Kisah Kimeera

Mery menghadang langkah kaki Kim yang hendak menuju keruang kelas.

"Hai Kim,aku mau bertanya padamu"ucap Mery to the point.

"Soal apa?"tanya Kim,sepertinya sudah siap dengan apa yang akan terjadi karena kemunculan Vihaan kemarin.

"Soal kemarin,dia siapa?pacarmu atau suamimu?"ucap Mery

Kim mengeryitkan dahinya,terkadang merasa aneh dengan orang-orang seperti Mery dan Celia yang sibuk dengan urusan orang lain,seolah itu adalah urusan mereka sendiri yang tidak boleh di biarkan.

"Apa urusannya denganmu,aku tidak punya kewajiban untuk melaporkan kehidupanku padamu"jawab Kim kemudian.

"Eh,bukan begitu.Gara-gara si cowok ganteng itu datang dengan mobil mewah kamu jadi tranding topik di kampus ini.Aku heran sama kamu,kok bisa ya spek upik abu tapi punya kenalan seorang pangeran?"ujar Mery.

Kim tertawa sambil menggeleng tak percaya.

"Kamu lupa satu hal Mery,upik abu bisa jadi cinderella loh.Tapi yang jelas aku bukan sosok itu karena aku adalah aku bukan seperti orang yang ada di dalam pikiranmu"jawab Kim.

"Dan tidak perlu capek-capek mengurus diriku Mery,urus saja dirimu sendiri,jangan sampai aku membuat jadwal untuk mengurusimu dan kamu akan lihat apa yang akan terjadi"timpal Kim seraya berlalu pergi melewati Mery yang tampak sedikit syok di ulti oleh Kim.

Ternyata Kim belum sepenuhnya bisa tenang.

Tiba-tiba saja tangannya di tarik oleh seseorang dengan cukup keras.

Otomatis Kim memberontak,hingga tanpa sadar melepaskan tendangan pada orang itu.

"Aduh"pekik Juan terjengkang menabrak dinding di belakangnya.

"Gila ya,kamu kayak banteng ngamuk!"ucap Juan seraya bangkit berdiri.

"Kamu yang gila,kenapa bertingkah seperti penculik!"ucap Kim tak mau kalah.

"Aku perlu bicara sama kamu"kata Juan menatap Kim dengan tatapan meminta.

"Kenapa dengan kalian semua,tadi Mery sekarang kamu terus siapa lagi.Aku bukan seleb yang harus konfirmasi apapun yang sedang aku lakukan!"ucap Kim mulai kesal,walaupun ia sudah tahu hal semacam ini pasti akan terjadi.

"Vihaan,darimana kamu kenal dia?"tanya Juan langsung.

Kim tertegun sejenak,namun ia tidak heran.Vihaan adalah orang besar,jelas orang-orang pasti mengenalnya.Dan Juan pasti tahu siapa Vihaan mengingat jika orangtua Juan adalah pengusaha yang pasti besar kemungkinan mereka juga bekerja sama dengan Vihaan.

"Dari rumahnya,sejak kecil.Kamu pikir cuma kalian saja yang pantas mengenal orang-orang penting semacam Vihaan.Picik sekali pikiranmu itu Tuan Juan Felix Alexander.Aku bahkan lebih penting buat Vihaan daripada lembar kontrak kerja samanya dengan perusahaan orangtuamu"ucap Kim terdengar sesumbar.

Juan terkesiap,sepenting apa Kim untuk Vihaan sampai gadis itu berani bicara seperti itu.

"Hmm,anggap saja aku percaya padamu.Tapi aku sarankan jangan merasa bangga hanya jadi mainan dari Vihaan,karena jika ia sudah bosan kamu akan disisihkan dan di buang"balas Juan sambil tersenyum miring.

Kim jelas saja merasa tersinggung.Ucapan Juan seolah mengatakan bahwa dirinya hanya gadis murahan yang menjual diri demi keuntungan pribadi.

"Silakan berbicara sesuka hatimu Juan,tapi perlu di ingat bahwa aku bukan sebuah mainan.Seorang Kimeera Shadila,bukan gadis murahan hanya demi kesenangan semu.Aku harap kamu tahu identitas asliku biar mulutmu bisa diam walaupun hanya sejenak tanpa mengeluarkan kata-kata menyakitkan bagi orang lain.Menjijikan sekali!"ucap Kim tajam,lantas mendorong bahu pria itu dan melangkah pergi.

Juan bengong sesaat,menepuk kepalanya beberapa kali.Awalnya dia berniat untuk minta maaf malah jadi seperti itu akhirnya.

Bukannya mendapatkan maaf malah semakin membuat Kim bertambah marah.

"Aku butuh bantuan Vecia,hanya dia yang bisa bantu aku sekarang"gumam Juan jadi kesal sendiri.

Juan bergegas mencari keberadaan Vecia.

"Hallo Vecia,kamu dimana?"ucap Juan menghubungi gadis itu karena tidak menemukannya di beberapa tempat di area kampus.

"Aku sedang di sekretariat,ada yang sedang aku urus.Nanti setelah selesai aku akan segera kembali ke kelas"sahut Vecia dari seberang.

"Oh baiklah,aku tunggu kamu di kelas saja"kata Juan lantas berbalik arah menuju ruang kelasnya.

****

"Astaga Juan,kamu bicara seperti itu pada Kim?jelas saja dia marah dan merasa kamu merendahkan harga dirinya"ucap Vecia dengan wajah kecut.

"Ya itu di luar kendaliku Vecia"kelit Juan.

"Terus sekarang bagaimana?"tanya Juan bingung.

"Ya minta maaf Juan,masa begitu saja harus di ajari juga"ucap Vecia agak kesal.

"Caranya?"tanya Juan dengan wajah bodoh.

Vecia melengos sebal,entah dengan cara apa dia harus membuat Juan mengerti.Mungkin saja jika Juan bukan orang yang di sayang,Vecia memilih untuk menjauh dari pria itu.

"Caranya ya harus minta maaf yang setulus-tulusnya.Ingat Juan,disini kamu yang salah.Mungkin benar kata Kim,kamu harus tahu identitas dirinya agar tidak mencap dia sembarangan"kata Vecia menasehati.

"Apa aku tanya Sam saja ya?"gumam Juan pelan.

"Terserah kamu saja,aku tidak tahu harus memberi kamu ide apa lagi"kata Vecia pelan.

"Jadi kamu menyerah?"tanya Juan.

"Bukan menyerah Juan,tapi aku tidak tahu lagi cara membuat kamu mengerti"jawab Vecia.

"Maaf kalau aku bikin kamu kesal,tapi hanya kamu yang bisa mengerti aku luar dalam Vecia,jadi tolong jangan menyerah ya"kata Juan memelas.

Vecia mengangguk pelan,ia saja mulai sangsi apa dia masih bisa sabar menghadapi sifat bebal Juan yang tak pernah berkurang itu.

Jam kuliah telah usai,Juan dan Vecia bersiap untuk pulang.

Ketika menuju area parkir mereka bertemu Celia disana.

"Eh Celia tunggu!"teriak Juan lantas berlari menuju di mana Celia berdiri.

"Ada apa?"tanya Celia dengan wajah heran.Tumben saja Juan memanggilnya seperti itu.

Di belakang Vecia menyusul dengan langkah kecil nan anggun.

"Kamu tahu sesuatu tentang Kim?"tanya Juan membuat Celia mendengus jengkel.

Selalu saja tentang Kim!

"Memangnya dia kenapa?"tanya Celia dengan nada malas.

"Siapa Kim sebenarnya?"tanya Juan usai menghela napas.

"Anak orang kaya,yang jelas orangtuanya punya saham di beberapa mall besar"jawab Celia.

"Siapa nama orangtua Kim?"tanya Juan lagi.

"Eh kalau itu aku tidak tahu"jawab Celia.

Juan saling berpandangan dengan Vecia seolah saling bertukar pendapat.

"Sudah kan?aku mau pulang"kata Celia lantas berbalik masuk kedalam mobilnya.

"Hei minggir,mobilku mau keluar!"sentak Celia karena Juan dan Vecia malah berdiri didepan kendaraannya.

"Iya,galak banget jadi orang!"sungut Juan sembari berpindah tempat.

"Siapa suruh disitu"balas Celia lantas segera melajukan mobilnya.

"Dasar cucu mak lampir"umpat Juan kesal.

"Juan"tegur Vecia lembut.

"Hehehe iya maaf,aku kesal"kata Juan cengengesan.

"Selalu begitu,kapan kamu bersikap dewasa.Pantes saja Kim marah padamu"kata Vecia.

"Iya aku salah"ucap Juan dengan pelan.Tak mau berdebat lama dengan Vecia dengan memilih untuk mengalah saja.

Juan juga terkadang heran,kenapa bersama Vecia dia tidak bisa berkutik walaupun terkadang Vecia hampir saja menyerah untuk selalu mengingatkannya.

Awalnya dia berpikir jika hadirnya Vecia akan membuatnya runyam,ternyata salah Vecia sudah banyak berubah,sikap dan prilakunya membuat Juan terkesan.

Vecia selalu tenang dalam hal apapun,tak pernah ketus padanya atau melakukan sesuatu di luar nalar.

Vecia adalah tipe wanita dengan ciri lembut dan elegan.Mungkin juga karena lingkungan dan keluarganya yang membuat Vecia menjadi pribadi seperti sekarang ini.