NovelToon NovelToon
Proof Of Love Art Paper

Proof Of Love Art Paper

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Skyeuu

"Itu anak gue, mau ke mana lo sama anak gue hah?!"
"Aku nggak hamil, dasar gila!"
Tragedi yang tak terduga terjadi, begitu cepat sampai mereka berdua tak bisa mengelak. Menikah tanpa ketertarikan itu bukan hal wajar, tapi kenapa pria itu masih memaksanya untuk tetap bertahan dengan alasan tak masuk akal? Yang benar saja si ketua osis yang dulu sangat berandal dan dingin itu!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyeuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Ning Arum Yuliana Rahayu adalah gadis berumur delapan belas tahun yang sekarang duduk di kelas dua belas, artinya sebentar lagi dia akan lulus. Catat ini, sebentar lagi. Sebab ujian-ujian sudah terlewati, ujian tulisan, ujian lisan, ujian praktik sampai ujian kenaikan kelas yang didahulukan oleh pihak sekolah telah dilaksanakan semua. Ning atau Arum sebagai nama panggilannya, prestasi yang dia dapat tidak main-main, anaknya ramah pada siapapun dan tidak pernah pilih-pilih teman. 

"Ning!"

"Hai, Mila!"

Mereka saling menyapa seolah kenal dekat, tapi sebenarnya Ning hanya tahu Mila sekelebat. Dia tahu karena anak itu pernah jadi anggota PMR sama seperti dirinya. Terlalu ramah pada semua orang memang tidak baik, tapi itu etika yang diajarkan oleh keluarganya terutama oleh Papa.

"Ning!"

"Arum, pagi!" 

"Hai, Ning!" 

"Pagi, Ning."

"Arum, selamat pagi!"

"Pagi semuanya!" seru Ning tersenyum pada mereka yang malah membuat para manusia itu nyaris pingsan di tempat karena kecantikannya. Aura centil yang memikat menjadi ciri khas tersendiri, meskipun begitu dia sangat polos. 

Sapaan sebanyak itu tidak membuat Ning lelah, justru dia makin semangat untuk masuk ke kelas. Saat di perjalanan menuju tujuan, Ning berpapasan dengan orang yang kemarin seenaknya masuk ke kamar dia. Mereka saling tatap sesaat, sebelum akhirnya tak peduli lagi. Ya, mau bagaimanapun kejadian malam itu adalah hal yang memalukan bagi keduanya. Namun, siapa sangka ternyata Jayden kembali lagi dan tiba-tiba merangkul pinggangnya. Dengan sekonyong-konyong dia berteriak.

"Perhatian semuanya!" 

Teriakkan Jay itu memang tak terlalu keras, tapi benar-benar bisa mengguncang seluruh sekolah. Jangan lupakan dia adalah Ketua OSIS walau masa jabatannya sudah habis saat ini, tapi dia tetap menjadi panutan anak-anak lain. Ning tak tahu apa yang harus dijadikan panutan dari anak laki-laki semacam Jay. Suka merokok, berbuat onar, sering keluar masuk ruang BK, dan parahnya lagi Jay itu berandal berkedok Ketua OSIS. Ning turut prihatin pada orang yang memilihnya menjadi Ketua, padahal kata Jay sendiri bukan dia yang mencalonkan diri melainkan para fansnya. Seperti itulah Jay di mata Ning, Ning kadang berpikir, "kenapa dengan anak itu?" maksudnya dia sangat percaya diri sekali. 

"Lepasin...!" Ning berbisik ke telinga Jay. Sialan, anak itu tak mau melepaskannya padahal tak ada alasan untuk mereka bertemu sekarang. 

Jay mengangkat tangannya, sebelah lagi dia pakai untuk menggenggam lengan Ning yang membuat gadis itu sedikit tidak nyaman. Saat berkumpul semua, Jay segera menyampaikan pengumuman yang mungkin saja "penting" kepada semua siswa terutama pengikutnya. Sebenarnya, dia sendiri tidak tahu apa yang sedang dia lakukan.

"Gue umumin ke kalian semua, mulai hari ini Ning Arum adalah pacar gue!" 

Syok melanda hati Ning, siapa sangka hal seperti itu pasti terjadi dalam sebuah drama televisi. Tapi, apa ini? Dia juga kena di dunia nyata?! Yang benar saja! Dengan bangganya Jay menunjukkan ekspresi tak terbantah, dan itu semua membuat para siswi serta perempuan yang naksir berat padanya patah hati. Begitu juga dengan siswa-siswa yang memendam perasaan suka pada Ning. Mereka sudah mengkonfirmasi--tidak, maksudnya Jay sudah berbicara begitu artinya itu benar. Bukan pura-pura atau hanya sandiwara. 

"Kamu gila ya??!" Ning masih tak percaya dengan apa yang didengar olehnya. 

Sayangnya, Jay tidak mau mendengar ocehan Ning, "Kalau ada yang berani ganggu dia, sini maju lo semua berhadapan gue!" anak itu menantang siapapun yang berani melukai Ning barang satu gores.

Alih-alih meredakan keriuhan yang ada, Jay malah membuat suasana semakin panas. Tiap detiknya mereka dibuat terguncang karena sikap anak lelaki itu yang mendadak seperti orang kurang waras. Apalagi Ning yang tidak tahu apa-apa tentang Jay, mereka juga jarang bertemu di sekolah, lebih tepatnya tak pernah saling menyapa atau barang kali tersenyum satu sama lain. Sekalipun tak pernah. 

"I-ini ngedadak banget anjir, lu sehat Jay?!" Joni, Rey, dan juga Azka baru saja sampai di tempat kejadian. 

Mereka heran sekaligus terkejut saat perhatian ketiganya tertuju pada kata "pacar" baru saja sampai di lantai satu sudah diberikan kejutan yang sungguh tak jelas dari salah satu sahabat mereka, selain paling disegani di sekolah Jay juga sudah seperti ketua geng bagi ketiga anak itu. 

"Gue kira lu teriak tadi mau ngumumin apaan bejirr, ternyata kalian udah lama pacaran? Si anyink, nggak ngomong lu?!" Suni menganga tak percaya dengan apa yang dilihatnya, anak lelaki berambut blonde itu memang sedikit julid mulutnya. 

Sementara itu Jay tak mengindahkan kalimat makian dari teman-temannya, dia rasa semuanya sudah cukup tahu posisi Ning dalam hidupnya. Setelah itu Jay menyeret Ning ke kelas, kebetulan kelas mereka bersebelahan. Meskipun begitu kedua manusia yang sopan santunnya berbeda jauh sembilan puluh derajat itu tak pernah sekalipun menyapa. Mungkin Ning pernah sekali saat mereka bertemu di ospek sekolah, saat itu dia kira Jay adalah Kakak kelasnya tapi ternyata seangkatan, bajunya tak bisa lagi dijelaskan. Pantas saja setiap hari sampai masa orientasi selesai dia selalu dapat hukuman, anehnya mendapat dukungan dari para Kakak kelasnya. Padahal yang punya orang dalam itu Suni bukan Jay. 

"Kamu ngapain, sih?! Apaan tadi itu!" kesal Ning, dia tak pernah bicara dalam bahasa daerah atau betawi seperti "lo" atau "gue" karena Ning orang Sunda asli. 

"Bibir lo lama-lama gue cium juga ya," sahut Jay seolah tak peduli dengan ocehannya tadi. Ning refleks menutup mulut, main cium aja kerjaan anak ini! 

"Yang bener dong kalau ngomong! Masa ngumumin hal begituan di depan umum, kita juga nggak saling kenal sama sekali!!" 

Ning masih sama, sejak dulu keberaniannya kepada orang lain jika ada salah tak berubah, dan Jay suka itu. Tapi, saat dia memutuskan mengumumkan hal keramat begitu bukan semata-mata dia menyukai gadis cerewet sepertinya. Hanya saja ada misi tersendiri untuk hal tersebut. Dia butuh Ning, dan Ning juga harusnya begitu saat mengetahui semuanya. 

"Ya udah, mulai hari ini lo pacar gue, kalau ada yang berani macem-macem sama lo mereka berurusan sama gue," katanya dengan santai. 

"Kamu maksa banget ya? Minimal mah nanya ke aku mau apa nggak jadi pacar kamu dasar!" 

Ning sebal dengan kelakuan lelaki itu yang selalu seenak jidat menentukan keinginan, lalu apa yang membuatnya seyakin itu dengan perubahan hubungan yang terkesan buru-buru dan serba dadakan. Kalau tahu bulat dadakan, sih enak saja.

"Iya emang, pokoknya gue nggak akan biarin lo nolak gue karena itu langsung gue omongin di depan umum."

"Harus banget emangnya? Tadi itu serem tau, si Salsa apalagi tatapannya kayak mau bunuh aku padahal dia nggak terlalu kayak gitu!" Ning bergidik ngeri saat bayangan Salsa yang memelototinya. Seumur hidup, dia tak pernah membayangkan kalau ada yang lebih menyeramkan daripada kuntilanak. 

"Lebih serem dia dari mbak kun juga hih!" kebanyakan nonton film horor makanya otak dia agak kegeser, "Ya sesuka lo deh, nggak akan nyesel kalau lo tau keuntungan dari kita pacaran," sahut Jay yang masih terus memperhatikan tingkah laku gadis itu. 

Hari itu banyak banget deh kejutan untuk membuat jantung Ning berdetak cepat. Karena setelah kejadian di lorong tadi alias pengumuman Jay yang tiba-tiba, mengundang teman-teman satu geng bahkan satu kelas mengajaknya menceritakan kenapa mereka bisa memutuskan untuk jadi pasangan di akhir tahun sebelum kelulusan? Jelas itu cukup mencurigakan karena Ning bukan anak yang sembarangan memilih pasangan. Tapi, dia terpaksa membual karena tergiur dengan tawaran Jay yang tidak tahu apa yang sebenarnya akan dia dapatkan di akhir nanti. Jangan lupa kalau Jay masih punya "hutang" traktiran makan gratis karena insiden "salah masuk kamar" padanya. Jadi ya, dimanfaatkan saja sampai puas hahaha. Awas saja kalau mereka jatuh cinta beneran, orang-orang di sekitarnya pasti akan menjadikan mereka bahan bulan-bulanan warga dan ditimpuk pakai karung kasih sayang. 

1
Towa_sama
Gak nyesel baca cerita ini, recommended banget!
Skyeuu: aww terima kasihh ^^
total 1 replies
SweetPoison
Saya terkesan dengan kedalaman emosi yang tersampaikan dalam kata-kata.
Skyeuu: terima kasihh ^^ 🫶🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!