Seorang gadis bernama Sheritta yang bekerja di sebuah toko pastrynya bersama dengan kedua orang temannya yaitu Ethelia dan Vienna yang juga membantunya untuk membuka toko itu sampai akhirnya sekarang dapat berjalan dengan beberapa karyawan lainnya.
Ia menyadari pria yang lebih tua darinya 2 tahun yang merupakan langganan toko pastrynya itu ternyata adalah orang yang sama yang dulu pernah menyelamatkannya dari sebuah musibah.
Pria itu bekerja di perusahaan kosmetik yang di mana terdapat suatu rahasia yang selalu ditutup oleh perusahaan kosmetik yaitu portal yang berada di sebuah ruangan diskusi dipercaya pada zaman dulu portal itu selalu terbuka lebar dan tidak pernah tertutup.
Apakah isi dari portal itu? Bagaimana bisa terdapat portal rahasia di sana? Dan apakah kehidupannya Sheritta berubah total setelah kejadian aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 17 - LIGHT BLUE
Pada keesokan harinya, di tanggal 20 November 20xx tepatnya di hari Minggu. Saat itu cuaca di luar sangat sejuk dengan angin yang terus bertiup bersepoi-sepoi semenjak aku datang.
Di sebuah taman dekat rumahku itu ternyata sudah terlihat banyak anak-anak berusia 5 sampai 12 tahun yang bermain di sana dan juga mereka didampingi oleh orang tua atau suster penjaga mereka. Aku di sana sedang duduk di sebuah kursi kayu yang terlihat memiliki model lama dengan pemandangan taman bermain untuk anak-anak tepat di depanku seperti adanya ayunan dan perosotan.
Hari ini adalah hari Minggu jadi wajar saja jika banyak anak-anak yang sudah bermain di sana dari pagi. Aku datang di jam 8.00 pagi, dan ketika aku datang terlihat banyak sekali ibu-ibu beserta anaknya yang mengunjungi taman ini. Namun perlahan-lahan taman ini mulai ramai karena terus didatangi oleh anak-anak, tapi banyak juga orang tua yang telah menyuruh dan mengajak anaknya untuk pulang karena ingin mandi atau alasan lainnya.
Tak lama setelah aku melihat pemandangan penuh anak-anak itu, tiba-tiba seseorang menghampiriku dan duduk di sebelah kananku. Orang ini merupakan seorang pria dengan tubuh sedikit lebih tinggi dariku, rambut tersisir rapi dan memakai kaos hitam serta celana panjang berwarna coklat tua.
Saat orang itu menoleh ke arahku, aku pun menoleh kembali ke arahnya. Lalu ia pun langsung secara tiba-tiba mengajakku berkenalan bahkan tanpa mengetahui aku adalah orang yang datang dari mana tepat setelah melihat diriku yang tadinya menoleh kembali ke arahnya.
Aku pun tersenyum kecil kepadanya dan ketika aku mulai bicara untuk memperkenalkan diriku, tiba-tiba dari belakang pria itu muncul seorang pria dengan mengenakan kaos biru tua dengan celana panjang hitam berjalan dengan cepat menghampirinya lalu berkata kepadanya sambil tersenyum ketika ia sudah berada di belakang pria yang sedang duduk di sebelah kananku itu, “Ciee, mau kenalan sama siapa kamu”
Pria yang di sebelah kananku itu pun sontak kaget dan berdiri lalu menoleh ke arah sumber suara yang ada di belakang dan ternyata itu adalah temannya sendiri lalu ia pun menjawab, “Ahh apa sih kamu bikin kaget aja!! Udah nyampe dari tadi?”
“Udah kok, ehh iya ngapain kamu nyuruh aku ke sini?” tanya temannya itu.
Aku pun melihat warna suaranya yang begitu jelas, kuning dan hijau tua beserta juga warna biru muda yang berarti mereka sangat bahagia telah bertemu satu sama lain dan juga perasaan kaget karena temannya telah tiba-tiba sampai di sana tanpa sepengetahuannya. Selain itu juga terdapat perasaan tenang yang tidak bisa aku jelaskan kenapa tiba-tiba perasannya begitu tenang, namun entah kenapa warna biru muda itu mirip warna suaranya Zayden.
Setelah ia bertanya, secara tidak sengaja ia pun melirik ke arahku dan menyadari kehadiranku. Ia pun langsung menyapaku sambil melambaikan tangannya dan tersenyum senang kepadaku, “Haii!!”
Aku pun mendengar seperti ada orang yang sedang menyapaku dan melihat warna suara biru muda itu lagi lalu aku melirik pria yang merupakan temannya itu, dan ternyata sesuai dengan dugaanku bahwa pria itu adalah Zayden yang di mana warna suaranya selalu biru muda ketika berada di dekatku. Setelah itu, aku langsung menyapanya kembali sambil tersenyum bahagia, “Hallo juga den”
Lalu ia pun berjalan mendekatiku dan bertanya tentang keadaanku sambil tersenyum senang, “Haii!! RItta, gimana kabarmu?”
Aku pun menjawab dengan senang juga, “Aku udah baikan kok”
Lalu langsung setelah aku menjawab Zayden, tiba-tiba temannya itu menyeletuk dari belakang, “Owalah begitu den, kalian udah temenan sejak lama”
Zayden pun menoleh ke arah temannya itu dan tertawa kecil lalu menjawab temannya sambil tersenyum bercanda, “Iya, dia temanku haha”
Warna suaranya Zayden seperti pada biasanya yaitu biru muda, namun entah kenapa muncul sedikit warna merah muda saat ia mengakui jika aku adalah temannya. Warna merah muda berarti dia sedang mencintai seseorang...
Hmm.. masa aku banget nih? Tapi gak mungkin juga temannya kan? Sejauh ini, hanya warna suara kali ini yang dapat membuatku bingung daripada sebelumnya
Tiba-tiba temannya Zayden melihat sesuatu yang aneh dariku terutama dari wajahku dan sedikit mencurigaiku karena wajahku yang mirip dengan seseorang yang ia kenal lalu ia pun bertanya kepada Zayden, “Den, temanmu ini mirip banget sama Armelyn. Dia saudaranya ya?”
Zayden pun berdiri dan menatap ke arah temannya itu, “Kagak kok Ethan”
Warna suaranya coklat tua yang artinya dia tidak yakin dengan apa yang sedang ia tanyakan, lalu beberapa saat kemudian aku teringat jika aku belum memberitahu Zayden jika aku memiliki seorang saudara kembar yang bernama Armelyn.
Aku pun langsung memotong pembicaraan mereka dan berkata kepada temannya Zayden itu, “Iya, Armelyn memang saudari kembarku”
Zayden pun menatapku dengan kebingungan dan menunjukkan ekspresi wajah yang kaget karena baru mengetahui hal itu lalu ia pun berkata kepadaku, “Owalah kalian kembar? Pantesan aja mukanya mirip banget”
Aku pun hanya bisa menatapnya dan tersenyum melihatnya. Tiba-tiba Ethan yang merupakan temannya Zayden itu berkata kepada Zayden tentang sesuatu, “Oh iya Zayden, energi yang ada di cerminnya pak Marvin sudah hilang berhubung adik bapak Marvin sudah meninggal”
“Oh iya? Energi yang berwarna violet itu kan? kemana perginya energi itu ya?” tanya Zayden dengan bingung.
Tak lama setelah aku mendengar percakapan mereka, aku seperti mengingat sesuatu. Ini mirip seperti yang telah kejadian kemarin di kamarnya Miyura, energi yang berwarna violet dalam bentuk angin masuk ke dalam tubuhnya.
Aku pun langsung saja bertanya kepada mereka untuk memastikan, “Energi violet yang punya wujud jiwa peri itu kan”
Temannya Zayden yang bernama Ethan itu pun menatapku dan berkata, “Iya yang itu, ehh kok kamu bisa tahu?”
Tanya Ethan kepadaku karena dia kaget dengan jawabanku, ternyata rupanya aku tahu tentang hal itu juga. Zayden pun melihatku dengan perasaan ingin tahu.
“Salah satu temanku kan dirawat juga di RS, terus aku lihat ada angin warna violet gitu masuk ke tubuhnya” jawabku sambil melihat ke arah mereka berdua yang sedang kebingungan itu dan entah kenapa karena itu juga sekarang aku yang merasa kebingungan melihat mereka.
“Temanmu itu namanya siapa?” tanya Zayden sambil menatapku dengan rasa penasarannya yang tinggi itu.
“Miyura” jawabku sambil menatap ke arah mereka.
Warna suara mereka abu-abu dan coklat yang berarti mereka masih kebingungan terkait ini, tapi meskipun begitu aku juga bingung tentang apa yang terjadi. Tiba-tiba kemarin entah dari mana terdapat jiwa peri di depan mataku dengan energinya yang berwarna violet itu masuk ke tubuh temanku.
Mereka berdua pun terdiam saat mengetahui hal ini, lalu Ethan pun menjawabku dengan penuh rasa tidak percaya dan seperti ada yang salah, “Hahh??! Aku baru tahu ternyata adiknya Florellia, tapi sejak kemarin Florellia terus ada di kantor”
Aku pun langsung saja bertanya kepada mereka tanpa berpikir terlebih dahulu karena yang terakhir aku ingat adalah ibunya Miyura bilang kalau kakaknya mungmin sangat sibuk bekerja di kantor, “Sebentar, kalo gitu kenapa dia gak izin cuti terus menjenguk adiknya sendiri? Padahal keluarganya sedang gak bisa menjenguk”
Ethan pun menjawabku dengan tidak yakin, “aku juga kurang tahu ya, tapi kasihan juga kita harus kehilangan Rashilla agar simbolnya menghilang”
“Nah iya, kita sampai libur 3 hari di minggu depan karena kabar duka ini” jawab Zayden.
Tak lama kemudian, Ethan yang tidak sengaja melihat ke belakang Zayden tiba-tiba menyadari kehadiran seseorang. Lalu dengan ekspresi wajahnya yang sangat bahagia itu pun ia berkata kepada Zayden, “Wah itu pacarmu sudah datang!!”
Zayden pun menoleh ke arah yang dimaksud oleh temannya itu, ia pun menyadari bahwa pacarnya ada di sana lalu ia pun dengan perasaan yang senang bergegas berjalan ke arah pacarnya itu yang sedang duduk sendiri tepat di belakangku.
yuk mampir kenovel aku