NovelToon NovelToon
Sekar

Sekar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Keluarga / Romansa / Pusaka Ajaib / Fantasi Wanita
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nek Antin

Judul Novel SEKAR

Sekar sangat penasaran, siapakah orang tua kandungnya, kenapa dia dibesarkan oleh keluarga Wawan. Dikeluarga Wawan Sekar sudah terbiasa menerima cacian, makian bahkan pukulan, segala hinaan dan KDRT sudah menjadi makanannya setiap hari, namun Sekar tetap bertahan, dia ingin tahu siapa orang tua kandungnya, kenapa dia dibuang

Sekar dijemput Cyndi untuk diajak bekerja di Jakarta, dia curiga bahwa kedua orang tua angkatnya menjualnya untuk dijadikan wanita panggilan. Sekar tidak berdaya menolaknya, disamping dia berhutang budi kepada keluarga Wawan dia juga diancam. Tapi Sekar agak merasa tenang, semalam dia bermimpi bertemu Kakek Buyutnya yang bernama Arya, Kakek Arya memberi sebuah Cincin dan Kalung ajaib, benda-benda tersebutlah yang akan membantu Sekar dikemudian hari

Bagaimana kisah Sekar selanjutnya, nasib apakah yang akan menimpanya, Adakah orang yang akan menolong Sekar keluar dari sindikat penculiknya. ikuti kisah Sekar yang mengharukan dan menegangkan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nek Antin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Marta Minta Cerai

Marta sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Rencananya hari ini dia mau pulang ke rumah yang selama ini dia tinggali bersama Dirga.

Tapi sebelum pulang ke rumah, dia ingin mampir ke kantor polisi untuk menengok Dirga.

Sesampainya di kantor polisi Marta ijin sama pak polisi untuk menengok Dirga.

“Selamat siang Pak Polisi, mohon ijin, saya istrinya mas Dirgantara, boleh saya menengoknya Pak?”

“Oh boleh, silahkan Bu, mari ikuti saya."

Marta dibawa ke ruangan yang biasanya untuk bertemu antara para tahanan dan keluarganya.

“Mama…, alhamdulillah Mama mau menengok Papa di sini, Papa bahagia sekali."

“Mama apa khabarnya?”

“Sudah sembuh kan Ma?”

“Maafin Papa ya Ma, Papa khilaf," cerocos Dirga.

Marta hanya melihat Dirga dengan tatapan datar.

“Bagaimana rasanya dipenjara Mas?, nikmat?”

“Mama maafin Papa ya, Papa janji tidak akan mengulangi lagi."

“Kapan Papa disidang?”

“Besuk Ma, besuk Mama datang ya, dan mohon bantuan Mama agar Papa bisa keluar dari penjara, tolong cabut gugatan Mama ya."

“Menurut Papa semudah itu?"

“Bagaimana dengan luka badan dan luka hati Mama?”

“Papa pikir semudah itu sembuhnya?”

“Ma…, tadi kan Papa sudah minta maaf, ayolah Ma, masak Mama tega Papa meringkuk di penjara begini."

“Mungkin Papa akan lebih lama lagi masuk penjaranya, bang Seno dan keluarganya belum mati, mereka selamat."

“Saat ini mereka sedang menyiapkan tuntutan untuk kita berdua."

“Apa…?, jangan bohong kamu Ma, karena marah kamu menakut-nakutin Papa kan?”

“Tidak, bahkan sekarang pun Mama sudah diusir dari rumah yang kita tempati."

Dirga lemas mendengar penuturan Marta.

“Sekarang apa rencana Mama."

“Mama mau mencari kontrakan, uang dan ATM Papa yang di rumah akan Mama ambil dan akan Mama pakai."

“Jangan semuanya Ma, Dina juga memerlukan,  Papa minta tinggalin juga untuk Ratna."

Mendengar kata Ratna diucapkan oleh Dirga, kemarahan Marta tidak bisa ditahan lagi.

“Tega kamu ya Pa, di depan Mama Papa menyebut nama pelakor itu!."

“Ratna bukan pelakor Ma, dia istri sirihku, eh… maaf maksud Papa…," aduh kenapa keceplosan sih. Batin Dirga sambil garuk-garuk kepala.

“Sekarang kamu mengaku Dirga siapa Ratna sebenarnya, bagus, dan kenapa tidak kamu katakan juga kalau Dina itu anakmu."

Dirga terdiam, dia bingung untuk menghadapi kemarahan Marta.

“Ma, maafkan Papa."

“Papa akan ceraikan Ratna, kita mulai dari awal ya."

“Papa janji akan setia sama Mama."

“Mama sudah tidak percaya lagi sama Papa, kita cerai Pa."

“Mama jangan sembarang ngomong, Papa mencintai Mama, hanya Mama seorang."

“Maaf Pa, Mama sudah tidak percaya lagi."

“Meskipun nantinya Mama juga harus masuk penjara karena kasus bang Seno dan keluarganya, Mama tetap mau minta cerai."

“Ma …, apa tidak bisa Mama pikirkan lagi, beri Papa kesempatan sekali lagi ya Ma."

“Maaf Pa, sudah Mama putuskan, buat Mama tidak ada maaf untuk sebuah penghianatan dalam rumah tangga."

“Maaf Ma… Papa salah,"  Dirga menangis sesenggukan, ada rasa sesal dalam hatinya.

“Mama pulang Pa, sampai ketemu besuk di pengadilan."

“Dan maaf Mama tidak bisa membantu Papa."

“Papa harus mempertanggung jawabkan perbuatan Papa pada Mama."

Setelah itu Marta meninggalkan Dirga yang sedang menyesali perbuatannya.

Marta kemudian pergi ke rumah tempat tinggal yang selama ini dia tempati.

Marta naik taksi online menuju rumahnya.

Sampai di rumahnya dia kaget, kenapa rumahnya sekarang ada penjaganya.

“Selamat siang Ibu, ada yang bisa kami bantu."

“Saya mau masuk rumah saya sendiri," jawab Marta ketus.

“Maksud Ibu apa ya?”

“Ini rumah Ibu Sandra, memang Ibu itu siapa?”

“Saya Marta, pemilik rumah ini, jadi minggir saya mau masuk."

“Benarkah?, benarkah ini rumah Tante?” Tiba-tiba Sekar keluar dari dalam rumah.

“Sekar…, kamu di sini Nak?” Marta lari ingin memeluk Sekar.

“Tante tidak usah main drama lagi di sini."

“Seperti kata mama kemarin, segera angkat barang-barang Tante dan segera pergi dari sini."

“Sekar kamu tega sama Tante?”

“Kamu lupa ya siapa yang menolong mu waktu kamu kabur dari penculikan dulu."

“Asal Tante tahu saja ya, saya tinggal di rumah Tante memang sengaja untuk menyelidiki semua kejahatan Tante dan Om Dirga."

“Kamu kurang ajar ya Sekar, kamu bahkan berhasil menghasut dan mengadu domba antara saya dan suamiku."

“Bukannya harusnya Tante terima kasih pada Sekar?”

“Karena Sekar, kedok dan niat busuk om Dirga terhadap Tante terbongkar."

“Sudahlah Sekar Tante tidak mau bertengkar lagi sama kamu, ijinkan Tante masuk."

“Kata mama, Tante disuruh angkat barang-barang Tante dan segera pergi dari sini."

“Mama tidak memperbolehkan seorang penghianat memasuki rumahnya kembali."

“Kamu tega Sekar sama Tantemu sendiri, kamu jahat."

“Kondisi Tante belum sehat seutuhnya, kamu usir seperti binatang."

Marta menangis, dia tidak bisa terima Sekar mengusirnya dengan kasar.

“Tidak usah menangis Tante, kami tidak akan bersimpati lagi sama Tante."

“Di sini yang kejam siapa?, Tante yang sudah berusaha membunuh Sekar dan keluarga, atau Sekar yang mengusir Tante?”

“Kata Mama, mulai hari ini hubungan persaudaraan antara Sandra dan Marta putus, Tante sudah menjadi orang lain bagi keluarga kami."

“Jadi Tante sudah tidak punya hak lagi terhadap rumah ini."

"Mas Iwan, tolong bawakan barang-barang Tante Marta ke sini."

“Baik Non," Iwan segera mengambil barang-barang Marta yang memang sudah disiapkan.

“Ini barang-barang Tante,  untuk perhiasan, kartu debit, kartu kredit dan juga barang-barang branded lainnya tidak boleh dibawa."

“Kenapa kamu menahannya?”

“Karena itu sebagian uang yang sudah digelapkan oleh om Dirga."

“Om Dirga sudah menggelapkan uang perusahaan papa seratus juta lebih."

“Mana mungkin Dirga korupsi sampai sebesar itu."

“Tante tidak percaya?, tanyakan saja sama om Dirga."

“Mungkin hanya sedikit yang diberikan pada Tante."

“Harta yang om Dirga curi untuk memanjakan gundiknya, ibunya Dina."

“Tidak mungkin itu, Dirga tidak akan setega itu pada Tante."

“Terserah Tante, Tante percaya atau tidak, tapi itu kenyataannya."

“Sekar maafkan Tante, Tante tidak tahu menahu soal itu."

“Tante, barang-barang Tante semua sudah masuk ke mobil, mobil saya berikan untuk Tante, tidak Sekar sita, dan ini tas Tante, ada uang tunai sepuluh juta."

“Dalam tas Tante juga ada debit berisi uang lima puluh juta, untuk biaya hidup selama belum menetap di penjara."

“Jangan sekali-kali Tante punya niatan kabur, Tante dalam pengawasan para pengawal papa."

“Jika Tante tetap ngotot mau kabur, perintah papa, tembak di tempat."

“Ok Tante, selamat menjalankan kehidupan baru, semoga Tante menikmatinya."

Sekar segera masuk ke rumah dengan santai.

Dengan terpaksa Marta meninggalkan rumah Sandra dengan hati penuh luka.

Karena keserakahannya, dia tidak mendapatkan apa-apa, hanya derita kini yang dia bawa pergi, sendiri seperti dulu sebelum mengenal Sandra.

1
Ibuk'e Denia
aq mampir thor
Shazfa Gallery: alhamdulillah, mohon suportnya kakak, terima kasih masih pemula/Proud/
total 1 replies
Nur Cahyani
Luar biasa
Shazfa Gallery: terima kasih kakak, mohon dukungannya/Smile/
total 1 replies
Kazuo
cerita ini memicu imajinasiku, aku merasa seakan-akan hidup di dunia lain ketika membacanya.
Shazfa Gallery: Terus baca ya Kak, mohon masukannya
total 1 replies
Wesal Mohmad
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Shazfa Gallery: Terima kasih Kak, mohon supportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!