu Di lempar ke sembarang arah. Tangannya kini mulai menggebrak meja begitu keras. Raut wajah penuh emosi sudah tak terbendung. Amarah mengalir begitu deras merenggut dirinya.

" Aaaaaaaarghhhhhhhh" Leta menyapu semua barang yang ada di mejanya. Dia tak Terima dengan keputusan Ayahnya.

Leta mulai panik, Dia terus merasa khawatir akan posisinya. Kakinya tidak berhenti berjalan. Wajah tajam Leta begitu gelap terlihat.

" Aku tak akan membiarkan bocah itu mengambil posisi Ayah. "

......................

Hari demi hari berlalu. Pergantian musim sudah terlewati. Hampir 1 tahun Lumi menjadi Direktur Utama Shimizu. Semua berjalan begitu sempurna walaupun ada batu sandungan yang terus menghalangi jalan Lumi. Perusahaan mulai meningkat pesat secara stabil. Lumi berhasil menjadikan dirinya yang pantas dari yang terpantas. Semua perhatian di dapatkan, kesan baik Dia tunjukan pada publik. Citra seorang Direktur Utama Shimizu Lumi Aegis begitu sempurna di pandangan publik. Fisik yang sempurna ; tampan, tinggi, tubuhnya yang atletis menjadi bahan fantasi kamu hawa. Kepintaran dalam mengatur perusahaan di usianya yang ke 24 tahun sungguh luar biasa.

Dibalik semua kesuksesan itu, Lumi hanyalah cangkang kosong. Baginya dirinya tak beda dengan boneka yang Kakeknya kendalikan. Lumi merasa lelah dengan takdir yang membelenggu dirinya.

...Sombongkah jika aku menolak takdir? ...

...Haruskah ku terus mengikuti garis merah takdir ini? ...

...Bisakah ini menjadi lebih baik? ...

...Mungkinkah aku menemukan sesuatu yang aku cari? ...

...Ayah...

...Ibu...

...Apakah ini juga yang kalian mau? ...

...Rasanya aku mendiami sebuah gua yang berisi bongkahan es yang meruncing dia atasnya. Riak suara akan membunuhku dan menjatuhkan es itu. ...

...Tidak bersuara...

...Aku hanya memegang dendam yang membeku dalam hatiku, hanya untuk mencari kebenaran. ...

Hati yang membeku dalam diri Lumi tidak bisa mencari. Dendam yang ikut membeku itu juga tidak akan menghilang. Lumi merasa hidupnya seperti template. Tidur, makan, bekerja, lembur, lalu kembali lagi ke titik awal. Lumi terlalu sibuk sepanjang hari.

Tubuh Lumi yang lelah kini terbaring di atas kasur. Pakaian Lumi sudah tidak karuan. Mata Lumi menyambut langit-langit kamar, Lumi mulai termangu melihatnya. Pikirannya kusut dengan apa yang tidak tahu yang dia pikirkan. Lumi tidak memikirkan apapun tapi rasanya seperti ada gulungan benang kusut dalam pikirannya. Lumi kemudian menutupi matanya dengan lengan. Lalu lengan yang lai mencoba melonggarkan dasi Lumi dan membuka 3 kancing atas. Kini mulai terasa lega setelah melonggarkan dasinya. Air kini mulai naik menenggelamkan Lumi. Lumi tertidur dengan pikirannya yang tenggelam dalam lautan dingin dan gelap.

Suara ketukan terdengar dari arah pintu.

" Tuan bangun! " Suara Pak Diar yang sudah tua membangunkan Lumi. Lumi mengerjapkan matanya. Dia mulai melihat ke sekeliling. Lalu Dia raih poselnya 08 : 00. Lumi bangkit dari kasurnya dan langsung menghampiri tirai jendela yang besar itu. Satu seretan cahaya matahari langsung menyapa penglihatan Lumi. Mata Lumi seketika menyipit.

" Akh sial silau sekali! "

......................

" Tuan Lumi mengalami kebutaan "

Pagi itu adalah pagi tersial bagi Lumi. Pagi kelam yang merenggut penglihatan Lumi. Lumi mengalami kecelakaan mobil yang di mana serpihan kaca mobil itu masuk ke dalam mata Lumi. Kegelapan yang selalu menyelimuti Lumi kini semakin pekat, mata Lumi yang buta membuat semuanya menjadi gelap dan Lumi hancur saat itu.

1
Robitasari
hai kak, mampir di karya aku juga dong, kita saling support🫠
Metana: Ayo kita saling mendukung, semangat
total 1 replies
Sugandi Abah
Bagus,aku suka penggambarannya
minsook123
Penggambaran luar biasa.
Beerus 🎉
Sayang banget udah selesai. 😢
ʀɪᴢᴀʟ Wibu
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!