Lanjutan Mr. Arrogant. Harap bijak dalam memilih bacaan yang tepat!! NOVEL INI BERISI KEHALAUAN SANG AUTHOR. BUAT YANG CARI BACAAN RINGAN DAN UNTUK HIBURAN SEMATA DI SINI TEMPATNYA.
Sebuah kisah percintaan dari dua wanita kembar yang dijuluki twin D dengan seorang pria dingin bernama Leo Richard.
"Aku pikir aku akan bertunangan dengan wanita yang selalu membuatku panas dingin dengan perkataannya yang sangat ketus dan tidak berperasaan" Leo Richard.
"Kenapa aku bisa terjebak diantara mereka?" Daylily
"Aku sangat bahagia, karena pria yang aku cintai. Ternyata juga mencintaiku. Dan sebentar lagi kami akan bertunangan." Daisy.
Bagaimanakah kehidupan percintaan mereka? Yuk kita lanjut☺️
Ini adalah seri ke empat dari Novel Menikahi jd yang ke 2, Mr. Arrogant dan Miss Culun Meet Mr Perfect.
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Ah, karena kau menyebutku pikun, maka aku putuskan. Aku lupa pernah mengatakan ingin mentraktirmu." Antoni berkata, dengan melangkahkan kakinya menjauh dari Daisy.
"Tunggu dulu Kak!" Daisy, mengejar Kak Antoni dengan cepat. "Aku mohon antarkan aku pulang." Pinta Daisy, setelah Kak Antoni menghentikan langkahnya.
"Mengantarmu pulang? Memangnya kau tidak membawa mobil?"
"Tidak, aku kemari dengan Lily. Tapi karena Lily marah, dia lupa padaku dan meninggalkanku begitu saja." Jawab Daisy, dengan wajah yang kesal. Saat mengingat kembali, alasan dibalik kemarahan Lily.
"Kenapa Lily marah? Apa kau kembali mengganggunya?" tanya Antoni, menatap tajam pada Daisy. Antoni tahu betul, jika Daisy sejak dulu selalu membuat Lily marah karena sering merebut barang Lily.
"Aku tidak mengganggunya, tapi ini karena Kak Leo."
"Leo?' temanku si wajah datar itu?" tanya Antoni, dengan bingung. Lalu menatap pada Daisy, yang kini sedang menatap dirinya dengan intens.
....
Taman kota.
"Hidupku ini sangat menyedihkan bukan?" Isak tangis Daisy, setelah menceritakan semuanya pada Antoni. Tentang kandasnya cinta pertamanya, yang ternyata lebih memilih kakaknya.
Antoni yang dari tadi mendengarkan cerita Daisy, kini menatap iba pada gadis yang sudah dianggap adik olehnya. "Lap ingusmu itu," Antoni memberikan sapu tangannya.
"Terima kasih kak." Daisy mengambil sapu tangan itu, dan mengelap ingusnya lalu mengembalikan sapu tangan itu pada Kak Antoni.
"Sapu tangan itu untukmu saja." Ucap Antoni, dengan wajah geli. Sambil mendorong sapu tangannya pada Daisy.
"Kau itu baik sekali Kak!" Ucap Daisy, dan kembali mengusap ingusnya dengan sapu tangan yang sudah menjadi miliknya.
"Lalu kau sendiri, apa sudah melupakan si wajah datar itu?"
"Aku ... " Daisy terdiam, lalu memegang jantungnya. "Sepertinya masih ada dua puluh persen lagi." Jawab Daisy.
"Kau itu, mana ada rasa cinta di takar dengan persenan!" Antoni menggelengkan kepalanya.
"Lalu Kak Antoni sendiri! Apa sudah melupakan Kak Dila?" tanya Daisy.
"Dila ... ?" Pekik Antoni, dengan terkejut. "Bagaimana bisa kau tahu tentang Dila?"
"Tentu saja aku tahu."
"Ah .. pasti Lily yang memberitahumu?"
"Ya." Jawab Daisy, dengan tersenyum. "Kau tahu, diantara saudara kembar itu tidak boleh ada rahasia." Daisy tersenyum jail.
"Ya, tidak boleh ada rahasia. Tapi kalian mencintai pria yang sama, tapi kau tidak mengetahuinya? Apa itu bukan rahasia namanya?" Ejek Antoni, sambil tertawa. Namun tawanya langsung menghilang, saat melihat wajah Daisy yang murung. "I am sorry, bukan maksudku untuk .."
"Tidak papa kak, karena aku memang bodoh. Tidak bisa melihat kalau Lily dulu mencintai Kak Leo." Lirih Daisy, yang kembali menangis kencang."
Antoni yang melihat Daisy kembali menangis kencang. Langsung memberikan bahunya pada adik sahabatnya, agar gadis itu bisa meluapkan semua kesedihan dihatinya. Kesedihan dengan menerima kenyataan, kalau orang yang dicintainya itu mencintai orang lain. Dan Antoni tahu betul kalau cinta bertepuk sebelah tangan itu sangatlah sakit, karena dirinya juga merasakan bagaimana mencintai orang yang mencintai orang lain.
.........
Mansion utama.
Lily yang sudah berada di mansion utama, langsung berjalan cepat menuju kamarnya tanpa mempedulikan keadaan di sekitarnya.
"Lily, kau sudah pulang?" tanya Nayra, saat melihat putrinya yang berjalan kearah kamar. "Lily ...!" teriak Nayra, karena tidak mendapatkan respon dari Lily.
"Eh iya ... " Lily yang baru tersadar, langsung menatap pada orang yang memanggilnya. "Iya Bu, kenapa?" tanya Lily.
Nayra yang tahu betul sifat putri pertamanya yang terlihat sedang marah. Berjalan menghampiri Lily, dan mengusap punggung putrinya. "Kau kenapa sayang?" tanya Nayra, dengan lembut.
"Aku ...? Aku tidak papa Bu." Jawab Lily, dengan tersenyum.
Nayra terdiam lalu menghela nafasnya, Nayra tidak ingin memaksa putrinya untuk bercerita tentang apa yang membuatnya marah. "Kau sudah pulang? Lalu di mana Daisy?" tanya Nayra, karena setahu dirinya. Tadi Lily dan Daisy pergi bersama.
"Daisy, dia ada di belakang ..." Lily menatap kebelakang, lalu langsung terkejut saat baru menyadari kalau dari tadi dirinya pulang sendirian. "Ya Tuhan Daisy ..." Pekik Lily, dan langsung berlari kearah pintu keluar mansion.
"Lily, adikmu kenapa?" teriak Nayra.
"Daisy, ketinggalan Bu!" Jawab Lily, sambil terus berlari menuju mobilnya.