Alvaro dan Liona telah menikah selama 4 tahun,Alvaro mempunyai kekurangan yaitu mengalami sperma encer.Liona selalu mencoba bertahan hidup bersama Alvaro karena suaminya itu memperlakukannya bagaikan ratu,Liona juga mempunyai toko butik yang telah dia buka selama 2 tahun,dan Liona adalah seorang perancang busana,Liona juga mempunyai sahabat bernama Sara,dan Alvaro suami Liona mempunyai seorang adik perempuan yang sangat cantik namanya Elvira dan telah menikah dengan seorang pria bernama candra.hubungan Elvira dan Liona sangat baik,bagaikan saudara kandung. suatu ketika Liona bertemu dengan teman masa lalunya yang bernama Cakra,dan Cakra ini adalah teman dekat Liona semasa kuliah dulu yang menyukai Liona,namun Cakra tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Liona sampai mereka lulus kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Liona Membeli Perlengkapan Bayi
Liona datang ke tokonya lebih awal dari biasanya. Karyawannya yang datang satu persatu merasa heran,karena biasanya kedua karyawannya yang selalu menunggu Liona di depan pintu toko.
"Tumben ya,Mbak Liona datang lebih cepat dari biasanya", bisik Titi kepada Mira.
"Iya,ini kan baru pukul 8.30,biasanya kan buka pukul 9.00 tepat". Jawab Mira,sambil melirik ke arah Liona yang sedang duduk menggambar. Liona,yang mendengar bisik bisik Mira dan Titi segera menjawab.
"Kan bagus kalau buka lebih awal... Kenapa? Apa kalian keberatan?" Liona bertanya sambil menatap mereka dengan rasa ingin tahu.
"Tidak kok,Mbak! Justru kami senang," jawab Mira dengan cepat.
"Benarkah?", tanya Liona dengan ragu.
"Benar... Mbak,kami senang kok", sahut Titi dengan senyum. Liona tersenyum kepada Mira dan Titi. Kedua karyawan Liona mulai mengerjakan tugas mereka masing masing.
"Tiiit... Tiiit", ponsel Liona berdering. Liona menatap layar ponselnya,tertulis nama Alvaro.
"hallo", jawab Liona.
"hallo,sayangku," terdengar suara lembut Alvaro.
"iya,sayang... Kapan kau pulang?," tanya Liona dengan nada lembut.
"Aku akan pulang lusa," jawab Alvaro.
"Iya,sayang... Aku akan menunggumu," ucap Liona sambil menutup ponselnya. Wajah Liona tegang,kegelisahan menyelimuti perasaan Liona. Di satu sisi,Liona merasa bersalah pada Alvaro karena telah berselingkuh. Namun,di sisi lain,Liona merasa bahagia karena telah mengandung anak dari Cakra. Hasil perselingkuhannya,dan sebentar lagi impiannya untuk memiliki seorang anak akan terwujud. Liona juga tidak menyangka,jika Alvaro akan pulang secepat itu. Liona berpikir Alvaro akan pulang minggu depan. Liona duduk termenung di ruangan kerjanya. Dia tidak menyadari jika Sara sahabatnya datang dan masuk ke dalam ruangannya. Sara menggelengkan kepalanya saat melihat jari Liona yang sedang memainkan pensil gambarnya di atas kertas gambar dengan tatapan kosong.
"Masih pagi kok melamun," tegur Sara,sambil mengambil kursi untuk duduk di depan Liona.
"Kapan kau datang?" tanya Liona menatap Sara yang duduk di depannya dengan wajah kaget.
"Sejak tadi," jawab Sara. "Apa yang kau pikirkan?," tanya Sara Lagi sambil menatap wajah liona yang tegang. Lalu,Liona menceritakan tentang kepulangan Alvaro yang tinggal dua hari lagi. Liona juga mengatakan pada Sara,tentang dirinya yang telah bercinta semalam dengan Cakra untuk yang terakhir kalinya,sebelum Alvaro pulang.
"Wow, kejutan yang luar biasa," ucap Sara dengan wajah yang kaget. Lalu Sara mulai tertawa. "Haha... Sepertinya,kau ketagihan bercinta dengan Cakra," ucap Sara sambil tertawa menggoda Liona.
"Jangan mengejekku," ucap Liona dengan kesal. Sara terdiam menatap wajah Liona yang cemberut.
"Apa kau sudah memberitahu Cakra tentang kehamilanmu?" tanya Sara.
"Iya,Cakra bahagia saat mendengar aku hamil. Bahkan,dia ingin menikahiku," sahut Liona.
"Apa kau siap berpisah dengan Alvaro?" tanya Sara dengan ragu. Liona terdiam sejenak,lalu menghela nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan di depan Sara.
"Iya... Aku siap," jawab Liona dengan penuh keyakinan. Perselingkuhan yang Liona lakukan,membuat Liona semakin bersemangat untuk berkata jujur pada Alvaro. Bagi Liona,semakin cepat mengatakan semuanya,maka akan mengurangi rasa bersalahnya terhadap Alvaro.
"Aku juga ikut tegang membayangkan reaksi Alvaro saat dia tahu kalau kau hamil dengan pria lain." ucap Sara.
"Di sisi lain,aku sangat bahagia karena akan memiliki seorang anak." sahut Liona menunjukkan ekspresi bahagia.
"Iya,aku melihatnya dari raut wajahmu," ucap Sara yang melihat Liona tersenyum bahagia.
"Aku ingin mengajakmu keluar,apakah kau bersedia?" tanya Liona.
"Ke mana?" tanya Sara dengan penasaran. Liona mengatakan pada Sara hendak membeli perlengkapan baju baby. Sara tersenyum lebar,dia tahu jika sahabatnya itu sangat bersemangat untuk memiliki seorang anak.
"Baiklah... Untuk keponakanku yang akan lahir," jawab Sara sambil memegang perut Liona. Kedua sahabat itu akhirnya pergi bersama di toko perlengkapan baby. Betapa senang dan bahagianya hati Liona, di dalam mobil Liona selalu tersenyum lebar sambil memegang perutnya. Sara yang melihat Liona bahagia,turut merasakan kebahagiaan sahabatnya itu. Sesampainya mereka di toko bayi,Liona turun dari mobil lebih dulu dan langsung membuka pintu toko perlengkapan bayi itu dengan semangat. Sara yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Kau semangat sekali," ucap Sara.
"Coba kau lihat yang ini,apakah ini bagus?" tanya Liona sambil menunjukkan kepada Sara baju baby yang sedang dipegangnya. Sara memperhatikan baju baby yang berada di tangan Liona dengan seksama.
"Iya,ini bagus,tapi agak kebesaran untuk ukuran bayi yang baru lahir," jawab Sara. Karena memang ukurannya agak besar,Liona meletakkan kembali baju baby itu. Liona,berjalan mengelilingi ruangan setiap sudut di toko itu. Sara mengikutinya dari belakang dan ikut melihat baju baby yang cocok untuk ukuran baby yang baru lahir. Selain baju baju baby,Liona juga ingin membeli bak mandi dan perlengkapan lain yang dibutuhkan oleh bayi yang baru lahir. Hari itu,Liona dan Sara menghabiskan waktu mereka untuk membeli perlengkapan bayi.
"Liona, ini sudah cukup banyak," ucap Sara yang menunjukkan keranjang belanjaan Liona yang sudah penuh.
"Iya sih,ini sudah cukup banyak. Aku mau bayar dulu," sahut Liona sambil berjalan menuju kasir. Setelah membayar semua belanjaannya,Liona sangat puas karena sudah mendapatkan apa yang dia mau.
"Liona,aku lapar nih," ucap Sara sambil memegang perutnya yang berbunyi.
"Baiklah,kita cari makan dulu," ajak Liona sambil memasukkan barang belanjaannya ke dalam mobil.
"Kamu yang traktir ya," pinta Sara menatap Liona dengan mata sayu. Liona tertawa dan berkata, "hehe,iya."
Liona dan Sara mencari restauran terdekat,dan akhirnya mereka menemukannya. Liona dan Sara keluar dari mobil,lalu masuk ke restauran itu. Seorang pelayan mendatangi mereka dan memperlihatkan menu yang tersedia di restauran itu. Sara dan Liona melihat menu sesuai selera mereka masing masing. Setelah menemukan menu yang cocok dengan perut mereka,Liona dan Sara menunjukkannya pada pelayan itu untuk di catat.
"Apa kau akan membawa ke rumahmu baju dan perlengkapan bayimu?" tanya Sara sambil mengeluarkan tissue dari dalam tasnya untuk membersihkan wajahnya yang berkeringat.
"Untuk sementara,aku akan menyimpannya di tokoku," sahut Liona. Mendengar jawaban dari Liona membuat Sara mengerti,jika sahabatnya itu tidak ingin memperlihatkannya pada Alvaro atau Elvira sebelum Liona mengatakan tentang kehamilannya pada Alvaro.
"Aku hanya ingin tahu bagaimana reaksi Alvaro nanti,saat dia mengetahui semuanya." ucap Liona yang meragukan jika Alvaro mau menerimanya kembali setelah tahu jika Liona menyelingkuhinya. Sara yang melihat Liona ragu,memegang tangan Liona dan memberinya semangat.
"Alvaro mencintaimu,aku yakin dia akan memaafkanmu", ucap Sara.