Sikap dingin pengabaian yang berlangsung begitu lama dari tunangannya membuat seorang gadis bernama Iris takut dibuang hingga dirinya bersikap kasar, keji dan obsesi atas nama cinta kepada setiap wanita yang mendekati tunangannya sampai pada akhirnya itu membawanya dan keluarganya kepada kematian.
Di saat terakhir kematiannya, akhirnya terlihat jelas tatapan dingin benci dari tunangannya dan disadarinya jika cintanya adalah sepihak dan bodoh, tapi semuanya terlambat kini hanyalah penyesalan. Dewa yang kasihan dengan Iris memberikannya kehidupan ketiga untuk penebusan dosanya dan kebahagiaannya.
Di kehidupan barunya, Iris mencari tumpukan emas dan menyebarkan rumor palsu tentang kekasih palsunya di dalam pertunangannya demi pembatalan pertunangan. Anehnya bukan pembatalan diterima, tapi malah perasaan yang pasang surut dan manis pahit terikat melalui pembuktian cinta pangeran. Akankah perasaan Iris yang ditutup kembali terbuka? Akankah Iris bahagia?
Chasing Gold And Avoid The Prince
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliza eri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21 Hari Yang Menyenangkan
Iris dan Luci menghabiskan waktu satu hari penuh dengan menikmati kue, pergi menikmati jajanan di setiap stand yang di dirikan di alun-alun kota hingga sampai berbelanja. Keduanya berjalan-jalan hingga akhirnya sampai ke tempat terakhir, yaitu puncak bukit yang tidak jauh dari kota, tempat terbaik untuk memandangi kota yang penuh dengan cahaya lampu indah.
Luci meletakkan sapu tangannya di bawah pohon rindang sambil memberikan isyarat kepada Iris untuk duduk di sapu tangan yang telah diletakan olehnya, kemudian dia melepaskan jas nya dan di letakan di bahu Iris supaya Iris tidak mengalami kedinginan atau masuk angin akibat terkena angin malam yang berhembus.
"Cuaca sekarang sudah akan memasuki musim gugur, jadi malam hari akan lebih dingin dari biasanya,"
"Aku khawatir jika kamu akan masuk angin dan sakit dari rumor yang aku dengar kamu baru keluar rumah akhir-akhir ini, jadi jika tubuh selemah itu di malam hari seperti ini akan membuatmu semakin sakit," ucap Luci yang duduk di sebelah Iris dengan tatapan serius
"Kamu orang yang sangat baik ya Luci, kamu bisa mendapatkan pasangan yang baik pasti suatu hari nanti, karena bersikap perhatian seperti ini dengan seorang gadis," ucap Iris sambil tertawa kecil melihat sikap dan kepekaan yang tinggi dari Luci kepada seorang perempuan
Iris berpikir jika seseorang yang menjadi pasangan Luci akan beruntung memiliki pasangan yang begitu memperhatikan dirinya sampai hal terkecil, berbeda dengan orang yang harus memikirkan kerajaan ini, jangankan perhatian dimatanya hanya ada pekerjaan sebagai calon penerus.
"Benarkah? Tapi, gadis yang aku suka tidak bersikap seperti itu,"
"Aku melakukan banyak kesalahan yang selalu membuatku di abaikan olehnya, walaupun begitu aku akan tetap berusaha keras untuk menebus semuanya," ucap Luci dengan senyuman kaku sambil menatap ke arah langit berbintang yang luas
"Mungkin dia akan berubah pikiran nantinya setelah kamu berjuang untuk dirinya, setiap usaha pasti akan membawakan hasil yang setara," ucap Iris dengan senyuman pahit teringat dengan perjuangannya di masa lalu
Iris dan Luci kemudian saling diam menatap langit malam sampai puas memandangi, Iris di antar pulang langsung oleh Luci menuju ke kamarnya menggunakan sihir teleportasi tanpa mengganti pakaian dengan cepat merebahkan diri di atas tempat tidur. Di atas tempat tidur Iris mengingat-ingat kejadian yang baru saja terjadi pada dirinya sampai dia pulang kerumah. Ini pertama kalinya untuk Iris bisa bersenang-senang dengan seorang yang mungkin bisa di anggap sebagai seorang teman.
"Hari ini menyenangkan, ini pertama kalinya aku bisa bersenang-senang seperti ini,"
"Tapi, aku penasaran bagaimana dia bisa mengetahui kamarku? Bukankah kekurangan sihir teleportasi tidak bisa berteleportasi di tempat yang belum pernah di kunjungi atau gambaran mengenai ruangan itu,"
"Tapi... Aku juga tidak boleh berpikiran negatif karena bagaimanapun terakhir kali aku menuduhnya, dia memberikan penjelasan yang logis,"
"Jika aku melakukannya lagi aku sendiri yang akan malu," gumam Iris sambil berguling-guling di atas tempat tidurnya
Di sisi lain di ruangan kerja yang hanya di terangi penerangan seadanya, sesosok laki-laki berkacamata terbaring lemas di atas meja dengan kertas-kertas yang telah menimbun kepalanya.
"Kenapa kamu belum pulang juga ke rumahmu? Apakah kamu berniat menjadikan tempat kerja sebagai rumahmu?"
"Menurut dirimu, kenapa aku belum pulang? Dan siapa yang harus menggantikan dirimu ketika kamu tidak ada di tempat hingga aku harus lembur di tempat seperti ini?"
Chasing Gold And Avoid The Prince