Meng Lusi, seorang kapten wanita di ketentaraan zaman modern, kuat dan cerdas. Karena suatu alasan, dia tiba-tiba saja berpindah ke zaman kuno dan mewarisi mata air spiritual.
Baru saja tiba di zaman yang belum dikenalnya, Meng Lusi diperkosa oleh Shin Kaichen yang dibius oleh seseorang. Setelah itu, Meng Lusi memilih melarikan diri. Lima tahun kemudian, Meng Lusi yang sudah memiliki anak kembar dikenali oleh Shin Kaichen dan mencoba untuk mendapatkan hati ibu dan kedua anaknya tersebut.
Di sisi lain, klan penyihir yang sudah lama mengutuk negara untuk tidak memiliki keturunan anak perempuan, kembali berulah. Anak kembar Meng Lusi menjadi incaran mereka karena bakat bawaan luar biasa yang akan mengancam klan penyihir. Mampukah si kembar selamat dari bahaya? Akankah Meng Lusi dan Shin Kaichen memiliki kehidupan bahagia? Mari ikuti setiap kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Legenda Ular Putih
Meng Lusi bangkit dari tempat tidur dan mengintip dari jendela. Ia hanya melihat bayangan bergerak sangat cepat di halaman rumah Shin Kaichen. Sepertinya para pembunuh dan penjaga gelap saling bertarung.
“Lalu kenapa kamu tidak pergi dan membantunya?”
“Haruskah? Buang-buang tenaga.”
Meng Lusi mencibir. “Bukankah kamu sendiri yang menginginkan aura ungu dari tubuh pria itu?”
Sunni terdiam. Baiklah, dia kalah!
Ular putih itu menghabiskan dagingnya dan pergi dengan enggan. Mari takuti para pembunuh itu dengan wujudnya yang cantik dan imut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di halaman belakang rumah baru shin Kaichen.
Selusin penjaga gelap bertarung melawan para pembunuh bayaran yang datang untuk membunuh Shin Kaichen. Walaupun ini bukan malam di mana racun dingin Shin Kaichen kambuh, tampaknya orang di belakang layar tidak lagi diam-diam menargetkannya.
Shin Kaichen dan kedua sahabatnya bergabung dalam kesenangan. Bau darah ada di mana-mana dan beberapa mayat pembunuh bayaran tergeletak begitu saja.
Tiba-tiba saja, kabut putih muncul entah dari mana dan membuat pandangan mereka sedikit terhalang. Para pembunuh bayaran juga bingung. Apa lagi Shin Kaichen dan orang-orangnya.
“Kabut dari mana ini? Kenapa tiba-tiba ada kabut?” Dou Heng mengerutkan kening.
Para pembunuh bayaran mendengar suara desisan ular. Tubuh mereka seketika merinding. Bukan karena mereka takut ular, namun bayangan besar di balik kabut sangat besar. Matanya merah menyala dan sosok kepala ular mulai terlihat.
“Ular … ular putih!” Salah satu pembunuh bayaran menunjuk dengan gemetar.
“Siluman. Itu siluman ular putih! Lari sebelum kita menjadi tumbal!”
“Lari cepat! Tinggalkan tempat ini!” ucap yang lain panik.
“Bukankah kita harus membunuh mereka dulu?”
“Masa bodoh dengan pembunuhan. Aku masih ingin hidup!”
Dalam sekejap, para pembunuh bayaran berbaju hitam itu meninggalkan halaman belakang tak tentu arah. Entah terpeleset atau tersandung sesuatu, lupakan rasa sakit. Yang penting mereka harus melarikan diri sebelum siluman ular putih memakan mereka.
Konon, siluman ular putih adalah jelmaan wanita cantik yang akan merayu pria dan membunuhnya setelah menyerap semua aura. Ini mengerikan. Jika ingin mati, biarkan Shin Kaichen yang menjadi tumbalnya.
Anak buah Shin Kaichen yang merasakan kesunyian, merasa tidak nyata di hatinya.
Para pembunuh bayaran lari setelah melihat kepala seekor ular putih dalam kabut? Apakah ini nyata? Tapi kenapa mereka tidak melihatnya?
Halaman menjadi sunyi saat ini dan kabut perlahan menghilang. Sunni sudah pergi diam-diam dan kembali ke kamar Meng Lusi.
Sementara itu, Kun dan Baizhen yang berdiri di samping Shin Kaichen masih sedikit kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi.
“Kabut dan legenda ular putih, apakah ini benar-benar nyata?” tanya Kun meragukan diri sendiri.
“Ular putih konon adalah siluman wanita yang sangat cantik. Katanya sering menyerap esensi pria untuk menambah umur panjang dan awet muda.” Baizhen mengangguk.
“Apakah itu benar-benar nyata?”
“Seharusnya.” Kun menatap Shin Kaichen. “Pangeran, apakah melihat ular yang mereka maksud?”
Sayangnya Shin Kaichen menggelengkan kepala dengan jujur. “Tidak ada.”
“Lalu kenapa kabut muncul dan membantu kita?”
Shin Kaichen tidak menjawab. Ini pertama kali baginya mengalami fenomena seperti ini. Masalahnya, keberadaan binatang spiritual tidak jarang tapi juga cukup langka. Sejak zaman kultivator berakhir, semuanya musnah. Hanya menyisakan beberapa peninggalan terdahulu.
Sepertinya dia ingat jika Meng Lusi memelihara seekor ular putih kecil. Harusnya juga jenis binatang spiritual. Ia tidak tahu apakah ular itu bisa berbicara atau tidak. Tampaknya harus mencari tahu. Mungkin bertanya bukan hal yang buruk.
“Masalah ini lupakan saja dan bereskan sisanya,” kata Shin Kaichen berniat kembali masuk rumah.
“Ada beberapa yang pingsan. Apakah pangeran ingin mengatasinya?”
“Tidak perlu, bunuh saja. Lagi pula aku sudah tahu siapa yang mengirim mereka. Kenapa repot-repot menyandera?”
Kun dan Baizhen juga menganggap itu ada benarnya jadi segera mengurus pembunuh bayaran yang tersisa. Sedangkan Shin Kaichen masuk rumah dan berniat untuk melanjutkan tidurnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di markas pembunuh bayaran, beberapa pembunuh yang ditugaskan untuk membunuh Shin Kaichen kembali dengan keadaan malu. Mereka langsung mendapatkan teguran bos besar. Para pembunuh bayaran itu hanya berlutut dan menundukkan kepala, merasa bersalah.
Membunuh dan menyandera orang baik-baik saja. Tapi takut dengan sesuatu yang merupakan mitos agak memalukan. Sebagai pria besar, mereka masih takut siluman dan hantu. Apa kata orang nanti?
“Itu hanya seekor ular! Kenapa kalian lari seperti melihat setan? Apakah kalian melihat wujudnya lebih jelas?” tanya bos mereka dengan mata melotot.
“Ma-maaf, Bos. Tapi kami benar-benar takut. Legenda ular putih memang nyata.” Salah satu bawahan membela diri.
“Ah, mana ada yang seperti itu. Aku belum pernah melihatnya. Kalian hanya ditakut-takuti Shin Kaichen!”
Tidak ada yang tahu sebenarnya jika bos besar mereka bukanlah penduduk asli negara tersebut. Namun sama seperti Meng Lusi, penduduk zaman modern. Dia, Dazhuang, seorang preman di kehidupan modern. Sering menggertak yang lemah dan tunduk pada yang kuat.
Suatu hari, dia mabuk dan berjalan ke gang sepi. Karena hari itu turun hujan, dia sengaja mempercepat langkah untuk mencari tempat berteduh. Siapa yang tahu dia akan tersandung kakinya sendiri dan jatuh. Namun anehnya ketika bangun, dia berada di sebuah tempat yang aneh.
Setelah memastikan dan menjelajah lebih jauh, Dazhuang menyadari jika dirinya terlempar ke zaman yang asing. Karena tidak tahu harus berbuat apa, dia melakukan segala sesuatu yang sama seperti di kehidupan modern.
Bedanya kali ini, dia berhati-hati karena pembunuhan sangat lazim dan tanpa hukum yang pasti. Setelah bertahun-tahun lamanya, ia pun mengembangkan diri ke bidang pembunuh bayaran dan membentuk organisasi. Pendukung mereka sangat kuat tentunya.
“Pokoknya aku tidak mau tahu, malam ini kalian pergi dan tuntaskan misi! Tuan ingin hasilnya besok!” Dazhuang tidak peduli dan mengusir mereka untuk pergi lagi.
Para pembunuh bayaran yang kembali itu mengangguk berat. Benar, jika orang yang menyewa mereka tahu kelalaian ini, mungkin hidup mereka berakhir di tangan penjaga gelap.
Setelah mereka pergi, Dazhuang menyipitkan mata. “Kenapa tiba-tiba pria itu pindah ke desa yang rendah? Mungkinkah Shin Kaichen tahu jika desa itu dijaga oleh seekor siluman ular putih yang sangat kuat? Tidak mungkin ada siluman seperti itu bukan?” gumamnya tidak percaya.
Sementara itu, para pembunuh bayaran yang tersisa kembali ke sisi Shin Kaichen berada. Tapi kali ini mereka tidak langsung menyerang, melainkan mengintai lebih dulu. Mereka khawatir ular putih itu kembali dan menunggu mereka.
Namun kekhawatiran mereka terlalu dalam. Sunni sebagai ular putih yang menakuti mereka sebelumnya, hanya memperhatikan dari kusen jendela kamar Meng Lusi.
“Hah? Mereka kembali lagi? Sungguh berani. Mungkinkah kali ini aku kurang agresif?” gumamnya.
Sebagai ular putih spiritual, dia tidak perlu tidur sama sekali. Kebetulan malam ini cuacanya bagus sehingga dia memilih untuk memperhatikan langit berbintang. Siapa tahu jika pembunuh bayaran itu kembali lagi.
asli keren novelnya, meskipun harus nungguin lama, tapi syukurnya author bertanggung jawab nyelesain ceritanya...terimakasih author Risa Jey
Happy New Year 2025