Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.
Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.
Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25.
Kini giliran Ziva yang bingung apabila Pak Wira menanyakan alasannya saat mengirimkan pesan singkat itu.
"Kamu tahu kenapa kamu di panggil ke ruangan saya ? " tanya Wira.
Ziva yang duduk di depan meja Wira menganggukkan kepalanya, "Saya mempunyai teman, teman saya mengatakan bahwa Pak Sasongko ada kaitannya dengan uang ghoib yang sekarang sedang di perbincangkan di kalangan atas Pak. Saya harap ini menjadi rahasia kita saja, saya tidak mau teman saya terseret apabila bapak mengatakan hal ini pada orang lain. "
"Jujur Ziva, saya tidak begitu percaya dengan hal seperti itu. Jadi tolong di waktu yang akan datang berpikir lah secara bijak dimana kita harus mengutamakan logika di bandingkan insting. PAHAM ? " Wira tak terima apa yang di jelaskan oleh Ziva, tapi ia sangat berterimakasih karna adanya Ziva ia tidak merasa repot saat salah satu tim tidak bisa datang.
Ziva pun di persilahkan keluar dari dalam ruangan, Ziva tak merasa kecewa karna ia merasa setidaknya ia sudah mencegah hal buruk yang akan menimpa perusahaan tempat ia bekerja.
Malam itu Ziva dan timnya di haruskan lembur sampai jam 9 malam, Ziva tidak yakin karna ia takut tidak akan ada angkutan umum yang akan lewat.
"Ya sudah aku pesan ojeg online saja, mudah-mudahan ada yang nyaut. " Batinnya.
Di saat Ziva sedang fokus pada pekerjaannya, Ziva menangkap suara minta tolong dan bau anyir melintas di indra penciumannya.
"Pasti ada makhluk astral. " Batin Ziva.
Benar saja saat Ziva fokus pada layar laptopnya. Layar laptop itu berubah menjadi gambar seorang wanita dengan wajah berlumuran darah.
"Aaaaaaaa ... " Jerit Ziva sontak membuat orang yang sedang lembur di kantor itu kaget. Bahkan ada yang sempat mengantuk kini menjadi segar kala mendengar teriakan Ziva.
"Ada apa Zi ? " Tanya Mia.
Ziva coba mengatur nafas, sementara beberapa rekannya sedang menunggu jawaban dari mulut Ziva. " Ma-maaf tadi aku lihat kecoa di kakiku. "
"Ya elah Zi, aku kira kamu lihat hantu. " Sambar Ridwan.
"Jika aku katakan yang sebenarnya mungkin kalian akan takut dan cemas. " batin Ziva.
...----------------...
Sementara di kantor Bareskrim baru saja menerima kasus hilangnya anak salah satu penjabat daerah, semua tim di buat diam saat kasus pembunuhan bertubi-tubi mereka dapatkan.
"Besok kita sebar ciri-ciri korban, korban menghilang sejak 2 hari yang lalu terakhir yang dia datangi adalah kampusnya. Arjun Dan Roy datangi Kampusnya, Rio dan Jeri sebar ciri-ciri korban yang lain tetap pada kasus yang sebelumnya. " perintah Hadi yang langsung di tanggapi oleh bawahannya.
...----------------...
Saat Ziva mencoba memesan ojeg online Ziva tak kunjung mendapatkannya, " Duh bisa sampai malam kalau terus diam di sini, apa ia aku harus tidur di pos satpam ? Ah mending aku sambil jalan saja deh. Lagian jalanan tidak begitu sepi banyak kendaraan pribadi yang masih terlihat. "
Saat di perjalanan, Ziva di datangi sosok yang membuat ramai di kantor tadi. " Mau apa sih kamu ? jangan menggangguku. "
"Tolong ... Tolong ... " Rintih sosok itu, dengan Lika sayatan di bagian leher dan di bagian perutnya.
Ziva menghentakkan kakinya, " Jangan sekarang ya aku mohon. Aku harus segera sampai di rumah. "
Sosok itu malah menggelengkan kepalanya, Ziva tak yakin jika ia akan terus menganggu jika tidak di turuti kemauannya. sosok pendamping Ziva pun membiarkan sosok itu berkomunikasi, karna memang Ziva harus segera menolongnya.
"Ya sudah, apa yang bisa ku bantu ? " dengan malas Ziva mengatakannya.
Sosok itu melayang di hadapan Ziva sementara Ziva mengekor saja di belakangnya, dengan pencahayaan di handphonenya ia berjalan mengikuti sosok itu.
Setelah beberapa kilo berjalan, sampailah di sebuah gedung kosong terlihat gedung itu terbengkalai dengan waktu yang cukup lama. " Capek banget, tahu gini kita naek angkutan umum saja tadi. Itu pun kalau ada hiks ... Hiks ... "
Di sekitaran gedung itu tidak ada pemukiman warga, hanya ada beberapa ruko yang sepertinya terbengkalai juga. Hanya rumput liar lah yang menghuni sekitaran gedung itu.
Bau anyir semakin menusuk Indra penciuman Ziva kini di iringi bau busuk namun belum begitu menyengat. Sampailah di dalam gedung, dimana di sana banyak drum tersimpan di berbagai arah.
Sosok itu mendekati salah satu drum dimana di atasnya di taruh beberapa dus bekas. Sialnya Ziva tertimpa beberapa dus kosong itu, membuat dia terbaik dan merasa sesak karna debu begitu banyak dan terhirup olehnya.
Sosok itu menghilang begitu saja, " Ada apa sebenarnya di dalam drum ini. "
Ziva meletakkan ponselnya dengan tepat, agar cahaya lampunya dapat meneranginya. di buka lah penutup drum itu, " Aaaaaaaaa .... " Tubuh Ziva terjatuh ke atas lantai yang di penuhi debu, Ziva dengan susah payah meraih ponselnya.
Ziva mencoba menjauhi drum itu dengan posisi masih duduk di lantai, sungguh ia merasa lemas saat melihat Mayat itu.
Setelah iya yakin ia baru menelpon polisi,
...----------------...
Arjun yang baru saja sampai di depan gerbang rumahnya di buat terkejut kala mendapati ponselnya bergetar dan terlihat atasannya yang menghubunginya.
"Siap, saya segera meluncur ke TKP. " Arjun memutar balikan kembali kendaraannya.
Sesampainya di sana Arjun belum melihat petugas petugas siapapun yang datang, baru beberapa langkah baru lah mobil patroli saling berdatangan.
Saat Arjun dan petugas yang lain mendekat ke gudang itu terdengar suara wanita menangis, Arjun segera mencari tahu sumber suara itu di gerakannya senter itu ke kanan dan ke kiri. baru lah terlihat seorang wanita sedang memeluk lututnya sambil membenamkan wajahnya.
Bukan setan yang ia takuti, tapi yang buat iya takut adalah penemuan mayat itu.
"Apa yang terjadi ? " Tanya Arjun.
Wanita itu sedikit demi sedikit mengangkat wajahnya.
" Kamu ? " ucap Arjun.
"I-itu di dalam drum ... Pak. Hiks ... Hiks ... "
Arjun paham jika wanita yang ada di hadapannya itu sedang syok berat.
"Roy tolong beri dia minum, yang lain ayo kita periksa apa yang ada di dalam drum itu. " Pinta Arjun.
"Ini Mayat Pak, " Sontak Arjun dan yang lain melihat secara bersamaan.
Hubungi Ambulan dan petugas forensik. Pasang garis kuning agar area TKP tidak rusak.
Ternyata mayat yang di temukan oleh Ziva adalah Mayat Putri anak dari penjabat yang di laporkan dia hari menghilang.
Mayat itu pun segera di bawa ke rumah sakit BINA SEHAT rumah sakit Polri.
"Biar saksi saya yang bawa, kita langsung ke kantor untuk penyelidikan lebih lanjut. " Ujar Arjun.
Arjun pun menyuruh beberapa petugas untuk berjaga, sementara Roy ikut kembali ke kantor Bareskrim.
"Ayo ikut saya ? " Ucap Arjun pada Ziva.
Ziva yang mengetahui keberadaan Arjun memilih untuk tidak berdebat seperti sebelumnya. Sungguh ia tak memiliki tenaga untuk itu. Ziva berusaha bangkit namun Arjun melihat gerak Ziva sangatlah lambat.