Dipersatukan karena sebuah perjodohan, membuat Zidan tidak benar-benar bisa menjalani pernikahan seperti semestinya. Terlebih lagi, wanita yang menjadi istrinya pun sangat menutup diri dan tidak menganggapnya sebagai suami.
Hingga suatu hari, di saat sudah sangat merasa kesepian dan menyerah dengan pernikahannya, Zidan pergi ke sebuah tempat hiburan malam. Di sanalah dirinya bertemu dengan wanita cantik bernama Chika Fadwa Atmaja dan menghabiskan malam bersama.
Tanpa disangka, ternyata mereka adalah dua orang yang sama-sama kesepian. Karena kesamaan itu, terjadilah kesepakatan untuk menjalin sebuah hubungan yang saling menguntungkan.
***
" Mulai detik ini, kamu adalah milikku dan hanya aku yang boleh menyentuh tubuh indahmu " ~ Zidan Biantara Mahardika.
***
IG : gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Morning Sickness
Hoek.. Hoek.. Hoek..
Samar-samar telinga Zidan mendengar suara seseorang yang sedang muntah di dalam kamar mandi dan tentu saja membuatnya langsung terbangun dari tidur nyenyaknya. Hari masih cukup gelap dan masih ada beberapa jam lagi sebelum dirinya harus bangun untuk menyiapkan sarapan.
Dengan rasa kantuk yang masih tersisa, pria itu melirik ke arah sampingnya dan tidak menemukan keberadaan Chika di sana. Sontak kedua matanya langsung terbuka lebar dan wajahnya berubah panik karena pasti di dalam kamar mandi itu.
Zidan pun langsung turun dari tempat tidur dan secepat mungkin berlari menuju ke kamar mandi. Pastinya dia sangat khawatir dan harus memastikan keadaan sang kekasih yang sedang tidak dalam keadaan baik.
Brak.
Tanpa sadar, Zidan membuka pintu dengan cukup keras saking khawatirnya dengan Chika yang masih terdengar sedang mengeluarkan seluruh isi perutnya. Dan benar saja, wanita tertunduk di depan wastafel dengan keadaan tubuh yang sudah lemas.
" Baby.. " ucap Zidan langsung menghampiri wanita yang sedang mengandung darah dagingnya itu.
Sedikit pun Zidan tidak merasa jijik melihat Chika yang masih mengeluarkan cairan kuning dari mulutnya. Dia malah membantu menopang tubuh kekasihnya itu agar tidak terjatuh dan membantu memijat tengkuk lehernya.
Sungguh, dia juga sangat tidak tega melihat Chika harus merasakan semua ini karena mengandung anaknya. Andai saja bisa, Zidan pasti lebih memilih dirinya saja yang harus merasakan morning sickness dan yang lainnya seperti beberapa pria lain yang akan menjadi seorang ayah.
" Sudah? " tanya Zidan pada Chika yang tidak lagi memuntahkan apapun dari mulutnya.
Chika pun hanya menganggukkan kepalanya saja dengan sangat lemah, karena sepertinya tidak memiliki tenaga lagi untuk sekedar menjawab. Wajahnya terlihat sangat pucat dan tubuhnya lemas juga sudah sepenuhnya bersandar pada sang kekasih.
Kedua matanya mulai terpejam dan mencoba tetap merasakan sebuah nikmat luar biasa dalam proses untuk menjadi seorang ibu. Dia bahkan hanya bisa pasrah saat Zidan membersihkan sisa-sisa muntahan dari mulutnya.
Baru setelah selesai, Zidan langsung menggendong tubuh wanita itu dan membawanya keluar dari kamar mandi. Tentunya Chika juga harus segera beristirahat untuk memulihkan kondisinya yang sangat lemah.
.
.
.
Secara perlahan dan sangat hati-hati, Zidan menurunkan tubuh lemas Chika di atas tempat tidur dan langsung menyelimutinya sebatas dada. Pria itu mengusap puncak kepala sang kekasih dengan sangat lembut sembari menatap sendu wajah pucat itu.
Jujur saja, dia cukup bingung dengan apa yang harus dilakukannya agar bisa membuat Chika merasa lebih baik. Ini adalah pengalaman pertamanya bersama dan merawat wanita yang sedang hamil muda.
" Aku tinggal ke dapur sebentar ya, Baby.. Aku akan membuat teh hangat dan sarapan untuk kamu. Lagipula kamu harus minum obat pereda mual yang kita tebus dari rumah sakit kemarin " ucap Zidan yang terpaksa harus meninggalkan kekasihnya itu sebentar.
" Jangan, Om.. Aku ingin Om tetap di sini. Obat yang aku butuhkan itu Om, bukan yang lainnya " larang Chika menahan tangan Zidan.
Memang benar, keberadaan pria itu di dekatnya membuat Chika merasa jauh lebih baik. Aroma tubuh Zidan yang sangat disukainya ternyata mampu mengurangi rasa mual yang tadi dirasakannya.
" Sungguh? Lalu rasa mual kamu bagaimana? " tanya Zidan tentunya masih merasa khawatir.
Dia hanya tidak ingin keadaan Chika semakin buruk jika tidak melakukan sesuatu ataupun memberinya obat. Terlebih lagi dia juga melihat dengan mata kepalanya sendiri wanita itu sempat lemas tak berdaya.
" Rasa mualnya sudah berkurang dan aku juga sudah jauh lebih baik, Om " jawab Chika.
" Jadi, Om tetap mau di sini saja dan menemani aku, kan? " tanya Chika dengan tatapan memohon.
" Tentu saja, Baby.. Aku akan tetap di sini dan menemani kamu " jawab Zidan tersenyum.
Zidan tentu saja tidak akan tega menolak permintaan dari Chika dan meninggalkannya sendiri untuk pergi ke dapur. Selagi keadaannya baik-baik saja dan tidak semakin memburuk, memang lebih baik dia tetap di sana.
Kemudian, pria itu segera naik ke atas tempat tidur dan membaringkan tubuhnya di samping sang kekasih. Tak lupa juga dia langsung menarik tubuh Chika ke dalam pelukannya dan memberikannya sebuah tempat yang nyaman.
" Baby, sampai kamu akan terus seperti ini? Aku tidak tega kalau harus melihat kamu terus mual dan lemas seperti tadi " tanya Zidan sambil mengelus lembut rambut sang kekasih.
" Setahuku morning sickness dan semacamnya hanya akan terjadi di trimester pertama kehamilan saja, jadi tidak akan lama. Sepertinya juga aku akan mual hanya pada pagi hari saja dan mungkin di saat hari sudah mulai siang tidak akan lagi " jawab Chika yang sedikit mengetahui tentang yang dialaminya.
Mendengar hal itu, akhirnya Zidan pun bisa merasa sedikit lega dan tidak lagi sekhawatir tadi. Dia benar-benar tidak akan tega harus melihat Chika mengalami semua itu dalam waktu yang lama.
" Maafkan aku ya, Baby.. Aku ingin sekali menggantikan kamu untuk merasakan semua ini, tapi sayangnya tidak bisa " ucap Zidan yang merasa bersalah.
" Ih, jangan minta maaf, Om.. Walaupun harus sedikit tersiksa seperti ini, tapi aku merasa bahagia kok. Aku juga bisa merasakan nikmatnya mual, ngidam dan semuanya untuk menjadi seorang ibu " sahut Chika mendongakkan kepalanya.
Meskipun tahu jika semua itu tidak akan mengenakan bagi dirinya, tetapi Chika memang ingin untuk merasakannya. Terlebih lagi dari beberapa orang terdekatnya, jika mengalami semua itu maka akan menambah rasa bahagia saat berhasil melahirkan anaknya nanti dengan selamat.
" Hem.. Aku sudah mulai mengantuk lagi dan ingin tidur sebentar, tapi Om tetap di sini dan jangan tinggalkan aku ya.. " ucap Chika menyusupkan wajahnya di dada bidang sang kekasih.
" Iya Baby.. Aku tidak akan meninggalkan kamu, jadi tenang saja " jawab Zidan menganggukkan kepalanya.
Setelah itu, Chika pun menutup kedua matanya dan berusaha untuk tidur di dalam pelukan kekasihnya itu. Sedangkan Zidan masih begitu telaten mengusap lembut rambutnya dan menciptakan sebuah rasa nyaman.
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘