NovelToon NovelToon
Stuck With You (Ma Mia Cara)

Stuck With You (Ma Mia Cara)

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:654
Nilai: 5
Nama Author: Sequoia_caca

"Kau adalah milikku, Kau ada di setiap hembusan nafasku. Ku bunuh siapapun yang berani menyentuhmu. Aku mencintaimu Anya" - Damian Andante Salvatore

"Yang kau sebut cinta itu adalah Penjara bagiku Dante. Bila bersamamu rasanya sesak bagiku. Aku membencimu Dante" - Azzevanya Laluna Hazal



Hallo guys, ini adalah novel pertama ku... maaf kalau banyak typo atau ceritanya kurang menarik ya... Terima kasih banyak😍😍😍😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sequoia_caca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seperti Mimpi

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 4 sore, tim Kitchen pun sudah berganti pemain dengan staff shift 2. Azze, Wawan, Deni, Susi, dan Rian berkumpul di Loker Staff untuk istirahat sejenak sebelum pulang. Sedangkan Pak Hussen sudah pulang lebih dulu karena ada hal mendesak yang harus ia selesaikan.

"Haduhhh, lumayan ya hari ini... Kakiku sampai pegal. "

Deni langsung tergeletak di lantai yang dingin dengan sepatu boots yang sudah dilepas.

"Kak Deni bau kaki...!!"

Susi berteriak, sambil menutup hidungnya. Membuat yang lain tertawa dan ikut menutup hidung.

"Heh Enak saja... Bicaramu sembarangan sekali... mana.. mana? kaki harum begini"

Deni langsung bangun lalu mencium kakinya sendiri dengan ekspresi percaya diri. Tapi berakhir ingin muntah.

"Uwoooo"..

" Ahahahhahah.. Bagaiman enak kan baunya.. sialan. Kakimu itu bau sampah..Ahahah".

Azze tertawa sambil bersandar di bagian Loker miliknya.

"Ihhhh jorok... huhhh kumbah tahhh suku bauuu ahahahah"

Wawan menyuruh Deni cuci kaki, sambil menertawakan nya paling kencang.

"Iyaaa... iya.. iya!!! sewot kaliannn..!! "

Deni segera bangkit lalu, berjalan ke arah toilet pria khusus staff.

"Ahahahahah!!!! ehhh kak Azze, kakak sudah ke ruangan pak Johan? tadi aku berpapasan dengan A Anton, dia sudah kesana loh. "

Rian bertanya kepada Azze sambil, memotong kuku kakinya.

"Oh iya, hampir lupa.. untung saja kamu ingatkan. Ya sudah.. Sebelum pulang aku akan naik ke atas. Ke ruangan Pak Johan dulu"

Azze menggerai rambut hitamnya yang bergelombang, panjang dan berkilau. Lalu dia memakai jaket kulitnya yang berwarna coklat dan memasukkan barang bawaannya kedalam tas.

"Kalau begitu aku pamit ya... Hati-hati pulangnya kalian semua. Dahh!!"

"Iya kak,... kabari kami nanti ya... "

Susi bangkit dari duduknya. Lalu menghampiri Azze.

"Sok Ze ati-ati"

"Iya kak, Hati-hati"

Wawan dan Rian juga berpamitan dengan Azze.

Azze melambaikan tangan kepada mereka, lalu meninggalkan loker menuju ruangan Johan. Azze menaiki lift sambil berdoa agar Damian sudah tidak ada disana.

"Ya allah, semoga pria gila itu sudah pulang. Aku sangat tidak nyaman jika sedetik saja bersamanya. Dia sangat menakutkan, tatapannya membuat ku ingin lari dan nafasku tiba-tiba tertahan. "

Azze berdoa di dalam hatinya dia sangat berharap Damian sudah pulang.

Pintu lift terbuka, menandakan Azze sudah tiba di lantai tujuannya. Lantai itu tampak sepi. Azze langsung melangkah dengan cepat menuju ruangan Johan.

*TokTokTok

"Masukkk!! "

Suara Johan membalas ketukan Azze dari dalam.

Azze masuk kedalam ruangan Johan, dia melihat sekeliling nya. Ternyata tidak ada Damian disana. Akhirnya Azze bisa bernafas lega.

"Azzevanya, duduklah. "

Johan menyapa Azze, dan menyuruhnya untuk duduk. Sebenarnya Johan sedang menetralkan detak jantungnya. Karena bicara 4 mata langsung dengan Azze. Tapi Johan tau bahwa Damian sekarang pasti sedang mengawasinya dari CCTV.

"ehmmmm, baiklah Azze hanya tinggal kamu saja yang akan saya jelaskan mengenai promosi kamu sebagai Executive Chef ya.. dengarkan dan pahami ya Ze. "

"Baik Pak.. "

Sebelum menjelaskan semua hal mengenai promosi Azze. Johan meminun segelas air didepannya sambil bergumam didalam hati.

"Biarkan aku melewati rintangan ini dengan tenang, ya Tuhan... "

Johan melirik Azze yang tersenyum ramah padanya. Azze berhasil membuat bulu kuduk nya berdiri melihat senyuman cantik dari Wajah Azze tepat di depan matanya.

"Ehhhmmm... Mmm.. baiklah sebelumnya saya ucapkan selamat untuk kamu, atas prestasi yang sudah kamu capai dalam waktu singkat ya Ze. Kami sangat bangga atas kinerja yang kamu berikan selama ini di Hotel The Le' Grande Flora ini. Ada beberapa poin yang akan saya sampaikan, yang pertama kamu akan mendapatkan kenaikan jabatan sebagai Executive Chef di hotel kami yang berpusat di Sisilia, Italia. Yang sudah berstandar internasional. Yang Kedua, disana kamu akan mendapatkan tempat tinggal pribadi berupa satu unit Apartemen yang berada dekat kawasan hotel. Yang Ketiga, kamu akan mendapatkan Cuti 12 hari dalam setahun. Yang ke empat, kami akan menggaji kamu sebesar €54.000 atau jika di rupiah kan setara dengan 900.000.000 per tahun. dan yang terakhir, Kami akan memfasilitasi kamu untuk terbang sampai tujuan Ze. Sampai situ, ada yang kamu kurang paham atau kurang dimengerti?."

Dia sedikit melamun, Mendengar penjelasan Johan, Azze masih tidak percaya. Seakan-akan dia sedang bermimpi di siang bolong, apalagi saat mendengar gaji yang ditawarkan.

"Azzevanya... ada yang ingin ditanyakan? "

Saat mendengar panggilan Johan, barulah Azze tersadar dari lamunannya.

"Hah,.mmm... pak apa saya sedang bermimpi? "

Azze menepuk kedua pipinya, namun ternyata terasa sakit..

Johan tertawa melihat tingkah Azze.

"haaha, tidak Ze.. ini bukan mimpi. Ini semua berkat kerja kerasmu selama ini. Tapi itu masih tergantung padamu. Mau mengambil kesempatan ini atau tidak. Kalau kamu setuju. Dalam dua hari ini kamu sudah harus berkemas dan segera berangkat ke Sisilia. Semua terserah kamu. Atau sebaiknya kamu diskusikan dengan keluarga."

Saat mendengar kata keluarga, Azze yang tadinya senang seketika berubah agak murung. Dia langsung memikirkan satu orang. Yaitu bunda nya di panti yang pasti tidak akan setuju.

"kenapa ekspresi kamu tiba-tiba berubah? "

Johan menyadari perusabahan ekspresi pada diri Azze.

"Benar yang bapak katakan.. harus diskusikan dengan keluarga. Tapi seperti nya bunda saya tidak akan mengizinkan. "

"Justru itulah yang kuharap kan Azze. "

Johan berkata didalam hatinya.

"Tapi saya akan membujuk bunda saya pak, kesempatan ini tidak datang dua kali kan. Tidak baik, menolak kesempatan emas seperti ini. "

Azze membuang pikiran negatif dari otaknya, dua akan berusaha membujuk Bunda nya.

"Mmm baiklah, semoga berhasil ya. Jika kamu kurang paham atau ingin lebih jelas, ini adalah surat mutasi kamu. Jadi kamu bisa menyampaikan apa yang saya katakan tadi ke ibu kamu berikut suratnya juga. Ya. "

"Iya baik Pak.. Terima kasih banyak.. "

"Kalau sudah tidak ada yang ingin ditanyakan, kamu boleh kembali bekerja.. "

"Ohhh, jam kerja saya sudah selesai pak. Sudah waktunya pulang kalau begitu saya pamit ya pak"

"begitu ya..? yasudah hati -hati ya Ze. "

Azae bangkit dari tempat duduk nya, lalu keluar dari ruangan Johan setelah berpamitan dengannya.

"Huhhh, tugasku sekarang adalah meyakinkan bunda. Aku sudah membayangkan betapa sulitnya itu nanti. Tapi akan aku coba sampai berhasil. Semangat Azzevanya!! "

Azze menyemangati dirinya sendiri, dia yakin bisa membujuk Bunda nya di panti.

Sedangkan Johan, merasa sedikit kecewa dengan respon Azze yang terlihat sangat senang mendapatkan promosi itu. Mungkin dia harus benar-benar melepaskan perasaannya terhadap Azze.

"Sial sekali aku.. "

Johan menatap langit-langit ruang kerjanya, dengan murung. Sambil meratapi nasibnya.

"Waktuku melihatmu tinggal dua hari lagi, Ze.. selepas itu hanya ku serahkan semuanya pada Tuhan. "

Johan menutup matanya..

1
Nania Nia
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!