seorang dokter yang terkesan cuek dan dingin di jodoh kan dengan calon dokter yang cantik dan ceria, bagai mana kiasah mereka selanjutnya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aily sauri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab19
"udah sini tidur" pinta Atar pada Kia.
"Dilepas Kia" Ucap attar lagi mengulurkan tangannya ingin melepas hijab Kia.
"Nggak usah mas biar Kia aja" tolak Kia saat Atar ingin melepas hijabnya.
"Mas udah pernah lihat rambut Kia kan dulu" ucapkan sambil menunduk, Atar hanya beedehem, detik kemudian Kia sudah melepas hijabnya dan menggerai rambut hitam yang panjang.
"Cantik" ucap attar sambil mengelus rambut Kia.
Blus
Dia semakin gugup dengan kelakuan antar.
"Kok merah gitu pipinya" Atar menggoda.
"Masa sih" jawab Kia sambil memegang kedua pipinya.
"Tambah cantik kalau malu-malu gitu" ucap atur semakin menggoda Kia, dia langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.
" Cie cie yang lagi malu" atar terus saja menggoda Kia sambil tertawa.
Di dalam selimut Kia semakin gugup dan dadanya terus saja berdebar kencang ia pun mencoba untuk memejamkan mata karena Kia pun sudah merasakan jika Atar berbaring di sebelahnya.
***
Subuh pun tiba Kia terbangun karena mendengar suara yang sangat merdu, dia mengendarkan pandangannya melihat sosok laki-laki yang sudah menjadi suami sahnya sedang duduk di Atas sajadah sambil mengaji, artinya merasa sejuk dan sangat kagum dengan suara indah sang suami sampai-sampai ia tak sadar jika Atar sudah selesai mengaji dan memperhatikan dirinya.
"Mas tahu mas ganteng" ucap acara menyadarkan Kia.
"Ehh" Kia tersadar dan gugup.
"Mas ganggu tidur kamu ya" tanyanya dengan lembut.
"Nggak kok mas" jawab Kia dengan senyum manisnya, lalu ia pun berlalu menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.
"Sudah??" Tanya antar saat dia sudah keluar dari kamar mandi.
"Astagfirullah dia kaget loh mas" ucap Kia sambil memegang dadanya.
"Maaf, udah ambil wudhunya?" Tanya antar dia pun menganggukkan kepala.
"Ya udah yuk kita salat subuh dulu" ajak antar dia pun mengangguk.
"Hari pertama diimami suami" gumam Kia pelan tapi masih bisa didengar oleh Atar hingga laki-laki itu tersenyum.
"Hari pertama makmumnya istri " balas Atar membuat Kia kembali bersemut merah.
Mereka pun segera melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim, setelah selesai salat dia duduk di pinggir tempat tidur sedangkan Atar memilih duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Kia" panggil Atar.
"Hmm"
"Duduk sini" ditanya sambil menepuk sofa di sebelah atar, kiapun menurut ia melangkah menghampiri suaminya dan duduk di sofa yang sama dengan suaminya namun agak berjarak karena Kia memilih duduk di ujung.
"Kok jauh banget sih Kia kayak orang musuhan"
"Gak papa mas"
"Sini dong deketan" ucapnya sambil menepuk kembali sebelah atar.
"Dosa loh nolak suami" sambungnya karena Kia masih diam tidak beranjak dari duduknya sama sekali dan akhirnya setelah berkata seperti itu dia pun menurut dan duduk di sebelah Atar.
"Nah gitu dong nurut" ucap pacar sambil mengelus kepala Kia dibalik hijab instannya.
"Mass...." Ucap Kia karena tiba-tiba saja akan merangkul pundaknya.
"Kenapa kok gugup sih" tanya Atar.
"Ya gimana nggak gugup tangan mas merangkul pundak Kia"
"Baru aja dirangkul udah gugup bagaimana yang lain??" Ucapan tersengaja menggoda sang istri.
"Mas apa sih!!" Ucap Kia mencoba menjauh dan melepas kan rangkulan Atar , namun bukan nya di lepas Atar malah merengkuh kepala Kia dan membawa nya bersandar di dada Atar membuat Kia makin malu dan gugup.
"Kia masih malu mas" ucap nya sambil menyembunyikan wajahnya di dada Atar.
"Mulai sekarang harus terbiasa Kia" ucap Atar sambil mengecup sekilas kepala Kia yang tertutup hijab.
"Mas kia mau keluar, Kia bosen di kamar" rengek Kia.
"Ini masih jam 6 pagi Kia" balas Atar.
"Tapi kia pengen ke luar mas, mas belum kenal kan sama Abang Abang Kia" tanya Kia.
"Belum"
"Yaudah yuk sekalian kenalan dulu" ajak nya.
"Masih jam 6 Azqiara" ucap nya dengan lembut.
"Yaudah Kia sendiri aja" jawab nya langsung bangkit.
"Yaudah yuk" ucap Atar bangkit lebih dulu.
"Kata Nya masih jam 6" cibir Kia. Membuat Atar terkekeh lalu Atar pun melingkar satu tangan nya di pinggang Kiara.
"Mas jangan gini" ucap Kia merasa tak enak dan malu.
"Kanapa sih Kia" jawab Kia.
"Malu mas di liat orang" jawab Kia malu malu.
"Udah halal ini" jawab Atar dengan santai.
Mereka pun berjalan menuju restaurant hotel untuk sarapan bersama keluarga.
"Loh kalian kok udah bangun??" Tanya bunda Atar yang melihat kia dan Atar .
"Memang nya kenapa Bun" tanya Atar.
"Ya biasa nya pengantin baru suka telat bangun nya"
"Memang nya Kenapa??" Tanya Atar sambil terkekeh.
"Ya gitu deh" jawab bunda Atar.
"Umi kemana Bun" tanya Kia.
"Tadi sama abang Abang mu, paling bentar lagi ke sini" jawab nya.
"Kia" panggil umi nya.
"Umi"
"Kok udah duluan aja Kia" tanya Abang Kia yang pertama.
"Emang nya kenapa??" Tanya Kia dengan polos. Mereka hanya terkekeh.
Kedua Abang Kia pun melangkah mendekati adik ipar nya.
"Adek gue gak rewel kan" tanya Abang pertama Kia pada Atar.
"Ehh gak kok bang " jawab ya sedikit gugup.
"Sorry ya kemarin belum sempat ngobrol banyak" ucap Abang kedua Kia.
"Gak masalah, santai aja bang" jawab Atar.
"Titip adek gue ya, jangan macam macam apalagi bikin dia nangis habis Lo sama kita" ucap nya bercanda namun tegas.
"Siap insya Allah bang, saya akan menjadi Kia dengan baik.
"Itu harus"
"Mas" panggil Kia sambil mendekat ke arah Atar.
"Apa Kia" jawab Atar.
"Abis ngobrolin apa sama Abang??" Tanya nya.
"Rahasia, urusan cowo " jawab nya sambil terkekeh.
"Ishh nyebelin " jawab Kia cemberut.
"Mending sarapan yuk udah pada kumpul tuh" ajak Atar, mereka pun mendekat ke arah meja makan.
"Selamat pagi semuanya" ucap Sarah dengan suara cempreng nya yang lumayan kencang.
"Ishh kebiasaan " tegur bunda.
"Hehe" Sarah menyengir kuda.
"Ayo semua nya kita mulai sarapan nya aja" ucap bunda Atar.
Mereka semua pun sarapan dengan Nikmat, selesai sarapan mereka siap siap untuk cek out dari hotel.
"Nempel terus" teriak Sarah saat melihat tangan Atar dan Kia saling bergenggaman.
"Iri bilang bos" balas Atar sambil merangkul pundak Kia agar semakin dekat dengan nya.
"Mas" tegur Kia.
"Sarah jangan ganggu Abang mu" tegur sang ayah.
Setalah cek out mereka pun pulang di jemput oleh supir, Atar dan Kia pun di jemput oleh supir pribadi Atar, sepanjang perjalanan Atar menyandarkan kepala nya di bahu Kia.
"Mas sakit??" Tanya Kia sambil membelai rambut sang suami.
"Gak Kia" jawab nya lembut.
"Hmm mas nanti sore Atar kia ke rumah ya" u ao nya.
"Mau apa??"
"Amu ambil berang pribadi Kia trus mau pamit sama Abi dan Abang Abang sebelum mereka pergi.
"Yaudah nanti mas temani" ucap nya sambil menoleh hidung mancung Kia.
"Mas malu sama pak sopir "
"Gak papa"